Anda di halaman 1dari 8

CASE STUDY PKK II STASE KEPERAWATAN JIWA

I. Identitas Klien
Nama : Tn. M
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal masuk : 2 Juni 2015
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Sudah tidak bekerja
Pendidikan : SD
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. M
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Hubungan dengan klien : Anak

II. Alasan Masuk/


Alasan klien masuk rumah sakit karena kondisi klien di rumah mencoba bunuh diri
dengan mengambil pisau dan menyetrumkan dirinya, bicara kacau, sulit tidur. Sebelum
klien mencoba bunuh diri klien suka mengurung diri, suka menyendiri dikamar, dan tidak
mau bertemu dengan orang lain.
III. Faktor Presipitasi
Klien suka mengurung diri semenjak 3 bulan yang lalu karena ditagih hutang dan
dalam waktu 1 tahun hutang tersebut harus lunas, klienpun harus mencicilnya tiap 1
minggu sekali. Namun sekarang klien sudah tidak bekerja, di rumah yang bekerja
hanya klien. Anak-anaknya sudah berkeluarga dan tidak tinggal dengan klien, tinggal
1 yang masih tinggal serumah dengan klien namun anaknya masih berumur 11 tahun.
Klien jadi sering diejek tetangganya dengan keadaan sekarang yang mengalami stroke
dan hutangnya banyak.

IV. Faktor Predisposisi


a. Pernah mengalami gangguan jiwa
Klien sebelumnya belum pernah mengalami gangguan jiwa
b. Anggota keluarga gangguan jiwa
Keluarga klien pun tidak ada yang mengalami gangguan jiwa. Namun klien
pernah mengalami stroke sekitar 6 bulan yang lalu yang mengakibatkan tangan
dan kaki kanannya susah digerakkan dan jalanpun sulit serta bicaranya pelo.
c. Pengalaman masa lalu tidak menyenangkan
Klien mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu usaha yang
dibangun sejak lama membuat genteng bangkrut, tidak ada pembeli yang datang
dan karyawannya lama-lama tidak ada yang bekerja dengan klien lagi.

V. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda vital
TD = 110/70mmHg S = 36,5
N = 84 x/menit RR = 24 x/menit
BB = 46 kg TB = 163 cm
2. Keluhan fisik
Klien sulit bicara, bicaranya pelo, susah berjalan dan tangan kanannya sulit
digerakkan karena klien mengalami stroke 6 bulan yang lalu. Jika klien berdiri terlalu
lama klien tidak kuat, bahkan sesekali saat klien akan berdiri klien terjatuh.

VI. Psikososial
1. Genogram

Keterangan :

= Laki-laki = Garis pernikahan

= Perempuan ------------- = Tinggal srumah

= Klien

a. Klien tinggal serumah dengan istri, anak terakhir dan cucunya, anaknya yang lain
sudah berkeluarga dan tidak tinggal dengan klien.
b. Sebelum klien sakit stroke semua anggota keluarga berkomunikasi dengan baik
dan lancar, jika ada masalah klien dilibatkan untuk mengambil keputusan. Saat
klien sakit stroke klien jadi jarang berkomunikasi dengan anggota keluarga yang
lain, masalah hutang yang harus dibayar dipikirkan oleh klien sendiri. Klien tidak
mau merundingkannya dengan istri atau saudara klien, klien merasa tidak mampu
untuk membayar hutangnya sehingga klien mempunyai pikiran untuk bunuh diri
dengan cara mengambil pisau dan menyetrumkan dirinya. Namun usahanya klien
gagal karena istri berteriak dan menghalangi klien untuk melakukan hal tersebut,
dan dibantu oleh para tetangga yang datang.

Konsep diri :
a. Citra tubuh
Klien mengatakan tidak suka dan malu dengan kaki dan tangan kanannya
karena sulit digerakkan karena terkena stroke sejak 6 bulan yang lalu, dan
membuatnya tidak bisa bekerja lagi. Mulutnyapun untuk berbicara sulit dan
bicaranya pelo, sehingga tetangga klien sering mengejek klien.
b. Identitas
Klien seorang laki-laki, klien dulu bekerja sebagai pembuat genteng yang
sukses tapi sekarang semua terbalik. Sekarang klien sudah tidak bekerja, klien
merasa tidak puas dengan pekerjaannya sekarang karena usahanya sekarang
bangkrut. Klien merasa gagal dalam pekerjaannya.
c. Peran
Klien berperan sebagai kepala keluarga yang harus mencari nafkah untuk
anak, istri, dan cucunya 1. Anak yang tinggal dengannya masih berusia 11
tahun sehingga belum bekerja, sebagai kepala keluarga klien sangat belum
merasa puas karena klien sekarang sudah tidak bisa mencari nafkah untuk
keluarga di rumah.
d. Ideal diri
Harapan klien sekarang adalah ingin cepat sembuh dan bisa mencari nafkah
lagi dan mencari pekerjaan yang baru yang dapat menghasilkan uang yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari dan membayar
hutangnya.
e. Harga diri
Klien merasa malu dengan kondisinya yang sekarang terkena stroke, hutang
banyak, dan klien merasa dibuang karena sampai saat sekarang keluarganya
belum ada yang menjenguk.
2. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Orang yang berarti bagi klien adalah istri dan keluarganya, karena jika klien
ada masalah yang membantu klien adalah istri dan keluarganya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
Klien sejak 6 bulan yang lalu tidak pernah mengikuti kegiatan yang ada
disekitar rumahnya, klien menarik diri dari pergaulan dan memilih untuk
menyendiri dikamar.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien merasa malu dengan kondisinya yang sekarang, sehingga klien tidak
mau berhubungan dengan tetangganya.
VII. Status Mental
1. Penampilan
Klien berpakaian kurang rapih, badan masih kotor dan sedikit bau, rambut kurang
rapih karena tidak disisir, kuku kotor dan panjang-panjang.
2. Pembicaraan
Klien berbicara lambat, nada pelan, terbata-bata, bicara pelo, suara tidak jelas dan
ada beberapa kata atau kalimat yang sulit dimengerti.
3. Aktivitas motorik
Klien tampak lesu, gelisah, bingung, tidak banyak melakukan kegiatan karena klien
memiliki keterbatasan yaitu kaki dan tangannya sulit untuk digerakkan sejak terkena
stroke. Klien sering berbaring dikasur dan melamun.
4. Alam perasaan
Klien terlihat sedih, khawatir, bingung, murung setiap waktu saat ada kegiatan
ataupun tidak ada kegiatan. Saat berbaring dikasurpun klien terlihat sedih.
5. Afek
Afek klien tumpul, meskipun ada banyak stressor yang menyenangkan klien tetap
terlihat sedih. Saat melakukan TAK pasien yang lain tertawa tapi klien diam dan
murung, dan saat ditanya perasaannya klien mengatakan perasaannya sedang sedih.
6. Interaksi selama wawancara
Klien saat ditanya mau menjawab pertanyaan, tapi kontak mata kurang. Saat
berinteraksi mata klien melihat ke sekeliling klien, dan jawaban klien kadang tidak
nyambung dengan pertanyaan.
7. Persepsi
Saat dilakukan pengkajian klien tidak mengalami halusinasi ataupun ilusi.
8. Isi pikir
Klien selalu menceritakan hutang-hutangnya yang banyak, harus melunasinya dalam
waktu 1 tahun, klien harus mencicil hutangnya setiap 1 minggu sekali, dan klien
mengatakan tidak tahu bagaimana cara membayar hutangnya.
9. Proses pikir
Persevasi : klien sering mengulang-ulang kata bahwa dirinya merasa dibuang karena
sampai saat ini keluarganya belum ada yang menjenguk klien.
10. Tingkat kesadaran
Klien sadar penuh karena klien mengetahui benar dimana klien sekarang, klien
mengatakan dirinya sedang di rumah sakit jiwa tanggal 2 kemarin.
11. Memori
a. Jangka panjang : klien masih ingat klien terkena stroke 6 bulan yang lalu karena
ditagih hutang oleh orang.
b. Jangka pendek : klien masih ingat klien dibawa ke rumah sakit jiwa tanggal 2
kemarin.
c. Daya ingat saat ini : klien dapat menceritakan kembali hal yang baru diceritakan.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien mampu berhitung 1-10 dan mampu menjawab pertanyaan penjumlahan 3+6=9.
13. Kemampuan penilaian
Klien mampu mengambil keputusan secara mandiri, contoh : klien ingin merokok tapi
tidak punya uang untuk membelinya, lalu klien minta ke perawat beberapa kali
sampai dimarahi oleh perawat. Setelah dimarahi klien berpikir dan memutuskan untuk
tidak merokok lagi daripada dimarahi.
14. Daya tilik diri
Klien mengetahui bahwa dirinya di rumah sakit jiwa, tapi klien menganggap dirinya
dibawa kesini karena untuk diperiksa oleh dokter saraf karena kaki dan tangannya
masih sulit digerakkan. Klien merasa dirinya tidak mengalami gangguan jiwa.
VIII. Kebutuhan Perencanaan Pulang
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
a. Makanan
Klien dapat mengambil makanan secara mandiri.
b. Keamanan
Klien dapat menjaga keamanan dirinya secara mandiri.
c. Perawatan kesehatan
Klien melakukan perawatan kesehatan dengan bantuan perawat.
d. Pakaian
Klien dapat mengganti pakaian secara mandiri.
e. Transportasi
Klien dapat berpindah tempat secara mandiri.
f. Tempat tinggal
Klien dapat membersihkan tempat tinggalnya secara mandiri.
g. Uang
Klien tidak dapat mencari uang secara mandiri.
2. Kegiatan sehari-hari
a. Perawatan diri
1) Mandi
Klien dapat mandi, keramas dan sikat gigi 2 kali sehari secara mandiri, namun
klien mandi jika disuruh oleh perawat dan kadang klien hanya mandi 1 kali
sehari.
2) Kebersihan
Klien belum dapat menjaga kebersihannya secara mandiri, rambut masih
kurang rapih, badan masih kotor dan sedikit bau, kuku kotor dan panjang-
panjang.
3) Makan
Klien dapat makan secara mandiri, makan 3x sehari dan membersihkan alat
makannya secara mandiri.
4) BAK/BAB
Klien dapat mengontrol BAK/BAB secara mandiri, mengetahui tempat untuk
BAK/BAB dan membersihkannya secara mandiri.
5) Ganti pakaian
Klien dapat mengganti pakaian sehabis mandi secara mandiri.
b. Nutrisi
Klien makan 3x sehari, nafsu makan bertambah, belum terlihat apakah ada
peningkatan atau penurunan berat badan.
c. Tidur
Klien tidak mengalami masalah dengan tidurnya, klien merasa segar setelah
bangun tidur. Klien setiap hari tidur siang, tidur siang klien 2-3 jam sehari. Klien
tidak menggunakan obat untuk membantunya agar bisa tidur.
3. Penggunaan obat
Klien meminum obat dengan bantuan dan pengawasan dari perawat.
4. Pemeliharaan kesehatan
Klien dapat memelihara kesehatannya secara mandiri.
5. Aktivitas di dalam rumah
Klien dapat menyiapkan makanan secara mandiri, klien dapat menjaga kerapihan
rumah secara mandiri, klien dapat mencuci piring secara mandiri.
6. Aktivitas di luar rumah
Klien dapat mengikuti kegiatan yang ada disekitar tempat tinggal secara mandiri.
IX. Mekanisme Koping
Represi : jika klien mempunyai masalah klien hanya memendamnya sendiri, dan tidak
mau bercerita dengan orang lain.
X. Masalah Psikososial dan Lingkungan
1. Masalah dengan dukungan kelompok atau keluarga : klien hanya bicara seperlunya
dengan keluarga di rumah.
2. Masalah dengan lingkungan : klien menarik diri dari pergaulan sejak 3 bulan yang
lalu, tidak mau bertemu dengan orang lain dan suka mengurung diri di kamar.
3. Masalah dengan pendidikan : klien hanya bersekolah sampai kelas 6 SD, klien ingin
melanjutkan sekolah namun saat itu orang tuanya tidak ada biaya jadi klien tidak bisa
melanjutkan sekolah.
4. Masalah dengan pekerjaan : tidak ada orang yang membeli gentengnya, karyawannya
lama-lama tidak ada yang bekerja lagi dengannya dan usahanya bangkrut.
5. Masalah dengan perumahan : klien mempunyai masalah dengan tempat tinggalnya,
karena klien diejek oleh tetangganya karena hutangnya banyak dan klien sudah tidak
bisa bekerja lagi.
6. Masalah dengan ekonomi : klien sudah tidak bekerja dan mencari uang, klien juga
mempunyai hutang yang harus dibayarnya dalam waktu 1 tahun. Tidak ada lagi yang
bisa mencari nafkah untuk keluarganya.
7. Masalah dengan pelayanan kesehatan : tempat pelayanan kesehatan yang terdekat
dengan rumah klien adalah puskesmas.
8. Pengetahuan/daya tilik diri : klien tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengalami
gangguan jiwa, klie merasa klien dibawa ke rumah sakit jiwa karena hanya untuk
berobat ke dokter saraf untuk mengobati sakit strokenya.

ANALISA DATA
Tanggal Data fokus problem paraf
DS Resiko bunuh diri
 mencoba bunuh diri dengan
mengambil pisau dan
menyetrumkan dirinya
 klien mempunyai pikiran untuk
bunuh diri dengan cara
mengambil pisau dan
menyetrumkan dirinya.
DO: -
DS Isolasi Sosial
 klien suka mengurung diri, suka
menyendiri dikamar, dan tidak
mau bertemu dengan orang lain
 klien merasa dibuang karena
sampai saat sekarang
keluarganya belum ada yang
menjenguk.
 Klien sejak 6 bulan yang lalu
tidak pernah mengikuti kegiatan
yang ada disekitar rumahnya,
klien menarik diri dari pergaulan
dan memilih untuk menyendiri
dikamar.

DO
 klien diam dan murung, dan saat
ditanya perasaannya klien
mengatakan perasaannya sedang
sedih.
 Klien sering berbaring dikasur
dan melamun.
 Klien terlihat sedih, khawatir,
bingung, murung setiap waktu
saat ada kegiatan ataupun tidak
ada kegiatan. Saat berbaring
dikasurpun klien terlihat
sedih.klien sering mengulang-
ulang kata bahwa dirinya merasa
dibuang karena sampai saat ini
keluarganya belum ada yang
menjenguk klien.
DS HDR
 klien merasa tidak mampu untuk
membayar hutangnya
 Klien mengatakan tidak suka dan
malu dengan kaki dan tangan
kanannya karena sulit
digerakkan karena terkena stroke
sejak 6 bulan yang lalu, dan
membuatnya tidak bisa bekerja
lagi.
 Mulutnyapun untuk berbicara
sulit dan bicaranya pelo,
sehingga tetangga klien sering
mengejek klien.
 Klien merasa gagal dalam
pekerjaannya.
 Klien merasa malu dengan
kondisinya yang sekarang
terkena stroke, hutang banyak,
DO
Klien saat ditanya mau menjawab
pertanyaan, tapi kontak mata
kurang
DS DPD
Klien dapat mengganti pakaian
sehabis mandi secara mandiri.
DO
Klien berpakaian kurang rapih,
badan masih kotor dan sedikit
bau, rambut kurang rapih karena
tidak disisir, kuku kotor dan
panjang-panjang.

POHON MASALAH

RBD ISOLASI SOSIAL DPD

HDR

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. ISOLASI SOSIAL
2.
3.

INTERVENSI
Tanggal/jam Diagnosa Rencana keperawatan
Tujuan Intervensi Kriteria
evaluasi
Isolasi sosial TUM : pasien
dapat
bernteraksi
dengan orang
lain

TUK 1 : Bina hubungan Menunjukkan


 Klien dapat saling percaya tanda-tanda
membina dengan prinsip percaya kepada
hubungan komunikasi perawat, klien
saling percaya terapeutik bersedia
mengungkapkan
masalahnya

TUK 2: Tanyakan pada Klien dapat


 Klien mampu klien tentang menyebutkan
menyebutkan manfaat keuntungan
keuntungan hubungan berhubungan
berhubungan sosial dan sosial dan
sosial dan kerugian kerugian
kerugian menarik diri menarik diri
menarik diri

TUK 3: Beri motivasi Klien dapat


 Klien dapat dan bantu melaksanakan
melaksanakan klien untuk hubungan sosial
hubungan berkenalan secara bertahap
sosial secara atau dengan perawat,
bertahap berkomunikasi orang lain, dan
dengan orang kelompok.
lain

Anda mungkin juga menyukai