Nuh Huda
Pendahuluan
Cedera kepala berat
Cedera fasial
Jejas di leher /tengkuk
Fraktur klavikula
Kesemutan eks atas atau atas at bawah
Kelemahan eks bawah at atas bawah
Curiga
Cedera medula spinalis
DE FINIS I
• Fine touch
• Light pressure
• Proprioception
2. Traktus kortikospinal
lateral :
Gerakan volunter trampil
3 Traktus spinotalamikus
lateral
Sensasi nyeri dan suhu
•Kolumna posterior dan traktus kortikospinal
spnal lateral menyilang di medulla oblongata
• Ekstremitas atas :
C5 - Deltoid
C 6 - Ekstensor tangan
C 7 - Ekstensor siku
C 8 - Flexors jari
T 1 - Otot tangan kecil
• Ekstremitas bawah:
L2 - Eleksor sendi panggul
L3,4 - Ekstensor lutut
L4,5 - S1 Fleksi lutut
L5 - Dorsifleksi sendi kaki
S1 - Plantar fleks sendi kaki
KLASIFIKASI CEDERA
MEDULA SPINALIS
Tetraplegia (kuadriplegia)
merupakan cedera medula spinalis di
bagian servikal yang menyebabkan
hilangnya kekuatan otot pada keempat
ekstremitas.
Paraplegia
merupakan cedera medula spinalis,
segmen torakolumbal atau sakral
termasuk cauda equina dan conus
medullaris.
SEDANGKAN KLASIFIKASI BERDASARKAN
AMERICAN SPINAL INJURY ASSOCIATION (ASIA)
DIBAGI MENJADI KLASIFIKASI A, B, C, D DAN E.
• A. Komplit: tidak ada fungsi motorik dan sensorik di segmen
sakral S4-S5.
• B. Inkomplit: fungsi sensorik masih baik, tetapi fungsi motorik
terganggu sampai segmen S4-S5
• C. Inkomplit: fungsi motorik terganggu di bawah level
neurologis, tapi otot motorik utama mempunyai kekuatan <3.
• D. Komplit: fungsi motorik terganggu di bawah level
neurologis, tapi otot motorik utama mempunyai kekuatan >3.
• E. Normal: fungsi motorik dan sensorik normal.
Cedera medula spinalis paling sering pada C5. Paraplegia
lebih sering akibat cedera pada T12 (Chin, 2012).
Cedera Spinal
Saraf servikal
Saraf torakal
Saraf lumbal
Saraf sakral
MANIFESTASI KLINIK
Tingkat cedera Efek cedera
C1-C3 Kuadriplegia, paralisis diafragma, kelemahan atau paralisis otot aksesori, paralisis otot
interkostal dan abdominal
C6-C7 Kuadriplegia, fungsi difragma baik, beberapa gerakan tangan memungkinkan untuk
melakukan sebagian aktivitas sehari-hari.
L1-L2 dan atau di Paraplegia dengan fungsi tangan masih baik, kehilangan fungsi sensorik dan motorik,
bawahnya kehilangan fungsi defekasi dan berkemih
Transfer Checklist
lmmobilisasi spinal NG insitu
Risiko airway di identifikasi Foley kateter
ETT bila PaCO2 = Skin is protected
50mmHg at lebih besar Level SCI ditentukan
Supplement O2
X-rays, CT, MRI
Bantuan ventilasi (k/p) kontak keluarga di
M PrednisolonSS bila dokumentasikan
sesuai
Pendekatan
Sistem Oriented
• Airway ( A )
• Breathing ( B )
• Circulatory ( C )
Klassifikasi Neurologik
Imajing Spinal
• Sistem Gastrontestinal
• Sistem Genitourinaria
• Kulit
Methyl Prednisolon
Suksinat Evidence
• NASCIS II (1992)
- 30mg/kg IV loading dose + 5.4 mg/kg/hr
(over 23hr), efektif bila diberikan dalam
8 jam cedera
• Fungsi Ventilasi
-C1 - C7 = accessory muscles
-C3 - C5 = diaphragm
“C3-4-5 keeps the diaphragm alive!”
• Cedera Oksiput - C3
(ASIA A & B)
-Perlu intubasi segera dan ventilasi
karena hilangnya inervasi
diaphragma
Breathing
Funksi Batuk
• C1-C3 = tidak ada
• C4 = non-funksional
• C5-T = non-functional
• T2-T4 = lemah
• T5-T10 = jelek poor
• T11 & dibawah = normal
Breathing cont’d
Vital Capacity (acute phase)
• C1-C3 = 0 - 5% of normal
• C4 = 10-15% of normal
• C5-T1 = 30-40% of normal
• T2-T4 = 40-50% of normal
• T5-T10 = 75-100% of normal
• T11 and below = normal
C 3,4,5 ….
Keep the
Diaphragm Alive!
Breathing
• Intervensi
-terapi O2
-Bantuan ventilasi PRN
-Medikasi (bronchodilators)
-Posisi dan mobilisasi
-Chest fisioterapi
-Bantuan Cough
Circulatory
Spinal Shock Neurogenic Shock
Trias Klinik
Hipotensi
Bradikardia
Hipotermia
SYOK NEUROGENIK
Kaji tanda syok neurogenik yang sering terjadi dalam 30-60 menit
Risiko
disrefleksia • Penatalaksanaan disrefleksia
otonom