Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pada Kelompok Pekerja “Sinar Baru Taylor”

Oleh :

Ainun Mutmainnah Dicky Sahban

Akhriyanti Elisabet Elchiafina Dua Nurak

Amalia Rifda Anwar Dita Nafira Hidayat

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
PRODI D IV KEPERAWATAN
Tingkat II A
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN
APD (Alat Pelindung Diri)

Pokok bahasan : Keperawatan Komunitas


Subpokok Bahasan : Kesehatan Kerja
Topik : Alat Pelindung Diri dan Penyakit Akibat Kerja
Sasaran : Kelompok pekerja “Sinar Baru Taylor”
Tempat : Aula serbaguna
Waktu : 09.00 WITA
Penyuluh : Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Makassar

I. Tujuan Instruksional
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
1. Setelah penyuluhan selama 1x30 menit, peserta mampu menjelaskan kembali
pengertian, syarat, dan macam-macam APD
2. Setelah penyuluhan selama 1x30 menit, peserta mampu memahami dan
mengetahui tentang penyakit yang ditimbulkan selama bekerja
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu :
1. Menjelaskan pengertian APD
2. Menyebutkan kembali 5 dari 9 syarat-syarat APD
3. Menjelaskan macam-macam APD
4. Menyebutkan kembali macam-macam penyakit yang timbul selama bekerja
5. Menyebutkan kembali 5 dari 7 upaya pencegahan penyakit akibat kerja

II. Metode dan Media


a. Ceramah dan tanya jawab
b. Leaflet
III. Kegiatan

No Komunikator Komunikan
Pre Interaksi
1 Memberi salam dan memperkenalkan diri Menjawab salam
(2 menit)
2 Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema Mendengarkan (3 menit)
penyuluhan
3 Apersepsi dengan menanyakan tentang Mendengarkan dan
pengertian dan fungsi APD. Tentang macam- Menjawab (3 menit)
macam penyakit akibat kerja dan upaya
pencegahannya
Isi
4  Menjelaskan materi penyuluhan mengenai Mendengarkan
pengertian, syarat, dan macam-macam APD (20 menit)
 Menjelaskan materi penyuluhan tentang
macam-macam penyakit akibat kerja dan upaya
pencegahannya
5 Memberikan kesempatan kepada komunikan Mengajukan pertanyaan
untuk bertanya tentang materi yang (10 menit )
disampaikan
6 Penutup
Memberikan pertanyaan akhir sebagai evaluasi Menjawab (2 menit)
7 Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan Mendengarkan (3 menit)
penyuluhan
8 Menutup penyuluhan dan mengucapkan salam Menjawab salam
(2 menit)
IV. Lampiran Materi

A. Alat Pelindung Diri


1. Pengertian
Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan
terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991).
Alat Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari bahaya-
bahaya kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, APD dipilih
secara hati-hati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan.
Menurut ketentuan Balai Hiperkes, syarat-syarat Alat Pelindung Diri adalah :
a. APD harus dapat memberikan perlindungan yang adekuat terhadap bahaya
yang spesifik atau bahaya yang dihadapi oleh tenaga kerja
b. Berat alat hendaknya seringan mungkin dan alat tersebut tidak menyebabkan
rasa ketidaknyamanan yang berlebihan
c. Alat harus dapat dipakai secara fleksibel
d. Bentuknya harus cukup menarik
e. Alat pelindung tahan untuk pemakaian yang lama
f. Alat tidak menimbulkan bahaya-bahaya tambahan bagi pemakainya yang
dikarenakan bentuk dan bahayanya yang tidak tepat atau karena salah dalam
menggunakannya
g. Alat pelindung harus memenuhi standar yang telah ada
h. Alat tersebut tidak membatasi gerakan dan persepsi sensoris pemakainya
i. Suku cadangnya harus mudah didapat guna mempermudah pemeliharaannya

2. Jenis-jenis alat pelindung diri


Suma’mur (1994) menggolongkan alat pelindung diri menurut bagian tubuh
yang dilindunginya ke dalam 8 golongan yaitu :
a. Alat Pelindung Kepala
Tujuan dari penggunaan alat ini adalah melindungi kepala dari bahaya
terbentur dengan benda tajam atau keras yang menyebabkan luka tergores,
terpotong, tertusuk, terpukul oleh benda jatuh, melayang dan meluncur, juga
melindungi kepala dari panas radiasi, sengatan arus listrik, api, percikan
bahan-bahan kimia korosif dan mencegah rambut rontok dengan bagian mesin
yang berputar Jenisnya berupa topi pengaman yang terbuat dari plastik,
fiberglass, bakelite.
b. Alat Pelindung Mata
Masalah pencegahan yang paling sulit adalah kecelakaan pada mata,
oleh karena biasanya tenaga kerja menolak untuk memakai pengaman yang
dianggapnya mengganggu dan tidak enak dipakai. Kaca mata pengaman
diperlukan untuk melindungi mata dari kemungkinan kontak dengan
bahaya karena percikan atau kemasukan debu, gas, uap, cairan korosif
partikel melayang, atau kena radiasi gelombang elektromagnetik.

c. Alat Pelindung Muka


Alat Pelindung Muka digunakan untuk mencegah terkenanya muka
oleh partikel-partikel yang dapat melukai muka seperti terkena percikan
logam pada saat melakukan pengelasan. Alat pelindung muka sekaligus
pula dapat melindungi mata. Alat pelindung muka yang biasa digunakan
berupa tameng muka atau perisai muka seperti goggles, helm pengelas dan
topi penutup.

d. Alat Pelindung Telinga


Hilangnya pendengaran adalah kejadian umum di tempat kerja dan
sering dihiraukan karena gangguan suara tidak mengakibatkan luka. Alat
pelindung telinga bekerja sebagai penghalang antara bising dan telinga
dalam. Selain itu, alat ini melindungi pemakainya dari bahaya percikan
api atau logam panas misalnya pada saat pengelasan. Alat pelindung
telinga dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1). Sumbat telinga


Alat ini memberikan perlindungan yang paling efektif karena
langsung dimasukkan ke dalam telinga
2)Tutup telinga
Alat ini dipakai di luar telinga dan penutupnya terbuat dari
sponge untuk memberikan perlindungan yang baik

e. Alat Pelindung Pernafasan


Secara umum alat pelindung pernafasan dapat dibedakan menjadi 2
alat yaitu :
1) Respirator, yang berfungsi membersihkan udara yang
telah terkontaminasi yang akan dihirup oleh pemakainya
2) Breathing Apparatus, yang mensuplay udara bersih atau oksigen
kepada pemakainya

f. Alat Pelindung Tangan


Alat Pelindung Tangan merupakan alat yang paling banyak digunakan
karena kecelakaan pada tangan adalah yang paling banyak dari seluruh
kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. Pekerja harus memakai pelindung
tangan ketika terdapat kemungkinan terjadinya kecelakaan seperti luka
tangan karena benda-benda keras, luka gores, terkena bahan kimia
berbahaya, luka sengatan dan lain-lainnya.

g. Alat pelindung Kaki


Sepatu keselamatan kerja dipakai untuk melindungi kaki dari bahaya
kejatuhan benda-benda berat, terinjak benda yang berputar melalui kjaki,
kepercikan larutan asam dan basa yang korosif atau cairan panas, menginjak
benda tajam. Sepatu pelindung dan boot harus memiliki ujung sepatu yang
terbuat dari baja dan solenya dapat menahan kebocoran. Ketika bekerja di
tempat yang mengandung aliran listrik, maka harus digunakan sepatu tanpa
logam yang dapat menghantarkan aliran listrik. Jika bekerja di tempat biasa
maka harus vdigunakan sepatu yang tidak mudah tergelincir, sepatu yang
terbuat dari karet harus digunakan ketika bekerja dengan bahan kimia.

h. Pakaian pelindung
Pakaian pelindung dapat berbentuk APRON yang menutupi sebagian
dari tubuh yaitu mulai dari dada sampai lutut dan overalla yang menutup
seluruh badan. Pakaian pelindung digunakan untuk melindungi pemakainya
dari percikan cairan, api, larutan bahan kimia korosif dan oli, cuaca kerja
(panas, dingin, dan kelembapan). APRON dapat dibuat dari kain, kulit,
plastik, karet, asbes atau kain yang dilapisi aluminium. Perlu diingat bahwa
APRON tidak boleh dipakai di tempat-tempat kerja yang terdapat mesin
berputar.

B. Penyakit Akibat Kerja


1. Pengertian
Penyakit akibat kerja adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja. Beberapa kemungkinan penyakit yang
dapat terjadi dapat digolongkan menjadi 5 golongan yaitu :
a. Fisik : Kerusakan indera pendengaran, angioneorosis, heat rash,
kejang-kejang, panas, radang dingin, gangguan
penglihatan, kanker.
b. Kimia : Pneumoconiosis, keracunan akibat zat kimia tersebut
c. Biologis/infeksi : Antraksis, kulit
d. Fisiologis : luka, Flaktur/trauma
e. Psikologis : Stress

2. Upaya-upaya Pencegahan Penyakit Akibat kerja


  aSubstitusi
Substitusi yaitu mengganti bahan-bahan yang berbahaya dengan
bahan-bahan yang kurang berbahaya atau tidak berbahaya sama sekali,
misalnya karbon tetraklorida diganti triklor-etilen
b. Ventilasi Umum
Yaitu mengalirkan udara sebanyak-banyaknya menurut perhitungan ke
dalam ruang kerja, agar bahan-bahan berbahaya ini lebih rendah dari kadar
yang membahayakan, yaitu kadar pada nilai ambang batas
c. Ventilasi Keluar Setempat
Adalah alat yang dapat mengisap udara dari suatu tempat kerja
tertentu, agar bahan-bahan yang berbahaya dari tempat tersebut dapat
dialirkan keluar
d. Isolasi
Adalah dengan cara mengisolasi proses perusahaan yang
membahayakan, misalnya isolasi mesin yang hiruk pikuk, sehingga
kegaduhan yang disebabkannya menurun dan tidak menjadi gangguan pada
pekerja
 e. Pakaian/Alat Pelindung
Alat pelindung dalam pekerjaan dapat berupa, kacamata, masker,
helm, sarung tangan, sepatu atau pakaian khusus yang didesain untuk
pekerjaan tertentu
f. Pemeriksaan Sebelum Bekerja
Yaitu pemeriksaan kesehatan pada calon pekerja untuk mengetahui
apakah calon pekerja tersebut sesuai dengan pekerjaan yang akan diberikan
baik fisik maupun, mentalnya
g. Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara berkala terhadap
pekerja, apakah ada gangguan kesehatan yang timbul akibat pekerjaan yang
dilakukan. Dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali, atau
disesuaikan dengan kebutuhan
DAFTAR PUSTAKA

Dainur. 1995. Materi-Materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Widya

Medika.

Depkes RI. 1992. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV. Jakarta

Knollmueler.1998. Buku Saku Keperawatan Komunitas Kesehatan Rumah. Jakarta.

EGC.

MPR RI. 1999. GBHN 1999 – 2004. Jakarta.

Summamur. 1994. Kesehatan Kerja. Jakarta. Widya Medika

Anda mungkin juga menyukai