Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TEKNIK LABORATORIUM

HERBARIUM BASAH DAN KERING

DISUSUN OLEH :

Kelompok 6

1. Yunita Yuliansi (A1D018036)


2. Anggun Tri Septi (A1D018039)
3. Diah Suprihatin (A1D018045)
4. Anisa Amaliah Pulungan (A1D018065)
5. Gabriella Manurung (A1D018066)
6. Johannes Anju Gabriel S (A1D018067)
Pertemuan ke : 3 (Tiga)
Tanggal : 13 Mei 2019
Dosen Pengampu : Irwandi Ansori, M.Si

Asisten Dosen : 1. Pani Aswin, M.Pd


2. Riska Muliana Lubis (A1D015028)
3. Amini (A1D015030)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembuatan herbarium merupakan suatu aktifitas pengawetan tanaman untuk keperluan
penelitian lebih lanjut. Fungsi dari herbarium adalah membantu identifikasi tumbuhan lainnya
yang sekiranya memiliki persamaan cirri-ciri morfologinya. Dengan kata lain, herbarium
merupakan tumbuhan yang diawetkan yang nantinya dapat dijadikan perbandingan dengan
tumbuhan yang akan diidentifikasi.
Herbarium berasal dari kata “Hortus” dan “Botanicus” yang artinya kebun botani yang
dikeringkan. Herbarium adalah tumbuhan utuh yang telah kering terdiri dari organ vegetatif
dan generatif. Organ vegetatif terdiri dari akar, batang, daun, sedangkan organ generatif terdiri
dari bunga, buah dan biji. Herbarium terdiri atas, herbarium basah dan herbarium kering.
Herbarium basah adalah awetan dari hasil eksplorasi yang sudah diidentifikasi dan ditanam
bukan lagi di habitat aslinya, sedangkan herbarium kering adalah awetan yang dibuat dengan
cara di keringkan, namun masih bisa terlihat ciri-ciri morfologinya.
Herbarium adalah kumpulan tumbuhan kering yang dipres dan ditempelkan pada
lembaran kertas, biasanya kertas manila yang menghasilkan suatu label dan data yang rinci
serta disimpan dalam rak-rak atau lemari besi dalam urutan menurut aturan dimana herbarium
itu disimpan.Oleh karena itu dilakukan percobaan ini untuk mengetahui apa yabg dimaksud
dengan herbarium dan cara pembuatan herbarium basah dan kering.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan herbarium
2. Untuk mengetahui cara pembuatan herbarium basah dan kering
BAB II

METODOLOGI PERCOBAAN

2.1 Alat dan Bahan


a. Alat
 Sasak
 Koran bekas
 Kardus
 Isolasi
 Gunting
 Tali rafia
 Kertas padi
 Botol Selai
 Botol Semprot
b. Bahan
 Alkohol 70 %
 Air
 Pohon Mangga
 Pohon Jambu Biji
 Jamur kayu (Fungi) 2 jenis
2.2 Cara Kerja
1. Herbarium basah
 Dicari bahan yang digunakan untuk membuat herbarium kering yaitu pohon
mangga dan pohon jambu biji
 Dibersihkan dengan menggunakan air biasa hingga tidak ada terdapat tanah
atau kotoran yang menempel pada pohon tersebut
 Dikeringkan dengan dilap menggunakan kertas atau tisu
 Kemudian disemprot dengan alkohol diseluruh bagian pohon tanpa terkecuali
 Tungguh beberapa saat
 Selanjutnya diletakkan diatas Koran dan ditata sesuai dengan ukuran
 Di isolasi bagian ujung dan bagian –bagian lainnya,ditutup dan diisolasi Koran
tersebut
 Selanjutnya diletakkan herbarium diatas sasak, diletakkan pembatas Koran
lagi diatas nya diletakkan lagi herbariumnya kemudian ditutup dengan sasak
dan diikat menggunakan tali rapia sekuat-kuatnya serta diinjak-injak.
 Disimpan ditempat yang lembab dan aman .

2. Herbarium kering
 Disiapkan tanaman yang akan digunakan, tanaman yang akan dibuat herbarium,
sebaiknya memiliki bagian-bagian yang lengkap
 Disemprot seluruh bagian sampel dengan alkohol 70%
 Dikeringkan dan ditata didalam koran sebagus mungkin sebelumnya
dicocokkan dahulu kertasnya dengan ukuran 29x43 cm
 Diletakkan diatas sasak dan diatur posisi sampel pada lembaran koran hingga
rata, lapisi lagi dengan beberapa lembar koran
 Diganti koran 2 hari sekali dalam seminggu
 Dibuat indentitas dari herbarium
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Herbarium


Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan tumbuhan yang telah dimatikan dan
diawetkan melalui metoda tertentu dan dilengkapi dengan data-data mengenai tumbuhan
tersebut. Membuat herbarium yaitu pengumpulan tanaman kering untuk keperluan studi
maupun pengertian, tidaklah boleh diabaikan. Yaitu melalui pengumpulan, pengeringan,
pengawetan, dan dilakukan pembuatan herbarium (Ramadhani, 2003).
Herbarium basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang sudah
didentifikasi dan di tanam bukan lagi pada habitat aslinya. Spesiesmen tumbuhan yang telah
diawetkan disimpan dalam suatu larutan yang di buat dari komponen macam zat dengan
komposisi yang berbeda-beda adapun zat yang di gunakan pada herbarium basah diantaranya
akuades, alkohol 70% (Matnawi 1989).
Herbarium adalah kumpulan tumbuhan kering dipres dan ditempelkan pada lembaran
kertas manila yang menghasilkan suatu label atau data yang secara rinci disimpan dalam rak-
rak atau tempat tertentu. Hal ini sesuai literature Meynyeng (2010) yang menyatakan
Herbarium adalah kumpulan tumbuhan kering yang dipres dan ditempelkan pada lembaran
kertas, biasanya kertas manila yang menghasilkan suatu label dan data yang rinci serta disipan
dalam rak-rak atau lemari besi dalam urutan menurut aturan dimana herbarium itu
disimpan.Herbarium terbagi atas herbarium kering dan herbarium basah.

3.1 Herbarium Basah dan Herbarium Kering

Pada praktikum kali ini kami melakukan pembuatan herbarium basah dan herbarium
kering. Berdasarkan cara pengawetannya, herbarium digolongkan menjadi dua bagian yaitu
herbarium basah dan herbarium kering.

A. Herbarium basah
Herbarium basah adalah spesimen tumbuhan yang telah diawetkan dan disimpan
dalam suatu larutan yang dibuat dari berbagai macam zat dengan komposisi berbeda.
Disamping itu dapat pula ditempatkan zat-zat lain dengan tujuan-tujuan tertentu, untuk
mempertahankan warna asli bahan tumbuhan yang diawetkan. Biasanya bahan pengawet
yang digunakan untuk herbarium basah adalah formalin (Setyamidjaja, 1993).
Berdasarkan hal diatas maka pembuatan herbarium yang kami lakukan sesuai
dengan literatur yang ada, karena pada pembuatan herbarium basah kami menggunakan
alkohol 70% sebagai bahan pengawet. Selain itu, alkohol juga berfungsi untuk membunuh
mikroorganisme yang masih ada pada tumbuhan atau jamur supaya jamur tidak cepat
membusuk dan dapat bertahan selama bertahun-tahun.
Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan herbarium adalah lebih kurang selama 1
minggu pada suhu kamar. Hal ini sesuai dengan literatur Meynyeng (2010) yang
menyatakan pembuatan herbarium biasanya membutuhkan waktu lebih kurang 1 minggu.
Suhu yang digunakan pada pembuatan herbarium adalah suhu kamar berkisar 30–35° C.

Herbarium yang baik adalah herbarium yang mimiliki data, lengkap dengan bagian-
bagiannya. Bagian ini berupa akar, batang, bunga bulir, dan buah. Hal ini sesuai dengan
literatur Triharso (1996) yang menyatakan material herbarium yang diambil harus
memenuhi tujuan pembuatan hernarium yakni Identifikasi dan Dokumentasi. Dalam hal
pekerjaan identifikasi diperlukan bagian yang lengkap berupa ranting, bunga, daun muda,
kuncup, dan buah dalam satu kesatuan yang utuh.

Pada pembuatan herbarium basah yang kami lakukan, kami menggunakan bahan
jamur kayu. Kami menggunakan dua buah jamur kayu yang berbeda jenis, jamur pertama
berwarna putih dan jamur kedua berwarna orange. Setelah jamur dibersihkan maka kedua
jamur dimasukkan ke dalam botol selai yang telah diisi alkohol. Kemudian botol ditutup
dan setelah dua hari, alkohol diganti dengan alkohol yang baru.

B. Herbarium kering
Herbarium kering yaitu herbarium yang cara pengawetannya dengan cara dikeringkan.
Sebagian besar spesimen herbarium yang disimpan sebagai awetan dalam herbarium ini
diproses melalui pengeringan. Pegeringan biasanya dilakukan dengan sinar matahari.
Herbarium kering dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat ciri-ciri
morfologinya sehingga masih bisa diamati dan dijadikan perbandingan pada saat
determinasi selanjutnya (Setyamidjaja, 1993).

Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan Herbarium kering adalah awetan yang
dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat cirri-ciri morfologinya sehingga masih
bisa diamati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya. Adapun bahan
yang kami gunakan yaitu adalah pohon jambu biji dan pohon mangga.
Berdasarkan hal diatas maka pembuatan herbarium kering yang kami lakukan sesuai
dengan literatur tersebut. Pada pembuatan herbarium kering yang kami lakukan, kami
mengeringkan tumbuhan tersebut menggunakan kertas koran dan tidak dengan
menggunakan pengeringan matahari. Namun tetap terlihat cirri-ciri morfologinya sehingga
masih bisa diamati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya. Adapun
bahan yang kami gunakan yaitu adalah pohon jambu biji dan pohon mangga. Sebelum
bahannya di press menggunakan sasak, terlebih dahulu disemprot dengan alkohol supaya
mikroorganisme yang masih ada pada tumbuhan tersebut mati dan tumbuhan dapat bertahan
lama.
BAB 1V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Herbarium adalah kumpulan tumbuhan kering dipres dan ditempelkan pada lembaran
kertas manila yang menghasilkan suatu label atau data yang secara rinci disimpan
dalam rak-rak atau tempat tertentu.
2. Herbarium kering adalah herbarium yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap
terlihat cirri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan dijadikan perbandingan
pada saat determinasi selanjutnya. Sedangkan herbarium basah adalah spesimen
tumbuhan yang telah diawetkan disimpan dalam suatu larutan yang di buat dari
komponen macam zat dengan komposisi yang berbeda-beda.

4.2 Saran
1) Sebaiknya sebelum melakukan pembuatan herbarium, praktikan mencari tempat
tumbuhan yang akan dibuat sebagai herbarium terlebih dahulu. Supaya pada saat akan
melakukan pembuatan herbarium, bahan dapat langsung bisa diambil.
2) Sebaiknya sebelum memulai pembuatan herbarium, praktikan menyiapkan semua alat
yang akan dipergunakan supaya pembuatan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan
waktu yang ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA

Matnawi, H. 1989. Perlindungan Tanaman Jilid 1. Kasinus : Yogyakartar Nuraenina

Meynyeng. 2010. Herbarium. Diakses dari http://meynyeng.wordpress.com/2010/03 /

26/herbarium. Pada tanggal 20 Mei 2019.

Ramadhanil. 2003. Herbarium Celebense (CEB) dan Peranannya dalam Menunjang


PenelitianTaksonomi Tumbuhan di Sulawesi. http://unsjournals.com. Diakses
pada tanggal 20 Mei 2019.
Setyamidjaja, D. 1993. Pengolahan Pengawetan. Bandung. ITB
Steenis, Van. 2003. Herbarium (pengawetan). 9. Jakarta. PT Pradnya Paramitha.
Triharso, 1996. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Yogyakarta. UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai