Anda di halaman 1dari 4

Standar

Prosedur
Operasional

Nomor Dokumen : Tanggal :

Revisi Ke : 01 Nomor Revisi : Tanggal :

Prosedur : Embolisasi Aneurisma (ICD 9 CM : 39.75 / 39.76)

Suatu prosedur terapi dengan menggunakan perangkat coiling, ballon, stent dan
1. Pengertian
cairan EVOH dan DMSO yang bertujuan untuk menutup ruang aneurisma agar
(Definisi)
mencegah masuknya aliran darah. Prosedur ini bertujuan untuk menghasilkan
obliterasi lengkap, mencegah terjadinya rekanalisasi aneurisma dan mencegah
terjadinya perdarahan ulang. Prosedur ini meliputi beberapa teknik, yaitu:
a. Ballon-assisted coil embolization
b. Stent-assisted coiling of cerebral aneurysms
c. Flow diverter treatment for aneurysms
d. EVOH and DMSO liquid embolization
2. Indikasi Ruptur non traumatic aneurisma.

3. Kontra Indikasi 1. Alergi terhadap kontras.


2. Vasospasme luas pada pembuluh darah intrakranial.

4. Persiapan 1. Informed Consent tentang tujuan, cara melakukan, resiko cacat, resiko
kematian, harga prosedur dan komplikasi lainnya.
2. IV line lengan kiri dengan larutan NaCl 0,9% 500 cc untuk 24 jam
3. Puasa makan 10 jam sebelum prosedur dimulai
4. Evaluasi obat yang perlu dihentikan atau tidak
5. Konsul anestesi untuk anestesi umum / sedasi
6. Persiapan terkait seperti toleransi prosedur dari Jantung, Paru, Anestesi,
Cek Darah, Ureum/Creatinin, Hemostasis, Rontgen, Foto Thorax dan
Pemeriksaan EKG.

5. Prosedur 1. Pasien yang akan menjalani prosedur ini sudah dilakukan pemeriksaan
Tindakan status umum dan neurologis, darah rutin, EKG, ureum kreatinin, PT/APTT
dan rontgen foto thorax dan cukup rambut pubis dikedua belah sisi.
2. Pasien dibaringkan diatas meja prosedur, dicek persiapan prosedur yang
telah dilakukan, dilakukan tindakan antiseptic dengan betadine, dipersiapkan
lapangan prosedur.
3. Puncture dilakukan pada A. Femoralis kanan.
4. Dilakukan pemasangan femoral sheath.
5. Setelah femoral sheath terpasang, dilakukan pencitraan dengan mesin
angiografi, apakah kedudukan dan posisi sheath sudah benar dan stabil.
6. Diberikan heparin 5000 iu.
7. Dengan bantuan guidewire maka dimasukkan catheter menuju pembuluh

1
darah yang akan diperiksa.
8. Setelah mencapai posisi pembuluh darah yang dituju, maka dilakukan
pemasangan mikrokateter dengan bantuan mikroguidewire.
9. Dilakukan pemberian kontras pada pembuluh darah yang akan dilakukan
pemasangan coil dan pencitraan dengan mesin angiografi. Langkah tersebut
dilakukan berulang ulang dengan posisi pencitraan yang berbeda beda (AP,
oblik kanan/kiri, lateral).
10. Dengan posisi mikrokateter masih didalam pembuluh darah, maka dilakukan
pemasangan coil dan proses pelepasannya, hingga seluruh ruang
aneurisma terisi penuh oleh coil. Proses memasukkan coil ini dapat
menggunakan bantuan ballon tunggal, ballon ganda dan stent. Pada
aneurisma yang berukuran besar dengan lebar leher ≥ 4mm atau rasio
dome to neck < 2 maka dapat dilakukan obliterasi aneurisma dengan cara
memasukkan cairan kombinasi EVOH dan DMSO hingga seluruh aneurisma
terisi dengan cairan ini.
11. Setelah semua tahapan, maka kateter pun ditarik keluar.
12. Femoral sheath jangan dilepas selama 1 jam.
13. Bila setelah 1 jam tidak didapatkan komplikasi ataupun perburukan
neurologist maka femoral sheath pun dilepas.
14. Dilakukan pemeriksaan status neurologi singkat.
15. Dilakukan penekanan pada bekas lapangan prosedur (misalnya A.
Femoralis kanan) secara benar selama 15 – 30 menit untuk mencegah
terjadinya hematoma.
16. Bila setelah dilakukan tes batuk tidak terdapat darah yang keluar, maka
tempat bekas dilakukan prosedur ditutup dengan kassa dan diberi bandage.

6. Pasca Prosedur 1. Pasien diharuskan untuk istirahat total di tempat tidur minimal selama 6 jam
Tindakan diruang HCU/stroke unit/ICU.
2. Selama istirahat tersebut, tungkai bawah yang ada bekas lapangan
prosedur tidak boleh ditekuk.
3. Diet disesuaikan dengan kondisi penyakit pasien.
4. Minimal setelah 6 jam, dilakukan pemeriksaan bekas lapangan prosedur.
5. Dilakukan pemeriksaan status umum dan neurologi dan bila tidak ditemukan
faktor penyulit, maka pasien diperbolehkan pulang 24 jam kemudian.

7. Tingkat Evidens I

8. Tingkat
B
Rekomendasi

9. Indikator Dalam setiap prosedur pemasangan coiling , maka diharuskan :


Prosedur
1. Menyumbat sedikitnya 30% dari aneurisma
Tindakan
2. Angka kematian periprosedural : 2-4 %
3. Angka kecacatan periproseduran : 3-5%

10. Penelaah Kritis dr. Gamaliel Wibowo Soetanto FINA

11. Kepustakaan 1. Meyers PM, Schumacher HC, Higashida RT, et al. Indications for the
performance of intracranial endovascular neurointerventional procedures: a

2
scientific statement from the American Heart Association. Circulation.
2018;137:e661-e689.
2. Gonzalez LF, Albuquerque FC, McDougall C. Neurointerventional
Techniques: Tricks of the Trade. Thieme; 2014.
3. Bradac,G.B. Applied Cerebral Angiography. Normal Anatomy and
Vascular Pathology. Springer International Publishing.2017
4. Morris P . Practical neuroangiography, third edition. Lippincot William Wilkins
2018.
5. Marty B. Endovascular aneurisma repair from bench to bed. SteinkopfVerlag
Darmstadt 2015.
6. Forstig M. Intracranial vascular malformations and aneurysma . Springer
Verlag Berlin Heidelberg 2017.
7. Hemphill et al. Management of Spontaneous ICH. Guidelines for the
Management of Spontaneous Intracerebral HemorrhageA Guideline for
Healthcare Professionals From the American Heart Association/American
Stroke Association.2015
8. Thomson, et al. Guidelines for the Management of Patients With Unruptured
Intracranial Aneurysms A Guideline for Healthcare Professionals From the
American Heart Association/American Stroke Association. The American
Academy of Neurology affirms the value of this guideline as an educational
tool for neurologists. Endorsed by the American Association of Neurological
Surgeons, the Congress of Neurological Surgeons, and the Society of
NeuroInterventional Surgery. Stroke;2015.1-30.

3
4

Anda mungkin juga menyukai