Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Farmakoterapi merupakan intervensi terapi yang akan paling banyak dilakukan

dalam praktek klinik, sehingga kemungkinan untuk menghadapi kasus efek samping

obat bagi seorang praktisi medik mungkin tidak dapat dihindari sepenuhnya.

Seringkali, kejadian efek samping obat ini pada seorang pasien tidak dengan mudah

dikenali, kecuali kalau efek samping yang terjadi adalah bentuk yang berat dan

menyolok. Mahasiswa perlu mengenali bentuk-bentuk efek samping obat,

faktor-faktor penyebab atau yang mendorong terjadinya, upaya pencegahan dan

penanganannya.

Setiap obat mempunyai kemungkinan untuk menyebabkan efek samping, oleh

karena seperti halnya efek farmakologik, efek samping obat juga merupakan hasil

interaksi yang kompleks antara molekul obat dengan tempat kerja spesifik dalam

sistem biologik tubuh. Kalau suatu efek farmakologik terjadi secara ekstrim, inipun

akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap sistem biologik tubuh.

Penggunaan obat yang tidak tepat, tidak efektif, tidak aman, dan juga tidak

ekonomis saat ini telah menjadi masalah dalam pelayanan kesehatan, baik di negara

maju maupun negara berkembang. Masalah ini dijumpai di unit-unit pelayanan

kesehatan misalnya di rumah sakit, Puskesmas, praktik pribadi, maupun di

masyarakat luas. Peresepan obat yang rasional sangat didambakan berbagai pihak,

baik oleh dokter, apoteker, maupun pasien, sehingga diperoleh peresepan obat yang

1
efektif dan efisien. Salah satu indikator keberhasilan peresepan obat rasional di

rumah sakit antara lain persentase penggunaan antibiotik, persentase penggunaan

obat generik, dan persentase penggunaan obat esensial (ketaatan penggunaan

formularium) benar-benar diterapkan sesuai aturan. Obat yang digunakan di rumah

sakit umumnya adalah obat generik, karena harga obat nama dagang lebih mahal

antara 3-5 kali daripada obat generik. Penulisan resep di rumah sakit pemerintah

selain mengacu pada Formularium Rumah Sakit, juga mengacu pada Peraturan

Menteri Kesehatan nomor 085/ Menkes/ Per/ I/ 1989 tentang kewajiban menuliskan

resep dan atau menggunakan obat generik di rumah sakit umum pemerintah.

Antibiotik merupakan jenis obat yang paling banyak digunakan, hal ini tidak

lepas dari tingginya angka kejadian infeksi dalam populasi dibandingkan

penyakit-penyakit lainnya. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama dalam kasus

kematian pada masyarakat sepanjang abad 20 seiring dengan meningkatnya arus

urbanisasi pada negara-negara berkembang, sedikitnya 100.000 kasus di rumah sakit

di Inggris pertahunnya disebabkan karena infeksi, dengan angka kematian mencapai

5000 kematian. Keberhasilan antibiotik menyembuhkan banyak penyakit infeksi

membuat dokter dan masyarakat percaya akan kemampuannya membunuh segala

macam kuman.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukan penulisan makalah yang

membahas tentang efek samping berdasarkan penggolongan obat dan dampak dari

pemakaian obat dalam jangka panjang.

1.2 Rumusan Masalah

2
1. Apa yang dimaksud efek samping obat?
2. Apa saja bentuk efek samping obat yang sering terjadi?
3. Apa saja faktor yang mendukung terjadinya efek samping obat?
4. Apa saja upaya pencegahan dan penanganan efek samping obat dan efek toksik
obat?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Morfologi Bahasa Indonesia

2. Tujuan Khusus

Agar dapat mengetahui dan memahami tentang:

a) Memahami pengertian efek samping obat

b) Memahami bentuk-bentuk efek samping obat yang sering terjadi.

c) Memahami faktor-faktor yang mendukung terjadinya efek samping obat

d) Memahami upaya pencegahan dan penanganan efek samping obat dan efek

toksik obat.

1.4 Metode Penulisan

Metode kepustakaan atau referensi saya ambil dari buku dan berbagai sumber

internet yang terpercaya, agar dapat diperoleh informasi dan data yang lengkap

1.5 Kerangka Karangan

Dalam penulisan ini, digunakan teori-teori atau pendapat-pendapat yang relevan

dengan masalah yang dikaji. Untuk mengkaji definisi dan penggolongan obat,

digunakan teori Anief (2013). Untuk mengkaji efek samping dan interaksi obat,

3
digunakan teori Nugroho (2012). Untuk mengkaji penggunaan obat, digunakan teori

Hamdani (1992) dan Syamsuni (2005).

1.6 Sumber Data

Data yang digunakan bersumber dari

1.7 Contoh Analisis Data

Dengan melihat jenis efek samping yang timbul serta kemungkinan mekanisme

terjadinya, pedoman sederhana dapat direncanakan sendiri, misalnya seperti berikut

ini:

a. Segera hentikan semua obat bila diketahui atau dicurigai terjadi efek samping.
Telaah bentuk dan kemungkinan mekanismenya. Bila efek samping dicurigai
sebagai akibat efek farmakologi yang terlalu besar, maka setelah gejala
menghilang dan kondisi pasien pulih pengobatan dapat dimulai lagi secara
hati-hati, dimulai dengan dosis kecil. Bila efek samping dicurigai sebagai reaksi
alergi atau idiosinkratik, obat harus diganti dan obat semula sama sekali tidak
boleh dipakai lagi. Biasanya reaksi alergi/idiosinkratik akan lebih berat dan fatal
pada kontak berikutnya terhadap obat penyebab. Bila sebelumnya digunakan
berbagai jenis obat, dan belum pasti obat yang mana penyebabnya, maka
pengobatan dimulai lagi secara satu-persatu.

b. Upaya penanganan klinik tergantung bentuk efek samping dan kondisi


penderita.Pada bentuk-bentuk efek samping tertentu diperlukan penanganan dan
pengobatan yang spesifik. Misalnya untuk syok anafilaksi diperlukan pemberian
adrenalin dan obat serta tindakan lain untuk mengatasi syok. Contoh lain
misalnya pada keadaan alergi, diperlukan penghentian obat yang dicurigai,
pemberian antihistamin atau kortikosteroid (bila diperlukan), dan lain-lain.

4
1.8 Simpulan dan Saran

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penulisan makalah ini dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Efek samping adalah setiap efek yang tidak dikehendaki yang merugikan atau

membahayakan pasien (adverse reactions) dari suatu pengobatan. Efek samping

tidak mungkin dihindari/dihilangkan sama sekali, tetapi dapat ditekan atau

dicegah seminimal mungkin dengan menghindari faktor-faktor risiko yang

sebagian besar sudah diketahui.

2. Efek samping obat dapat dikelompokkan dengan berbagai cara, misalnya

berdasarkan ada atau tidaknya hubungan dengan dosis, berdasarkan

bentuk-bentuk manifestasi efek samping yang terjadi dan sebagainya.

3. Adapun faktor-faktor pendorong terjadinya efek samping obat adalah Faktor

bukan obat seperti Intrinsik dari pasien, yakni umur, jenis kelamin, genetik,

kecenderungan untuk alergi, penyakit, sikap dan kebiasaan hidup. Ekstrinsik di

luar pasien, yakni dokter (pemberi obat) dan lingkungan, misalnya pencemaran

oleh antibiotika. Dan faktor obat seperti Intrinsik dari obat, yaitu sifat dan

potensi obat untuk menimbulkan efek samping, pemilihan obat, cara penggunaan

obat, dan interaksi antar obat.

4. Agar kejadian efek samping dapat ditekan serendah mungkin, selalu dianjurkan

untuk selalu harus ditelusur riwayat rinci mengenai pemakaian obat oleh pasien

5
pada waktu-waktu sebelum pemeriksaan, baik obat yang diperoleh melalui resep

dokter maupun dari pengobatan sendiri dan gunakan obat hanya bila ada indikasi

jelas dan bila tidak ada alternatif non-farmakoterapi serta hindari pengobatan

dengan berbagai jenis obat dan kombinasi sekaligus. Adapun penanganan efek

sampingnya adalah segera hentikan semua obat bila diketahui atau dicurigai

terjadi efek samping serta upaya penanganan klinik tergantung bentuk efek

samping dan kondisi penderita.

B. Saran

Dalam pemakaian obat, hendaknya kita perhatikan kontra indikasi dari obat

tersebut, untuk mencegah efek samping dari obat yang berlebihan. Dan adapun

penangan dari efek samping tersebut disesuaikan dengan efek sampng yang

ditimbulkan oleh obat yang telah dikonsumsi atau telah masuk ke dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai