2014-2-01249-AR Bab2001
2014-2-01249-AR Bab2001
BAB 2
LANDASAN TEORI
Sumber: Najjah, Konsep Home pada Panti Sosial Tresna Werdha, 2009
maupun fungsional (Hurlock, 1996). Beberapa penurunan yang terjadi pada lansia
adalah sebagai berikut:
1. Penurunan fisik, meliputi penurunan kemampuan visual, temperatur,
pendengaran, kemampuan indera perasa, penurunan fungsi sistem motorik (otot
dan rangka), antara lain berkurangnya daya tumbuh dan regenerasi,
kemampuan mobilitas dan kontrol fisik, semakin lambatnya gerakan tubuh, dan
sering terjadi getaran otot (tremor). Jumlah otot berkurang, ukurannya menciut,
volume otot secara keseluruhan menciut dan fungsinya menurun. Terjadi
degenerasi di persendian dan tulang menjadi keropos (osteoporosis). Semakin
tua usia seseorang, tingkat kecerdasan semakin menurun, memori berkurang,
kesulitan berkonsentrasi, lambatnya kemampuan kognitif dan kerja saraf.
2. Penurunan psikologis yang mencakup demensia (suatu gangguan
intelektual/daya ingat yang sering terjadi pada orang yang berusia > 65 tahun),
depresi, gangguan kecemasan, gangguan tidur.
3. Penurunan sosial dimana masa pensiun menyebabkan sebagian lansia sering
merasa ada sesuatu yang hilang dari hidupnya, seperti perasaan kehilangan
status atau kedudukan sosial sebelumnya, baik di dalam masyarakat, tempat
kerja atau lingkungan, kehilangan pertemanan baik di lingkungan masyarakat,
kehilangan gaya hidup yang biasa dijalaninya, kesepian atau merasa terisolasi
dari lingkungan di sekitarnya.
dalam suatu situasi waktu dan tempat yang tertentu. Dengan kata lain,
perhatian dari teknik ini adalah satu tempat yang spesifik baik kecil ataupun
besar. Dalam teknik ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah
membuat sketsa dari tempat atau setting, meliputi seluruh unsur fisik yang
diperkirakan mempengaruhi perilaku pengguna ruang tersebut. Peneliti dapat
menggunakan peta dasar yang telah dibuat sebelumnya. Akan tetapi yang perlu
diingat bahwa peneliti harus akrab dengan situasi tempat atau area yang akan
diamati. Langkah berikutnya adalah membuat daftar perilaku yang akan
diamati serta menentukan simbol atau tanda sketsa atas setiap perilaku.
Kemudian, dalam satu kurun waktu tertentu, peneliti mencatat berbagai
perilaku yang terjadi dalam tempat tersebut dengan menggambarkan simbol-
simbol pada peta dasar yang telah disiapkan.
rumah sakit, sehingga pengguna merasa nyaman dan tidak merasa tertekan dengan
keadaannya, serta tidak merasa tidak dihargai dengan keterbatasannya.
Bentuk bangunan tidak mengubah kontur tanah dan bangunan yang dirancang
menyesuaikan diri dengan kontur tanah yang ada, sehingga ini menjadi daya tarik
tersendiri dalam desainnya. Desainnya yang unik pada bagian atap dapat digunakan
sebagai jalan tanpa harus melalui tangga sehingga pengguna dapat naik melalui ekor
bangunan.
Desain bangunannya cukup menarik karena tidak seperti bentuk panti werdha
umumnya dengan bentuk push and pull. Bagian push menjadi koridor sementara
yang pull menjadi bagian-bagian ruang kamar. Manfaat lain dari bentuk push and
pull ini bangunan dapat memanfaatkan udara dan pencahayaan alami bangunan
dengan baik. Adanya bentuk push and pull ini sendiri didasari oleh konsep bentuk
papan catur.
Warna putih terlihat dominan pada facade dan kontras dengan lingkungan
sekitar. Massa bangunan secara keseluruhan terdiri dari massa-massa yang lebih
kecil, yang saling bersambung, dan disusun secara tak beraturan dalam tatanan yang
linear. Pencahayaan di dalam ruang mengoptimalisasi cahaya alami melalui konsep
push and pull. Cahaya yang masuk ke dalam bangunan menggunakan cahaya dari
skylight. Disamping itu ada juga penerangan buatan yang berupa indirect light, yang
tersembunyi di antara plafon dan dinding.
Interior bangunan didominasi dengan warna putih, baik lantai, dinding, dan
plafon terlihat agak mengkilap. Elemen bangunan banyak didominasi oleh material
beton, aluminium, dan kaca. Meskipun design bangunan didominasi oleh warna putih
yang monokrom, tidak lantas membuat suasana lorong menjadi mencekam.
Gambar 16. Communal Area of The Hodos Centre for the Elderly
Sumber: http://www.archdaily.com/ diakses tanggal 11 Februari 2015
Desain yang menarik oleh sang arsitek dengan menempatkan sebuah open
space di tengah-tengah hunian yang besar berupa ruang sosialisasi atau vocal point
bagi penghuni townhome, dimana ruang terbuka tersebut dilengkapi dengan taman,
tempat duduk dan jalan setapak dengan landscape menarik dan semua balkon
penghuni berorientasi kepada ruang terbuka tersebut dan saling berhadapan sehingga
dapat menciptakan kebersamaan antar penghuni.
24
Beberapa ruangan pada hunian di pull dan pada bagian yang di pull
menggunakan material yang contrast sehingga bentuk bangunan tidak monoton dan
lebih menarik secara estetik. Pedestrian didesain dengan 2 tipe yang berbeda, ada
yang tegak lurus dan ada yang berbelok-belok yang tujuannya agar lansia selaku
pengguna yang berjalan di sekitar tapak tidak merasa bosan dan dapat
menikmatinya.
Dari 124 townhomes, 64 unit merupakan unit dengan 3 dan 4 kamar tidur
supaya mereka dapat hidup secara berkeluarga. Beberapa elemen dirancang untuk
kebutuhan akses kursi roda, seperti lebar tangga, lift dan pedestrian dengan
memperhatikan standar desain panti werdha yang baik dan benar.
Berdasarkan keempat studi literatur diatas, dapat dilihat perbandingan dalam
tabel dibawah ini:
4. Perlu desain ruang yang dapat mewadahi aktivitas lansia secara bersamaan
sehingga mereka juga dapat saling berinteraksi satu sama lain
5. Dengan menyediakan ramp bagi pengguna untuk menuju ke atap bangunan
merupakan suatu desain yang menarik, namun tidak efektif karena diperlukan
lahan yang sangat besar dan perlu memperhatikan aspek-aspek yang mencakup
kenyamanan dan keamanan bagi lansia sebagai penghuni
6. Konsep push and pull terdapat pada beberapa desain panti werdha dan dapat
menjadi bagian desain yang menarik dan berfungsi untuk mendapatkan udara
dan pencahayaan alami dengan lebih efisien.
PEMILIHAN TOPIK
Environmentally Sustainable, Healthy and Livable Human Settlement
PEMILIHAN TEMA
Pendekatan Arsitektur Perilaku
TUJUAN PENELITIAN
LANDASAN TEORI
UMUM KHUSUS
Lansia Arsitektur Perilaku
Panti Werdha
METODE PENELITIAN
Kualitatif
FEEDBACK
KESIMPULAN PENELITIAN
SKEMATIK DESAIN
26
PERANCANGAN