Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Pembuatan Etanol

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Produksi alkohol dari biomassa, telah dilakukan orang sekurang-
kurangnya sudah 2.000 tahun. Dengan adanya kendaraaan mobil dalam skala
komersial pada akhir abad yang lampau, alkohol digunakan pula sebagai
bahan bakar. Setelah banyaknya ditemukan sumber bahan bakar minyak,
maka pengunaan alkohol menjadi berkurang. Dengan meningkatnya harga
bahan bakar minyak, maka alkohol menjadi penting lagiProduksi alkohol dari
biomassa, telah dilakukan orang sekurang-kurangnya sudah 2.000 tahun.
Dengan adanya kendaraaan mobil dalam skala komersial pada akhir abad yang
lampau, alkohol digunakan pula sebagai bahan bakar. Setelah banyaknya
ditemukan sumber bahan bakar minyak, maka pengunaan alkohol menjadi
berkurang. Dengan meningkatnya harga bahan bakar minyak, maka alkohol
menjadi penting lagi. (Ratna, 2012)
Selama ini pembuatan etanol, baik dari pati maupun dari biomassa
lignoselulosa, menggunakan metode fermentasi yang membutuhkan waktu
yang relatif lama. Kadar etanol yang diperoleh pun tidak besar, hanya sekitar
20%. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian pembuatan etanol dengan
menggunakan metode lain yang tidak membutuhkan waktu yang lama dengan
hasil yang baik. (Djoni, 2013)
Bioetanol adalah etanol yang berasal dari sumber hayati. Bioetanol
bersumber dari gula sederhana, pati dan selulosa. Setelah melalui proses
fermentasi dihasilkan etanol. Etanol adalah senyawa organik yang terdiri dari
karbon, hydrogen dan oksigen, sehingga dapat dilihat sebagai turunan
senyawa hidrokarbon yang mempunyai gugus hidroksil dengan rumus
C2H5OH.Secara garis besar penggunaan etanol adalah : Sebagai pelarut untuk
zat organik maupun anorganik, bahan dasar industri asam cuka, ester, spirtus,
asetaldehid, antiseptik topical dan sebagai bahan baku pembuatan eter dan etil
ester, Etanol juga untuk campuran minuman. (Paryanto, 2007)
Etanol dihasilkan dari proses fermentasi. Fermentasi merupakan proses
metabolisme yang menghasilkan produk-produk pecahan dari substrat organik

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 1
Laporan Praktikum Pembuatan Etanol

yang berfungsi sebagai donor maupun sebagai akseptor hidrogen. Pada proses
fermentasi, jasa mikrobia dimanfaatkan untuk mengubah gula menjadi etanol.
Mikrobiota di lingkungan mana saja pada umumnya terdapat dalam populasi
campuran. Boleh dikatakan amat jarang mikrobia dijumpai sebagai satu
spesies tunggal di alam. (Schlegel, 1994)

Untuk mengidentifikasi dan mencirikan suatu spesies mikroorganisme


tertentu, spesies tersebut harus dapat dipisahkan dari organisme lain yang
umum yang dijumpai dalam habitatnya, lalu ditumbuhkan menjadi biakan
murni. Biakan murni ialah biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan
satu sel tunggal (Schlegel, 1994) Mikrobia yang terdapat dalam cairan nira
tersebut diisolasi
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pembuatan alkohol dengan cara fermentasi.
2. Untuk mengetahui pemanfaatan yeast Saccharomyces cerevisae dalam ragi
roti.
3. Untuk mengetahui cara menghitung kadar alkohol yang diperoleh dalam
percobaan pembuatan etanol.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 2
Laporan Praktikum Pembuatan Etanol

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Etanol
Etanol atau etil Alkohol mempunyai rumus molekul C2H5OH.
Alkohol atau etanol merupakan zat yang mudah menguap (volatile), mudah
terbakar (flammable), jenih atau cairan tidak berwarna dan larut dalam air,
eter, aseton, benzen, dan semua pelarut organik serta memiliki bau khas
alkohol. Etanol banyak digunakan sebagai pelarut, minuman, bahan bakar,
dan senyawa antara untuk sintesis senyawa-senyawa organik lainnya. Etanol
dapat dicampur dengan bensin dalam kuantitas yang bervariasi untuk
mengurangi konsumsi bahan bakar minyak bumi, dan juga untuk mengurangi
polusi udara. Berdasarkan kadar alkoholnya, etanol terbagi menjadi 3 grade
sebagai berikut (Hambali dkk., 2008) :
1. Grade industri dengan kadar alkohol 90-94% v/v, digunakan untuk
bahan baku industri dan pelarut.
2. Netral dengan kadar alkohol 96-99.5% v/v, digunakan untuk minuman
keras dan bahan baku farmasi.
3. Grade bahan dengan kadar alkohol 99.5-100% v/v, digunakan untuk
bahan bakar.
 Sifat-sifat fisis etanol
1. Berat molekul : 46,07 gram / mol
2. Warna : Tidak Berwarna
3. Bentuk : Cair
4. Titik didih normal : 78,4°C
5. Titik beku : -112,°C
6. Spesific Grafity : 0,7893
 Sifat-sifat kimia etanol
1. Diperoleh dari fermentasi gula oleh ragi misalnya Saccharomyces
cereviceae.
C6H12O6 Sacharomyces cerevisiae 2CH3CH2OH + 2CO2

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 3
Laporan Praktikum Pembuatan Etanol

2.2 Pupuk ZA
Pupuk ZA (Amonium Sulfat) adalah pupuk N anorganik bersifat asam
yang dibuat melalui reaksi NH3 dan H2SO4 pada suhu 116-118°C menjadi
(NH4)2SO4 yang mengandung hara N dan S masing-masing 20.5-21% dan
24%. Pupuk ini berbentuk kristal berwarna putih, tidak lengket dan mudah
disebarkan, tidak higroskopis (menarik uap air dari udara jika kelembaban
80%), mudah larut dalam air, bereaksi cepat dan dan segera dapat diserapoleh
tanaman. Pemupukan dengan ZA yang terus menerus dapat menaikkan
keasaman tanah (pH tanah menurun) di daerah perakaran sehingga
mengganggu aktivitas akar dan kehidupan mikrobia dalam tanah.

Pemupukan ZA akan langsung menghasilkan ion NH4+ yang sudah siap


diserap oleh akar tanaman. Ion NH4+ oleh kelompok tanah humus diadsorpsi,
maka ion tersenut tidak begitu mudah bergerak seperti ion nitrat. Ion NH4+
melalui nitrifikasi ditransformasi dengan cepat menjadi ion nitrat melauli
persamaan reaksi berikut :
(NH4)2SO4 + 4O2 → HNO3 + H2SO4 +2H2O
Menurut Soepardi (1983), amonium sulfat dapat digunakan untuk membuat
pupuk majemuk. Karena pupuk amonium sulfat bersifat masam, maka
penggunaan di tanah ber-pH sedang hingga basa dapat memberikan hasil
yang memuaskan. Pupuk ZA bersifat memasamkan tanah akibat proses
nitrifikasi dan sisa ion sulfat (SO42-). Sisa ion sulfat yang berbentuk dapat
meningkatkan ketersediaan besi, fosfat, mangan, dan seng yang berperan
dalam membantu proses metabolisme tanaman.
Pemberian pupuk ZA dapat berfungsi sebagai penyedia hara S disamping
N sehingga perubahan tanaman menjadi lebih baik. Setyamidjaja menyatakan
bahwa ZA memiliki beberapa fungsi dan peranan yaitu dapat memperbaiki
kualitas dan meningkatkan produksi serta nilai gizi hasil panen dan pakan
ternak karena peningkatan kadar protein pati, padi, gula, lemak, vitamin dll.
Memperbaiki rasa dan warna hasil panen serta tanaman lebih sehat dan lebih
tahan lama terhadap gangguan lingkungan seperti hama, penyakit dan
kekeringan

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 4
Laporan Praktikum Pembuatan Etanol

2.3 Pupuk NPK


NPK ialah penyubur tanah secara buatan yang berbentuk cair atau padat
yang mengandung unsur hara utama nitrogen, fosfor, serta kalium. Pupuk
NPK adalah salah satu jenis pupuk majemuk yang juga paling umum
digunakan. Oleh karena itulah pada artikel ini akan melakukan pembahasan
materi mengenai pengertian pupuk NPK, kandungan, ciri, manfaat, dan cara
penggunaannya. Pupuk NPK memiliki berbagai macam bentuk, yang paling
khas adalah pupuk padat yang berbentuk granul atau bubuk. Ada juga pupuk
NPK yang berbentuk cair, berbagai keuntungan dari pupuk cair adalah efek
langsung dan jangkauannya yang luas.
Penting sekali, dapat memberikan pupuk NPK terhadap tanaman karena
ada unsur–unsur pokok yang dibutuhkan dalam rangka menyuburkan
tanaman. Diantaranya seperti nitrogen, kalium, fosfor, klorida, boron, besi,
mangan, kalsium, magnesium, sulfur, tembaga, seng serta masih banyak lagi.
Beberapa Unsur hara yang terkandung dalam pupuk NPK ialah sebagai
berikut :
A. Nitrogen
Nitrogen keberadaannya mutlak ada untuk bisa kelangsungan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta dibutuhkan dalam jumlah
yang banyak. Tanaman menyerap N yaitu :

 Sebagian besar dalam bentuk ion NO3- serta NH4+


 Sedikit Urea dapat melalui daun
 Sedikit asam amino dapat larut dalam air

Tanaman mengandung cukup N akan dapat menunjukkan warna daun


hijau tua yang artinya kadar klorofil dalam daun tinggi. Sebaliknya apabila
tanaman kekurangan atau defisiensi N maka daun akan bisa menguning
(klorosis) karena kukarangan klorofil. Pertumbuhan tanaman lambat,
lemah serta tanaman menjadi kerdil juga bisa disebabkan oleh kekurangan
N. Tanaman cepat masak dapat disebabkan oleh kekurangan N. Defisiensi
N juga bisa meningkatkan kadar air biji dan menurunkan produksi dan
kualitas. Kelebihan N akan dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 5
Laporan Praktikum Pembuatan Etanol

tanaman, tetapi akan bisa memperpendek masa generatif, yang akhirnya


justru menurunkan produksi atau dapat menurunkan kualitas produksi
tanaman. Tanaman yang kelebihan N dapat menunjukkan warna hijau
gelap sukulen, yang dapat menyebabkan tanaman peka terhadap hama,
penyakit serta mudah roboh. Apabila N tersedia didalam tanah hanya atau
sebagian besar yaitu dalam bentuk amonium, bisa menyebabkan
keracunan pada tanaman dan akhirnya dapat mengakibatkan jaringan
vascular pecah dan berakibat pada terhambatnya serapan air.
Semua atau sebagian besar pupuk N komersiil memiliki kelarutan
tinggi jika diberikan ke dalam tanah. Berbeda dengan pupuk N dari bahan
organik baik pupuk kandang, pupuk hijau, serta kompos, akan melepas N
jika sudah didekomposisikan. Semua bentuk N di dalam tanah akan
dikonversikan atau dioksidasi menjadi NO3-, yang selanjutnya dapat
menjadi subjek reaksi atau proses denitrifikasi, erosi, serta pencucian.
Sehingga bentuk NO3- di dalam tanah juga sangat tidak stabil.
B. Fosfor
P (Fosfor) Tidak ada unsur lain yang bisa menggantikan fungsinya
dalam tanaman, sehingga tanaman harus bisa mendapatkan atau
mengandung P secara cukup untuk pertumbuhannya secara normal. Fungsi
penting forfor di dalam tanaman ialah dalam proses fotosintesis, respirasi,
transfer serta penyimpanan energi, pembelahan dan pembesaran sel serta
proses-proses di dalam tanaman lainnya. Pada umumnya kadar P di dalam
tanaman di bawah kadar N dan K ialah sekitar 0,1 sampai 0,2%. Di
Indonesia pupuk P sangat bermasalah, karena selain efisiensi pemupukan
P rendah dan juga tambang P di Indonesia jarang, beragam serta berkadar
rendah.
Hal ini dapat mengakibatkan untuk mencukupi kebutuhan P harus
import. Tanaman bisa menyerap sebagian besar unsur hara P dalam bentuk
ion ortofosfat primer (H2PO4-). Sejumlah kecil dapat diserap dalam bentuk
ion ortofosfat sekunder (HPO4-2).

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 6
Laporan Praktikum Pembuatan Etanol

C. Kalium
Kalium (K) didalam jaringan tanaman ada dalam bentuk kation serta
bervariasi sekitar 1,7 hingga 2,7% dari berat kering daun yang tumbuh
secara normal. Ion K di dalam tanaman dapat berfungsi sebagai aktivator
dari banyak enzim yang berpartisipasi dalam beberapa proses metabolisme
utama tanaman. Kalium sangat vital yaitu dalam proses fotosintesis.
Apabila K defisiensi maka proses fotosintesis akan turun, akan tetapi
respirasi tanaman akan dapat meningkat. Kejadian ini akan dapat
menyebabkan banyak karbohidrat yang ada dalam jaringan tanaman
tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan energi untuk aktivitas-
aktivitasnya sehingga pembentukan bagian-bagian tanaman akan bisa
berkurang yang akhirnya pembentukan dan produksi tanaman berkurang.
Fungsi penting K dalam pertumbuhan tanaman ialah pengaruhnya
pada efisiensi penggunaan air. proses membuka serta menutup pori-pori
daun tanaman, stomata, dikendalikan oleh konsentrasi K dalam sel yang
terdapat disekitar stoma. Kadar K tidak cukup (defisien) bisa
menyebabkan stomata membuka hanya sebagian serta menjadi lebih
lambat dalam penutupan. Gejala kekurangan K dapat ditunjukkan dengan :
tanda-tanda terbakarnya daun yang dimulai dari ujung atau pinggir,
bercak-bercak nekrotik berwarna coklat pada daun-daun serta batang yang
tua.
2.4 Asam Sulfat
Asam Sulfat merupakan bahan kimia industri yang penting yang paling
banyak digunakan dalam proses pembuatan berbagai barang melalui berbagai
aplikasi. asam sulfat digunakan dalam industri pulp dan kertas untuk generasi
klorin dioksida, memecah minyak bumi rantai panjang dan penyesuaian pH.
Di Inggris lebih dari satu juta ton asam sulfat dibuat setiap tahun, dengan
tambahan 40 juta ton yang diproduksi di Amerika Serikat. Produksi di seluruh
dunia tahunan asam sulfat adalah berdiri di sekitar 180 juta ton. Asam sulfat
adalah asam kuat, cairan berminyak cairan mungkin terlihat jelas meskipun
bentuknya berkabut. Asam sulfat pekat bertindak baik sebagai pengoksidasi
dan agen dehidrasi. Asam sulfat tersedia di banyak kosentrasi mulai dari

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 7
Laporan Praktikum Pembuatan Etanol

elektrolit kelas (33 persen berat) untuk baterai, 93 persen berat (66 deg
Baume), 98 persen berat, dan 20-22 persen berat berasap oleum mengandung
kelebihan terlarut sulfur trioksida. Kosentrasi yang paling sering dikirimkan
adalah 93 persen berat.
Dalam lingkungan, asam sulfat merupakan konstituen dari hujan asam,
karena dibentuk oleh oksidasi atmosfer sulfur dioksida di permukaan air.
sulfur dioksida diudara dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil yang
mengandung sulfur seperti batubara dan minyak bumi. Asam sulfat
merupakan komoditas kimia yang sangat penting, dan memang, produksi
asam sulfat suatu negara telah menjadi indikator yang cukup baik dari
kekuatan industri untuk abad terakhir atau lebih. Berikut adalah beberapa
meningkatnya jumlah penggunaan akhir dan aplikasi yang menggunakan
asam sulfat Sebagai senyawa kimia yang sangat penting, asam sulfat
digunakan dalam proses pembuatan sejumlah bahan kimia terkenal termasuk
asam klorida, asam nitrat, asam fosfat dan banyak bahan kimia industri
lainnya.
Asam sulfat disebut sebagai bahan kimia yang universal, atau bisa juga
disebur raja kimia karena berbagai aplikasi dari asam sulfat sebagai bahan
baku atau agen pengolahan. Asam sulfat merupakan bahan kimia yang paling
umum digunakan di dunia dan digunakan di hampir semua industri
sepertiPupuk, Farmasi, Bensin, baterai, mobil, pemutihan kertas, Sugar,
bleaching, pengolahan airagen, sulfonasiserat, selulosa, manufaktur, baja,
pewarna, Intermediat, asam amino, Regenerasi resin pertukaran ion.
2.5 Sari Buah
Pengolahan buah-buahan menjadi sari buah dikembangkan salah satu cara
untuk memanfaatkan kelebihan buah segar dipasaran. Saat ini pengolahan sari
buah merupakan salah satu sarana komoditas buah-buahan yang penting. Sari
buah didefinisikan sebagai cairan yang diperoleh dengan memeras buah, baik
disaring maupun tidak, yang tidak mengalami fermentasi dan dimaksudkan
untuk minuman segar yang langsung dapat diminum. Sari buah merupakan
minuman yang sangat disuka karena praktis, enak, dan menyegarkan serta
bermanfaat bagi kesehatan karena kandungan vitamin tinggi.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 8
Laporan Praktikum Pembuatan Etanol

2.6 Ragi roti (Saccharomyces cerevisiae)


Saccharomyces cerevisiae merupakan salah satu spesies khamir yang
memiliki daya konversi gula menjadi etanol sangat tinggi. Mikroba ini
biasanya dikenal dengan baker’s yeast dan metabolismenya telah dipelajari
dengan baik. Produk metabolik utama adalah etanol, CO2 dan air sedangkan
beberapa produk lain dihasilkan dalam jumlah sangat sedikit. Khamir ini
bersifat fakultatif anaerobik. Saccharomyces cerevisiae memerlukan suhu
30°C dan pH 4,0-4,6 agar dapat tumbuh dengan baik. Perubahan pH dapat
mempengaruhi pembentukan hasil samping fermentasi. Pada pH tinggi maka
lag phase akan berkurang dan aktivitas fermentasi akan naik Selama proses
fermentasi akan timbul panas, apabila tidak dilakukan pendinginan, suhu
akan makin meningkat sehingga proses fermentasi terhambat (Oura di dalam
Delwegg, 1983).
Saccharomyces cerevisiae atau yang dikenal dengan khamir adalah
yeast sel tunggal eukaryotik berbentuk bulat atau oval atau silinder, dengan
ukuran 5-20 μm, terdapat 2 gen yaitu gen mitokondria dan gen nukleus
dengan panjang gen nukleus 12,1 Mbp, jumlah kromosom 32 pasang, jumlah
protein yang dikode sekitar 5800. S. cerevisiae membentuk filamen sebagai
respon dari kondisi lingkungan, bersifat fakultatif anaerob dan hidup pada
daerah yang mengandung gula. S. cerevisiae memiliki spora yang dibentuk
didalam askus disebut askospora. Perbanyakan sel dengan cara pertunasan,
sel yang muda lebih kecil dibanding sel induk.
Saccharomyces cerevisiae memiliki manfaat atau peran dalam
fermentasi etanolis, produk utamanya adalah etanol. S. cerevisiae digunakan
dalam bidang fermentasi tradisional seperti makanan dan minuman seperti
tempe, tape, tuak, bahan-bahan kimia, protein terapi, produk pharmaceutical
agrikultur, biofuel, dan industri enzim.
Karakteristik S. cerevisiae apabila digunakan dalam fermentasi yaitu sebagai
berikut :
1. Mampu tumbuh dengan cepat pada suatu substrat, mudah dibiakkan dalam
jumlah besar dan mampu disimpan untuk jangka waktu yang lama.

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 9
Laporan Praktikum Pembuatan Etanol

2. Kondisi lingkungan yang diperlukan bagi pertumbuhan dan produksi


maksimum secara komparatif sederhana.
3. Stabil, dapat menghasilkan produk yang diinginkan dalam jangka waktu
yang pendek tanpa menghasilkan produk sampingan yang bersifat racun.
Produk yang diinginkan dapat dengan mudah dipisahkan dari senyawa
atau bahan-bahan lainnya (Zely F. D., 2014).
Saccharomyces cerevisiae adalah salah satu spesies khamir yang
memiliki daya konversi gula menjadi etanol yang sangat tinggi. Khamir ini
bersifta fakultatif anaerobic. Saccharomyces cerevisiae memerlukan suhu
30oC dan pH 4,0-4,5 agar dapat tumbuh dengan baik. Selama proses
fermentasi akan timbul panas. Bila tidak dilakukan pendinginan, suhu akan
terus meningkat sehubungan proses fermentasi terhambat (Oura, E., 1983
dalam Khodijah, S., & Abtokhi, A., 2015).
2.7 Fermentasi
Pertumbuhan mikrobial ditandai dengan peningkatan jumlah dan massa
sel, sedangkan kecepatan pertumbuhan tergantung pada lingkungan fisik dan
kimianya. Fermentasi mempelajari perkembangbiakan mikroba yang
ditunjukkan oleh kenaikan konsentrasi biomassa karena konsumsi substrat.
Pada saat yang bersamaan dihasilkan produk, baik metabolit primer maupun
sekunder. Menurut Bailey dan Olis (1991) fermentasi media cair dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu fermentasi sistem tertutup (batch),
fermentasi semi sinambung (fed batch), dan sistem sinambung (continous).
Pada fermentasi curah pemanenan dilakukan setelah fermentasi berakhir dan
tidak dilakukan lagi penambahan komponen substrat selama fermentasi
berlangsung. (Mangunwidjaja dan Suryani, 1994).
Fermentasi secara curah, pertumbuhan mikroba secara umum mengikuti
pola seperti berikut. Fase lag merupakan masa penyesuaian mikroba sejak
inokulum diinokulasi ke dalam media fermentasi. Pada fase lag terjadi
pertumbuhan lambat dimana sel mempersiapkan diri mengalami pembelahan
sehingga peningkatan jumlah sel berjalan lambat. Cepat atau lambatnya fase
lag tergantung kepada kualitas, kuantitas, dan umur kultur yang
dinokulasikan. Fase eksponensial terjadi pertumbuhan cepat dimana jumlah

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 10
Laporan Praktikum Pembuatan Etanol

sel bertambah secara eksponensial terhadap waktu. Menurut Reed dan Rehm
(1983) pada fase eksponensial kondisi lingkungan berubah karena substrat
dan nutrien dikonsumsi sementara metabolik dihasilkan. Saat substrat
mendekati habis dan terjadi penumpukan produk-produk penghambat maka
terjadi penurunan laju pertumbuhan. Pada fase stasioner konsentrasi biomassa
mencapai maksimum. Setelah fase tersebut terjadi fase kematian yang
ditandai dengan penurunan jumlah individu yang hidup.
Menurut Prescot dan Dunn (1981), etanol dapat diproduksi dari gula
melalui fermentasi pada kondisi tertentu. Sedangkan pati dan karbohidrat
lainnya dapat dihidrolisa menjadi gula kemudian difermentasi untuk
membentuk etanol yang merupakan nama kimia untuk alkohol dengan rumus
kimia C2H5OH. Pada permulaan proses fermentasi, khamir memerlukan
oksigen untuk pertumbuhannya sehingga fermentasi berlangsung secara
aerob. Setelah terbentuk CO2, reaksi akan berubah menjadi anaerob. Alkohol
yang terbentuk akan menekan fermentasi lebih lanjut setelah tercapai
konsentrasi antara 13-15% volume. Terhalangnya proses fermentasi, juga
dipengaruhi suhu proses dan jenis khamir yang digunakan. Bila terdapat
udara. Pada proses fermentasi maka etanol yang dihasilkan lebih sedikit
karena terjadi respirasi yang mengakibatkan terjadinya konversi gula menjadi
sel, karbondioksida, dan air. (Prescot dan Dunn, 1981).

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 11
Laporan Praktikum Pembuatan Etanol

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
 Alat
- Autoclave 1 buah
- Botol kaca 1 buah
- Beaker glass 1 buah
- Selang plastik 1 buah
- Plastisin 1 buah
- Piknometer 1 buah
 Bahan
- Pupuk ZA 1,2 gram
- Pupuk NPK 0,32 gram
- Asam Sulfat
- Sari buah 500 mL
- Ragi roti 1,5 gram
- Air kapur

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 12
Laporan Praktikum Pembuatan Etanol

3.2 Skema Percobaan Pembuatan Etanol

Memasukkan sari buah sebanyak 500 mL kedalam beaker glass

Menambahkan pupuk NPK sebanyak 1,2 gram dan pupuk ZA sebanyak


0,32 gram

Mengaduk kedua pupuk tersebut hingga larut

Menambahkan Asam Sulfat hingga pH-nya mencapai 4,5-4,8

Menambahkan ragi roti (Saccharomyces cerevisiae) sebanyak 1,5 gram


kedalam larutan

Menyumbat mulut botol dengan plastisin yang telah diberi selang plastik
dan memasukkan salah satu ujung selang plastik kedalam air kapur

Menginkubasi larutan selama 7 hari

Larutan Etanol

Menghitung kadar alkohol yang dihasilkan dalam larutan etanol

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 13
Laporan Praktikum Pembuatan Etanol

3.3 Gambar Alat

Laboratorium Dasar Teknik Kimia


FTI - ITATS 14

Anda mungkin juga menyukai