Anda di halaman 1dari 2

AYU MEILINDA

D51116007

A. Dilema moral

1. Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan


pada dua alternative pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama dan
membutuhkan pemecahan masalah.
2. Johnson (1990)Menyatakan hal tersebut merupakan keadaan yang terdiri
dari dua pilihan yang seimbang,dengan kata lain, dilemma merupakan
keadaan yang dihadapkan pada persimpangan yangserupa atau bercabang
denagn petunjuk yang tidak jelas.
3. Oxford Learner‟s Pocket Dictionary (1995)
Moral dilemma is concerning principles of right and wrong in difficult
situation in which onehas to choose between two things.

Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin,


atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan
yang ada.
Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan
tanggung jawab profesional,yaitu:
1. Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan kesejahteraan
pasien atau klien.
2. Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian
[omission], disertai ras tanggung jawab memperhatikan kondisi dan
keamanan pasien atau klien.
3. Konflik moral menurut Johnson adalh bahwa konflik atau dilema pada
dasarnya sama , kenyataannya konflik berada diantara prinsip moral dan
tugas yang mana sering menyebabkan dilema.

Ada 2 tipe konflik:


1. Konflik yang berhubungan dengan prinsip.
2. Konflik yang berhubungan dengan otonomi.
Dua tipe konflik ini merupakan dua bagian yang tidak dapat dipisahkan.

B. Konsep Dilema Moral


Apa yang biasa terjadi pada dua kasus yang terkenal adalah konflik. Dalam setiap
kasus, seorang agen menganggap dirinya memiliki alasan moral untuk
melakukan masing – masing dari dua tindakan, tetapi melakukan kedua tindakan
itu tidak mungkin. Para ahli etika menyebut situasi seperti dilema moral ini.
Ciri – ciri penting daari dilema moral adalah ini: agen dihharuskan untuk
melakukan masing – masing dari dua (atau lebih) tindakan; agen dapat
melakukan setiap tindakan; tetapi agen tidak dapat melakukan keduanya (atau
semua) tindakan.dengan demikian agen tersebut tampaknya dikutuk karena
kegagalan moral; tidak peduli apa yang dia lakukan, dia akan melakukan sesuatu
yang salah (atau gagal melakukan sesuatu yang seharussnya dia lakukan).
C. Konflik Kepentingan
Ralf Dahrendorf muncul sebagai reaksi atas teori fungsionalisme struktural
yang kurang memperhatikan fenomena konflik dalam masyarakat. Teori Konflik
adalah suatu perspektif yang memandang masyarakat sebagai sistem sosial yang
terdiri atas kepentingan-kepentingan yang berbeda-beda dimana ada suatu usaha
untuk menaklukkan komponen yang lain guna memenuhi kepentingan lainnya atau
memproleh kepentingan sebesar-besarnya.

Konflik kepentingan adalah suatu keadaan sewaktu seseorang pada posisi


yang memerlukan kepercayaan, seperti pengacara, politikus, dan lain – lain yang
memiliki kepentingan profesional dan pribadi yang bersinggungan.
Persinggungan kepentingan ini dapat menyulitkan orang tersebut untuk
menjalankan tugasnya. Suatu konflik kepentingan dapat timbul bahkan jika hal
tersebut tidak menimbulkan tindakan yang tidak etis atau tidak pantas. Suatu
konflik kepentingan dapat mengurangi kepercayaan terhadap seseorang atau
suatu profesi. Konflik kepentingan terjadi dari suatu tindakan, kebijakan, atau
prosedur yang berlaku dalam suatu perusahaan.
Konflik kepentingan terjadi antara dua pelaku yang disebut principal dan
agen. Principal adalah orang yang memberikan suatu pertanggung jawaban atau
mandat kepada agen. Hubungan pricincipal dan agen bisa terjadi antara manajer
dengan bawahan, dengan komisaris dengan jajaran direksi, dan lain – lain.
Intinya, konflik kepentingan akan muncul ketika gen memiliki kepentingan atau
tujuan yang berbeda atau bertentangan dengan principal. Secara umum, konflik
kepentingan dapat menyebabkan karyawan bertindak di luar kepentingan dan
tujuan suatu perusahaan. Munculnya konflik kepentingan adalah berita buruk
bagi reputasi, integrasi, dan kepercayaan publik terhadap suatu perusahaan.
Menjelaskan bagaimana konflik kepentingan bisa muncul sangatlah
kompleks. Karena faktor dan jenis dari konflik kepentingan itu sendiri sangatlah
beragam.

D. Contoh Kasus
Problematika disain arsitektur yang ramah lingkungan muncul saat
adanya dua aspek penting yang saling kontradiksi. Jika satu aspek dioptimalkan
perannya akan berbenturan pada aspek lainnya. Sementara itu jika keduanya
digabungkan mustahil dilakukan. Berarti harus ada yang dikalahkan diantara
keduanya. Persoalannya adalah manakah aspek yang dimenangkan? Disinilah
perlu kejelian arsitek dalam merancang. Kejelian bisa dilandasi oleh kejeniusan
atau pun kecerdasan atau juga wawasan dan pengalaman.
Misalnya, bangunan dirancang dengan konsep ramah lingkungan.
Biasanya dua aspek yang bisa kontradiksi adalah aspek termal dan aspek
pencahayaan. Bangunan akan menjadi nyaman secara termal jika udara mengalir
dengan baik dan membawa kalor keluar ruangan. Adapun untuk mencapai
standar pencahayaan alamiah diperlukan bidang bukaan yang biasanya berupa
kaca. Padahal kaca merupakan komponen yang paling tinggi menimbulkan kalor
radiasi matahari.

Anda mungkin juga menyukai