Resto Rigid PDF
Resto Rigid PDF
Kontra indikasi
2 KOMPOSIT
3 PORCELAIN
-Mempunyai kekuatan tekan dan mampu menahan beban oklusal yang besar.
Sifat porcelain ini sangat bergantung pada melting point nya, semakin tinggi melting
pointnya maka semakin baik kekuatannya
Karena titik lebur logam yang lebih rendah dari pada porselen,
sehingga dalam porselen fuse to metal, dipilih bahan porselen yang
memiliki titik lebur rendah sedangkan logam yang digunakan
memiliki titik lebur tinggi. Porselen tipe low melting point dapat
digunakan bersama titanium alloy karena memiliki koefisien
ekspansi termal hampir sama dengan logam.
b. Indikasi dan Kontraindikasi
1. PORSELEN
Indikasi:
Pada kasus dimana faktor estetik sangat penting diperhatikan.
Pada daerah yang mengalami erosi disebabkan oleh cara
menyikat gigi yang salah.
Pada kavitas yang besar di permukaan proksimal gigi depan.
Sebagai bahan pengganti restorasi komposit pada gigi
posterior.
Kontra Indikasi:
2. LOGAM
Indikasi :
Pilihan pasien.
Pasien bersangkutan mungkin lebih memilih alloy emas bila
indikasinya memungkinkan.
Pengganti amalgam.
Bila restorasi amalgam yang besar rusak, alloy emas
merupakan pengganti yang lebih baik.
Lesi karies yang besar.
Apabila tumpatan amalgam tidak mendapat dukungan yang
baik, maka diindikasikan alloy emas.
gi-gigi yang aus.
Email yang aus, sehingga dentin terbuka, maka gigi-gigi ini
diindikasikan dengan alloy emas.
Gigi post perawatan saluran akar.
Kontraindikasi:
3. KOMPOSIT
Indikasi:
Restorasi yang berukuran kecil dan sedang, terutama dengan
margin email
Kebanyakan restorasi pada premolar atau molar pertama,
terutama ketika mempertimbangkan segi estetik
Restorasi yang dapat diisolasi selama prosedur dilakukan
Sebagian besar restorasi yang digunakan untuk memperkuat
sisa struktur gigi yang melemah
Beberapa restorasi yang dapat berfungsi sebagai landasan
untuk mahkota
Kontraindikasi:
Pasien dengan bad habbit seperti bruxism.
Terdapat restorasi porselen pada gigi antagonisnya. Hal ini
disebabkan karena meskipun porselen memiliki sifat rapuh,
namun ia memiliki kekerasan permukaan yang tinggi sehingga
dapat mengikis komposit yang berada pada gigi antagonisnya
saat pasien melakukan oklusi.
Kekurangan
2. Porselain
Kelebihan:
Kekurangan:
a. Porselen memiliki sifat regas dan gampang retak, terutama jika ada cacat pada
restorassinya.
b. Porselen tidak aus secepat email, dan ini menjadi masalah bila keausan sisa
gigi asli tetap berlanjut seperti pada pasien yang giginya erosi atau memiliki
kebiasaann bruxism.
c. Biaya
Biaya merupakan kelemahan terbesar dari restorasi porselen.Penyebab
tingginya biaya adalah jumlah waktu yang harus dialokasikan.Selalu ada tahap
laboratorium sehingga minimal harus ada dua perjanjian klinis dengan pasien.
Pertama untuk preparasi gigi dan pencetakan, dan kedua untuk pengepasan
restorasi setelah dibuat di laboratorium. Waktu ekstra yang harus di keluarkan
oleh dokter gigi dan tekniker gigi tak terhindarkan lagi menyebabkan biaya
yang beberapa kali lebih mahal dari pada restorasi plastisnya yang setara.
3. Komposit
Kelebihan:
a. Estetiknya bagus
b. Preparasi minimal
c. Mudah di lakukan pemolesan
d. Tidak mengalami perubahan warna (diskolorisasi)
Kekurangan:
a. Shrinkage
Meskipun komposit mengalami shrinkage, adanya polimerisasi yang
dilakukan dua kali dapat menyebabkan shrinkage komposit ini menjadi
berkurang. Polimerisasi komposit dilakukan dengan light cure dan pemanasan.
Karena polimerisasi dilakukan sebanyak dua kali, artinya monomer yang
masih tersisa (tidak terpolimerisasi) pada polimerisasi pertama, dapat di
lakukan polimerisasi kembali.Sehingga shrinkage-nya berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J. (2003). Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. (JohanArief
Josef, Schmidseder. 2000. Color Atlas of Dental Medicine Aesthetic Dentistry. New York :
ThiemeLO
Kidd, A.M., Smith, BGN., and Pickard, HM. 2000. Manual Conservative
O’Brien, William J. 2002. Dental Materials and Their Selection 3rd Ed. Chicago:
Tarigan R., 1993, Tambalan Inlay, Penerbit Buku kedokteran EGC. Jakarta