Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PENELITIAN

“PertaOne”
PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK PET
(POLYETHYLENE TEREPHTHALATE) MENJADI
FRAKSI BENSIN

Dosen Pembimbing :
Fairus Atika Redanto Putri, ST., MT

Dibuat Oleh :
Naja Nikmah Syafitri (08.2018.1.01832)

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas
kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “PertaOne” Pemanfaatan
Limbah Plastik PET (PolyEthylene Terephthalate) menjadi Fraksi Bensin.
Karya ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan karya ilmiah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada Bu Fairus Atika
Redanto Putri, ST., MT. selaku pembimbing, orang tua, teman-teman, dan semua
pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini yang tidak bisa
disebutkan satu persatu.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga karya ilmiah mengenai pemanfaatan
sampah menjadi konservasi energi terbarukan untuk masyarakat ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Surabaya, 8 Juli 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan dan Manfaat ............................................................................ 2
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 3
2.1 Limbah Plastik..................................................................................... 3
2.1.1 Jenis Jenis Plastik ...................................................................... 3
2.1.2 Pemanfaatan Limbah Plastik ..................................................... 4
2.2 Katalis ZSM-5 ..................................................................................... 6
2.2.1 Karakteristik ZSM-5 ................................................................. 9
2.3 Pentingnya Energi Alternatif ............................................................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 13
3.2 Saran .................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis Sampah yang Dapat Didaur Ulang .............................................. 5


Tabel 2.2 Hasil Keasaman Padatan dan Aktivitas Pemecahan Katalis ................ 10

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Difraktogram Sinar X dari ZSM-5 .................................................. 9


Gambar 2.2 Skema Geometri Gugus Silanol Terminal ....................................... 9
Gambar 2.3 Skema Desorpsi Piridin ................................................................... 9
Gambar 2.4 Skema Konversi Plastik PET Menjadi Bensin .............................. 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki sumber daya alam
melimpah ruah, dan sumber daya alamnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber
energi bagi keberlangsungan hidup. Namun seiring berjalannya waktu ketersediaan
alam tersebut kini semakin menipis. Kelangkaan yang terjadi dikarenakan adanya
ketidakpedulian dan pemborosan yang memupuk rasa ketidaksadaran akan
terbatasnya sumber daya alam termasuk energi. Padahal, energi memiliki peran
penting dalam kehidupan manusia yang memiliki kemampuan untuk mendukung
berbagai proses kegiatan. Untuk itu manusia tidak bisa bergantung kepada sumber
daya alam yang semakin menipis keberadaannya. Masalah tersebut ditambah
dengan masalah sampah plastik yang tidak terselesaikan dan membuat wisatawan
enggan mengunjungi Indonesia. Menurut Data Statistik Persampahan Domestik
Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup 2008, menyebutkan jenis sampah
plastik sebesar 5,4 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, 30 persen dari sampah
tersebut adalah plastik jenis PET (PolyEthylene Terephthalate) yang hanya dapat
dipergunakan satu kali serta sukar untuk terurai. Sampah plastik diperkirakan
membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai)
dengan sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan
udara.
Katalis ZSM-5 mampu digunakan untuk proses cracking senyawa hidrokarbon
C1-C10 dari aseton. ZSM-5 termodifikasi dapat digunakan untuk proses cracking
hidrokarbon menjadi etilena dan propilena. Katalis zeolit H-ZSM-5 dapat
digunakan untuk cracking butane menjadi olefin ringan.
H-ZSM-5 dapat digunakan untuk proses cracking n-pentana menjadi olefin
ringan. Katalis ZSM-5 dapat digunakan untuk proses cracking untuk menghasilkan
propilena dan meningkatkan produksi bensin.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka, rumusan masalah yang timbul adalah
sebagai berikut:
1. Apakah PertaOne dapat mengubah plastik PET menjadi bensin?
2. Apakah PertaOne dapat mengatasi permasalahan sampah serta menjadi inovasi
Bensin?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Mengubah plastik PET menjadi bensin .
2. Dapat mengatasi permasalahan sampah yang begitu kompleks menjadi bensin.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Memberikan alternatif penanganan masalah lingkungan yang disebabkan oleh
limbah plastik.
2. Mengenalkan sumber energi terbarukan dengan memanfaatkan limbah plastik
menjadi fraksi bensin.
3. Hasil dari penelitian ini dapat mengetahui cara pembuatan “PertaOne”.
4. Menyadarkan masyarakat untuk menjaga lingkungan sekitar dan memanfaatkan
limbah yang tidak digunakan.

2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Limbah Plastik


Plastik merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan untuk pembuatan
peralatan rumah tangga, otomotif, dan sebagainya. Penggunaan bahan-bahan
plastik semakin lama semakin meluas karena sifatnya kuat dan tidak mudah rusak
oleh pelapukan. Produk-produk plastik setelah tidak dipakai lagi akan dibuang oleh
konsumen sebagai sampah.
Limbah plastik tanpa penggunaan dan hanya berakhir di pembuangan akhir
dengan sedikit yang memanfaatkan. Sampah terutama plastik menjadi
perbincangan setiap negara dari pemanfaatan hingga cara penguraian plastik.
Banyak negara yang melarang terutama penggunaan kantong plastik dengan
menggantinya dengan kantong berbahan kertas.1
2.1.1 Jenis-Jenis Plastik
1. Polietilen Tereftalat (PET)
Sifat : Jernih, kuat, tahan pelarut, kedap gas dan air, melunak pada suhu 80℃.
Digunakan : Botol minuman, minyak sayur, selai margarin kacang, kecap dan
sambal, tray biskuit.
2. High Density Polyethylene (HDPE)
Sifat : Keras hingga semi fleksibel, tahan terhadap bahan kimia dan
kelembaban, permeabel terhadap gas, permukaan berlilin (waxy), buram
(opaque), mudah diwarnai, diproses dan dibentuk, melunak pada suhu 75℃.
Digunakan : Botol susu cair dan juice, tutup plastik, kantong belanja dan
wadah es krim.
3. Polivinil klorida (PVC)
Sifat : Kuat, keras, Bisa jernih, bentuk dapat diubah dengan pelarut, melunak
pada suhu 80℃.

1
Abbot J, “The Mechanism of Catalytic Cracking of n-alkenes on ZSM-5 Zeolite”,
Journal of Chemical Engineering Vol. 63, 1985, hlm. 462-469.

3
Digunakan : Pipa PVC.
4. Low Density Polyethylene (LDPE)
Sifat : Mudah diproses, kuat, fleksibel, kedap air, permukaan berlilin, tidak
jernih tapi tembus cahaya, melunak pada suhu 70℃.
Digunakan : Pot yoghurt, kantong belanja (kresek), kantong roti dan makanan
segar, botol yang dapat ditekan.
5. Polipropilen (PP)
Sifat : Keras tapi fleksibel, kuat, permukaan berlilin, tidak jernih tapi tembus
cahaya, tahan terhadap bahan kimia, panas dan minyak, melunak pada suhu
140℃.
Digunakan : Pembungkus Biscuit, kantong chips kentang, krat serealia, pita
perekat kemasan dan sedotan.
Menurut Data Statistik Persampahan Domestik Indonesia, Kementerian
Lingkungan Hidup 2008, menyebutkan jenis sampah plastik sebesar 5,4 juta ton
per tahun. Dari jumlah tersebut, 30% dari sampah tersebut adalah plastik jenis
PET (PolyEthylene Terephthalate). Jadi plastik yang kami manfaatkan adalah
plastic jenis PET yang bersifat kedap air serta gas, dan dapat meleleh pada suhu
80℃ serta mudah dijumpai dalam lingkungan.2

2.1.2 Pemanfaatan Limbah Plastik


Daur ulang merupakan upaya memanfaatkan kembali barang-barang yang
dianggap sudah tidak memiliki nilai ekonomis, melalui proses fisik maupun
kimiawi atau keduanya hingga didapat suatu produk yang dapat dipergunakan
dan diperjual belikan lagi. Produk baru tersebut pada umumnya memiliki
kualitas yang lebih rendah karena sudah kehilangan sebagian karakteristik
bahannya. Dari sekian banyak sampah, ada beberapa jenis yang umumnya di
daur ulang.
Dari berbagai macam sampah rumah tangga, sampah plastik merupakan
sampah yang paling susah didaur ulang di alam. Oleh karena itu pemanfaatan
limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal

2
Adnan, Statistik Persampahan Indonesia Tahun 2008, (Jakarta: Kementrian
Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KNLH), 2008), hlm. 5.

4
mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi
ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan
dengan pemakaian kembali reuse maupun daur ulang recycle. Di Indonesia,
pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah dengan
pemakaian kembali dengan keperluan yang berbeda, misalnya tempat cat yang
terbuat dari plastik digunakan untuk pot atau ember. 3
Tabel 2.1 Jenis Sampah yang Dapat Didaur Ulang

No. Jenis Plastik Sumber Plastik Produk Daur Ulang

1. Acrylic Pulpen, sen kendaraan Toples, tatakan/tutp gelas


2. AS sen Tempat kosmeti, sikat gigi Nampan, Korek gas,
toples
3. Chip tali Springbed Rambut boneka
4. Duragon Roda kaset, tempat pita Roda kaset
kaset
5. HD ember Ember, krat minuman, Centong, tempat sabun,
gayung, ember cat piring
6. HD blowing Botol shampo, botol oli, Celengan, botol plastik
drum plastik
7. HD hitam Ember hitam Ember, roda mobil
mainan
8. HD tikar Tikar plastik Ember, piring, rolan kabel
9. HD butek Saringan, ember Corong,tempat sayuran,
tempat sambal
10. PVC selang Selang Sandal, sepatu boot
11. PVC botol Botol baygon, soklin Celengan, botol
12. PVC blue Blue band Botol, celengan, toples
band
13. PP kardus Kardus lembaran PP Ember, gayung, piring

3
Aimyaya, “Proses Daur Ulang Limbah Plastik” (http://aimyaya.com/
id/lingkungan-hidup/proses-daur-ulang-limbah-plastik/, Diakses pada 27 Juni
2019, 2019).

5
14. PP ember cat Ember cat Thermos, gayung
15. PP tali Strapping band Cangkir, gelas, tali rafia,
gayung

Sebagai bahan yang karena sifat karakteristiknya mudah dibentuk, tahan lama
durable, dan dapat mengikuti trend permintaan pasar, plastik telah mampu
menggeser kedudukan bahan-bahan tradisionil dimana permintaan dari tahun ke
tahunnya selalu menunjukan peningkatan. Kebutuhan plastik di Indonesia per
kapitanya yang mencapai sekitar 7 kg per kapita relatif masih rendah
dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya yakni sekitar 20 kg/kapita, namun
dengan jumlah penduduk yang sangat besar maka total kebutuhan plastik
Indonesia mencapai 24% dari total ASEAN dan berada pada peringkat kedua
setelah Thailand (33%). Secara keseluruhan hingga tahun 2002 diperkirakan
total kebutuhan polimer di Indonesia akan mencapai 1,9 juta ton.
Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh
industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik
dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu
sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak
terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah
tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana,
yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi
dan sebagainya 4
2.2 Katalis ZSM-5
Katalis merupakan zat yang dapat mengecilkan energi aktivasi, sehingga akan
cepat terbentuk produk. Ada berbagai macam jenis katalis, namun kita memilih
untuk menggunakan katalis ZSM-5.Dimana katalis ini memiliki pori pori nano atau
memiliki pori pori paling besar diantara katalis yang lainnya. Sehingga dengan pori
pori yang besar ini dapat memecah molekul plastik yang relative besar juga.5

4
Ibid.
5
Aguado J, “Analysis of Products Generated from the Thermal and Catalytic
Degradation of Pure and Waste Polyolefins using Py-GC/MS”, Jurnal Polymer
Environ Vol. 15, 2007, hlm. 107-118.

6
Natrium aluminat (NaAlO2) ditimbang sebanyak ± 2,0 gram kemudian
dilarutkan dalam larutan TEOS sebanyak 45,0 mL dan diaduk selama 30 menit.
Larutan yang terbentuk ditambahkan larutan TPAOH yang terdiri dari 20,1 mL
TPAOH dan 40 mL aquades. Campuran diaduk selama 15 jam. Selanjutnya
campuran yang terbentuk didiamkan dengan suhu 80°C selama 12 jam. Setelah
didiamkan, ditambahkan CTABr sebanyak 19,1 gram dan diaduk sampai tercampur
sempurna dengan waktu kurang lebih 30 menit. Selanjutnya campuran didiamkan
selama 3 jam dan disentrifuge. Padatan hasil sentrifuge kemudian dicuci dengan
aquades sampai pH-nya netral. Kristal dikeringkan pada 60oC selama 24 jam.6
ZSM -5 merupakan salah satu jenis zeolit yang pertama kali dibuat oleh divisi
katalis Mobil Oil Corporation pada tahun 1972. Hasil yang didapatkan berupa
padatan dengan diameter pori kisaran 5 angstrom dan perbandingan Si/Al sebagai
parameter kristal zeolit selalu di atas 5 sehingga disebut secara lengkap sebagai
ZSM-5. ZSM-5 merupakan keluarga dari zeolit dengan jenis struktur MFI yang
mempunyai sifat fisik dan kimia sangat dipengaruhi oleh berbagai keadaan antara
lain faktor kisi dan faktor pori. ZSM-5 secara luas digunakan dalam industri
petroleum sebagai katalis pemecah fluida karena keberadaan sisi asam pada
permukaannya. ZSM-5 dapat digunakan dalam bentuk H-nya atau dalam bentuk
yang telah ditukar dengan ion logam lain seperti nikel atau seng. pada zeolit
nanokristal karena kemampuannya mengembangkan aktifitas katalis sehingga
meningkatkan luas permukaan dan menurunkan jarak difusi molekul. Beberapa
kelompok telah dibandingkan aktifitas katalitiknya yaitu ZSM-5 nanokristal dengan
ukuran partikel 20-50 nm dan ZSM-5 mikrokristal, pada reaksi penataan ulang
epoksida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zeolit nanokristal menghasilkan
konversi yang lebih besar dibanding zeolit mikrokristal.7
Material mikropori mesopori dibentuk dari lembaran ultra tipis dari ZSM-5
yang memperlihatkan pengembangan aktifitas katalitik untuk konversi metanol
menjadi bensin. Material komposit ini juga lebih tahan terhadap deaktivasi yang
terjadi karena deposisi arang. Penggunaan ZSM-5 nanokristal menghasilkan

6
Purnamasari I, Skripsi: “Sintesis & Karakterisasi ZSM-5 Mesopori serta Uji
Aktivitas Katalitik pada Reaksi Esterifikasi Asam Lemak Stearin KelapaSawit”
(Surabaya: ITS, 2010), hlm. 27-28
7
Ibid.

7
konversi yang lebih tinggi dibanding ZSM-5 mikrokristal pada reaksi metanol
menjadi propilen. Akibat diameter pori zeolit ZSM-5 relatif kecil,difusi dari produk
dan reaktan dengan ukuran kristal yang lebih besar menjadi lambat. Perbedaan
pendekatan telah membawa pada perkembangan tampilan dari zeolit ZSM-5. Salah
satu pendekatannya yaitu dengan percobaan kristal zeolit yang lebih besar yang
diperlakukan dalam asam atau basa untuk membentuk mesopori dengan pelepasan
kerangka atom-atom. Bahan mesopori telah menarik banyak perhatian, terutama
sebagai katalis, karena peningkatan transfer massa reaktan dan produk ke sisi aktif
terutama pada ZSM-5.8
Akhir-akhir ini diketahui bahwa ZSM-5 merupakan katalis asam terbaik untuk
reaksi esterifikasi asam asetat dengan benzil alkohol karena menghasilkan
selektivitas yang tinggi dan tidak menghasilkan produk samping lain yang tidak
diinginkan. Pori ZSM-5 merupakan jaringan mikropori yang seragam sehingga
dapat menampung molekul secara selektif dan memainkan peran penting dalam
aplikasi katalis. Pori yang kecil dari bahan mikropori terlalu kecil bagi molekul
besar, sehingga sulit untuk menghasilkan alkil ester sebagai bahan baku biodesel.
Peneliti melakukan modifikasi pori zeolit dengan ukuran meso. Mesopori
digunakan untuk memecahkan keterbatasan difusi molekul dan pengubahan
molekul yang besar.
Pada reaksi esterifikasi minyak jelantah menggunakan katalis ZSM-5 mesopori
dengan variasi rasio Si/Al dan variasi waktu aging didapatkan konversi ALB sekitar
93 % untuk ZSM-5 dengan rasio Si/Al = 20 dan waktu aging 24 jam. ZSM-5 dengan
rasio Si/Al = 20 ini menghasilkan konversi paling tinggi karena memiliki jumlah
asam Brønsted paling banyak. Sedangkan pada penelitian Handayani (2010) yang
mereaksikan ALB dengan katalis ZSM-5 mesopori yang disintesis dengan metode
sintesis prekursor zeolit nanokluster,menghasilkan konversi ALB.9

8
Marcilla, “Study of The Polymer–catalyst Contact Effectivity and The Heating
Rate Influence on The HDPE Pyrolysis” Jurnal Analisa Appl Pyrolysis Vol.
79, hlm 424-432.
9
Ibid.

8
2.2.1 Karakteristik ZSM-5
a) Defraksi Sinar-X

Intensitas

Gambar 2.1 Difraktogram Sinar X dari ZSM-5

b) FT-IR

Gambar 2.2 Skema Geometri gugus silanol terminal

Gambar 2. 3.Skema desorpsi piridin

Berdasarkan data tersebut di atas, analisis profil TPD-piridin, spektrum FT-


IR, intensitas, tipe, menunjukkan distribusi sisi asam pada pada ZSM-5. Jenis
asam dan struktur hidroksil terkait dengan sisi asam Br∅nsted dapat

9
teridentifikasi. Pada 398-423°K, merupakan sisi asam Br∅nsted dan Lowry
terkait dengan gugus Si-OH. Pada interval suhu 423-473°K merupakan sisi asam
Br∅nsted dan Lowry terkait dengan AlOHefs dan AlOHSis. Sementara, pada
interval suhu 473-573°K merupakan sisi asam Lowry serta pada 573-732°K
merupakan sisi asam Br∅nsted. 10
Katalis ZSM-5, terutama ZSM-5 (Tosoh) merupakan katalis dengan
kecepatan cracking paling tinggi dibanding katalis-katalis MesoZSM-5, Al-
MCM-41 maupun katalis Silica-Alumina.
Tabel 2.2 Hasil Keasaman Padatan dan Aktivitas Pemecahan Katalis
Asam
Frekuensi
Perb. Br∅nsted Kecepatan
Sampel Pengubahan
Si/Al2 (Nomor mol pemecahan
(×10-3s-1)
-1
kg )
Meso ZSM-5
(Metode 1, 26 0.11 2.4 22
TEOS)
Meso ZSM-5
(Metode 1, 36 0.13 2.6 20
Ludox)
Meso ZSM-5
(Metode 2, 35 0.3 6.0 20
kaca air)
ZSM-5
36 0.25 8.3 33
(KAIST)
ZSM-5
24 0.7 22 31
(Tosoh)
Al-MCM-41 26 0.14 0.34 2.4
Silica-
a 0.47 0.41 0.87
aluminia

Degnan, “History of ZSM-5 Fluid Catalytic Cracking Additive Development at


10

Mobil” Jurnal Micro and Meso Mat Vol. 35, hlm. 245-252.

10
(Nikki
N631L)

2.3 Pentingnya Energi Alternatif


Adanya sisi-sisi asam, Br∅nsted dan Lowry, maka memungkinkan ZSM-5
dapat berinteraksi dengan molekul/senyawa plastik PET dan memecah sampah
plastik PET menjadi bensin. Tranformasi sampah plastik menjadi hidrokarbon yang
bernilai melalui proses cracking katalisis. Menurut Aguado polimer plastik
didegradasi dimulai pada suhu 400-500℃. Produk yang dihasilkan hidrokarbon
suku rendah (C2-C5) antara 17,6% dan 18,4%. Adanya asam astat dan senyawa
aromatik ditemukan juga dalam jumlah kecil.11
Berdasarkan data tersebut diatas yang disampaikan oleh beberapa ahli, penulis
berkesimpulan bahwa sampah plastik PET dapat didegradasi menjadi sumber
energi alternatif (bensin) menggunakan katalis Zeolit, ZSM-5 maupun Al-MCM-
41. Penulis lebih memilih kepada ZSM-5 dengan asumsi bahwa ZSM-5 mempunyai
kecepatan cracking degradasi lebih tinggi daripada katalis zeolit dan Al-MCM-41.
Mekanisme yang diusulkan oleh penulis pada proses cracking atau degradasi
sampah plastik PET adalah sebagai berikut:

Gambar 2.4 Skema Konversi Plastik PET menjadi Bensin


menggunakan Katalis ZSM-5

Melimpahnya ketersediaan sumber daya alam di Indonesia terutama minyak


bumi dan gas alam. Hal ini yang menjadikan Indonesia memanfaatkan sumber daya
alam tersebut dalam jumlah yang besar. Hingga sekarang sudah mulai senja dan

11
Sahwan, “Sistem Pengelolaan Limbah Plastik di Indonesia” (www.Kelair.
bppt.go.id, Diakses pada 27 Juni 2019, 2005).

11
menangis karena keserakahan manusia. Seperti yang telah kita ketahui bahwa
minyak bumi dan gas alam merupakan salah satu unrenewable resource, sehingga
semakin lama persediaan minyak bumi dan gas akan semakin menipis.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki sumber daya alam
melimpah ruah, dan di mana sumber daya alamnya dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi bagi keberlangsungan hidup. Namun seiring berjalannya waktu
ketersediaan alam tersebut kini semakin menipis. Kelangkaan yang terjadi
dikarenakan adanya ketidakpedulian dan pemborosan yang memupuk rasa
ketidaksadaran akan terbatasnya sumber daya alam termasuk energi. Padahal,
energi memiliki peran penting dalam kehidupan manusia yang memiliki
kemampuan untuk mendukung berbagai proses kegiatan. Untuk itu manusia tidak
bisa bergantung kepada sumber daya alam yang kian menipis keberadaannya.
Oleh karenanya untuk mengantisipasi kelangkaan energi maka dibutuhkannya
suatu energi yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar konvensional
yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar hidrokarbon yang dapat merusak
lingkungan akibat emisi karbon dioksida yang tinggi dan berkontribusi besar
terhadap pemanasan global. Energi itulah yang biasa disebut Energi alternatif.
Energi alternatif diharapkan dapat mengatasi masalah dan tidak menghasilkan
masalah seperti penggunaan bahan bakar konvensional. Oxford Dictionary
mendefinisikan Energi Alternatif sebagai energi yang digunakan untuk
menghentikan penggunaan sumber daya alam atau pengrusakan alam.12

12
Rachimi N, “Review, Catalytic Cracking of Hydrocarbons over Modified ZSM-
5 Zeolites to Produce Light Olefins” Jurnal Applied Catalysis Vol. 398, hlm. 1-17.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Inovasi pembuatan fraksi bensin dari limbah plastik dengan pemanfaatan
limbah dan konservasi energi terbarukan perlu ditekankan melihat keadaan
lingkungan yang semakin memburuk. Sampah yang begitu menumpuk adalah
permasalahan lingkungan masyarakat. Melihat literatur yang ada H-ZSM-5 mampu
mengubah plastik menjadi fraksi bensin. Mendorong kami untuk membuat suatu
inovasi PertaOne (waste into energy) upaya pemanfaatan limbah plastik PET
(PolyEthylene Terephthalate) menjadi fraksi bensin.
3.2 Saran
Inovasi PertaOne perlu ditindak lanjuti dengan adanya penelitian dengan
instansi terkait sebagai penguat pengembangan “PertaOne”. Agar dapat diterapkan
pada kehidupan masyarakat dalam rangka upaya pemanfaatan energi alternatif.
Perlu juga dilakukannya sosialisasi kepada masyarakat bahwa sampah plastik masih
dapat dimanfaatkan kembalimenjadi sebuah energi yang sangat diperlukan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abbot J. 1985. “The Mechanism of Catalytic Cracking of n-alkenes on ZSM-5


Zeolite” dalam Journal of Chemical Engineering Vol. 63 ( hlm. 462-469).
Canada: The Canadian Chemical Engineering.

Adnan. 2008. Statistik Persampahan Indonesia Tahun 2008. Jakarta: Kementrian


Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KNLH).

Aguado, J. 2007. “Analysis of Products Generated from the Thermal and Catalytic
Degradation of Pure and Waste Polyolefins using Py-GC/MS” dalam
Journal Polymer Environ Vol. 15 (hlm. 107-118). Cambridge: The Royal
Society of Chemistry.

Aimyaya. 2011. Proses Daur Ulang Limbah Plastik. Diambil dari


http://aimyaya.com/id/lingkungan-hidup/proses-daur-ulang-limbah-
plastik/. Diakses pada tanggal 27 Juni 2019.

Degnan. 2000. “History of ZSM-5 Fluid Catalytic Cracking Additive Development


at Mobil”, dalam Jurnal Micro and Meso Mat Vol. 35 (hlm. 245-252). USA:
Mobil Technology Company

Handayani. 2010. “Sintesis ZSM-5 Menggunakan Prekursor Zeolit Nanoklaster


Pengaruh Waktu Hidrotermal”, Jurusan Kimia, FMIPA, ITS Surabaya.

Marcilla. 2007. “Study of The Polymer–catalyst Contact Effectivity and The


Heating Rate Influence on The HDPE Pyrolysis”dalam Jurnal Analisa App
Pyrolysis Vol.79 (hlm. 424-432).

Purnamasari I. 2010. “Sintesis & Karakterisasi ZSM-5 Mesopori serta Uji Aktivitas
Katalitik pada Reaksi Esterifikasi Asam Lemak Stearin Kelapa Sawit”,
dalam Skripsi (hlm. 27-28). Surabaya: Jurusan Kimia, FMIPA, ITS.

Rachimi N. 2010. “Review, Catalytic Cracking of Hydrocarbons over Modified


ZSM-5 Zeolites to Produce Light Olefins” dalam Jurnal Applied Catalysis
Vol. 398 (hlm. 1-17). Surabaya: Jurusan Kimia, FMIPA, ITS.

Sahwan. F. L. 2005. Sistem Pengelolaan Limbah Plastik di Indonesia. Diakses dari


www.Kelair.bppt.go.id. Diakses pada tanggal 27 Juni 2019.

14

Anda mungkin juga menyukai