Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AKHLAKUL KARIMAH

Nama : AJI INDRAS LAKSONO

Nim : 184006

Program Studi Kimia Tekstil

Akademi Teknologi Warga Surakarta

2019

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah ini. Sholawat serta salam semoga tetep tercurah limpahkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW.
Adapun penyusunan makalah ini tidak lain untuk memenuhi tugas yang
diberikan Dosen Mata Pelajaran Agama Islam, terimakasih atas waktu yang telah
diberikan sehingga dalam pembuatan tugas ini dapat terselesaikan dengan lebih baik.
Tidak ada gading yang tidak retak, oleh karena itu dalam penyusunan laporan
ini kami dapat menyadari tentunya masih terdapat kekurangan dan kelemahannya,
maka kami semua pihak penulis mengharapkan sumbang saran yang konstruktif demi
sempurnanya penyusunan makalah selanjutnya.
BAB I
PENDAHULUAN
Kata akhlaq merupakan bentuk dari kata khuluq dalam bahasa arab
mempunyai asal kata yang sama dengan yang khalik (Pencipta, Allah) dan makhluk,
semuanya itu berasal dari kata khalaqa (menciptakan). Dengan demikian kata khuluq
dan akhlaq tidak hanya mengacu kepada penciptaan atau kejadian manusia melainkan
mengacu juga pada konsep penciptaan alam semesta sebagai makhluk.
Dari pengertian etimologis (bahasa) akhlaq bukan saja merupakan tata aturan
atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia dengan tuhan
dan alam semesta.
Selain itu di dalam kata akhlaq mencakup pengertian terciptanya keterpaduan
antara kehendak khalik dengan perilaku makhluk. Artinya tata perilaku seseorang
terhadap orang lain dan lingkungannya disebut mengandung nilai akhlak, manakala
tindakan atau perilaku tersebut didasakan kepada kehendak Allah SWT, karena itu
sesuai dengan tuntunan akhlak, segala motivasi tindakan (niat) harus mengacu kepada
semangat taqwa kepada Allah (Taqwallah).
Adapun pengertian akhlak menurut terminology (istilah) dapat disebutkan
berikut beberapa pengertian dari pada ahli ilmu.
1. Menurut Imam Ghazali
Akhlak merupakan Sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.

2. Menurut Ibrahim Anis


Akhlak ialah Sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya
lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk tanpa membutuhkan
pemikiran dan pertimbangan.
Karena akhlak berpusat pada taqwa, sedangkan taqwa merupakan asas
yang kokoh dan tidak akan pernah berubah lantaran kehendak hawa nafsu, maka
akhlak islamiah mempunyai ciri khusus yang membedakannya dari akhlak ciptaan
manusia. Ciri tersebut adalah :
a. Kebajikan yang mutlak
Akhlak yang menjamin adanya kebajikan yang mutlak, karena islam telah
menciptakan akhlakulkarimah, baik untuk individu maupun bagi masyarakat
disetiap lingkungan dalam setiap kondisi serta waktu.

b. Kebaikan yang menyeluruh


Norma-norma yang diajarkan oleh akhlak sangat mudah untuk dimengerti
dan tidak mengandung kesulitan atau kesukaran, artinya kebaikan yang
diajarkan tidak memberatkan dan sesuai dengan kadar dan kemampuan
manusia yang bersifat menyeluruh tanpa membedakan ras dan kebangsaan.
c. Kemantapan
Nilai kebajikan yang diajarkan oleh akhlak bersifat mutlak dan
menyeluruh, juga bersifat permanen, langgeng (tetap dan mantap). Karena
akhlak diciptakan oleh Alah SWT yang selalu memelihara kebaikan yang
mutlak universal serta langgeng. Hal ini berbeda dengan aturan akhlak ciptaan
manusia yang bersifat nisbi (sementara), dan tidak bersih dari kepentingan
individu maupun golongan. Akhlak ciptaan manusia selalu berubah dan tidak
selalu sesuai dengan kepentingan masyarakat.
d. Kewajiban yang wajib ditaati
Akhlak Islamiyah bersumber dari akidah serta syariat islam yang wajib
ditaati. Ia mempunyai daya kekuatan mengikat yang tinggi, menguasai semua
perilaku manusia, lahir maupun batin dan di dalam keadaan suka maupun
duka. Kepatuhan dan ketaqwaan kepada Allah mendorong untuk tetap setia
kepada ajaran-ajarannya, sekaligus menjadi motivator (pendorong) untuk
berbuat kebajikan dan meninggalkan segala bentuk kedzaliman.
e. Pengawasan menyeluruh
Taqwa kepada Allah y ang menjadi sumber utama akhlak merupakan
pengawas (kontrol) bagi hati nurani dan akal sehat. Islam menghargai hati
nurani yang didasarkan oleh iman, islam dan ihsan, bahkan dijadikan tolak
ukur dalam menetapkan berbagai ikhtiar (usaha) dan ketetapan hukum.

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Akhlakul karimah


Akhlak terpuji adalah suatu aturan atau norma yang mengatur hubungan antar
sesama manusia dengan tuhan dan alam semesta.
Hadits tentang akhlakul karimah
- Rasulullah saw bersabda, yang artinya:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia” (HR. Bukhari, Baihaqi, dan Hakim)
- Rasulullah saw bersabda, yang artinya:
“Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya”

Akhlak merupakan satuan ukuran yang digunakan untuk mengukur ketinggian


akal dan nurani seseorang. Nabi SAW bersabda, “ aku menjamin sebuah rumah
disurga yang paling tinggi bagi orang-orang yang berahklak baik”.( HR. Abu
Dawud).

Syarat- syarat (kriteria) akhlak :

- Dilakukan berulang- ulang. Jika hanya sekali saja, maka tidak dapat disebut
akhlak.
Contoh: saat seseorang memberikan hadiah secara tiba- tiba dengan alasan
tertentu, maka perbuatan tersebut tidak bias disebut sebagai akhlak.
- Timbul dengan sendirinya, tanpa pikir panjang karena perbuatan tersebut
sudah menjadi kebiasaan.
Macam-macam Akhlakulkarimah
Khusnudzhan kepada Allah
Khusnudzhan kepada Allah adalah kita memiliki keyakinan yang kuat
bahwa Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang senantiasa
berbuat dan menentukan yang terbaik untuk kehidupan manusia.
Berbaik sangka terhadap Allah SWT
Allah berfirman dalam hadits Qudsi, yang artinya: “Aku sebagaimana
prasangka hamba-Ku. Kalau ia berprasangka baik, maka ia akan mendapatkan
kebaikan. Bila ia berprasangka buruk, maka keburukan akan menimpanya.”
- Ketika ditimpa musibah
- Ketika di sulitkan dari urusan- urusan
- Ketika memandang keadilan Allah
- Ketika tidak sehat
Terhadap diri sendiri
- Ketika memandang sifat buruk kita yang sulit diubah
- Ketika memperhatikan kecerdasan kita yang minim
- Ketika kita tidak mampu beribadah yang baik

Hikmah yang dapat kita ambil dari husnudzhan kepada Allah, yaitu :
a. Banyak bersyukur kepada Allah
b. Selalu beribadah kepada Allah
c. Tidak menyekutukan Allah dengan suatu apapun
d. Mencintai Allah SWT dengan cara mencintai perintah-perintah-Nya dan
membenci perbuatan yang dilarang-Nya.
e. Ridho dan ikhlas terhadap qadha dan qadar Allah.
f. Mentaati, takut dan bertaqwa kepada Allah SWT.
g. Bertaubat kepada Allah
h. Selalu mencari keridhaan Allah SWT
i. Selalu memohon dan berdoa kepada Allah
j. Meniru sifat-sifat Allah, meneladani asmaul husna yang diterapkan dalam
kehidupan
Husnudzhan terhadap sesama manusia yaitu memiliki sifat
berprasangka baik terhadap sesama manusia dan jangan memiliki
prasangka buruk terhadpa manusia.
Qana’ah
Qana’ah dalam kacamata ilmu akhlak memiliki arti menerima segala
naugerah yang diberikan Allah SWT serta bersabar atas ketentuannya besar dan
tidak meninggalkan usaha dan ikhtiar lahiriyah.
Orang mempunyai sifat qana’ah akan memiliki pendirian apa yang
diperoleh atau apa yang ada pada dirinya adalah sesuai dengan Qadar ketentuan
Allah SWT sebagai firman-Nya.
Orang-orang yang bersifat qana’ah ialah mereka yang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Ia menerima anugerah yang diberikan Allah SWT dan sabar atas
ketentuan (ujian, cobaan) yang menimpanya.
b. Ia meminta tambahan yang layak, berusaha dan tawakal.
c. Hatinya tidak tertarik (terpedaya) dengan kekayaan duniawi.
Ikhlas
Ikhlas adalah mengerjakan sesuatu perbuatan yang baik tanpa pamrih
kecuali hanya karena Allah dan mengharapkan ridha-Nya. Allah SWT
berfirman :
Beramal dengan ikhlas akan menjadikan seseorang bekerja dengan jujur,
disiplin dan tanggung jawab, serta sanggup berkorban dalam melaksanakan
tugas pekerjaan tersebut.
Sabar
Sabar artinya tahan uji, tahan menderita, menerima apa yang diberikan
Allah baik yang berupa nikmat maupun berupa penderitaan.
Orang yang sabar adlaah orang yang memiliki keteguhan dan ketabahan
hati dalam usaha mencapai cita-cita. Pantang menyerah terhadap segala
rintangan yang menghadangnya dan selalu sabar bahwa setiap cita-cita luhur
memerlukan kesabaran (ketabahan). Sabar bukan berarti menyerah ketika
mengalami kegagalan tanpa usaha yang maksimal. Akan tetapi ulet dan tahan
banting di dalam menghadapi segala rintangan.
Istiqomah
Dalam bahasa Indonesia padanan kata istiqomah adalah kata “taat asas”,
yakni selalu taat dan setia kepada asas suatu keyakinan oleh sebab itulah orang
yang istiqomah dikatakan juga sebagai orang yang taat asas.
Orang yang berlaku istiqomah disebut juga orang yang mempunyai
resiko yang tidak kecil seperti mendapat celaan. Dalam hal ini orang yang
istiqomah tidak pernah ragu, walalupun ia menghadapi kesulitan dalam
perjuangannya.

Tasammuh
Dalam bahasa Indonesia, kata tasammuh dapat diartikan dengan
tenggang rasa, lapang dada atau toleransi. Oleh karena itu orang yang bersifat
tasammuh berarti memiliki kelapangan dada, menghormati orang yang
berpendapat atau berpendirian lain, tidak mau mengganggu kebebasan berfikir
dan orang berkeyakinan lain.

Ikhtiar (Kerja Keras)


Untuk mempertahankan hidup dan kehidupan, manusia dituntut untuk
berjuang baik secara perorangan (individu) maupun secara kelompok (kolektif).
Tuntutan tersebut berdasarkan fitrah (naluri) kemanusiaan yang tumbuh karena
adanya hidayah dari Allah sesuai asas penciptaan-Nya.
Berdoa
Yaitu memohon kepada Allah, agar segala yang telah kita lakukan ada
dalam ridha Allah SWT dan diqobulkan oleh Allah SWT.

Manfaat Akhlakul Karimah


Akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang paling
penting sekali, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dan
bangsa. Sebab suatu bangsa akan maju atau hancur sangat tergantung dari
akhlak masyarakatnya. Apabila akhlaknya baik maka bangsanya akan baik pula
dan sebaliknya bila akhlak telah hancur maka hancur pula bangsa itu.
Akhlak merupakan sesuatu yang penting dan merupakan bagian yang tak
dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia tanpa akhlak yang mulia
akan hilang derajat kemanusiaannya sebagai mahluk Allah yang paling mulia dan
meluncur turun kepada martabat hewani. Manusia yanmg telah tiada sifat
kemanusiaannya adalah sangat berbahaya daripada binatang buas. Imam Ghazali
dalam bukunya ìMukasyafatul Qulubî menyatakan bahwa:
Ada seorang lelaki datang kepada Nabi saw. dan bertanya: ìApa yang disebut
agama, ya Rasul? Nabi saw menjawab : Akhlak yang muliaî. Kata Fudhail ra. : Ia
berkata kepada Nabi saw. : ìSesungguhnya si fulan berpuasa di siang hari dan
beribadah di malam hari, namun dia wanita yang akhlaknya jelek, yang selalu
menyakiti tetangga dengan mulutnya.î Nabi saw. bersabda : Untuk dia tidak ada
kebaikan, dan dia termasuk penghuni neraka.
Kutipan tersebut di atas dengan jelas berisikan manfaat dan pentingnya
akhlakul karimah (akhlak mulia) yang dalam hal ini melakukan amal saleh
disertai dengan keimanan dijanjikan oleh Allah swt, yakni akan mendapatkan
sesuatu yang lebih baik dari apa yang telah dikerjakan, yaitu pahala yang
berlipat ganda dan kehidupan yang lebih baik. Hal ini menggambarkan bahwa
manfaat dari akhlakul karimah itu adalah keberuntungan hidup di dunia dan di
akhirat. Keberuntungan atau manfaat lain dari akhlakul karimah di antaranya adalah:
a. Memperkuat dan menyempurnakan agama.
b. Mempermudah perhitungan amal di akhirat
c. Menghilangkan kesulitan.
d. Selamat hidup di dunia dan akhirat.
Sebaliknya jika akhlak yang mulia itu sirna dan berganti dengan akhlak
yang tercela (akhlak madzmumah), maka kehancuran pun akan segera datang.
Pribadi seseorang tidak punya arti jika akhlak karimah telah sirna dari dirinya,
begitu juga suatu masyarakat atau bangsa akan mengalami prosesTerutama
penanaman pendidikan budi pekerti yang harus ditanamkan sejak dini (sejak kecil)

Adapun yang dapat mempengaruhi akhlak adalah insting (naluri),


keturunan, azam/kemauan yang keras, dan pendidikan, dengan uraian sebagai
berikut:
1. Instink (Naluri)
Instink menurut Rahmat Djatmika termasuk salah satu hidayah yang ada
pada manusia, instink suatu kepandaian yang dimilki mahluk Tuhan tanpa belajar.
Sedangkan menurut Hamzah Yaíqub bahwa instink adalah Setiap kelakuan
manusia lahir dari suatu kehendak yang digerakkan oleh naluri (instink), yang
merupakan tabiat yang dibawa sejak lahir dan lebih lanjut Hamzah Yaíqub
menerangkan bahwa naluri yang ada pada manusia adalah pendorong tingkah
laku, di antaranya naluri makan, berjodoh, ke-ibu-bapak-an, berjuang dan naluri
bertuhan. Di antara naluri satu dan yang lainnya berbeda dan mengakibatkan
daya pendorong dan daya kesanggupan berbeda.
Menurut Hamzah Yaíqub salah satu faktor penting di dalam tingkah
laku manusia adalah kebiasaan atau adat kebiasaan. Yang dimaksud dengan
kebiasaan adalah perbuatan-perbuatan yang selalu diulang-ulang sehinga menjadi
mudah dikerjakannya contoh: merokok, minum minuman keras, bangun tengah
malam, mengerjakan shalat tahajud. Contoh tersebut di atas dapat memberi
kesan bahwa segala pekerjaan jika dilakukan secara berulang-ulang dengan
penuh kegemaran akan menjadi kebiasaan.

2. Keturunan
Keturunan adalah cabang yang menyerupai pokok atau yang
menyebabkan anak menyerupai orang tuanya. Menurut Hamzah Yaíqub sudah
merupakan sunnatullah yang berlaku pada alam ini sehingga dapat diketaui
bahwa cabang itu menyerupai pokoknya dan pokok menghasilkanyang serupa
atau hampir serupa dengannya hal ini terjadi pada sejumlamahluk, misalnya
tumbuh-tumbuhan, hewan dan pada manusia itu sendiri.
Lingkungan pergaulan menurut Hamzah Yaíqub adalah lingkunga
keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan organisasi
lingkungan kehidupan ekonomi dan lingkungan pergaulan yang bersifat umum
dan bebas. Demikian faktor lingkungan yang dipandang cukup menentukan
pematangan watak dan tingkah lau seseorang.

3. Azam/Kemauan
Kemauan atau azam merupakan kekuatan atau dorongan yang
menimbulkan manusia bertingkah laku. Menurut Rachmat Djatmika kekuatan
kemauan dapat mengarah kepada melaksanakan sesuatu atau juga mengara kepada
menolak atau meninggalkan sesuatu. Selain itu Hamzah Yaíqub menyatakan bahwa
kemauan atau kehendak ini merupakan faktor penting di dalam akhlak karena
kehendak yang mendorong manusia berkelakuan dan berakhlak, dari kehendak
itulah menjelma niat yang baik dan yang buruk yang selanjutnya akan menentukan
baik dan buruknya suatu perbuatan.
4. Pendidikan
Dalam bukunya Prof. H. M. Arifin yang berjudul ìIlmu Pendidikan
Islamî dikatakan bahwa ìPendidikan adalah latihan mental, moral dan fisik
(jasmaniah) yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi.
Pendidikan yang pada dasarnya adalah upaya pembinaan jasmani dan
rohani kepada anak menuju terbentuknya kepribadian yang utama, hal ini
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap akhlak karena dengan
pendidikan, seseorang akan mengetahui perbuatan baik dan perbuatan buruk, bahkan
naluri dan bakat seseorang dapat disalurkan atau diarahkan dan dikembangkan
dengan sebaik-baiknya. Pendidikan merupakan tuntunan dan pengajaran yang
diterima seseorang dalam membina kepribadian.
Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap akhlak
karena pendidikan turut mematangkan kepribadian manusia sehingga tingkah
lakunya sesuai dengan pendidikan yang lazim diterima meliputi pendidikan
formal, non formal dan informal. Sementara itu pergaulan dengan orang-orang baik
dapat dimasukkan sebagai pendidikan tidak langsung karena pengaruh pula
terhadap kepribadian.
Dari keterangan tersebut di atas dapat diketahui bahwa dalam proses
pembinaan akhlak itu terkait dengan dengan hal-hal di atas baik itu datangnya dari
diri sendiri atau pun dari luar, dan dilakukan secara kontinue (terus-menerus) agar
dapat melekat pada setiap individu terutama pada saat usia pra-sekolah dan masa-
masa usia sekolah.

PERILAKU YANG MENCERMINKAN AKHLAKUL KARIMAH

1. Memetik Pelajaran dari Orang-Orang yang Bergaul Dengannya


Orang yang memiliki ketajaman berpikir dan cita-cita yang mulia
tentunya selalu berusaha untuk bisa memetik pelajaran dari setiap orang yang
bergaul dengannya. Banyak orang yang dapat mempelajari tentang bagaimana
seharusnya menjaga kehormatan dan berakhlak mulia ketika dia menjumpai
orang-orang yang justru memiliki perilaku yang buruk dan tercela. Bahkan
terkadang orang akan bisa belajar dari perilaku hewan yang dilihatnya.
2. Melatih Diri untuk Tetap Bersikap Adil Ketika Mengalami Sesuatu yang
Menyenangkan
Sudah semestinya bagi orang yang berakal dan mendambakan akhlak
yang mulia untuk berusaha untuk tetap bersikap adil dalam kondisi senang
maupun susah. Sebab salah satu adab yang harus dipunyai oleh orang yang
terhormat adalah senantiasa berbuat adil dalam kondisi senang ataupun susah.
3. Memahami Kondisi Orang Lain dan Menyesuaikan Dengan Akal Mereka
Hal ini merupakan bukti kecermatan orang dalam menilai dan
mengatur urusan yang dihadapinya. Dan hal ini juga menunjukkan tentang
baiknya sikap yang dia tempuh dalam memilih sarana kebaikan yang dia
gunakan. Dengan sikap semacam ini maka seorang akan mudah menggapai
keluhuran akhlak dan akan disenangi oleh orang lain. Manusia yang dihadapi
itu beraneka ragam, oleh sebab itu masing-masing perlu disikapi dengan sikap
yang tepat dan sesuai dengan kondisi orang yang bersangkutan. Tentu saja
dengan batasan, selama hal itu tidak menyebabkan kebenaran dicampakkan
dan kebatilan dipertahankan.
4. Menjaga Adab Berbicara
Di antara adab yang harus diperhatikan adalah mendengarkan dengan
baik ketika orang lain berbicara. Jangan memotong pembicaraannya sebelum
selesai, langsung mendustakannya, atau meremehkannya, atau terburu-buru
melengkapi ucapannya yang dianggap kurang sempurna. Selain itu hendaknya
juga dijauhi membicarakan tentang diri sendiri dalam rangka membangga-
banggakan dirinya di hadapan orang. Hendaknya juga tidak mudah-mudah
melontarkan komentar terhadap pembicaraan orang lain.

BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Pengertian akhlakul karimah ialah akhlak yang terpuji baik yang langsung
terhadap Allah dengan melaksanakan ibadah yang wajib maupun yang sunah,
dan melaksanakan hubungan yang baik terhadap sesama manusia yang meliputi
antara lain :
a. Husnudzhan hablumminallah wahablumminannas
b. Qana’ah yaitu menerima segala pemberian Allah SWT
c. Ikhlas yaitu melaksanak sesuatu perbuatan yang baik hanya karena
Alllah SWT.
d. Sabar yaitu menerima pemberian dari Allah baik berupa nikmat maupun
berupa cobaan.
e. Istiqomah yaitu teguh pendirian terhadap keyakinannya.
f. Tasammuh yaiitu memiliki sifat tenggang rasa, lapang dada, dan
memiliki sifat toleransi.
g. Ikhtiar yaitu berusaha atau kerja keras untuk mencapai tujuan
h. Berdoa yaitu memohon kepada Allah

DAFTAR PUSTAKA

Yakub U.M Drs, dkk, 2006, Pendidikan Agama Islam SMA Kelas X; MGMP; PAI
Kab Kuningan.
Hasanuddin H.A Drs, 2006, Aqidah Akhlak, Bandung Rosda Karya.
7

Anda mungkin juga menyukai