Nim : 41035003171038
Semester : Lima ( V )
Mata Kuliah : Mekanisasi Pertanian
LAPORAN PRAKTIKUM
UPJA Sugih Mandiri
1. Tentang Upja Sugih Mandi
UPJA Sugih Mandiri yang beralamat di kampung Ciseureuh Girang Rt. 01 Rw.
09 Desa Margaasih Kecamatan Cicalengka, mengikuti lomba penilaian Upja Tingkat
Nasional. Rombongan tim penilai disambut langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Ir.
Tisna Umaran, Kepala bidang Holtikultura Jabar, Camat Cicalengka, Danramil dan
Kapolsek Cicalengka, dan kelompok petani.
Kepala Dinas Pertanian Ir. Tisna Umaran mengatakan asset UPJA Sugih Mandiri
sudah mencapai 2 milliar. Asset tersebut berupa puluhan alat dan mesin pertanian.
“Asset Upja Sugih Mandiri sudah mencapai 2 Milliar berupa Alas Mesin Pertanian,”
ungkapnya dalam menyambut tim penilai lomba.
Kabupaten Bandung memiliki luas areal wilayah tanaman padi seluas 35.540
hektar. Ia meyampaikan terima kasih atas dukungan dari pemerintah pusat sangat terasa
dengan penyediaan alsintan.
Sementara itu, Ketua tim penilai Dr. Siti Holipah kepala pusat penyuluhan
pertanian pusat, mengatakan kalau penilaian UPJA sudah dua tahun fakum, baru tahun
ini diadakan kembali penilaian. Untuk jumlah alsintan sendiri, sudah tersebar se indonesia
sebanyak 190.000 alsintan. “Pemerintah pusat sudah mengeluarkan bantuan alat mesin
pertanian sebanyak 190.000, secara nasional,” ungkapnya.
Untuk penilaian, UPJA Sugih Mukti akan bertarung dengan 14 nominator lainnya.
Program ini merupakan program dari direktorat prasarana dan alat pertanian kementerian
pertanian republik Indonesia. Ia berharap, UPJA tidak fokus pada mesinnya saja
melainkan harus berpikir bisnis. “Jangan fokus hanya mesin nya saja tetapi juga harus
mengurus bisnisnya juga,” ungkap Siti.
Menurutnya, Alat mesin ini adalah salah satu cara untuk menarik generasi muda
dilibatkan dalam pertanian. Kedepan Upja di proyeksikan sebagai pabrik yang
mengerjakan proses produksi tani padi. Diharapkan Upja menjadi sebuah usaha mandiri
di level petani tetapi berpola industri. “Upja jangan bertujuan untuk dinilai saja tetapi
harus bertujuan industri,” katanya.
Ajang Amin Manager UPJA Sugih Mandiri mengatakan, sudah sebanyak 20 jenis
alsistan yang dimilikinya, sejak 2010 dibentuk, dan berbadan hukum dintahun 2015.
“Penghasilan UPJA dari sewan alat sesuai dengan harga per jenis alsistan,” ungkap
Ajang. Untuk petani yang menjadi langganan penyewaan alatnya, berasal dari para petani
di kabupaten bandung, hingga luar Kabupaten badung. “Kita sewakan alat kepada petani
di kabupaten bandung, sumedang, dan garut. Menurutnya, pada awalnya Upja sugih
mandiri hanya punya satu traktor. Dalam jangka waktu satu tahun menjadi dua traktor.
Tahun 2018 dengan penambahan bantuan dari pemerintah menjadi delapan traktor, 3
kultipator dan alsistan lainnya sebanyak 20 jenis.
“Masih ada kendala dalam efektifitas alat berada di Upjanya, namun kemungkinan besar
masih bisa megembangkan kerjasama dengan para petani di luar kabupaten bandung
kedepan,” tuturnya.
Kepala Desa Margaasih Dudi Suryadi, mengutarakan dukungan kepada Upja di
wilayahnya. Mudah-mudahan dengan penilaian tersebut dapat memotivasi dan ada
pencerahan agar Upja Sugih Mandiri dapat lebih berkembang.
“Kita sangat mengapresiasi dan akannteus mendorong supaya Upja Sugih Mandiri di desa
kami dapat terus berkembang dan maju,” tukasnya. (spi/andi/dima
2. Alat / mesin yang ada di UPJA sugih Mandiri
No Nama Mesin Fungsi Kapasitas Kerja Foto
1 Konseler
2 Traktor Capung membajak tanah di sawah. *Lahan Sawah
(jam/Ha) : ± 11.86
* Lahan Kering
(jam/Ha) : ± 12.07