Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

“HEPATITIS”

DOSEN PEMBIMBING :

Retno Sumara, S.Kep.,Ns., M.Kep

NAMA KELOMPOK :

1. Adi Yatma Amanta Fahar (20171660032)


2. Moh. Nur Halim (20171660080)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya
kepada kita dimana kita diberikan kesehatan jasmani maupun rohaniyah sehingga kita semua dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ HEPATITIS “ dengan baik.
Penulis mengucapan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing kami yang telah
memberikan ilmu nya sehingga kelompok kami dapat meyelesaikan tugas makalah ini dan tak lupa
pula penulis mengucapkan terimakasih kepada rekan yang telah ikut serta membantu dan
berpartisipasi dalam pembentukan makalah ini.
Penulis berharap bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya meskipun kami
sebagai penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, kami harap kekurangan
makalah ini bisa menjadi suatu kelebihan tersendiri bagi pembacanya. Terimakasih.

Penulis

2
KATA PENGANTAR................................................................................................................I

DAFTAR ISI...........................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................III

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................................................6

BAB II STUDI LITERATUR...............................................................................................................7

2.1 Pengertian ..............................................................................................................................7


2.2 Etiologi ....................................................................................................................................7
2.3 Patofisiologi ............................................................................................................................7
2.4 Web of Caution .......................................................................................................................9
2.5 Manifestasi Klinis…………………………………………………………………………………………………………….....9
2.6 Klasifikasi………………………………………………………………………………………………………………………..….10
2.7 Tanda daan Gejaala.................................................................................................................13
2.8 Pemeriksaan Fisik……………………………………………………………………………………………………………....14
2.9 Pemeriksaan Penunjang .........................................................................................................15
2.10 Penatalaksanaan ..............................................................................................................15
2.11 Prognosis ………………………………………………………………………………………………………………..…..16

BAB III PEMBAHASAN...................................................................................................................17

3.1 Pengkajian ..............................................................................................................................17


3.2 Diagnosa keperawatan ...........................................................................................................19
3.3 Intervensi keperawatan ..........................................................................................................19

BAB IV PENUTUP ...........................................................................................................................28

4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………………..28

4.2 penutup ……………………………………………………………………………………………………………………………….28

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………..29

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam
tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori
virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B
(HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi
kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari
keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.
Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B).
kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan hepatitis
serum, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non parenteral.
Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B melalui
pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH) dan saat ini
disebut Hepatitis C (Dienstag, 1990). Selanjutnya ditemukan bahwa jenis hepatitis ini
ada 2 macam, yang pertama dapat ditularkan secara parenteral (Parenterally Transmitted)
atau disebut PT-NANBH dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral (Enterically
Transmitted) disebut ET-NANBH (Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990).
Tata nama terbaru menyebutkan PT-NANBH sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH
sebagai Hepatitia E (Bradley,1990; Purcell, 1990).
Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus yang
menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B, HDV dapat
timbul sebagai infeksi pada seseorang pembawa HBV.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di
Amerika tetapi juga diseluruh Dunia. Penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara
semua penyakit menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya dibawah

4
penyakit kelamin dan cacar air dan merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-
negara dunia ketiga. Sekitar 60.000 kasus telah dilaporkan ke Center for Disease Control
di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah yang sebenarnya dari penyakit ini diduga
beberapa kali lebih banyak. Walaupun mortalitas akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi
penyakit ini sering dikaitkan dengan angka morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari penyakit Hepatitis ?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi Hepar ?
3. Apa saja manifestasi klinis dari penyakit Hepatitis ?
4. Apa etiologi dari penyakit Hepatitis ?
5. Bagaimana patofisiologi dari penyakit Hepatitis ?
6. Bagaimana klasifikasi dari penyakit Hepatitis ?
7. Apa saja komplikasi dari penyakit Hepatitis ?
8. Apa saja pemeriksaan diagnostic dari penyakit Hepatitis ?
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Hepatitis ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian penyakit Hepatitis
2. Mengetahui anatomi dan fisiologi dari Hepar
3. Mengetahui manifestasi klinis dari penyakit Hepatitis
4. Mengetahui etiologi dari penyakit Hepatitis
5. Mengetahui patofisiologi dari penyakit Hepatitis
6. Mengetahui klasifikasi dari penyakit Hepatitis
7. Mengetahui komplikasi dari penyakit Hepatitis
8. Mengetaui pemeriksaan diagnostic dari penyakit Hepatitis
9. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Hepatitis

5
D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaatnya antara lain:

1. Penulis
a. Dapat mengerti, memahami dan menerapkan asuhan keperawatan pada penyakit
HEPATITIS
b. Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman khususnya pada penyakit HEPATITIS
c. Dapat meningkatkan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
penyakit HEPATITIS
2. Institusi Pendidikan
a. Dapat memberikan masukan-masukan bagi institusi mengenai karya tulis ilmiah,
khususnya pada pasien penyakit HEPATITIS
b. Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan
keperawatan maternitas khususnya pada penyakit HEPATITIS

6
BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian

Hepatitis adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia
atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)
Hepatitis virus akut meupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam
tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hati dgn memberikan gambaran klinis
yang mirip yang dapat berfariasi dari keadaan subklinis tanpa gejala hingga keadaan
infeksi akut yang fatal. (Sylvia A. price, 1995; 439).
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia.
(Sujono Hadi, 1999).

B. Etiologi
1. Virus.
2. Bakteri (salmonella typhi).
3. Obat-obatan.
4. Racun (hepatotoxic).
5. Alcohol.

C. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus
dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar
dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering
dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.
Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan
kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang
dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.

7
Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi
hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan
dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut
kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu
hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin
yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya
kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan
billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi.
Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi
retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum
mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami
konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena
kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena
bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih,
sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar
bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang
akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

8
WEB OF CAUTION (WOC)

D. Manifestasi Klinis

Terdapat tiga stadium :


1. Stadium pre ikterik
Berlangsung selama 4 – 7 hari, pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual,
muntah, demam, nyeri otot, dan nyeri perut kanan atas, urine lebih coklat.
2. Stadium ikterik, yang berlangsung selama 3 – 6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat
pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan berkurang tetapi pasien masih
lemah, anoreksia dan muntah, tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda, hati
membesar dan nyeri tekan.
3. Stadium pasca ikterik (rekonvalensensi)

9
Ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak-
anak lebih cepat daripada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan kedua. Karena
penyebab yang biasa berbeda.

E. Klasifikasi
Terdapat dua jenis virus yang menjadi penyebab yaitu RNA (Ribo Nucleic Acid) dan
DNA (Deoksi Nucleic Acid).
1. HepatitisA/Hepatitis infeksius
Sering kali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan
pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual,
nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Penyakit ini ditularkan terutama
melalui kontaminasi oral fekal akibat higyne yang buruk atau makanan yang
tercemar.Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi
hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C,
infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik. Masa inkubasi 30
hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien,
misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang
setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah
suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa
kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan
risiko tinggi tertular hepatitis A.
2. HepatitisB/hepatitis serum
Virus hepatitis B adalah suatu virus DNA untai ganda yang disebut partikel dane.
Virus ini memiliki sejumlah antigen inti dan antigen permukaan yang telah diketahui
secara rinci dapat diidentifikasikan dari sampel darah hasil pemeriksaan lab.hepatitis
B memiliki masa tunas yang lama, antara 1 – 7 bulan dengan awitan rata-rata 1-2
bulan. Sekitar 5-10% orang dewasa yang terjangkit hepatitis B akan mengalami
hepatitis kronis dan terus mengalami peradangan hati selama lebih dari 6 bulan.
Gejalanya mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah,
rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum

10
suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang
mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan.
Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang
lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang
mempunyai banyak pasangan seksual.
3. Hepatitis C
Hepatitis c diidentifikasi pada tahun 1989.cara penularan virus RNA tersebut sama
dengan hepatitis B dan terutama ditularkan melalui transfusi darah dikalangan
penduduk amerika serikat sebelum ada penapisan. Virus ini dapat dijumpai dalam
semen dan sekresi vagina tetapi jarang sekali pasangan seksual cukup lama dari
pembawa hepatitis C terinfeksi dengan virus ini. Masa tunas hepatitis C berkisar dari
15 sampai 150 hari, dengan rata-rata 50 hari. Karena gejalanya cenderung lebih
ringan dari hepatitis B, invidu mugkin tidak menyadari mereka mengidap infeksi
serius sehingga tidak datang ke pelayanan kesehatan. Antibody terhadap virus
hepatitis C dan virus itu sendiri dapat di deteksi dalam darah, sehingga penapisan
donor darah efektif. Adanya antibody terhadap virus hepatitis C tidak
berarti stadium kronis tidak terjadi saat ini belum tersedia vaksin hepatitis C.
4. Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap
dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui
hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D
bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.
agen hepatitis D ini meningkatkan resiko timbulnya hepatitis Fulminan, kegagalan
hati dan kematian. Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari virus hepatitis
B.
5. Hepatitis E
Virus ini adalah suatu virus RNA yang terutama ditularkan melalui ingesti air yang
tercemar. Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan
sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi

11
pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air
yang terkontaminasi feces.

Tabel Virus Hepatitis Yang Dikenali Saat Ini

Jenis Penularan Prognosis Diagnosis


Hepatitis A Oral atau fekal Biasanya sembuh Antibody hepatitis A ;
sendiri IgM(stadium
dini),IgG(stadium
lanjut)
Hepatitis B Ditularkan melalui Biasanya sembuh Antigen permukaan
darah,khususnya dari sendiri.10% hepatitis B (HbsAg)
ibu ke anak. Juga diantaranya dapat dan antigen
ditularkan melalui menjadi hepatitis B inti(HbeAg) yang
hubungan seksual kronis atau diikuti dengan
fulminan. antibody terhadap
antigen permukaan
hepatits B dan antigen
inti.
Heparitis C Ditularkan melalui 50% dapat menjadi Antibody hepatitis C
darah ( angkat infeksi kronis
penularan melalui
hubungan kelamin
rendah).
Hepatitis D Ditularkan melalui Meningkatkan Antigen hepatitis D,
darah.ko-infeksi kemungkinan antibody hepatitis D.
hanya dengan perburukan
hepatitis B hepatitis B
Hepatitis E Air tercemar, oral Biasanya sembuh Pengukuran virus
atau fekal sendiri, tetapi hepatitis E
menimbulkan angka

12
kematian tinggi
pada wanita hamil

F. Tanda dan gejala


 Gejala Hepatitis A
Pada minggu pertama, individu yang dijangkiti akan mengalami sakit seperti
kuning, keletihan, demam, hilang selera makan, muntah-muntah, pusing dan
kencing yang berwarna hitam pekat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus
menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitupada demam berdarah, tbc, thypus,
dll.
 Secara khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam,
sakit perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih/sklera). Namun bagi
penderita hepatitis B kronik akan cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut,
sehingga penularan kepada orang lain
menjadi lebih beresiko.
 Penderita Hepatitis C sering kali orang yang menderita Hepatitis C tidak
menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi bertahun-tahun lamanya.
Namun beberapa gejala yang samar diantaranya adalah ; Lelah, Hilang selera
makan, Sakit perut, Urin menjadi gelap. Pada beberapa kasus dapat ditemukan
peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine, namun demikian pada penderita
Hepatitis C justru terkadang enzyme hati fluktuasi bahkan normal.

G. Pemeriksaaan Fisik

Difokuskan pada bagian yang terganggu :


 Mata
inspeksi : lihat perubahan sclera ikterus
 Kulit
Inspeksi : lihat perubahan kulit ikterus
 Abdomen
Inspeksi : apakah ada perubahan warna kulit dan luka

13
Perkusi : apakah ada massa
Palpasi : apakah ada pembesaran hepar dan nyeri tekan
Auskultasi : untuk mengetahui oeristaltik usus.

H. Pemeriksaan Penunjang / Diagnostik

1. Laboratorium

a. Pemeriksaan pigmen

1) Urobilirubin direk
2) bilirubun serum total
3) bilirubin urine
4) urobilinogen urine
5) urobilinogen feses

b. Pemeriksaan protein

1) protein totel serum


2) albumin serum
3) globulin serum
4) HbsAG

c. Waktu protombin

1) Respon waktu protombin terhadap vitamin K


2) Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
3) AST atau SGOT
4) ALT atau SGPT
5) LDH
6) Amonia serum

d. Radiologi

14
1) foto rontgen abdomen
2) pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal yang
berlabel radioaktif
3) kolestogram dan kalangiogram
4) arteriografi pembuluh darah seliaka

e. .Pemeriksaan tambahan

1) Laparoskopi
2) biopsi hati

I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Istirahat sesuai kebutuhan
b.Pendidikan mengenai menghindari pemakaian alkohol/obat lain
c. Pendidikan mengenai cara penularan kepada mitra sehubungan dan anggota keluarga
2. Penatalaksanaan Medis
a. Memberikan Gamma Globulin murni yang spesifik terhadap HAV/HBV pada keluarga
pasien hepatitis yang dapat memberikan imunitas pasif terhadap infeksi, imunitas ini
bersifat sementara.
b. Tersedia vaksin untuk HBV, karena sifat virus yang sangat menular dan berpotensi
menyebabkan kematian, maka sangat dianjurkan bahwa semua individu yang termasuk
kelompok berisiko tinggi, termasuk pekerja kesehatan atau orang-orang yang terpajan
ke produk darah, divaksinasi. Yang juga dianjurkan untuk divaksinasi adalah orang-
orang yang beresiko terinfeksi virus termasuk homosek atau heterosek yang aktif secara
seksual, pecandu obat bius dan bayi.
c. Medikametosa
 Kortikosteroid tidak diberikan bila mempercepat penurunan bilirubin darah,
kortikosreroid dapat digunakan pada kolestasis.
 Yang berkepanjangan, dimana transaminase serum sudah kembali normal tetapi
bilirubin masih tinggi.
 Berikan obat-obat yang bersifat melindungi hati.

15
 Antibiotik jika diperlukan.
 Antiemetik jika diperlukan.
d. Vitamin K diberikan pada kasus dengan kecenderungan pendarahan.

J. Komplikasi
 Edema serebral, gagal ginjal, gangguan elektrolit, gangguan pernafasan, hipoglikemi,
hipotensi dan sepsis
 Sindroma Guilain Baire
 Hepatitis kronik persisten
 Hepatitis agresif
 Perkembangan karsinoma hepato seluler

K. Prognosis
Menurut Dienstag J.L (2008), 95-99% dari pasien hepatitis yang akut, sembuh secara total.
Namun prognosis penyakit hepatitis memburuk pada pasien yang mempunyai penyakit
lain. Bagi pasien yang telah didiagnosa menderita penyakit hepatitis yang kronis,
prognosisnya baik jika pasien mendapat terapi yang baik sehingga dapat memperbaiki
kondisi pasien. Perubahan dari fase akut ke fase kronik sangat bergantung pada umur
pasien dan cara terinfeksi. Prognosis memburuk pada pasien-pasien yang menderita sirosis
hati. Karsinoma hepar merupakan komplikasi tersering bagi infeksi VHB yang kronik.

16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEPATITIS

A. Pengkajian
1. Biodata
a) Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan, tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No register, dan dignosa medis.
b) Identitas orang tua yang terdiri dari : Nama Ayah dan Ibu, agama, alamat,
pekerjaan, penghasilan, umur, dan pendidikan terakhir.
c) Identitas saudara kandung meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan
hubungan dengan klien.
2. Keluhan Utama
Keluhan dapat berupa nafsu makan menurun, muntah, lemah, sakit kepala, batuk,
sakit perut kanan atas, demam dan kuning
3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri
perut kanan atas
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat kesehatan dahulu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita
sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur
operasi dan perawatan rumah sakit serta perkembangan anak dibanding dengan
saudara-saudaranya.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya
berkaitan dengan penyakit pencernaan.
4. Data Dasar Pengkajian pada Pasien dengan Penyakit Hepatitis
a) Aktifitas

17
1) Kelemahan
2) Kelelahan
3) Malaise
b) Sirkulasi
1) Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
2) Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa

c) Eliminasi
1) Urine gelap
2) Diare feses warna tanah liat

d) Makanan dan Cairan


1) Anoreksia
2) Berat badan menurun
3) Mual dan muntah
4) Peningkatan oedema
5) Asites

e) Neurosensori
1) Peka terhadap rangsang
2) Cenderung tidur
3) Letargi
4) Asteriksis

f) Nyeri / Kenyamanan
1) Kram abdomen
2) Nyeri tekan pada kuadran kanan
3) Mialgia
4) Atralgia
5) Sakit kepala
6) Gatal ( pruritus )

18
g) Keamanan
1) Demam
2) Urtikaria
3) Lesi makulopopuler
4) Eritema
5) Splenomegali
6) Pembesaran nodus servikal posterior

h) Seksualitas
Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan
B. Diagnosa Keperawatan
Beberapa masalah keperawatan yang mungkin muncul pada penderita hepatitis :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak
nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan
makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena
anoreksia, mual dan muntah.
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang
mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder
terhadap inflamasi hepar.
4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus
sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.
6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen,
asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi secret
7. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent
virus

C. Intervensi dan Rasional


1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan, perasaan tidak
nyaman di kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan

19
makanan, kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena
anoreksia, mual dan muntah.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nutrisi pasien
terpennuhi.
Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
No Intervensi Rasional
1. Ajarkan dan bantu klien untuk Keletihan berlanjut menurunkan
istirahat sebelum makan keinginan untuk makan
2. Awasi pemasukan diet/jumlah adanya pembesaran hepar dapat
kalori, tawarkan makan sedikit tapi menekan saluran gastro intestinal dan
sering dan tawarkan pagi paling menurunkan kapasitasnya.
sering
3. Pertahankan hygiene mulut yang akumulasi partikel makanan di mulut
baik sebelum makan dan sesudah dapat menambah baru dan rasa tak
makan sedap yang menurunkan nafsu makan.
4. Anjurkan makan pada posisi duduk menurunkan rasa penuh pada
tegak abdomen dan dapat meningkatkan
pemasukan
5. Berikan diit tinggi kalori, rendah glukosa dalam karbohidrat cukup
lemak efektif untuk pemenuhan energi,
sedangkan lemak sulit untuk
diserap/dimetabolisme sehingga akan
membebani hepar.

2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar yang


mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam nyeri pasien berkurang
atau teratasi.
Kriteria hasil : Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak
meringis kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)

20
No. Intervensi Rasional
1. Kolaborasi dengan individu untuk nyeri yang berhubungan dengan
menentukan metode yang dapat hepatitis sangat tidak nyaman, oleh
digunakan untuk intensitas nyeri karena terdapat peregangan secara
kapsula hati, melalui pendekatan
kepada individu yang mengalami
perubahan kenyamanan nyeri
diharapkan lebih efektif mengurangi
nyeri.
2. Tunjukkan pada klien penerimaan klienlah yang harus mencoba
tentang respon klien terhadap nyeri meyakinkan pemberi pelayanan
kesehatan bahwa ia mengalami nyeri
3. Berikan informasi akurat dan klien yang disiapkan untuk
jelaskan penyebab nyeri, tunjukkan mengalami nyeri melalui penjelasan
berapa lama nyeri akan berakhir, bila nyeri yang sesungguhnya akan
diketahui dirasakan (cenderung lebih tenang
dibanding klien yang penjelasan
kurang/tidak terdapat penjelasan)
4. Bahas dengan dokter penggunaan kemungkinan nyeri sudah tak bisa
analgetik yang tak mengandung efek dibatasi dengan teknik untuk
hepatotoksi mengurangi nyeri.

3. Hypertermi berhubungan dengan invasi agent dalam sirkulasi darah sekunder


terhadap inflamasi hepar.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam suhu badan pasien
normal
Kriteria hasil : Tidak terjadi peningkatan suhu
No. Intervensi Rasional
1. Monitor tanda vital : suhu badan sebagai indikator untuk mengetahui
status hypertermi
2. Ajarkan klien pentingnya dalam kondisi demam terjadi
mempertahankan cairan yang peningkatan evaporasi yang memicu
adekuat (sedikitnya 2000 l/hari) timbulnya dehidrasi
untuk mencegah dehidrasi, misalnya
sari buah 2,5-3 liter/hari.
3. Berikan kompres hangat pada menghambat pusat simpatis di
lipatan ketiak dan femur hipotalamus sehingga terjadi
vasodilatasi kulit dengan merangsang

21
kelenjar keringat untuk mengurangi
panas tubuh melalui penguapan
4. Anjurkan klien untuk memakai kondisi kulit yang mengalami lembab
pakaian yang menyerap keringat memicu timbulnya pertumbuhan
jamur. Juga akan mengurangi
kenyamanan klien, mencegah
timbulnya ruam kulit.

4. Keletihan berhubungan dengan proses inflamasi kronis sekunder terhadap hepatitis


Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam keletihan pasien
berkurang
Kriteria hasil : tidak terjadi keletihan
No. Intervensi Rasional
1. Jelaskan sebab-sebab keletihan dengan penjelasan sebab-sebab
individu keletihan maka keadaan klien
cenderung lebih tenang
2. Sarankan klien untuk tirah baring tirah baring akan meminimalkan
energi yang dikeluarkan sehingga
metabolisme dapat digunakan untuk
penyembuhan penyakit.
3. Bantu individu untuk memungkinkan klien dapat
mengidentifikasi kekuatan- memprioritaskan kegiatan-kegiatan
kekuatan, kemampuan-kemampuan yang sangat penting dan
meminimalkan pengeluaran energi
untuk kegiatan yang kurang penting
4. Analisa bersama-sama tingkat keletihan dapat segera diminimalkan
keletihan selama 24 jam meliputi dengan mengurangi kegiatan yang
waktu puncak energi, waktu dapat menimbulkan keletihan
kelelahan, aktivitas yang
berhubungan dengan keletihan
5. Bantu untuk belajar tentang untuk mengurangi keletihan baik fisik
keterampilan koping yang efektif maupun psikologis
(bersikap asertif, teknik relaksasi)

5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan pruritus
sekunder terhadap akumulasi pigmen bilirubin dalam garam empedu.

22
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam tidak terjadi kerusakan
intergritas kulit dan jaringan.
Kriteria hasil : Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
No. Intervensi Rasional
1. Pertahankan kebersihan tanpa kekeringan meningkatkan sensitifitas
menyebabkan kulit kering kulit dengan merangsang ujung syaraf

2. Cegah penghangatan yang penghangatan yang berlebih


berlebihan dengan pertahankan suhu menambah pruritus dengan
ruangan dingin dan kelembaban meningkatkan sensitivitas melalui
rendah, hindari pakaian terlalu tebal vasodilatasi
3. Anjurkan tidak menggaruk, penggantian merangsang pelepasan
instruksikan klien untuk hidtamin, menghasilkan lebih banyak
memberikan tekanan kuat pada area pruritus
pruritus untuk tujuan menggaruk
4. Pertahankan kelembaban ruangan pendinginan akan menurunkan
pada 30%-40% dan dingin vasodilatasi dan kelembaban
kekeringan

6. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengumpulan cairan intraabdomen,


asites penurunan ekspansi paru dan akumulasi sekret.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam pasien tidak mengalami
gangguan pola nafas.
Kriteria hasil : Pola nafas adekuat
No. Intervensi Rasional
1. Awasi frekwensi , kedalaman dan pernafasan dangkal/cepat
upaya pernafasan kemungkinan terdapat hipoksia atau
akumulasi cairan dalam abdomen
2. Auskultasi bunyi nafas tambahan kemungkinan menunjukkan adanya
akumulasi cairan
3. Berikan posisi semi fowler memudahkan pernafasan dengan
menurunkan tekanan pada diafragma
dan meminimalkan ukuran sekret
4. Berikan latihan nafas dalam dan membantu ekspansi paru dan
batuk efektif mengeluarkan secret

23
5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan mungkin perlu untuk mencegah
hipoksia

7. Risiko tinggi terhadap transmisi infeksi berhubungan dengan sifat menular dari agent
virus.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam tidak terjadi infeksi
pada pasien.
Kriteria hasil : Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.

No. Intervensi Rasional


1. Gunakan kewaspadaan umum pencegahan tersebut dapat
terhadap substansi tubuh yang memutuskan metode transmisi virus
tepat untuk menangani semua hepatitis
cairan tubuh
a. Cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
semua klien atau spesimen
b. Gunakan sarung tangan
untuk kontak dengan darah
dan cairan tubuh
c. Tempatkan spuit yang telah
digunakan dengan segera
pada wadah yang tepat,
jangan menutup kembali
atau memanipulasi jarum
dengan cara apapun

2. Gunakan teknik pembuangan teknik ini membantu melindungi


sampah infeksius, linen dan cairan orang lain dari kontak dengan
tubuh dengan tepat untuk materi infeksius dan mencegah
membersihkan peralatan-peralatan transmisi penyakit
dan permukaan yang
terkontaminasi

24
3. Jelaskan pentingnya mencuci mencuci tangan menghilangkan
tangan dengan sering pada klien, organisme yang merusak rantai
keluarga dan pengunjung lain dan transmisi infeksi
petugas pelayanan kesehatan.

4. Rujuk ke petugas pengontrol rujukan tersebut perlu untuk


infeksi untuk evaluasi departemen mengidentifikasikan sumber
kesehatan yang tepat pemajanan dan kemungkinan orang
lain terinfeksi

D. Implementasi
1. Diagnosa 1:
a) Mengajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan Memberikan snack
atau makanan yang mengundang selera pasien
b) Mengawasi pemasukan diet/jumlah kalori, tawarkan makan sedikit tapi sering dan
tawarkan pagi paling sering
c) Mempertahankan hygiene mulut yang baik sebelum makan dan sesudah makan
d) Menganjurkan makan pada posisi duduk tegak
e) Memberikan diit tinggi kalori, rendah lemak
2. Diagnosa 2:
a) Menunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien terhadap nyeri
b) Memberikan informasi dari penyebab nyeri
c) Membahas dengan dokter penggunaan analgetik yang tak mengandung efek
hepatotoksi
d) Berkolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang dapat digunakan
untuk intensitas nyeri
3. Diagnosa 3 :
a) Memonitor tanda vital : suhu badan
b) Mengajarkan klien pentingnya mempertahankan cairan yang adekuat (sedikitnya
2000 l/hari) untuk mencegah dehidrasi, misalnya sari buah 2,5-3 liter/hari.
c) Memberikan kompres hangat pada lipatan ketiak dan femur
d) Menganjurkan klien untuk memakai pakaian yang menyerap keringat

25
4. Diagnosa 4 :
a) Menjelaskan sebab-sebab keletihan individu
b) Menyarankan klien untuk tirah baring
c) Membantu individu untuk mengidentifikasi kekuatan-kekuatan, kemampuan-
kemampuan dan minat-minat
d) Menganalisa bersama-sama tingkat keletihan selama 24 jam meliputi waktu
puncak energi, waktu kelelahan, aktivitas yang berhubungan dengan keletihan
e) Membantu untuk belajar tentang keterampilan koping yang efektif (bersikap
asertif, teknik relaksasi)
5. Diagnosa 5 :
a) Mempertahankan kebersihan tanpa menyebabkan kulit kering
b) Mencegah penghangatan yang berlebihan dengan pertahankan suhu ruangan
dingin dan kelembaban rendah, hindari pakaian terlalu tebal
c) Menganjurkan tidak menggaruk, instruksikan klien untuk memberikan tekanan
kuat pada area pruritus untuk tujuan menggaruk
d) Mempertahankan kelembaban ruangan pada 30%-40% dan dingin
6. Diagnosa 6 :
a) Mengawasi frekwensi , kedalaman dan upaya pernafasan
b) Mengauskultasi bunyi nafas tambahan
c) Memberikan posisi semi fowler
d) Memberikan latihan nafas dalam dan batuk efektif
e) Memberikan oksigen sesuai kebutuhan
7. Diagnosa 7 :
a) Menggunakan kewaspadaan umum terhadap substansi tubuh yang tepat untuk
menangani semua cairan tubuh
b) Menggunakan teknik pembuangan sampah infeksius, linen dan cairan tubuh
dengan tepat untuk membersihkan peralatan-peralatan dan permukaan yang
terkontaminasi
c) Menjelaskan pentingnya mencuci tangan dengan sering pada klien, keluarga dan
pengunjung lain dan petugas pelayanan kesehatan.

26
d) Merujuk ke petugas pengontrol infeksi untuk evaluasi departemen kesehatan yang
tepat

E. Evaluasi
1. Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai laboratorium
normal dan bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
2. Menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku dalam nyeri (tidak meringis
kesakitan, menangis intensitas dan lokasinya)
3. Tidak terjadi peningkatan suhu
4. Tidak terjadi keletihan
5. Jaringan kulit utuh, penurunan pruritus.
6. Pola nafas adekuat
7. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi.

27
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hepatitis merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus menyebakan
peradangan pada hati. Hepatitis selain disebakan oleh virus disebabkan juga alcohol dan
juga obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Hepatitis pada anak-anak sebagian besar
disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang terkandung dalam snack. Selain itu juga anak-
anak kurang memperhatikan akan kebersihan sehingga memudahkan virus untuk masuk
ke dalam tubuh.
B. Saran
Orang tua harus memberikan perhatian khusus pada anak dalam pemilihan
makanan serta memberikan pendidikan akan pentingnya kebersihan agar tidak terkena
virus yag dapat menyebabkan penyakit hepatitis. Pada bayi sebaiknya ibu memberikan
imunisasi secara tepat waktu untuk mencegah terjadinya hepatitis.

28
DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Aziz. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Buku 1. Jakarta :


Salemba Medika.
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Volume 2. (edisi Delapan).
Jakarta : EGC.

Carpenito, L.J. (1999). Rencana Asuhan& Dokumentasi Keperawatan. (Edisi dua). Jakarta : EGC.

Dienstag, J. L., 2008. Acute Viral Hepatitis. Dalam: Harrison’s Principles of Internal Medicine
Volume II 17th Edition. The Mc Graw Hill Company,1932-1948.

Doenges, Marlynn E, Mary Frances Moorhouse., dan Alice C. Geissler. 1999. Rencana Asuhan
Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Jakarta: EGC.
Mansjoer, A. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI

NANDA. 2010. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2009 - 2011. Jakarta : EGC

NANDA. 2012. Diagnose keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta :EGC

Tambayong, Jan.(2000). Patifisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

29

Anda mungkin juga menyukai