Anda di halaman 1dari 7

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT BADUY DI

ERA MODERN
KARYA TULIS ILMIAH

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT KELULUSAN


KELAS XII PROGRAM IPS

Di Susun Oleh:
NAMA : YENI SEFTIANAH
KELAS : XII B
NISN : 0058041531

MA MIFTAHUL ULUM KRAGILAN


TAHUN PELAJARAN 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ini telah dibaca dan disetujui oleh:

YENI SEFTIANAH
NISN. 0058041531

PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT BADUY DI


ERA MODERN

Kragilan, 28 Oktober 2023

Mengetahui
Pembimbing 1 pembimbing 2

....................... .......................

Penguji utama ketua sidang

........................ ......................
Mengetahui
Kepala madrasah

Ahmad sipaudin S. Pd
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini
dapat kami selesaikan sesuai dengan yang diharapkan.
Makalah disusun berdasarkan hasil observasi yang diharapkan berguna untuk
mengembangkan kreatif, daya pikir dan untuk menambah pengetahuan tentang
adat suku baduy.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini maka itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
1. K.H Akif selaku ketua yayasan MA miftahul ulum.
2. Bapak ahmad sipaudin S. Pd selaku kepala MA miftahul ulum.
3. Bapak Said M. Pd sebagai guru pembimbing yang sudah membimbing
4. Ibu suhaeti S. Sos selaku wali kelas XII B.
5. Bapak dan ibu guru penyidang.
6. Kedua orang tuaku, kakak, adik yang telah memberikan doa, dorongan
dan semangat selama penyusun ini.
7. Teman seperjuangan yang telah menyusun.

Saat penyusunannya melibatkan berbagai pihak, baik dari dalam sekolah maupun
Luar sekolah. Oleh sebab itu, saya mengucapkan banyak terima kasih atas segala
kontribusinya dalam membantu penyusunan makalah ini.
Meski telah disusun secara maksimal, penulis sebagai manusia biasa menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.

Serang, Oktober 2023

Penulis
Yeni seftianah
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................... 2
1,3 Tujuan Penelitian........................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................... 5
2.1 Landasan Teori............................................................................................ 5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 6
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian..................................................................... 6
3.2 Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data.................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 8
4.1 Hasil Dan pembahasan............................................................................... 8
BAB V PENUTUP........................................................................................... 9
5.1 Kesimpulan................................................................................................. 9
5.2 Saran........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11
Dokumentasi..................................................................................................... 11
Lampiran........................................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Baduy adalah salah satu desa yang ada di Indonesia dan memiliki keunikan
dalam kehidupan. Baduy merupakan desa tradisional atau pra desa yang tipe
desa pada masyarakatnya adalah suku terasing yang keseluruhan kehidupan
masyarakatnya masih sangat bergantung kepada alam sekitarnya. Pada
masyarakat Baduy interaksi cenderung tertutup atau kurang berkomunikasi
dengan daerah lain. Dengan demikian, sistem perhubungan dan pengangkutan
tidak berkembang. Suku Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat sub-
etnis Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Mereka sendiri lebih suka
menyebut diri sebagai urang Kanekes atau "orang Kanekes" sesuai dengan
nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung
mereka seperti Urang Cibeo (Garna, 1993). Baduy dibagi menjadi dua yaitu
Baduy Luar dan Baduy Dalam. Baduy Luar merupakan orang yang telah
keluar dari adat dan wilayah Baduy Dalam. Baduy Dalam adalah bagian dari
keseluruhan Suku Baduy. Tidak seperti Baduy Luar, warga Baduy Dalam
masih memegang teguh pada adat istiadat nenek moyang. Mereka merupakan
salah satu suku yang menerapkan isolasi dari dunia luar. Namun, pada era ini
kemurnian masyarakat Baduy sudah mulai luntur karena beberapa faktor,
salah satu faktor yang paling memberikan dampak adalah faktor interaksi
yaitu karena interaksi dengan masyarakat luar Baduy. Interaksi masyarakat
Baduy dengan masyarakat luar memberikan suatu dampak perubahan sosial
bagi masyarakat Baduy sendiri..

1.2 Perumusan Masalah


Adapun yang menjadi permasalah:
1. Apa perubahan sosial masyarakat baduy di era modern
2. Apa faktor perubahan sosial di baduy
1.3 Tujuan Penelitian
1. mendeskripsikan perubahan sosial masyarakat baduy di era modern
2. mendeskripsikan faktor perubahan sosial di baduy
1.4 Manfaat Penelitian
1. Mengetahui perubahan sosial masyarakat baduy di era modern
2. Untuk menambahkan wawasan dan pengetahuan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Konflik-konflik yang terjadi pada masyarakat Baduy, secara periodikal,
mengalami berbagai berkembangan. Diawali dengan pandangan Geise,
Danasasmita, dan konfllik karena perkembangan tekhnologi juga dibarengi oleh
pandangan tokoh adat. Sebagai sekelompok masyarakat yang bekumpul dan
semakin berkembang dan bertambah dari waktu ke waktu, konflik tidak dapat
terhindarkan. Sebagaimana Geise (1941) berkaitan dengan hubungan antara lelaki
dan perempuan, termasuk remaja pria perempuan dan pria, cukup jelas dan tidak
mungkin disembunyikan kenyataan bahwa dalam masyarakat kecil terisolasi dan
dicirikan endogami kasta akan muncul ketegangan sosial. Bahkan beberapa kasus
menunjukkan dampak pengusiran atau pembuangan terkait dengan pelanggaran
aturan hubungan antara perempuan dan laki-laki, seperti larangan pernikahan
incest. Contoh lain, misalnya adalah telah terjadi konflik percintaan yang
menyebabkan kehamilan diluar nikah. Apabila ini adalah perempuan dari desa
dalam, ia akan diusir ke dangka. Bila menyangkut perempuan dari desa luar, ia
akan di serahkan pada Jaro Gupernemeni atau jaro pemerintah. Ia akan diusir oleh
tetua desa (Geise, 2022). Sedangkan berdasarkan argumentasi Danasasmita,
menunjukkan bahwa konflik yang terjadi pada masyarakat Baduy meliputi konflik
internal dan eksternal. Konflik internal adalah konflik psikologis berupa tantangan
mempertahankan aturan adat dan pikukuh, konflik antar masyarakat Baduy, dan
konflik penguasaan lahan. Sedangkan konflik eksternal meliputi konflik antara
masyaraka Baduy dengan modernisasi, konflik batas lahan, masalah hutan,
masalah urban.
Menurut Sukanto, 2007: 55 , interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan
sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan,
antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang-perorangan dengan
kelompok manusia. Akibat adanya interaksi yang cukup intensif ini dikhwatirkan
akan menyebabkan perubahan sosial yang dapat mengusik perubahan adat istiadat
masyarakat Baduy dan jika hal ini benar-benar terjadi, maka tidak akan ada lagi
sistem budaya Baduy ke depannya. Perubahan sosial merupakan proses sosial
yang terjadi dalam masyarakat, yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan
pemikiran manusianya, manakala diperhatikan peta perubahan sosial dilihat dari
latar tuntutannya mernurut Didin S. Damanhuri (dalam Daniel, 1998: 68-69). Dari
definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa perubahan itu normal dan berlanjut.
Perubahan sosial akan dipandang sebagai konsep yang serba mencakup yang
menunjuk kepada perubahan.
Sebagimana pandangan masyarakat Baduy luar, mengemukakan bahwa :
Konflik yang terjadi pada masyarakat Baduy, terbilang konflik ringan, misalnya
kesalahpahaman antar warga masyarakat. misalnya konflik batas lahan, tetapi hal
itu dapat diselesaikan secara damai dan tidak berkembang.
Seorang perempuan Baduy luar juga mengungkapkan bahwa: Menurut saya
diantara kami, sesama pedagang, persaingan dan kompetisi dapat menimbulkan
konflik sumberdaya diantara masyarakat Baduy luar, karena sebagian besar
masyarakat di sepanjang jalan masuk ke jembatan bambu, hampir semua
berdagang.
Konflik juga terjadi pada perlawanan masyarakat Baduy terhadap modernisasi,
seperti internet, dikarenakan internet dan dampaknya dapat mempengaruhi
berbagai perubahan, terutama efek negatif. Selain itu segala bentuk modernisasi,
adalah hal yang dilarang oleh adat masyarakat Baduy, terutama Baduy dalam.
Seperti pada umumnya masyarakat yang masih sangat erat ikatan keluarganya,
dalam kehidupan seari-hari mereka saling melakukan interaksi. Baik dengan
tetangga yang rumahnya berdekatan maupun dengan warga diluar kampung
mereka sendiri. Didalam proses interaksi selalu menghasilkan suatu yang
mungkin dapat merubah kebiasaan atau pola pikir yang sudah mereka pegang
sebelumnya. Masyarakat Baduy Sendiri sebagian besar sudah terbiasa berinteraksi
dengan masyarakat luar Baduy dengan meningkatnya kunjungan wisatawan
ataupun dari masyarkat Baduy sendiri yang berpergian ke kota. Hal ini diperkuat
dari hasil wawancara dari salah satu informan dari Baduy Dalam tentang berapa
kali bertemu dengan pengunjung disini. Dia mengatakan “hente nentu, tapi sa
minggu minimal 2 kali…..osok, palingan dagang lamun hente papangih jeng
babaturan diditu.
Masyarakat Baduy adalah salah satu etnik yang dapat dikatakan sebagai
komunitas yang mengisolir diri, atau dalam istilah sekarang Komunitas Adat
Terpencil sebagai pengganti istilah Masyarakat Terasing. Jumlah penduduk Baduy
di wilayah Desa Kanekes sampai dengan bulan Juni 2009 adalah 11.172 jiwa
terdiri dari 2.948 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di 58 kampung.
Kepercayaan orang Baduy disebut agama Sunda Wiwitan, yaitu percaya serta
yakin adanya satu kuasa, yakni Batara Tunggal, yang tidak bisa dilihat dengan
mata tetapi bisa diraba dengan hati, maha segala tahu yang bergerak dan berusik
di dunia ini.

Anda mungkin juga menyukai