TINJAUAN PUSTAKA
1. ANATOMI
- Septum orbita
- Lemak orbita
Lemak orbita terletak pada posterior dari septum orbita dan anterior dari
levator aponeurosis (palpebra superior) atau fascia kapsulopalpebra
(palpebra inferior). Pada palpebra superior, terdapat 2 kantong lemak;
nasal dan sentral. Pada palpebra inferior, terdapat 3 kantong lemak; nasal,
sentral, dan temporal. Kantong-kantong lemak ini dikelilingi oleh lapisan
tipis fibrosa yang merupakan kelanjutan dari anterior septum orbita.1,4
- Otot-otot retraktor
- Tarsus
- Konjungtiva
2 Definisi
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian
tepi atau margo palpebra kearah dalam. Hal ini menyebabkan
'trichiasis' dimana bulu mata yang biasanya mengarah keluar kini
menggosok pada permukaan mata. Hal ini dapat menyebabkan
beberapa masalah.4
Trikiasis adalah suatu kelainan dimana bulu mata mengarah ke
dalam bola mata yang dapat menggosok kornea atau konjungtiva yang
dapat menyebabkan iritasi. Trichiasis harus dibedakan daripada
entropion, dimana pada entropion terjadi pelipatan palpebra ke arah
dalam. Kemungkinan dimana terjadinya entropion dan trikiasis
bersamaan dapat terjadi, dan dibutuhkan terapi untuk keduanya.7,8
3. Epidemiologi
4. Etiologi
Idiopatik
Blefaritis kronik : Margo palpebra meradang, menebal,
berkrusta, erythem dengan secret ringan dan telangiektasis
pembuluh darah
Sikatriks : Dapat diakibatkan oleh luka palpebra oleh trauma.
Epiblepharon, penyakit kongenital yang terjadi dimana jaringan
longgar di sekitar mata membentuk lipatan yang abnormal kulit
dan otot pretarsal, menyebabkan bulu mata mengarah ke dalam.
Trachoma, suatu konjunctivitis folikular kronik yang
berkembang hingga terbentuknya jaringan parut. Pada kasus
yang berat, trikiasis dapat terjadi akibat jaringan parut yang
berat.
Penyakit-penyakit lainnya yang dapat mengenai kulit dan
membran mukosa seperti Steven Johnson Syndrome dan
cicatrical pemphigoid.
5. Gejala klinis
Keluhan yang sering timbul akibat entropion adalah rasa tidak
nyaman seperti adanya sensasi benda asing, mata berair, mata merah,
7
gatal, mata kabur dan fotofobia . Entropion kronis dapat
menyebabkan sensitifitas terhadap cahaya dan angin, dapat
menyebabkan infeksi mata, abrasi kornea atau ulkus kornea 11.
Dari pemeriksaan fisik akan tampak berupa :12
1. Kerusakan pada epitel konjungtiva atau kornea akibat trauma.
2. Hiperemia pada konjungtiva yang terlokalisasi.
3. Kelemahan kelopak mata (involusional entropion).
4. Jaringan parut pada konjungtiva (sikatrik entropion).
5. Pertumbuhan kelopak mata bawah yang abnormal (kongenital
entropion).
Pada pasien dengan trikiasis dapat mengeluhkan sensasi benda
asing, iritasi pada permukaan bola mata yang kronik, lesi pada
kelopak mata, gatal, nyeri pada mata, dan mata bengkak. Abrasi
kornea sampai dapat terjadi ulkus kornea, injeksi konjungtiva,
keluarnya cairan mucus, dan pandangan menjadi kabur dapat
menyertai penyakit ini.1,7
6. Diagnosa
Sebagian besar pasien dengan entropion bermasalah dengan air
mata yang terus mengalir, iritasi, terasa ada benda asing di dalam mata
dan mata merah yang persisten. Dengan menggunakan slitlamp
kadang-kadang dapat mengidentifikasi lipatan pinggir kelopak mata,
kelemahan kelopak yang horizontal, melingkarnya perseptal
orbikularis, enophtalmus, injeksi konjungtiva, trikiasis, dan entropion
yang memanjang, keratitis punctata superfisial yang dapat menjadi
ulkus dan formasi panus. Pasien dengan entropion sikatrik mungkin
terdapat keratinisasi pada tepi kelopak mata dan simblefaron.5
Pemeriksaan fisik pada kelopak mata meliputi test snapback
yaitu dengan cara menarik kelopak mata dengan hati-hati ke arah luar
lalu dilihat apakah kelopak mata dapat kembali ke posisi semula, dan
biasanya tes ini tidak menimbulkan rasa sakit. Dari tes ini dapat dilihat
kelemahan pada tonus kelopak mata yang horizontal. Pada pinggir
kelopak mata bawah selalu ditemukan kelengkungan ke arah limbus
setelah entropion terbentuk. Forniks inferior tidak selalu kelihatan
dalam dan kelopak mata mungkin dapay mudah dikeluarkan.
Tanda klinis lainnya meliputi gambaran garis putih dalam
ukuran milimeter di bawah tarsal inferior akibat dari pergeseran dari
retraktor kelopak mata dan pergerakan yang sedikit atau tidak ada
sama seklai dari kelopak bawah saat melihat ke bawah. Pindahnya
bagian superior dari orbikularis superior dapat dideteksi dengan
melakukan observasi yaitu menutup mata yang memerah setelah
kelipak entropion kembali normal (tes kelengkungan orbikularis).5
7. Diagnosis Banding
1. Retraksi kelopak mata (penyakit Grave).
Tarikan dari kelopak mata bawah dan atas menimbulkan bulu mata
dan kulit kelopak melipat ke dalam menyerupai entropion.
2. Distikiasis
Bersifat kongenital, terdapat kelainan yang menekan temapat
keluarnya saluran Meibom.
3. Trikiasis
Kelainan berupa bulu mata yang mengarah ke kornea, sehingga
timbul reaksi radang yang kedua dan terbentuk jaringan parut
4. Dermatokalasis
Suatu keadaan degeneratif, timbul lebih awal, dan menunjukkan
gambaran yang longgar dengan penonjolan dan kulit kelopak yang
banyak. Perubahan arah bulu mata pada kelopak atas menyerupai
entropion
5. Epiblefaron
Kelainan kongenital yang tampak berupa pelipatan kulit kelopak
dan ketegangan otot horizontal yang menyilang ke pinggir kelopak
menyebabkan bulu mata masuk ke dalam. Orientasi dari tarsal plate
normal selalu asimptomatik dan berkaitan dengan pertambahan
umur.
Trikiasis dapat didiagnosis banding dengan entropion. Entropion
adalah pelipatan kelopak mata ke arah dalam yang dapat disebabkan
oleh involusi, sikatrik, atau congenital. Gangguan ini selalu mengenai
kelopak mata bawah dan merupakan akibat gabungan kelumpuhan
otot-otot retractor kelopak mata , mikrasi ke atas muskulus orbikularis
preseptal, dan melipatnya tarsus ke atas.1
8.Penatalaksanaan
b. Jahitan quickert.14
Jika pasien yang menderita involusional entropion dan tidak mampu
maka teknik quickert, atau tiga jahitan, dapat digunakan.
Kelemahannya tingkat kekambuhan dengan teknik ini sangatlah
tinggi. Jahitan tiga double-kromik 5-0 ditempatkan horizontal 3 mm
melebar ke lateral, tengah, dan medial kelopak mata bawah. Jahitan
melewati forniks sampai batas di bawah perbatasan inferior tarsal lalu
keluar sampai kulit. Masing-masing jahitan ditegangkan untuk
koreksi. Berikut gambar jahitan dengan metode 3 jahitan.
Gambar 6. Teknik 3 jahitan pada lateral, tengah dan medial kelopak mata.
4. Entropion sikatrik.5
Prosedur Weis. Jika entropionnya asli sikatrik, blefarotomi dan rotasi
merginal (prosedur Weis) efektif untuk memperbaiki kelopak mata
atas atau bawah. Anestesi lokal diberikan pada kelopak mata dan insisi
horizontal dibuat 4 mm dari kelopak sampai kulit dan orbikularis.
Dibuat atap marginal yang berada 2-4 mm dari garis tepi kelopak
mata. Kelopak kemudian diangkat, dan dalam hitungan detik dibuat
insisi sampai konjungtiva dan tarsus. Gunting Westcott atau Tenotomi
digunakan untuk memperluas blefarotomi ke medial dan lateral
melewati tarsus. Lalu dijahit tiga double-armed dengan silk 6-0
sampai tarsus, ke atas tarsus yang kemudian keluar melalui kulit dekat
bulu mata. Jahitan diikat di atas kapas untuk melindungi “pemasangan
kawat”. Lalu dkoreksi untuk pastinya. Kulit yang diinsisi ditutup
dengan jahitan 6-0 biasa. Jahitan dan kasa penutup harus diangkat 10-
14 hari.
Gambar 7. Prosedur Weiss.
9 . Komplikasi
Komplikasi entropion :
1. Konjungtivitis
Peradangan pada konjungtiva. Akan terlihat lapisan putih yang
transparan pada mata dan garis pada kelopaknya. Entropion dapat
menyebabkan konjungtiva menjadi merah dan meradang, dan
menimbulkan infeksi.
2. Keratitis
Suatu kondisi dimaan kornea meradang. Masuknya bulu mata dan
tepi kelopak ke kornea dapat menimbulkan iritasi dan rasa sakit.
Jaringan parut akan terbentuk dan dapat menyebabkan kehilangan
penglihatan.
3. Ulkus kornea
Ulkus kornea adalah ulkus yang terbentuk di kornea, dan biasanya
disebabkan oleh keratitis. Kondisi ini sangat serius karena dapt
menyebabkan kehilangan penglihatan. Sangat penting utnuk segera
berobat ke dokter jika mata menjadi maerah, mata terasa sakit atau
seperti ada yang mengganjal di dalam mata.
4. Komplikasi bedah termasuk perdarahan, hematoma, infeksi, rasa
sakit, dan posisi tarsal yang buruk.
Komplikasi trikiasis
Apabila tidak ditangani dengan segera trikiasis dapat
menyebabkan komplikasi seperti iritasi pada permukaan bola mata
yang kronik, abrasi kornea, terjadi ulkus kornea, perforasi, sampai
terjadinya infeksi bola mata. Komplikasi lebih lanjut dapat
menyebabkan kebutaan.
10. Prognosis
BAB III
KESIMPULAN
1. Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau
margo palpebra kearah dalam. Penatalaksanan entropion dengan reposisi
palpebrae, dapat dilakukan dengan teknik rfraktorplication, horizontal
shortening modified brick, jahitan quickert dan teknik weiss.
2. Trikiasis merupakan kondisi dimana silia bulu mata melengkung ke arah
bola mata. Trikiasis dapat menyebabkan komplikasi seperti erosi kornea,
iritasi bola mata yang kronik, ulkus kornea, infeksi bola mata.
Penatalaksanaan trikiasis adalah dengan menghilangkan bulu mata dengan
teknik epilasi mekanik, elektrolisis, radiosurgery, cryotherapy, dan argon
laser.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, H. Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata, Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
2. Anonymous. Entropion-eyelids that turn it. American asociaty of
Ophthalmic and Reconstruction of Surger7, 2005.
3. Anonymous. Eye anatomy (online) available at
www.medicinestuffs.blogspot.com
4. Anonymous. Entropion. Crescent Veterinary Clinic, tanpa tahun.
5. Prabowo D. Entropion. Healt Care, 2011. (online) Availabe at
http://diemazcaeem.blogspot.com/2011/05/entropion.html
6. Altieri A, Lester M, Harman F et al. Comparison of three techniques for
repair of involutional lower lid entropion: a three year follow up study.
Ophthalmologica 2003; 217: 265-272
7. Sullivan JH. Palpebra dan apparatus lakrimalis. Dalam: Vaughan D,
Asbury T. Oftalmologi Umum (General Opthalmology). Alih bahasa: Ilyas
S. Edisi 14. Jakarta, Widya Medika: 2000
8. Camara JG, Nguyen LT, Sangalang-Chuidian M et al. Involutional lateral
entropion of the upper eyelids. Arch. Ophthalmol 2002; 120: 1682-4
9. Sodhi PK, Yadava U, Pandey RM, Mehta DK. Modified grey line split
with anterior lamellar repositioning for treatment of cicatricial lid
entropion. Ophthalmic surgery lasers 2002; 33: 169-74
10. Mandal AK, Honavar SG, Gothwal VK. The association of unilateral
congenital glaucoma and congenital lower lid entropion: causal or casual?
Ophthalmic surg lasers 2001; 32: 149-51
11. Park MS, Chi MJ, Baek SH. Clinical study of single-suture inferior
retractor repair for involutional entropion. Ophthalmologica 2006; 220:
327-31.
12. Boboridis K, Bunce C. Interventions for involutional lower lid entropion.
Cochrane Batabase for Systematic Review, 2002.
13. Woo KI, Yi K, Kim YD. Surgical correction for lower lid epiblepharon in
Asians. Br J Ophthalmol 2000;84:1407–1410.
14. Shorr N et al. Three-suture technique addresses involutional entropion in
the office. Ocular Surgery News, 2004