Oleh :
X ray
CT scan
MRI
Akibat trauma medula spinalis
1. Spinal Concussion
tidak didapatkan kerusakan yang nyata pada medula spinalis
dg penyembuhan sempurna setelah beberapa hari/atau jam
2. Kontusio spinalis
Kerusakan jaringan medula spinalis yang sering
sebagai akibat
- fraktur dislokasi vertebrata
- Prolaps diskus intervertebralis
- Fragmentasi tulang
75% kasus menunjukkan perbaikan spontan, 25%
didapatkan lesi yang komplit
3. Kompresi spinallis
Bisa terjadi akibat fraktur kompresi,HNP dan
hematoma ekstradural
4. Hematomelia
Terjadinya perdarahan di sentral kanalis spinalis
yaitu dijaringan medula spinalis
Klasifikasi gangguan neurologis
Frankel mengklasifikasikan ggn neurologis akibat
trauma medulla spinalis sbb:
1.Frankel A
Komplit, disfungsi motorik dan sensoris dibawah
level lesi (Kelumpuhan total dibawah lesi)
2. Frankel B
Hanya ada sensoris.fungsi motor paralisis dibawah
lesi dg sedikit ada fungsi sensoris
3. Frankel C
“motor useless” kekuatan motorik masih
ada tetapi tidak berfungsi dibawah lesi
4. Frankel D
“ Motor useful “ kekuatan motor masih
ada dan dapat difungsikan dengan atau
alat bantu
5. Frankel E
Tidak ada gejala neurologis, funsi
sensoris dan motoris masih baik
Penaganan trauma medula spinalis
1. Tindakan darurat
Kemungkinan adanya cidera servikal dg cidera
kepala hrs selalu dipikirkan
pertolongan pertama
Tehnik transportasi
AIRWAY
Pada klien tak sadar
Sumbatan jalan nafas
paling sering oleh
pangkal lidah
Bebaskan jalan nafas
Gunakan tehnik
manuver yang aman
jawtrust
Pikirkan pemasangan
endotrakeal tube
Jalan nafas obstruksi Jalan nafas bebas
BREATHING
Adanya gerakan paradoksal breathing
mengindikasikan pemakaian ventilator dam
menunjukkan prognasa yang buruk
Kerusakan dibawah C6 menyebabkan kelumpuhan
otot intercostal yang pada orang normal
menggasilkan 60% Tidal Volume
SIRKULASI
Terjadi bila cidera pada level T4 keatas
Disfungsi saraf otonom yaitu
hilangnya pengaruh simpatis :
pd tonus pembulah darah arteri
hipotensi
Pada jantung tonus vagal meningkat
bradikardi
TINDAKAN DI RUMAH SAKIT
PRINSIP PENANGANANNYA
KONSERVATIF
OPERATIF
KONSERVATIF
Klien dibaringkan ditempat tidur dg alas keras dan
rata, lutut dialasi bantal, telapak kaki diberi
tumpuan untuk mencegah terjadinya drop foot
Pada fr dislokasi cervikal klien dipasang collar
brace,minerva jaket atau hakovest
Pada fr torakal atau torakolumbal dipasang gibs
body atau taylor brace
OPERATIF
Dilakukan bila
Adanya defisit neurologis yang memburuk
Trauma penetrans pd columna vertebralis
Adanya fragmentasi/benda asing pada canalis spinalis
Masih terjadi dislokasi yang berat meskipub sudah
dilakukan traksi adekuat
Adanya penekanan pada canalis spinalis atau adanya
penyempitan shg terjadi bloking LCS
PRINSIP2 TINDAKAN KEPERAWATAN
Pd klien trauma tlg belakang pasca operasi prinsip
tindakannya :
Mempertahankan kestabilan dan posisi sejajar
sumbu tubuh
Mencegah komplikasi
Membantu memenuhi KDM
Memberi support mental
MASALAH2 YANG MUNGKIN TERJADI
I.Masalah pernafasan
1. Kegagalan pernafasan akut ( Kelumpuhan
otot pernaf ) dan kronis ( Penurunan reflek
batuk)
2. Obstruksi jalan nafas ( lidah jatuh/sekret)
3. Infeksi-----sekret yang menumpuk menjadi
media pertumb kuman juga karena tehnik
suction yg tidak aseptik
II. Sirkulasi
1. Hipotensi
2. Perdarahan
III. Nyeri
Terjadi karena iritasi pada radix yang terkena
pada daerah trauma
IV. Masalah eliminasi uri
1. Ggn fungsi kandung kemih ( vesika urinaria
dipersyarafi s. parasimpatik yg berpusat di Sakral III- IV)
2. Infeksi sal kemih
V. Masalah sistem pencernaan
1. Ggn fungsi pencernakan dpt berupa dilatasi
lambung, hilangnya kontrol defekasi
2. Hilangnya sensasi sensorik (ketidak mampuan
menghindar dr bahaya)
3. Ulkus dekubitus ( Tirah baring yang lama )
VI. Masalah persendian
1. Kontraktur ( immobilisasi)
2. Spastisitas ( putusnya huh antara pusat2 otak
dg refleks2 diotak dg refleks spinal yan berada
dibawah lesi
VII. Poikilotermi
Gangguan pengaturan suhu tubuh yang
disebabkan oleh :
- Terputusnya laur afferent ke pusat pengutaran suhu
tubuh di hypotalamus
- Vasidilatasi pembuluh darah
- Hilangnya kemampuan menggigil
VIII. Stress psikologi
- Hilangnya fungsi seksual
- Hilangnya pekerjaan
- Gangguan sosialisasi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ggn perfusi jaringan spinal cord b.d adanya kompresi
2. Bersihsn jalan nafas tak efeftif b.d menurunnya refleks
batuk
3. Pola nafas tdk efektif b.d kelumpuhan otot 2 pernasan
4. Ggn mobilitas fisik b.d kelumpuhan ekstrimitas
5. Ggn eliminasi alvi/uri b/d kelumpuhan spingter
6. Resti ggn integritas kulit b.d immobilisasi
7. Resti terjadinya injuri b.d penurunan sensasi
Dx. Pola nafas tdk efektif b.d kelumpuhan otot 2
pernasan
Tujuan klien menunjukkan pola nafas efektif
Kriteria hasil :
Irama nafas teratur
Tidak didapatkan distress pernafasan
Analisa gas darah dan tanda vital dalam batas normal
Rencana Tindakan
1. Observasi pola nafas ( irama, kedalaman dan frek
2. Observasi tanda gawat nafas ; sesak, pernaf cuping hidung,
keringat banyak dan gelisah, sianosis pe kesadaran )
3. Observasi kemampuan f. sensoris & motoris u/memastikan
irama dan pola nafas
4. Obsevasi vital sign
5. Berikan oksigenasi ssi kebutuhan
6. Lakukan breathing exercise bila tdk ada kontra indikasi
7. Kolaborasi pemasangan respirator
8. Kolaborasi untuk pemeriksaan analisa gas darah
OTOT- OTOT PERNAFASAN
Otot2 inspirasi : ICS eksterna
Otot 2 bantu nafas
Sternokleidomastodeus : mengankat sternum
Skalenus : meninggikan iga 1 & 2
Trapeziuzs : memfiksir bahu
Otot2 ekspirasi
ICS interna
Otot2 dinding perut
Rektus obdominalis
Eksternal oblique
Internal oblique
Tranversus abdominalis
Neurogenik shock
Flaccid paralisis
Areflekxia
Biasanya o.k cervical/injuri upper thorak
Kembali dlm 24-48 jam
BCR paling awal kembali
Awal takikardi & hipertensi kmd hipotensi dan
bradikardi ( berbeda dg S.cardiogenik,
S.Hipovolemik, S. Septik )
Treatmen : pemberian cairan isotonik
Kriteria pemasangan ventilator …………..
RR > 35X/mnt
BGA dengan O2 mask Pa O2< 70 mmHg
Pa Co2 > 60 mmHg
Aa Do2 dg 02 100% > 350 mmHg N < 200
Vital capasity < 15 ml / kg BB
Akibatnya: tetraplegia Foto x-ray C1-C7