Disusun Oleh :
Ni’maturrohmah (11171010000051)
Qonita Nur Salamah (11171010000055)
Tri Aulia Fitriani (11171010000094)
Thoriq Fajar Batuah (11171010000095)
Halwa Ainayya Addiina (11171010000112)
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
5. Apa saja cara pencegahan dan penanggulangan akibat terpapar benzene?
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1. Untuk mengetahui apa itu benzene
2. Untuk mengetahui sifat benzene
3. Untuk mengetahui sifat karsinogenik dan non karsinogenik dari
benzene
4. Untuk mengetahui dampak kesehatan dari benzene
5. Untuk mengetahui apa saja pencegahan dan penanggulangan dari
terpaparnya benzene
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Benzene
Benzena (C6H6) merupakan senyawa aromatic berupa cairan
bening pada temperature ruang. Senyawa ini memiliki senyawa ikatan
rangkap dan ikatan jenuh pada gugusnya dengan struktur beresonansi.
Benzena merupakan komponen alami dalam minyak mentah, namun
benzene dihasilkan lagi dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam minyak
bumi. Benzena digunakan dalam sintesis pestisida dan obat-obatan serta ban
dan sepatu. Benzena pernah digunakan sebagai pelarut karena memiliki
toksisitasnya tinggi dan memiliki sifat karsinogenik.
B. Sifat Benzene
Benzena memiliki titik leleh di suhu 5,5˚C, Titik didih Benzena pada
suhu 80˚C. Tekanan uapnya tinggi yaitu sekitar pada suhu 20˚C dapat
menyebabkan Benzena dapat menguap secara cepat pada suatu ruangan.
Sifat-sifat benzena (aromatik) antara lain:
C. Karsinogenik Benzene
6
risiko kanker sebesar 2,2 X 10^-6 hingga 7,8 X 110^-6 kali. EPA
memperkirakan, jika seseorang secara terus menerus menghirup udara yang
mengandung benzene dari 0,13 hingga 0,45 µg/m^3 sepanjang hidupya,
secara teoritis memiliki 1 per 1.000.000 risiko peningkatan terjadinya
kanker sebagai akibat udara yang dihirup mengandung zat kimia ini
(benzene). Begitupula kelipatannya, jika 1,3 hingga 4,5 µg/m^3 akan
memiliki peningkatan risiko 1 per 10.000 peluang untuk terjadinya kanker.
b. Jumlah paparan
7
Menurut CDC (2018), paparan benzena dalam waktu lama (satu
tahun atau lebih) dapat memberikan dampak terhadap kesehatan manusia,
antara lain:
8
2. Muntah, iritasi perut, pusing, kantuk, kejang, dan denyut
jantung yang cepat akibat konsumsi makanan atau cairan yang
terkontaminasi dengan kadar benzena tinggi.
1. Pada MRL 0,009 untuk durasi paparan akut (≤14 hari), LOAEL =
2.55 ppm.
2. Pada MRL 0,006 untuk durasi paparan menengah (15 – 364 hari),
LOAEL = 1.8 ppm.
3. Pada MRL 0,003 untuk durasi paparan kronis (≥ 365 hari), LOAEL
= <1 ppm.
4. Pada MRL 0.0005 mg/kg/day untuk durasi paparan krosnis secara
oral (≥ 365 hari), BMCL = 0.0005 mg/kg/day.
9
jam,terdapat 4 dari 6 tikus meninggal. Paparan benzena 45.000 ppm selama
30 menit menyebabkan seluruh kelinci mati. Pada manusia, paparan
benzena 20.000 ppm selama 5 – 10 menit dapat menyebabkan kematian.
Nilai LD50 pada manusia diperkirakan sekita 10 mL (125 mg/kg untuk 70
kg/orang). Pada tikus berkisar antara 930 – 5600 mg/kg, bervariasi
bergantung pada usia (US DHHS, 2007).
1. Tanda yang muncul dalam beberapa menit atau jam setelah terpapar
benzena yang tinggi melalui pernafasan (inhalasi), antara lain:
a. Kantuk
b. Pusing
d. Sakit kepala
e. Tremor
f. Kebingungan
g. Ketidaksadaran
2. Tanda yang muncul dalam beberapa menit atau jam setelah terpapar
benzena yang tinggi melalui konsumsi makanan atau minuman
(ingesti), antara lain:
a. Muntah
b. Iritasi lambung
c. Pusing
d. Kantuk
10
e. Kejang
f. Detak jantung cepat atau tidak teratur
g. Kematian (pada tingkat yang sangat tinggi)
3. Muntah yang diakibatkan karena konsumsi makanan atau minuman
yang mengandung benzene dapat memungkinan muntah tersedot ke
dalam paru-paru dan menyebabkan batuk dan masalah pernafasan.
4. Terjadi iritasi dan cidera jaringan akibat paparan langsung pada
mata, kulit, atau paru.
G. Pencegahan dan Penganggulangan
a. Pencegahan
Setiap orang, setidaknya terpapar benzena dalam jumlah
kecil setiap harinya. Mulai dari terpapar di lingkungan luar, tempat
kerja, bahkan di rumah. Paparan benzena paling umum biasanya
terjadi melalui inhalasi atau dari udara yang mengandung benzena.
Sumber utama adanya benzena di udara, antara lain asam rokok,
bahan bakar seperti bensin, asap dan emisi kendaraan bermotor, dan
emisi industri. Uap atau gas yang berasal dari produk-produk yang
mengandung benzena, seperti lem, cat, dan deterjen juga dapat
menjadi sumber paparan. Selain melalui paparan udara, seseorang
juga dapat terpapar benzena melalui makanan dan air minum yang
sudah terkontaminasi. Akan tetapi, tingkat paparan benzena melalui
makanan dan air minum tidak setinggi melalui udara.
Dua sumber utama dari paparan benzene pada manusia
adalah bensin (bahan bakar) dan asap rokok. Perokok umumnya
terpapar benzene sekitar 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan
orang yang tidak merokok. Meskipun demikian, perokok pasif pun
masih dapat terpapar oleh asap yang dihasilkan perokok di
sekelilingnya. Kemudian, benzene juga merupakan komponen
utama bensin dan bahan bakaryang banyak digunakan dalam proses
pembuatannya. Akibatnya, peningkatan kadar benzene dapat
ditemukan di pom bensin, serta area-area industri lain yang banyak
menggunakan bahan bakar juga menghasilkan asap pembakaran.
11
Untuk mencegah dan menghindari terpaparnya benzene
dalam jumlah yang tinggi, dapat dimulai dengan melakukan
beberapa hal yang sederhana. Pertama, yaitu dengan tidak merokok.
Perokok pasif pun disarankan untuk tidak berdekatan dengan
seseorang yang sedang merokok, untuk menghindari terpaparnya
benzene dalam jumlah tinggi. Selain dengan tidak merokok, untuk
mencegah terpaparnya benzene juga dapat dimulai dengan tidak
banyak menghabiskan waktu di luar ruangan yang dekat dengan
pom bensin, pabrik atau area industri, dan juga lokasi limbah
berbahaya.
Selain itu, untuk mencegah seseorang terpapar benzena
dalam jumlah yang tinggi, Occupational Safety and Health
Administration (OSHA) juga telah mengatur jumlah maksimum
benzene yang diizinkan di ruang kerja. Menurut perarturan yang
dibuat OSHA, jumlah maksimum benzene di ruang kerja selama 8
jam hari kerja, 40 jam kerja per minggu adalah 1 ppm. Oleh karena
itu, National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH)
menyarankan semua pekerja yang memiliki risiko terpapar benzene
dengan kadar tinggi, untuk menggunakan APD seperti masker dan
peralatan pernapasan khusus lainnya.
Selain upaya-upaya tersebut, penggunaan dan penyimpanan
benzene pun perlu dilakukan secara hati-hati. Saat menggunakan
benzene, pekerja harus menggunakan pelindung (APD) dan jangan
sampai menghirup zat atau campuran dan menghindari terbentuknya
uap atau aerosol. Benzene juga harus dijauhkan dari nyala terbuka,
permukaan panas dan sumber penyulut. Pekerja dapat melakukan
perlindungan diri dengan menggunakan krim pelindung kulit,
sarung tangan, serta cuci tangan dan muka setelah selesai melakukan
pekerjaan.
12
b. Penanggulangan
Beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai kegiatan
penanggulangan bagi orang yang telah terpapar benzene, adalah
sebagai berikut (ATSDR, 2007):
1. Mengurangi Absorpsi/Penyerapan Benzene setelah
Paparan
Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi penyerapan
benzene ke dalam tubuh setelah terpapar, adalah dengan
memindahkan seseorang yang terpapar ke lingkungan
dengan udara segar dan dilakukan pemantauan untuk
gangguan pernapasan. Selain itu, bila diperlukan juga
dapat melakukan pemberian oksigen tambahan yang sudah
dilembabkan. Pembersihan pakaian dan barang-barang
secara menyeluruh dengan air dan sabun juga
direkomendasikan kepada seseorang yang terkena paparan
benzene. Beberapa sumber, juga menyarankan untuk
memberikan air atau susu untuk mencegah efek toksik
yang lebih tinggi.
2. Mengurangi Beban/Jumlah Benzene
Sampai saat ini, belum ditemukan cara untuk
mengurangi beban benzene di dalam tubuh manusia.
3. Menghambat Munculnya Efek Racun/Toksik
Apabila seseorang sudah terpapar benzene dengan
kadar tinggi, dapat dilakukan penghambatan munculnya
efek beracun atau toksik dari benzene. Untul menghambat
terjadinya keracunan atau efek toksik dari benzene,
seseorang dapat diberikan Indometasin, yaitu obat
antiinflamasi yang dapat mencegah mielotoksisitas yang
diinduksi oleh benzene.
Selain ketiga hal di atas, terdapat beberapa tindakan
pertolongan pertama yang dapat dilakukan kepada
seseorang yang terpapar benzene, yaitu (Merck, 2006):
13
a. Setelah menghirup benzene, disarankan untuk
menghirup udara yang bersih dan segera hubungi
dokter. Apabila pernapasan berhenti, harus diberikan
pernapasan buatan dan oksigen.
b. Kontak Benzene secara langsung dengan kulit:
Membilas tubuh dengan air atau pancuran air, dan
segera periksakan ke dokter. Pakaian yang digunakan
dan terkontaminasi harus segera dilepas dan diucui.
c. Kontak Benzene dengan mata: Bilas mata dengan air,
melepas lensa kontak, dan segera periksakan ke
dokter mata.
d. Setelah Benzene tertelan: Perhatikan jika muntah, dan
lakukan risiko pengeluaran. Jaga agar aliran udara
tetap bebas, dan segera temui dokter. Kerusakan paru-
paru mungkin terjadi setelah pengeluaran muntah.
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Benzena (C6H6) merupakan senyawa aromatic berupa cairan bening
pada temperature ruang. Dalam kehidupan sehari-hari, benzene memiliki
manfaat yang banyak bagi manusia. Namun, bila terpapar benzene dalam dosis
yang tinggi atau frekuensi yang banyak maka dapat menimbulkan dampak
negative bagi manusia terutama dampak kesehatan. Adapun masalah kesehatan
yang dapat terjadi seperti pusing, anemia, tremor, dan lainnya. Selain itu,
benzene juga bersifat karsinogenik bagi tubuh manusia. Jika tubuh terpapar
benzene yang berlebihan, maka akan menimbulkan tanda dan gejala tertentu.
Pada dasaarnya, dampak negatif dari benzene dapat dicegah dengan
menghindari perokok aktif dalam artian menghindari asap rokok, tidak
melakukan aktivitas diluar ruangan terlalu sering, serta menggunakan APD
apabila memungkinkan terpapar benzene dalam dosis tinggi.
B. Saran
Benzene merupakan zat kimia yang memiliki nilai positif dan negatif
bagi manusia. Oleh karena itu, penting sekali bagi masyarakat pada umumnya
mengetahui dengan baik dampak kesehatan dari benzene, agar dapat
menerapkan pencegahan dan penanggulangan terhadap paparan benzene.
Sehinggan dapat mewujudkan kualitas kesehatan masyarakat yang lebih baik
lagi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Agency for Toxic Substances and Disease Registry. 2007. Toxicological Profile for
Benzene. US: Department of Health and Human Services.
American Cancer Society. (2016). Cancer and Additional Risk. American Cancer
Society. Retrieved from https://www.cancer.org/cancer/cancer-
causes/benzene.html
Arviana, N., 2009. "Produksi Benzena, Toluena, dan Xilena (BTX) Dari Minyak
Jarak Melalui Reaksi Simultan Perengkahan dan Dehidrogenasi
Menggunakan Katalis Zn-ZSM-5". Universitas Indonesia, Depok.
ATSDR. 2007. Toxicological Profile of Benzene. Georgia: US. Department of
Health and Human Services. (https://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp3-
p.pdf)
CDC. (2018). Facts About Benzene. Centers for Disease Control and Prevention.
Retrieved from https://emergency.cdc.gov/agent/benzene/basics/facts.asp
EPA. 2012. Benzene : Health Data from Inhalation Exposure (Summary).
(https://www.epa.gov/iris/supporting-documents-benzene-cancer)
EPA. 2002. Toxicological Review of Benzene (Noncancer Effects). Washington
DC: US Department Protection Agency.
(https://cfpub.epa.gov/ncea/iris/iris_documents/documents/toxreviews/027
6tr.pdf)
Mercks. 2019. Lembaran Data Keselamatan Bahan Menurut Peraturan No.
1907/2006. Jakarta: Mercks.
SA Health. (2019). Benzene. Government of South Australia. Retrieved from
https://www.sahealth.sa.gov.au/wps/wcm/connect/public+content/sa+healt
h+internet/health+topics/health+conditions+prevention+and+treatment/ch
emicals+and+contaminants/benzene
US DHHS. (2007). TOXICOLOGICAL PROFILE FOR BENZENE. US
Departement Health and Human Sevices, 438.
16
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
17
ATSDR. 2007. Toxicological Profile of Benzene. Georgia: US. Department of
Health and Human Services. (https://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp3-p.pdf)
Lampiran 3.
18
EPA. 2012. Benzene : Health Data from Inhalation Exposure (Summary).
(https://www.epa.gov/iris/supporting-documents-benzene-cancer)
Lampiran 4
19
20
21
22
23