Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Demam Berdarah Dengue (DBD)

OLEH:
KELOMPOK 3
1. Foelsi Khasa Putri
2. Geni Santika Putri
3. Hara Pelmi Ronza
4. Indah Astari Wiranti
5. Indah Lestari Heryani
6. Gesa Tensiska
7. Gepi Sri Yusefa
8. Indah Putri Manzali
9. Isna Molika Rahma
10. Iskandar
11. Yesi Putri Mala
12. Sofy Kinanti
13. Shella Putri Hamansya
14. Tari Afrima Adha
15. Thania Distira Mayuni

AKADEMI KEPERAWATAN BINA INSANI SAKTI SUNGAI


PENUH TAHUN 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DBD
A. LATAR BELAKANG
Musim hujan tiba maka perlu diwaspadai adanya genangan – genangan air yang
terjadi pada selokan yang buntu, gorong – gorong yang tidak lancar serta adanya banjir
yang berkepanjangan, perlu diwaspadai adanya tempat reproduksi atau
berkembangbiaknya nyamuk pada genangan – genangan tersebut sehingga dapat
mengakibatkan musim nyamuk telah tiba pula, itulah kata-kata yang melakat pada saat
ini. saatnya kita melakukan antisipasi adanya musim nyamuk dengan cara pengendalian
nyamuk dengan pendekatan perlakukan sanitasi lingkungan atau non kimiawi yang tepat
sangat diutamakan sebelum dilakukannya pengendalian secara kimiawi.
Selama ini semua manusia pasti mengatahui dan mengenal serangga yang disebut
nyamuk. Antara nyamuk dan manusia bisa dikatakan hidup berdampingan bahkan nyaris
tanpa batas. Namun, berdampingannya manusia dengan nyamuk bukan dalam makna
positif. Tetapi nyamuk dianggap mengganggu kehidupan umat manusia. Meski jumlah
nyamuk yang dibunuh manusia jauh lebih banyak daripada jumlah manusia yang
meninggal karena nyamuk, perang terhadap nyamuk seolah menjadi kegiatan tak pernah
henti yang dilakukan oleh manusia.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana
menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah,
sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.Penyakit ini banyak ditemukan didaerah
tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok
Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan
air laut. Hal ini disebabkan karena penyakit ini telah merenggut banyak nyawa.
Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI terdapat 14 propinsi dalam kurun waktu
bulan Juli sampai dengan Agustus 2005 tercatat jumlah penderita sebanyak 1781 orang
dengan kejadian meninggal sebanyak 54 orang.
DBD bukanlah merupakan penyakit baru, namun tujuh tahun silam penyakit inipun
telah menjangkiti 27 provinsi di Indonesia dan menyebabkan 16.000 orang menderita,
serta 429 jiwa meninggal dunia, hal ini terjadi sepanjang bulan Januari sampai April 1998
(Tempo, 2004). WHO bahkan memperkirakan 50 juta warga dunia, terutama bocah-bocah
kecil dengan daya tahan tubuh ringkih, terinfeksi demam berdarah setiap tahun.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah demam dengue yang disertai pembesaran
hati dan manifestasi perdarahan. Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi
darah dan pasien jatuh syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. DBD merupakan
suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang penularannya dari satu penderita
ke penderita lain disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu langkah yang
dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD adalah dengan memotong siklus
penyebarannya dengan memberantas nyamuk tersebut. Salah satu cara untuk
memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah dengan melakukan Fogging. Selain itu juga
dapat dilakukan pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan abatisasi untuk memberantas
jentik nyamuk.
Berbagai upaya pengendalian penyakit demam berdarah dengue (DBD) telah
dilaksanakan meliputi : promosi kesehatan tentang pemberantasan sarang nyamuk,
pencegahan dan penanggulangan faktor resiko serta kerja sama lintas program dan lintas
sector terkait sampai dengan tingkat desa /kelurahan untuk pemberantasan sarang
nyamuk. Masalah utama dalam upaya menekan angka kesakitan DBD adalah belum
optimalnya upaya pergerakan peran serta masyarakat dalam pemberantasan sarang
nyamuk Demam Berdarah Dengue. Oleh karena itu partisipasi masyarakat dalam
pemberantasan sarang nyamuk DBD tersebut perlu di tingkatkan antara lain pemeriksaan
jentik secara berkala dan berkesinambungan serta menggerakan masyarakat dalam
pemberantasan sarang nyamuk DBD.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) diharapkan
warga mengetahui tentang cara pencegahan Demam Berdarah Dengue.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang DBD, diharapkan warga mampu:
 Warga mengetahui pengertian demam berdarah
 Warga mengetahui cici-ciri demam berdarah
 Warga mengetahui penyebab nyamuk aedes aegypti
 Warga mengetahui cara penularan /penyebaran demam berdarah
 Warga mengetahui cara pencegahan demam berdarah yang dikenal dengan 3M
 Warga mengetahui cara pertolongan pertama pada penderita demam berdarah

C. PELAKSANA KEGIATAN
1. Topik / judul kegiatan : Penyuluhan kesehatan Hipertensi pada LANSIA
2. Sasaran / target
Sasaran dalam pelaksanaan penyuluhan Hipertensi adalah Pasien Lansia puskesmas
Rawang
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
4. Media dan alat
a. Lembar Balik
b.Leaflet
5. Waktudantempat
Hari / Tanggal : Rabu, 27 November 2019
Jam : 09.00 WIB s/d selesai
Tempat : Puskesmas Tanah Kampung
6. Pelaksanaan Kegiatan
NO Kegiatan Mahasiswa Penanggung Kegiatan Audiens Waktu
Jawab
1 Pembukaan Moderator 5 menit
 Memberi salam - Menjawab salam
 Memberi kata - Mendengar dan
sambutan memperhatikan
 Menjelaskan kontrak - Mendengerkan
waktu dan tujuan dan
pertemuaan Memperhatikan
 Memperkenalkan diri - Mendengar dan
memperhatikan
2 Pelaksanaan Presenter 20 menit
 Menggali pengetahuan - Menjawab
peserta tentang pertanyaan penyaji
pengertian Hipertensi semampunya
 Menjelaskan tentang - Mendengar dan
pengertian Hipertensi memperhatikan
 Menggali pengetahuan - Menjawab
peserta tentang faktor- pertanyaan penyaji
faktor penyebab semampunya
Hipertensi - Mendengar dan
 Menjelaskan tentang memperhatikan
faktor-faktor penyebab
Hipertensi - Menjawab
 Menggali pengetahuan pertanyaan penyaji
peserta tentang tanda semampunya
dan gejala Hipertensi - Mendengar dan
 Menjelaskan tentang memperhatikan
tanda dan gejala - Menjawab
Hipertensi pertanyaan penyaji
 Menggali pengetahuan semampunya
peserta tentang dampak
- Mendengar dan
dari Hipertensi memperhatikan
 Menjelaskan tentang - Menjawab
dampak dari Hipertensi pertanyaan penyaji
 Menggali pengetahuan semampunya
peserta tentang cara - Mendengar dan
pencegahan Hipertensi memperhatikan
 Menjelaskan tentang - Menjawab
pencegahan Hipertensi pertanyaan penyaji
 Menggali pengetahuan semampunya
pasien tentang - Mendengar dan
penanganan Hipertensi memperhatikan
 Menjelaskan tentang - Mengungkapkan
penanganan Hipertensi pendapat
 Memberikan - Memperhatikan
kesempatan untuk
bertanya
 Menjawab pertanyaan
3 Penutup Moderator 5 Menit
 Bersama Masyarakat - Ikut menyimpulkan
menyimpulkan materi
Hipertensi
 Evaluasi hasil dari - Mendengar
penyampaian materi
Hipertensi
 Menutup dan - Menjawab salam
Memberikan salam
7. Setting Tempat
Keterangan :
  : Penaggung jawab
   : Moderator
  : Presenter
  : Fasilitator
  : Observer
   : Peserta

D. URAIAN TUGAS
1. Penanggung Jawab :
Tugas :
a. Bertanggung jawab terhadap berlangsungnya acara, sejak berlangsungnya
pertemuan, persiapan, pelaksanaan, sampai eavaluasi dan pertemuan
b. Mengkoordinasikan pertemuan

2. Moderator :
Tugas :
a. Membuka dan menutup acara
b. Menjelaskan kontrak waktu dan tujuan diskusi
c. Mengarahkan jalannya diskusi
d. Memberikan kesempatan audien untuk bertanya dan mengemukakan pendapat

3. Presenter :
Tugas :
Memberikan penyuluhan kepada audiens

4. Observer :

Tugas :
a. Mengamati proses pelaksanaan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan hasil kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan
5. Fasilitator :

Tugas :
a. Memfasilitasi dan memotivasi masyarakat untuk berperan aktif selama mengikuti
acara berlangsung
b. Memfasilitasi peserta untuk berperan aktif selama penyuluhan

6. Dokumentasi :
Tugas :
Mendokumentasikan semua kegiatan acara penyuluhan

E. KRITERIAEVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Sebagian peserta dapat mengikuti kegiatan penyuluhan
b. Peserta hadir tepat waktu
c. Tempat, alat dan media tersediasesuaidenganperencanaan
d. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan rencana
2. EvaluasiProses
a. Pelaksanaan acara sesuai dengan alokasi waktu
b. Menimal 80 % peserta hadir dalam kegiatan penyuluhan
c. Penyaji dapat menyampaikan materi serta dapat menciptakan lingkungan yang
menyenangkan sehingga peserta dapat mengikuti penyuluhan dengan baik
3. Evaluasi Hasil
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
a. audiens mampu menyebutkan pengertian DBD
b. audiens mampu menyebutkan penyebab DBD
c. audiens mampu menyebutkan tanda dan gejala DBD
d. audiens mampu menyebutkan akibat lanjut dari DBD
e. audiens mampu menyebutkan penatalksanaan DBD
f. audiens mampu menyebutkan cara pencegahan DBD
LAMPIRAN MATERI
HIPERTENSI

A. Pengertian
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Hemrrhagic Fever (DHF) ialah
penyakit yang disebabkan virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegyti dan Aedes albbopictus. Kedua jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh pelosok
Indonesia kecuali ditempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut
(Ginanjar, 2008).
Menurut Rampengan seseorang di dalam darahnya mengandung
virus Dengue merupakan sumber penular penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Virus Dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila
penderita tersebut digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap
masuk ke dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar
di berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk di dalam kelenjar liurnya. Kira-kira satu
minggu setelah menghisap darah penderita, nyamuk bersiap untuk menularkan kepada
orang lain. Virus ini akan tetap berada dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Penularan
ini terjadi setiap kali nyamuk menggigit, sebelum menghisap darah akan mengeluarkan air
liur melalui saluran alat menggigitnya (proboscis), agar darah yang dihisap tidak membeku.
Bersama air liur inilah virus Dengue dipindahkan dari nyamuk ke orang lain

B. KLASIFIKASI DBD
- Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji torniket positif,
trombositopeni dan hemokonsentrasi
- Derajat II
Derajat I disertai perdarahan spontan dikulit dan atau perdarahan lain
- Derajat III
Kegagalan sirkulasi : nadi cepat dan lemah, sipotensi, kulit dingin, lembab, gelisah
- Derajat IV
Renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur
C. MANIFESTASI KLINIS
a. Demam tinggi selama 5-7 hari
b. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, ekhimatosik, hematoma
c. Epitaksis, hematomesis, malena, hematuri
d. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi
e. Nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati
f. Sakit kepala
g. Pembengkakan sekitar mata
h. Pembesaran hati, limpa dan kelenjar bening
i. Tanda – tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun,
gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah

E. ETIOLOGI
DBD disebabkan oleh virus dengue dari kelompok Arbovirus B, dan disebarkan oleh
artropoda. Vektor utama DBD ialah Aedes aegypti di daerah perkotaan dan Aedes albopictus
di daerah pedesaan. Nyamuk ini dapat menyebarkan virus dengue setelah sebelumnya
menggigit dan menghisap darah manusia yang sedang menderita DBD. Berdasarkan laporan
yang ada, virus ini juga dapat ditularkan transovarial sehingga telur- telur nyamuk ini
terinfeksi oleh virus dengue. Virus ini berkembangbiak di dalam tubuh nyamuk selama
kurang dari 8-10 hari terutama di dalam kelenjar air ludahnya. Saat nyamuk menggigit
manusia, virus ini akan ditularkan dan berkembang biak di dalam tubuh manusia. Masa
inkubasi selama kurang lebih 4-6 hari dan orang yang terinfeksi tersebut dapat menderita
demam berdarah dengue (Dinkes, 2006)
Virus Dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk dalam kelompok B
Airthopod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, Famili
Flaviviradae dan mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4
(Departemen Kesehatan RI, 2003). Keempat serotipe virus Dengue dapat ditemukan di
berbagai daerah di Indonesia. Infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi
seumur hidup terhadap serotipe yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap
serotype lain. Serotipe DEN-3 merupakan serotype yang dominan dan banyak berhubungan
dengan kasus berat. Virus Dengue ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti (Kristina, dkk, 2004).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue,
antara lain faktor host, lingkungan (environment) dan faktor virusnya sendiri. Faktor host
yaitu kerentanan (susceptibility) dan respon imun. Faktor lingkungan (environment) yaitu
kondisi geografi (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin, kelembaban,
musim), Kondisi demografi (kepadatan, mobilitas, perilaku, adat istiadat, sosial ekonomi
penduduk). Faktor agent yaitu sifat virus Dengue, yang hingga saat ini telah diketahui ada 4
jenis serotipe yaitu Dengue 1, 2, 3, dan 4. Penelitian terhadap epidemi Dengue di Nicaragua
tahun 1998, menyimpulkan bahwa epidemiologi Dengue dapat berbeda tergantung pada
daerah geografi dan serotipe virusnya.
F. KOMPLIKASI
Demam berdarah yang tidak tertangani dapat menimbulkan komplikasi serius,
seperti dengue shock syndrome (DSS). Selain menampakkan gejala demam berdarah, DSS
juga memunculkan gejala seperti:

 Tekanan darah menurun.


 Pelebaran pupil.
 Napas tidak beraturan.
 Mulut kering.
 Kulit basah dan terasa dingin.
 Denyut nadi lemah.
 Jumlah urine menurun.

Tingkat kematian DSS yang segera ditangani adalah sekitar 1-2%. Namun sebaliknya,
bila tidak cepat mendapat penanganan, tingkat kematian DSS bisa mencapai 40%. Karena itu,
penting untuk segera mencari pertolongan medis, bila Anda mengalami gejala demam
berdarah.
Pada kondisi yang parah, demam berdarah bisa menyebabkan kejang, kerusakan pada
hati, jantung, otak, dan paru-paru, penggumpalan darah, syok, hingga kematian.

G. PENATALAKSANAAN DBD

 Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air tajin, air sirup, susu,
untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma, demam, muntah/diare.
 Berikan parasetamol bila demam. Jangan berikan asetosal atau ibuprofen karena obat-
obatan ini dapat merangsang terjadinya perdarahan.
 Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang:
o Berikan hanya larutan isotonik seperti Ringer laktat/asetat
o Kebutuhan cairan parenteral
 Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam
 Berat badan 15-40 kg : 5 ml/kgBB/jam
 Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
o Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium
(hematokrit, trombosit, leukosit dan hemoglobin) tiap 6 jam
o Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik, turunkan jumlah
cairan secara bertahap sampai keadaan stabil. Cairan intravena biasanya hanya
memerlukan waktu 24–48 jam sejak kebocoran pembuluh kapiler spontan
setelah pemberian cairan.
 Apabila terjadi perburukan klinis berikan tatalaksana sesuai dengan tata laksana syok
terkompensasi (compensated shock).

Tatalaksana Demam Berdarah Dengue dengan Syok

 Perlakukan hal ini sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 2-4 L/menit secarra nasal.
 Berikan 20 ml/kg larutan kristaloid seperti Ringer laktat/asetat secepatnya.
 Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi pemberian kristaloid 20 ml/kgBB
secepatnya (maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian koloid 10-
20ml/kgBB/jam maksimal 30 ml/kgBB/24 jam.
 Jika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi; berikan transfusi darah/komponen.
 Jika terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler dan perfusi perifer mulai membaik,
tekanan nadi melebar), jumlah cairan dikurangi hingga 10 ml/kgBB/jam dalam 2-4
jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis dan
laboratorium.
 Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-48 jam. Ingatlah
banyak kematian terjadi karena pemberian cairan yang terlalu banyak daripada
pemberian yang terlalu sedikit.

H. Cara pencegahan Demam Berdarah Dengue

Untuk mencegah penyakit DBD, nyamuk penularnya (Aedes aegypti) harus


diberantas sebab vaksin untuk mencegahnya belum ada. Cara yang tepat dalam
pencegahan penyakit DBD adalah dengan pengendalian vektornya, yaitu
nyamuk Aedes aegypti.
Cara yang tepat untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah
memberantas jentikjentiknya di tempat berkembang biaknya. Cara ini dikenal dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk DBD (PSN-DBD). Oleh karena tempat-tempat
berkembang biaknya terdapat di rumah-rumah dan tempat-tempat umum maka setiap
keluarga harus melaksanakan PSN-DBD secara teratur sekurang-kurangnya seminggu
sekali.
` PSN-DBD tersebut dapat digambarkan pada bagan berikut :
Gambar 2.1.

Nyamuk Dewasa
Foggi Fogging (dengan insektisida)

Kimia
Jentik nyamuk
Fisika Fisika
Biologi

Bagan cara pemberantasan nyamuk (PSN DBD)

Cara Pencegahan yang dilakukan adalah sebagai berikut :


1. Kimia
Dengan cara pemberian abatisasi(abate), pengasapan dan fogging.
2. Fisik

3. Dalam sekurang-kurangya seminggu sekali, maka cegahlah dengan cara 3 M


plus :
a. Menguras bak mandi
b. Menutup tempat penampungan air
c. Mengubur atau menyingkirkan benda- benda yang dapat digenangi air
seperti ban bekas,kaleng bekas,vas bunga,penampungan air dsb.

d.Menggunakan obat nyamuk sebelum tidur dan sebelum bepergian


e. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat lainnya yang
sejenis seminggu sekali.
f. Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar / rusak.
g. Menutup lubang pada potongan bambu / pohon dengan tanah.
h. Menaburkan bubuk Larvasida.
i. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak penampung air.
j. Memasang kawat kasa.
k. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
l. Menggunakan kelambu.
m. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.
4. Biologi

Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik


(ikan adu/ikan cupang), dan bakteri (Bt.H-14) yaitu agen yang aktif
mengendalikan nyamuk .
I. Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypty
1. Warna hitam dengan belang-belang putih di seluruh badannya
2. Berbadan kecil
3. Biasanya menggigit pada siang hari dan sore hari
4. Hidup dan berkembang biak di dalam rumah (bak mandi,kaleng
bekas,kolam ikan,ban bekas,pot tanaman air,tempat minuman burung)
5. Senang hinggap pada pakaian yang bergantung,kelambu dan ditempat yang
gelap dan lembab.
6. Jentik nyamuk berperan aktif di dalam bak air
7. Posisi jentik nyamuk tegak lurus dengan permukaan air
8. Gerakan jentik nyamuk naik turun ke atas pemukaan air untuk bernafas
9. Kemampuan terbang kira-kira 100 meter

J. Cara penularan Demam Berdarah Dengue


1. Demam berdarah dengue hanya dapat ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes
Aegypty betina,yang tersebar luas di rumah-rumah dan tempat-tempat umum
(Sekolah,Pasar,Terminal,Warung dsb)
2. Nyamuk ini mendapatkan virus dengue waktu menggigit/menghisap darah orang
yang sakit DBD atau orang yang tidak sakit tetapi dalam darahnya terdapat Virus
Dengue.
3. Orang yang darahnya mengandung Virus Dengue tetapi tidak sakit dapat pergi
kemana-mana dan menularkan virus itu kepada orang lain di tempat yang ada
nyamuk Aedes Aegyptynya.
4. Virus dengue yang terhisap nyamuk Aedes Aegypty akan berkembang biak dalam
tubuh nyamuk.
5. Bila nyamuk tersebut menggigit/menghisap darah orang lain,virus tersebut akan
dipindahkan bersama air liur nyamuk ke orang tersebut.
6. Orang yang digigit nyamuk Aedes Aegypty yang mengandung virus dengue
gejala sakit/demam setelah 4-7 hari (masa inkubasi)
7. Bila orang yang ditularkan tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik,ia akan
segera menderita DBD (demam berdarah dengue)
DAFTAR PUSTAKA

Suryadi. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 1. Jakarta : CV. Agung Seto
CDC. 2003. Dengue Fever. Division of Vector-Borne Infectious Diseases
Dahlan, M.S.,2009, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan kesehatan, Edisi 2, Jakarta, Salemba Medika
Depkes RI 1992. Petunjuk Teknis Pengamatan Penyakit Demam Berdarah Dengue.
Ginanjar, S.2008, Stop Demam Berdarah Dengue, Bogor, Cita Insan Madani
Suroso T, dkk,. 2003. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Dengue dan
Demam Berdarah Dengue. Depkes RI
Suroso T., Umar, A.I. 2000. Epidemiologi dan Penanggulangan Penyakit DBD, FK UI.
Jakarta
WHO. 2000. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Dengua dan Demam
Berdarah Dengue,

Anda mungkin juga menyukai