Anda di halaman 1dari 6

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ERIA BUNDA


NOMOR : 280/SK-DIR/IX/2016

TENTANG
PANDUAN PELAYANAN KEDOKTERAN
DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ERIA BUNDA

DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ERIA BUNDA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Ibu dan
Anak Eria Bunda, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan Kedokteran
yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar pelayanan Kedokteran di Rumah Sakit Ibu dan Anak Eria
Bunda, dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya Panduan Pelayanan
Kedokteran Rumah Sakit Ibu dan Anak Eria Bunda, sebagai landasan bagi
penyelenggaraan pelayanan Kedokteran di Rumah Sakit Ibu dan Anak Eria
Bunda,
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b
,perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Ibu dan Anak
Eria Bunda,

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.


2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia
No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit
5. Keputusan Direktur Utama PT Riau Sarana Medika Nomor SK: 12/DIR-
EB/2014 Tahun 2014 tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Ibu dan
Anak Eria Bunda.
6. Keputusan Direktur Utama PT Riau Sarana Medika Nomor
No.001/SK/DIR-PTRSM/XII/2014 tentang pengangkatan Direktur Rumah
Sakit Ibu dan Anak Eria Bunda.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ERIA


BUNDA TENTANG PANDUAN PELAYANAN KEDOKTERAN RUMAH
SAKIT IBU DAN ANAK ERIA BUNDA

Kedua : Panduan Pelayanan Kedokteran Rumah Sakit Ibu dan Anak Eria Bunda
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pelayanan Kedokteran Rumah


Sakit Ibu dan Anak Eria Bunda dilaksanakan oleh Manajer Pelayanan Medis
dan Komite Medis Rumah Sakit Ibu dan Anak Eria Bunda.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

Ditetapkan di Pekanbaru
Pada tanggal 23 September 2016

Direktur
Rumah Sakit Ibu dan Anak Eria Bunda,

Dr. Desvavri, MPH


Lampiran
Keputusan Direktur RSIA Eria Bunda
Nomor : 280/SK-DIR/IX/2016
Tanggal : 23 September 2016

PANDUAN PELAYANAN KEDOKTERAN


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ERIA BUNDA

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Institusi pelayanan kesehatan selalu berupaya meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan, terutama oleh para pemberi pelayanan yang langsung berhadapan dengan pasien dan
keluarganya. Saat ini kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran berlangsung dengan cepat sesuai
dengan kemajuan perkembangan zaman, dengan pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi,
berpengaruh terhadap peningkatan pelayanan kesehatan salah satunya di bidang pelayanan
praktik kedokteran.
Praktik kedokteran adalah kegiatan yang mencakup keperluan banyak pasien, atau
mengandung resiko, dan cenderung menggunakan sumber daya yang besar. Agar kemajuan ilmu
dan teknologi kesehatan tersebut dapat dipraktekkan, aman bagi pasien dan dokter, maka perlu
dilakukan pendekatan yang secara “evidence-based medicine” yaitu dengan melakukan langkah-
langkah tertentu seperti memformulasi pertanyaan klinis, mencari evidence mutakhir, melakukan
telaah kritis evidence yang sahih, penting, dan dapat diterapkan. Dengan demikian diperlukan
upaya standarisasi praktik kedokteran di RSIA Eria Bunda.
Pelayanan kedokteran termasuk salah satu profesi tertua di dunia, telah banyak manusia
terselamatkan, dicegah dari perburukan kondisinya, serta direhabilitasi kembali. Namun tidak
dapat disangkal ada juga yang tidak berhasil, atau terjadi ketidaksempurnaan dalam
penanganannya.
Agar pelayanan kedokteran dapat bermanfaat, serta dapat meminimalkan terjadinya
kesalahan perlu pengaturan standar di RSIA Eria Bunda yang mengacu kepada peraturan dan per
undang undangan yang berlaku.

B. TUJUAN
Tujuan Panduan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran ini adalah :
1. Memberikan panduan pada dokter dan dokter gigi dalam menyiapkan dan melaksanakan
praktik kedokteran di RSIA Eria Bunda.
2. Memberikan perlindungan kepada pasien
3. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan oleh dokter
dan dokter gigi.
4. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter gigi.

C. SASARAN
Sasaran Panduan Penyelenggaraan Praktik Kedokteran ini adalah ;
1. Struktur Organisasi RSIA Eria Bunda Pekanbaru
2. Kelompok Staf Medis
BAB II
PENGERTIAN

A. TEKNOLOGI KESEHATAN
Teknologi kesehatan adalah segala bentuk alat dan atau metode yang ditujukan untuk
membantu menegakkan diagnosa, pencegahan, dan penanganan permasalahan kesehatan
manusia.

B. PRAKTEK KEDOKTERAN
Yang dimaksud dengan Praktik Kedokteran dalam Pedoman ini adalah : rangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh dokter dan dokter gigi RSIA Eria Bunda Pekanbaru terhadap pasien
dalam melaksanakan upaya kesehatan secara di RSIA Eria Bunda Pekanbaru.

Dokter dan dokter gigi tersebut harus memenuhi ketentuan kode etik, standar profesi, hak
pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional.

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan
penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.

Upaya kesehatan yang diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan


promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan
berkesinambungan.

Kegiatan pokok yang termasuk dalam Praktik Kedokteran tersebut adalah:


1. Mewawancarai pasien
2. Memeriksa fisik dan mental pasien
3. Menentukan pemeriksaan penunjang
4. Menegakkan diagnosis
5. Menentukan penatalaksanaan dan pengobatan pasien
6. Melakukan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
7. Menulis resep obat dan alat kesehatan
8. Menerbitkan surat keterangan dokter atau dokter gigi;

C. STANDAR PELAYANAN
Standar acuan yang digunakan untuk menyelenggarakan praktik kedokteran adalah acuan
untuk menyamakan persepsi tentang perbagai istilah tersebut, dokumen ini terutama mengacu
pada artikel Ashton (2002), dengan sedikit modifikasi sebagai berikut:
1. Pedoman nasional pelayanan medis.
2. Panduan pelayanan medis
3. Alur klinis (clinical pathway)
4. Algoritme
5. Protokol
6. Prosedur
7. Standing orders.

Dalam menyelenggarakan praktik kedokteran dokter dan dokter gigi wajib mengikuti
standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi yang telah ditetapkan oleh Direktur. Standar
pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibedakan menurut jenis dan strata sarana
pelayanan kesehatan. Standar pelayanan untuk dokter atau dokter gigi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman,
bermutu, serta merata dan nondiskriminatif. Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung
jawab atas penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pengawasan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus bekerja sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan rumah sakit, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi,
menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien. Tata kelola klinis yang baik.
1. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi standar pelayanan, standar
prosedur operasi sesuai kebutuhan medis pasien.
2. Melakukan konsultasi sesuai kebutuhan medis pasien
3. Merujuk pasien apabila ada ditemukan keterbatasan kemampuan, sarana dan prasarana
rumah sakit

Praktik Kedokteran diatur dalam UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.


Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438 / MENKES / PER / IX / 2010 tentang Standar
Pelayanan Kedokteran. Disebutkan disini bahwa standar pelayanan kedokteran meliputi
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran dan Standar Prosedur Operasi.
Panduan Nasional Praktek Kedokteran (PNPK) adalah panduan tentang penyakit atau
kondisi yang memenuhi beberapa persyaratan seperti paling sering, paling banyak terjadi,
memiliki resiko tinggi, membutuhkan biaya tinggi serta terdapat keberagaman dalam
pengelolaannya. Panduan Nasional Praktek Kedokteran (PNPK) disusun oleh kelompok pakar
profesi, berdasarkan bukti ilmiah, dan disahkan oleh menteri Kesehatan.
Standar Pelayanan Operasional sesuai dengan Taxonomy of Health System Standard dan
PMK 1438 dipecah menjadi : Clinical Practice Guideline (Panduan Praktek Klinik), Clinical
Pathways (Alur Klinis), algoritme, protocol dan prosedur. PPK dapat disusun oleh Komite Medis
tanpa adanya Panduan Nasional Praktek Kedokteran (PNPK), dengan merujuk pada literatur,
artikel dari collegium yang bersangkutan.

1. Panduan Praktek Klinik (PPK)


Panduan Praktek Klinik (PPK) adalah terjemahan dari Panduan Nasional Praktek
Kedokteran (PNPK). hanya ada 1 jenis Panduan Praktek Klinik untuk 1 diagnosis utama (
menggunakan ICD X ). Harus dibuat berdasarkan ketersediaan SDM, sarana dan prasarana yang
ada di RSIA Eria Bunda Pekanbaruserta melibatkan semua spesialisasi terkait sehingga bersifat
spesifik untuk digunakan di RSIA Eria Bunda.
Tujuan Panduan Praktek Klinik (PPK)
1. Meningkatkan mutu pelayanan
2. Mengurangi resiko intervensi yang tidak perlu
3. Memberikan pilihan treatment terbaik dengan keuntungan maksimal dan resiko
terkecil.
4. Tatalaksana dengan biaya optimal
Panduan Praktek Klinik (PPK) sekurang-kurangnya mengandung pengertian, anamnesis,
pemeriksaan fisik, kriteria diagnosis, diagnosis banding, pemeriksaan penunjang, terapi,
edukasi, prognosis dan kepustakaan.
Panduan Praktek Klinik dibuat oleh staf medis dan dikoordinasikan ke komite medis.,
kemudian ditetapkan oleh Direktur. Panduan Praktek Klinik harus ditinjau minimal 2 tahun
sekali. Panduan Praktek Klinik kadang membutuhkan perangkat tambahan agar dapat
dilaksanakan dengan baik, perangkat itu adalah alur klinik, algoritme, protokol, dan prosedur,
serta standing order.
Panduan Praktek Klinik bukan merupakan hal terbaik untuk semua pasien, penyusun
Panduan Praktek Klinik tidak bertanggung jawab atas hasil apapun yag terjadi akibat
penggunaan Panduan Praktek Klinik dalam tatalaksana pasien (DISCLAIMER ).

2. Alur Klinis
Alur Klinis adalah penjabaran rencana pelayanan pasien terstandar hari demi hari dalam
suatu lembaran kerja. Alur klinis dibuat bilamana pelayanan bersifat multidisiplin yaitu oleh
dokter, perawat, atau tenaga kesehatan lainnya dengan tujuan untuk memperjelas penerapan
pelayanan dan mempermudah monitoring kemajuan pasien.
Tidak semua diagnosis membutuhkan alur klinis, alur klinis akan sangat bermanfaat jika
digunakan pada pasien dengan penyakit yang memiliki pola, dengan demikian alur klinis paling
cocok dibuat untuk penyakit multidisiplin dan perjalanan klinisnya dapat diprediksi.
Alur klinis dapat dibuat untuk semua penyakit asal disertai dengan kriteria inklusi dan
ekslusi yang jelas, dan jika ada komplikasi atau komorbiditas yang tidak tertulis pada alur klinis,
maka pasien tersebut harus dikeluarkan dari alur klinis tersebut.
Tujuan dibuatnya alur klinis bukanlah untuk memperoleh rincian biaya. tapi mungkin
dapat menjadikan biaya perawatan menjadi lebih murah, menjadi dasar kajian untuk “diagnostic
related group’.

3. Algoritme
Merupakan format tertulis berupa “flowchart’ pohon pengambilan keputusan, dengan
melihat algoritme dapat dilihat secara cepat apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu.

4. Protokol
Panduan pelaksanaan kondisi / tindakan tertentu. contoh pada kasus retensio urine perlu
pemasangan kateter urethra. Pada protokol pemasangan kateter urethra akan dapat diketahui
semua hal mulai dari pemilihan jenis dan ukuran kateter, persiapan, teknik pemasangan dan
seterusnya.
Dalam protokol harus tertulis jelas tentang siapa pelaksana, tentang komplikasi,
bagaimana mencegah dan mengatasinya, kapan harus berhenti atau konsultasi,dan seterusnya.

5. Prosedur
Merupakan uraian langkah demi langkah untuk melaksanakan tugas teknis/ tindakan
tertentu. prosedur dapat dilakukan oleh perawat seperti memotong/ merawat tali pusat bayi.

6. Standing Orders.
Adalah suatu set instruksi dokter kepada mitra kerja/ perawat atau profesional lainnya
untuk melaksanakan tugas pada saat dokter tertentu tidak ada di tempat, contohnya: standing
orders pemberian antipiretik, pemberian antikejang per rectal, dan lain-lain.

Direktur,
Rumah Sakit Ibu dan Anak
Eria Bunda

Dr. Desvavri, MPH

Anda mungkin juga menyukai