DSFSDFSDF 9999
DSFSDFSDF 9999
AKHLAKUL KARIMAH
Nim : 184006
2019
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini. Sholawat serta salam semoga tetep tercurah limpahkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW.
Adapun penyusunan makalah ini tidak lain untuk memenuhi tugas yang
diberikan Dosen Mata Pelajaran Agama Islam, terimakasih atas waktu yang telah
diberikan sehingga dalam pembuatan tugas ini dapat terselesaikan dengan lebih baik.
Tidak ada gading yang tidak retak, oleh karena itu dalam penyusunan laporan
ini kami dapat menyadari tentunya masih terdapat kekurangan dan kelemahannya,
maka kami semua pihak penulis mengharapkan sumbang saran yang konstruktif demi
sempurnanya penyusunan makalah selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
Kata akhlaq merupakan bentuk dari kata khuluq dalam bahasa arab
mempunyai asal kata yang sama dengan yang khalik (Pencipta, Allah) dan makhluk,
semuanya itu berasal dari kata khalaqa (menciptakan). Dengan demikian kata khuluq
dan akhlaq tidak hanya mengacu kepada penciptaan atau kejadian manusia melainkan
mengacu juga pada konsep penciptaan alam semesta sebagai makhluk.
Dari pengertian etimologis (bahasa) akhlaq bukan saja merupakan tata aturan
atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia dengan tuhan
dan alam semesta.
Selain itu di dalam kata akhlaq mencakup pengertian terciptanya keterpaduan
antara kehendak khalik dengan perilaku makhluk. Artinya tata perilaku seseorang
terhadap orang lain dan lingkungannya disebut mengandung nilai akhlak, manakala
tindakan atau perilaku tersebut didasakan kepada kehendak Allah SWT, karena itu
sesuai dengan tuntunan akhlak, segala motivasi tindakan (niat) harus mengacu kepada
semangat taqwa kepada Allah (Taqwallah).
Adapun pengertian akhlak menurut terminology (istilah) dapat disebutkan
berikut beberapa pengertian dari pada ahli ilmu.
1. Menurut Imam Ghazali
Akhlak merupakan Sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
BAB II
PEMBAHASAN
- Dilakukan berulang- ulang. Jika hanya sekali saja, maka tidak dapat disebut
akhlak.
Contoh: saat seseorang memberikan hadiah secara tiba- tiba dengan alasan
tertentu, maka perbuatan tersebut tidak bias disebut sebagai akhlak.
- Timbul dengan sendirinya, tanpa pikir panjang karena perbuatan tersebut
sudah menjadi kebiasaan.
Macam-macam Akhlakulkarimah
Khusnudzhan kepada Allah
Khusnudzhan kepada Allah adalah kita memiliki keyakinan yang kuat
bahwa Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang senantiasa
berbuat dan menentukan yang terbaik untuk kehidupan manusia.
Berbaik sangka terhadap Allah SWT
Allah berfirman dalam hadits Qudsi, yang artinya: “Aku sebagaimana
prasangka hamba-Ku. Kalau ia berprasangka baik, maka ia akan mendapatkan
kebaikan. Bila ia berprasangka buruk, maka keburukan akan menimpanya.”
- Ketika ditimpa musibah
- Ketika di sulitkan dari urusan- urusan
- Ketika memandang keadilan Allah
- Ketika tidak sehat
Terhadap diri sendiri
- Ketika memandang sifat buruk kita yang sulit diubah
- Ketika memperhatikan kecerdasan kita yang minim
- Ketika kita tidak mampu beribadah yang baik
Hikmah yang dapat kita ambil dari husnudzhan kepada Allah, yaitu :
a. Banyak bersyukur kepada Allah
b. Selalu beribadah kepada Allah
c. Tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun
d. Mencintai Allah SWT dengan cara mencintai perintah-perintah-Nya dan
membenci perbuatan yang dilarang-Nya.
e. Ridho dan ikhlas terhadap qadha dan qadar Allah.
f. Mentaati, takut dan bertaqwa kepada Allah SWT.
g. Bertaubat kepada Allah
h. Selalu mencari keridhaan Allah SWT
i. Selalu memohon dan berdoa kepada Allah
j. Meniru sifat-sifat Allah, meneladani asmaul husna yang diterapkan dalam
kehidupan
Husnudzhan terhadap sesama manusia yaitu memiliki sifat
berprasangka baik terhadap sesama manusia dan jangan memiliki
prasangka buruk terhadpa manusia.
Qana’ah
Qana’ah dalam kacamata ilmu akhlak memiliki arti menerima segala
naugerah yang diberikan Allah SWT serta bersabar atas ketentuannya besar dan
tidak meninggalkan usaha dan ikhtiar lahiriyah.
Orang mempunyai sifat qana’ah akan memiliki pendirian apa yang
diperoleh atau apa yang ada pada dirinya adalah sesuai dengan Qadar ketentuan
Allah SWT sebagai firman-Nya.
Orang-orang yang bersifat qana’ah ialah mereka yang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Ia menerima anugerah yang diberikan Allah SWT dan sabar atas
ketentuan (ujian, cobaan) yang menimpanya.
b. Ia meminta tambahan yang layak, berusaha dan tawakal.
c. Hatinya tidak tertarik (terpedaya) dengan kekayaan duniawi.
Ikhlas
Ikhlas adalah mengerjakan sesuatu perbuatan yang baik tanpa pamrih
kecuali hanya karena Allah dan mengharapkan ridha-Nya. Allah SWT
berfirman :
Beramal dengan ikhlas akan menjadikan seseorang bekerja dengan jujur,
disiplin dan tanggung jawab, serta sanggup berkorban dalam melaksanakan
tugas pekerjaan tersebut.
Sabar
Sabar artinya tahan uji, tahan menderita, menerima apa yang diberikan
Allah baik yang berupa nikmat maupun berupa penderitaan.
Orang yang sabar adlaah orang yang memiliki keteguhan dan ketabahan
hati dalam usaha mencapai cita-cita. Pantang menyerah terhadap segala
rintangan yang menghadangnya dan selalu sabar bahwa setiap cita-cita luhur
memerlukan kesabaran (ketabahan). Sabar bukan berarti menyerah ketika
mengalami kegagalan tanpa usaha yang maksimal. Akan tetapi ulet dan tahan
banting di dalam menghadapi segala rintangan.
Istiqomah
Dalam bahasa Indonesia padanan kata istiqomah adalah kata “taat asas”,
yakni selalu taat dan setia kepada asas suatu keyakinan oleh sebab itulah orang
yang istiqomah dikatakan juga sebagai orang yang taat asas.
Orang yang berlaku istiqomah disebut juga orang yang mempunyai
resiko yang tidak kecil seperti mendapat celaan. Dalam hal ini orang yang
istiqomah tidak pernah ragu, walalupun ia menghadapi kesulitan dalam
perjuangannya.
Tasammuh
Dalam bahasa Indonesia, kata tasammuh dapat diartikan dengan
tenggang rasa, lapang dada atau toleransi. Oleh karena itu orang yang bersifat
tasammuh berarti memiliki kelapangan dada, menghormati orang yang
berpendapat atau berpendirian lain, tidak mau mengganggu kebebasan berfikir
dan orang berkeyakinan lain.
2. Keturunan
Keturunan adalah cabang yang menyerupai pokok atau yang
menyebabkan anak menyerupai orang tuanya. Menurut Hamzah Yaíqub sudah
merupakan sunnatullah yang berlaku pada alam ini sehingga dapat diketaui
bahwa cabang itu menyerupai pokoknya dan pokok menghasilkanyang serupa
atau hampir serupa dengannya hal ini terjadi pada sejumlamahluk, misalnya
tumbuh-tumbuhan, hewan dan pada manusia itu sendiri.
Lingkungan pergaulan menurut Hamzah Yaíqub adalah lingkunga
keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan organisasi
lingkungan kehidupan ekonomi dan lingkungan pergaulan yang bersifat umum
dan bebas. Demikian faktor lingkungan yang dipandang cukup menentukan
pematangan watak dan tingkah lau seseorang.
3. Azam/Kemauan
Kemauan atau azam merupakan kekuatan atau dorongan yang
menimbulkan manusia bertingkah laku. Menurut Rachmat Djatmika kekuatan
kemauan dapat mengarah kepada melaksanakan sesuatu atau juga mengara kepada
menolak atau meninggalkan sesuatu. Selain itu Hamzah Yaíqub menyatakan bahwa
kemauan atau kehendak ini merupakan faktor penting di dalam akhlak karena
kehendak yang mendorong manusia berkelakuan dan berakhlak, dari kehendak
itulah menjelma niat yang baik dan yang buruk yang selanjutnya akan menentukan
baik dan buruknya suatu perbuatan.
4. Pendidikan
Dalam bukunya Prof. H. M. Arifin yang berjudul ìIlmu Pendidikan
Islamî dikatakan bahwa ìPendidikan adalah latihan mental, moral dan fisik
(jasmaniah) yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi.
Pendidikan yang pada dasarnya adalah upaya pembinaan jasmani dan
rohani kepada anak menuju terbentuknya kepribadian yang utama, hal ini
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap akhlak karena dengan
pendidikan, seseorang akan mengetahui perbuatan baik dan perbuatan buruk, bahkan
naluri dan bakat seseorang dapat disalurkan atau diarahkan dan dikembangkan
dengan sebaik-baiknya. Pendidikan merupakan tuntunan dan pengajaran yang
diterima seseorang dalam membina kepribadian.
Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap akhlak
karena pendidikan turut mematangkan kepribadian manusia sehingga tingkah
lakunya sesuai dengan pendidikan yang lazim diterima meliputi pendidikan
formal, non formal dan informal. Sementara itu pergaulan dengan orang-orang baik
dapat dimasukkan sebagai pendidikan tidak langsung karena pengaruh pula
terhadap kepribadian.
Dari keterangan tersebut di atas dapat diketahui bahwa dalam proses
pembinaan akhlak itu terkait dengan dengan hal-hal di atas baik itu datangnya dari
diri sendiri atau pun dari luar, dan dilakukan secara kontinue (terus-menerus) agar
dapat melekat pada setiap individu terutama pada saat usia pra-sekolah dan masa-
masa usia sekolah.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengertian akhlakul karimah ialah akhlak yang terpuji baik yang langsung
terhadap Allah dengan melaksanakan ibadah yang wajib maupun yang sunah,
dan melaksanakan hubungan yang baik terhadap sesama manusia yang meliputi
antara lain :
a. Husnudzhan hablumminallah wahablumminannas
b. Qana’ah yaitu menerima segala pemberian Allah SWT
c. Ikhlas yaitu melaksanak sesuatu perbuatan yang baik hanya karena
Alllah SWT.
d. Sabar yaitu menerima pemberian dari Allah baik berupa nikmat maupun
berupa cobaan.
e. Istiqomah yaitu teguh pendirian terhadap keyakinannya.
f. Tasammuh yaiitu memiliki sifat tenggang rasa, lapang dada, dan
memiliki sifat toleransi.
g. Ikhtiar yaitu berusaha atau kerja keras untuk mencapai tujuan
h. Berdoa yaitu memohon kepada Allah
DAFTAR PUSTAKA
Yakub U.M Drs, dkk, 2006, Pendidikan Agama Islam SMA Kelas X; MGMP; PAI
Kab Kuningan.
Hasanuddin H.A Drs, 2006, Aqidah Akhlak, Bandung Rosda Karya.
7