Anda di halaman 1dari 3

Karena terbatasnya waktu untuk melalukan penelitian, maka kami menggunakan data,

lalu meyimpulkan dari beberapa penelitian. Tujuannya adalah mengetahui sejauh mana tingkat
pengaruh Baitul Maal Wattamwil dalam pemberdayaan masyarakat. Studi kasus oleh Eko Adi
Nugroho bagaimana persepsi masyarakat terhadap kinerja BMT MMU Sidogiri dalam
pemberdayaan ekonomi lokal di Sidogiri Pasuruan. Metode positivisme rasionalistik merupakan
pendekatan yang mendasarkan pada cara berpikir positivistik yang spesifik tentang sesuatu yang
empiris dan terukur dengan data yang teramati dan akurat. Dengan menggabungkan paparan
konsep dengan teori yang relevan sebagai acuan penelitian, metode positivistik merupakan
pilihan yang applicable. Dalam pengumpulan data sebagai bahan penulisan, teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi.

BMT MMU Sidogiri Pasuruan menekankan pada dua fungsi utama BMT yaitu fungsi
sosial dan fungsi bisnis. Tujuan awal berdirinya BMT MMU Sidogiri yaitu sebagai lembaga
swasta yang mengelola keuangan sesuai dengan prinsip syariah untuk disalurkan pada
masyarakat kecil menengah di daerah Sidogiri Pasuruan agar tercipta masyarakat yang
produktif.1 Eko Adi Nugraha ini menyimpulkan bahwa fungsi pertama BMT ini melakukan
penyaluran dana pinjaman BMT kepada masyarakat yang banyak dan beberapa masyarakat
mendapatkan manfaatnya sehingga pertumbuhan ekonomi lokal di Sidogiri secara agregat juga
turut meningkat. Sedangkan fungsi sosialnya dilakukan dengan penyaluran dana ZIS kepada
masyarakat yang membutuhkan di momen seperti ramadhan dan lebaran serta turut aktif
mengajak masyarakat dalam setiap kegiatan di BMT. Fungsi kedua masyarakat cukup merasakan
dampak atau peran nyata dari keberadaan BMT MMU Sidogiri dalam menstimulus
perekonomian lokal dengan konsep pemberdayaan melalui BMT yang ditunjukkan dengan
adanya program lending (pinjaman dana).

Lalu kasus kedua adala karya ilmiah dari Siti Mulfiah Alwan dengan judul skripsi
kontribusi BMT dalam pemberdayaan ekonomi Perempuan yang menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dalam skripsinya ia meneliti dua BMT yakni
BMT Al-Fath IKMI dan BMT Al-Ittihad yang keduanya sama-sama memberikan pembiayaan
dalam bentuk konsumtif dan permodalan. Dalam penelitiannya disimpulkan bahwa

1
Eko Adi Nugroho, Persepsi Masyarakat terhadap Baitul Maal Wat Tamwil (Bmt) dalam Pemberdayaan Ekonomi
Lokal (Studi pada Bmt Mmu Sidogiri Pasuruan). artikel ini di akses tanggal 14 desember 2015
1. Di Tangerang tempat BMT Al-Fath IKMI dan BMT Al-Ittihad walaupun tidak fokus
pada pemberdayaan wanita, namun mitranya banyak dari wanita. Para responden
memaparkan bahwa pembiayaan tersebut membantu mereka dalam menopang
ekonomi keluarga. Sehingga dengan demikian BMT telah menyumbang kontribusi
bagi perekonomian kaum perempuan.
2. Dalam penggunaan dana pembiayaan mitra perempuan, 84% responden menyatakan
menggunakannya untuk tambahan modal usaha , 12% untuk pendidikan dan 4%
untuk renovasi rumah. Hal ini membuktikan bahwa tingkat keinginan perempuan
untuk mandiri tergolong tinggi, karena tidak hanya bergantung pada pemberian suami
3. Banyak perempuan terberdayakan oleh pembiayaan yang diberikan oleh BMT dari
sisi ekonomi, yang diiringi dengan tingginya tingkat kesadaran perempuan untuk
mandiri, setelah itu perempuan lebih cermat dalam mengelola keuangan keluarganya
dan lebih ikut berpartisipasi dalam pembuatan keputusan.
4. Upaya-upaya BMT dalam rangka pemberdayaan perempuan yaitu dengan melakukan
kunjungan langsung untuk dilakukannya pemantaua usaha mitra peremuan secara
berkala , selain itu juga dengan mengadakan pengajian sebagai ajang silaturahmi
antar BMT dengan para mitra.2

Kasus ketiga adalah peran BMT Barokah dalam pemberdayaan usaha kecil di pasar
Gesikan , Ngluwar, Magelang oleh Era Ikhtiani Rois. Mahasiswi UIN Sunan Kalijaga,
jurusan pengembangan masyarakat islam, konsentrasi kesejahteraan sosial, fakultas
dakwah.

2
Siti Mulfiah Alwan, Pemberdayaan BMT terhadap Pemberdayaan Ekonomi Perempuan. Skripsi ini diakses pada
tanggal 14 Desember 2015
Kesimpulan:

1. BMT MMU Sidogiri, sebagai lembaga yang mengelola keuangan sesuai syariah untuk
disalurkan pada masyarakat kecil menengah dengan penyaluran dana pinjaman dan
penyalurandana ZIS pada masyarakat yang membutuhkan.
2. BMT Al-Fath IKMI dan BMT Al-Ittihad memberikan pembiayaan dalam bentuk
konsumtif dan permodalan, mitra banyak dari wanita yang ingin mandiri setelah
dilakukan pemantauan usaha mitra perempuan secara berkala maka, total pembiayaan
84% untuk tambahan modal usaha, 12% untuk pendidikan dan 4% untuk renovasi rumah.
3. BMT Barokah, menjalankan sistem ekonomi berdasarkan prinsip syariah, dengan
pengoptimlisasi dana ZIS dengan memberikan bantuan permodalan melalui pembiayaan-
pembiayaan seperti murabahah, mudharabah.
4. Dengan tiga BMT diatas, semuanya berorientasi bisnis mencari laba bersama,
mengefektifkan penggunaan dana ZIS, milik bersama masyarakat menengah ke bawah,
dan melakukan kegiatan keagamaan. Maka, tiga BMT diatas merupakan BMT yang di
perbolehkan oleh agama islam karena sesuai dengan syariat islam.

Saran:

1. Kepada teman-teman mahasiswa, dengan mempertimbangkan hasil penelitian agar


diadakan pembahasan dan penelitian lanjutan untuk mendalami tiga BMT diatas (BMT
MMU Sidogiri, BMT BMT Barokah, BMT Al-Fath IKMI, dan BMT Al-Ittihad), baik
mengenai permodalan, produk-produknya, maupun tentang usaha yang dilakukan untuk
kesejahteraan masyarakat.
2. Kepada BMT MMU Sidogiri, BMT BMT Barokah, BMT Al-Fath IKMI, dan BMT Al-
Ittihad diharapkan agar lebih profesional dan mempunyai tanggung jawab penuh atas
pekerjaan tersebut, memberikan program-program yang lebih memakmurkan masyrakat
menengah kebawah dan melayani dengan lebih ramah agar masyarakat merasakan
kenyamanan lebih dalam bertransaksi.

Anda mungkin juga menyukai