Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ANALISIS KASUS KORUPSI


DANA HAJI SURYADHARMA ALI
TUGAS KELOMPOK
DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH
ANTI KORUPSI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
Eirene Merson Ramu (301302192140020)
Emelia Tukan (301302192140022)
Fransiska Nona (301302192190032)
Muhamad Miftakul Huda (30130219210004)
Rosa Regina Mokoginta (301302192200042)
Yulia Talahatu (301302192190035)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

JAMBATAN BULAN

TIMIKA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-Nya
makalah tentang “Kasus Korupsi Dana Haji Mantan Menteri Agama Suryadharma
Ali” dapat diselesaikan.

Tujuan dari makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Anti
Korupsi yang diampu oleh Ibu Ludia Panggalo,SH.,M.H.

Tentunya makalah ini tidak luput dari kesalahan, kesempurnaan baik dalam hal
kata maupun pengetikan dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat menjadi nilai bagi kelompok kami dan
salah satu referensi bagi para pembaca dan semua pihak.

Timika, 10 November 2019

Kelompok 1
Penulis

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................2

1.4 Manfaat Penulisan .....................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................4

BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................6

2.1 Bentuk Korupsi pada Kasus Korupsi Dana Haji ....................................6

2.2 Kronologi Penyelidikan Kasus Korupsi Dana Haji ................................ 7

2.3 Kerugian negara, Proses peradilan, dan Vonis yang dijatuhkan pada

Kasus Korupsi Dana Haji .........................................................................14

BAB IV PENUTUP .............................................................................................17

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 17

3.2 Saran ........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................19

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 2


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan dan


keberhasilannya dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan sebagai suatu
proses perubahan yang direncanakan mencakup semua aspek kehidupan
masyarakat. Efektifitas dan keberhasilan pembangunan terutama ditentukan oleh
dua faktor, yaitu sumber daya manusia, yakni (orang-orang yang terlibatsejak dari
perencanaan samapai pada pelaksanaan) dan pembiayaan. Diantara dua faktor
tersebut yang paling dominan adalah faktor manusianya. Indonesia merupakan
salah satu negara terkaya di Asia dilihat dari keanekaragaman kekayaan sumber
daya alamnya. Tetapi ironisnya, negara tercinta ini dibandingkan dengan negara
lain di kawasan Asia bukanlah merupakan sebuah negara yang kaya malahan
termasuk negara yang miskin. Mengapa demikian? Salah satu penyebabnya
adalah rendahnya kualitas sumber daya manusianya. Kualitas tersebut bukan
hanya dari segi pengetahuan atau intelektualnya tetapi juga menyangkut kualitas
moral dan kepribadiannya. Rapuhnya moral dan rendahnya tingkat kejujuran dari
aparat penyelenggara negara menyebabkan terjadinya korupsi. Korupsi di
Indonesia dewasa ini sudah merupakan patologi social (penyakit social) yang
sangat berbahaya yang mengancam semua aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Korupsi telah mengakibatkan kerugian materiil
keuangan negara yang sangat besar. Namun yang lebih memprihatinkan lagi
adalah terjadinya perampasan dan pengurasan keuangan negara yang dilakukan
secara kolektif oleh kalangan anggota legislatif dengan dalih studi banding, THR,
uang pesangon dan lain sebagainya di luar batas kewajaran. Bentuk perampasan
dan pengurasan keuangan negara demikian terjadi hampir di seluruh wilayah
tanah air. Hal itu merupakan cerminan rendahnya moralitas dan rasa malu,
sehingga yang menonjol adalah sikap kerakusan dan aji mumpung. Persoalannya
adalah dapatkah korupsi diberantas? Tidak ada jawaban lain kalau kita ingin maju,
adalah korupsi harus diberantas. Jika kita tidak berhasil memberantas korupsi,

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 1


atau paling tidak mengurangi sampai pada titik nadir yang paling rendah maka
jangan harap Negara ini akan mampu mengejar ketertinggalannya dibandingkan
negara lain untuk menjadi sebuah negara yang maju. Karena korupsi membawa
dampak negatif yang cukup luas dan dapat membawa negara ke jurang
kehancuran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa bentuk korupsi yang dilakukan oleh mantan menteri agama


Suryadharma Ali ?
2. Bagaimana proses penanganan kasus korupsi dana haji ?
3. Berapakah besar kerugian negara pada kasus korupsi dana haji ?
4. Bagaimanakah proses peradilan yang dilakukan pada kasus korupsi
dana haji ?
5. Berapakah vonis yang dijatuhkan pada mantan menteri agama
Suryadharma Ali ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui bentuk korupsi mantan menteri agama Suryadharma Ali.
2. Mengetahui proses penanganan kasus korupsi dana haji.
3. Mengetahui besar kerugian negara pada kasus korupsi dana haji.
4. Mengetahui proses peradilan pada kasus korupsi dana haji.
5. Mengetahui vonis yang dijatuhkan pada mantan menteri agama
Suryadharma Ali.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah adalah:


1. Penulis
Manfaat penulisan makalah ini bagi penulis adalah untuk menambah wawasan
dan pemahaman tentang kasus korupsi dana haji mantan menteri agama
Suryadharma Ali.

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 2


2. Institusi pendidikan
Manfaat penulisan makalah ini bagi institusi pendidikan sebagai sarana
pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik di lingkungan akupunktur dengan
berbagai modalitas yang ada, khususnya pada mata kuliah pendidikan budaya anti
korupsi.
3. Masyarakat Umum
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi berupa pendidikan dan
pengetahuan kepada masyarakat tentang kasus korupsi dana haji mantan menteri
agama Suryadharma Ali.

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 3


BAB II
LANDASAN TEORI

Korupsi secara etimologis berasal dari bahasa latin corumpere yang bermakna
busuk, rusak, menyogok, dan menggoyahkan. Dalam hal ini kata korupsi merujuk
pada tindakan yang berupaya untuk menyalahgunakan kepercayaan publik guna
mendapatkan keuntungan tertentu secara sepihak. Dalam Bahasa Inggris, korupsi
berasal dari kata corrupt, corruption yang diartikan sebagai kecurangan yang
bersifat merusak. Hal ini menggambarkan bahwa korupsi mencakup pada
penyalahgunaan wewenang oleh pejabat pemerintah seperti penggelapan dan
nepotisme, juga penyalahgunaan yang menghubungkan sektor

swasta dan pemerintahan seperti penyogokan, pemerasan, intervensi kebijakan


dan penipuan. Dengan mengacu pada corumpere, corrupt, dan corruption, maka
dapat diketahui bahwa korupsi merupakan sebuah aktivitas menyimpang yang
bersifat merusak dengan menyalahgunakan kepercayaan publik untuk
mendapatkan keuntungan tersendiri. Namun demikian hal yang patut untuk dikaji
secara mendalam adalah keterikatan penyimpangan dengan manuver yang
dilakukan oleh aktor politik untuk menjatuhkan lawan politiknya dalam sebuah
konstelasi politik masyarakat.

Suryadharma Ali merupakan seorang politikus asal Jakarta yang pernah


dipercaya untuk memimpin lembaga negara sebesar Kementrian Agama Republik
Indonesia. Lahir pada tanggal 19 September 1956, dalam perkembangannya
beliau tercatat sebagai anggota Alumni Institute Agama Islam Negeri Syarief
Hidayatullah. Pada tahun 2001 beliau tercatat sebagai Ketua Komisi V Dewan
Perwakilan Rakyat hingga tahun 2004. Dalam karir politiknya terlibat dalam
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Partai Persatuan
Pembangunan (PPP). Sebelum menduduki sebagai Menteri Agama Indonesia,
Suryadharma Ali menjabat sebagai Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah di Kabinet Indonesia Bersatu masa kepemimpinan pasangan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jusuf Kalla. Sebelumnya jabatan tersebut

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 4


diduduki oleh Alimarwan Hanan yang konon merasa belum berhasil mengangkat
Kementerian Negara KUKM menjadi Departemen Koperasi. Saat ini posisi
tersebut diduduki oleh Mari Elka Pangestu. Suryadharma menduduki sebagai
menteri Agama tertanggal 22 Oktober hingga 2014. Beliau adalah orang ke 20
yang menjabat di kursi kementerian tersebut. Kementerian Agama Indonesia
didirikan pada tanggal 19 Agustus 1945 yang diawali oleh K.H Wahid Hasyim.
Sebagaimana diketahui bahwa Suryadharma Ali ditetapkan sebagai tersangka oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tanggal 22 Mei 2014. Dalam hal ini
ketetapan tersebut disampaikan oleh Busyro Muqoddas selaku Wakil Ketua KPK
pada publik. Hal ini menjadi pemberitaan yang cukup mengejutkan, mengingat
Kementrian Agama selama ini digolongkan sebagai tempat berkumpulnya orang-
orang yang bersih dan suci karena senantiasa memperjuangkan penegakan moral
dalam kehidupan beragama dan bernegara. KPK sendiri merupakan sebuah komisi
yang dientuk pada taahun 2003 dengan merujuk pada UU No.30 Tahun 2002 yang
menghendaki pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia. Dalam hal ini
KPK memiliki tugas untuk melakukan kordinasi, supervise, penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, dan pengawasan terhadap instansi penyelenggara negara
sebagai bentuk pencegahan terhadap tindak pidana korupsi.

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 5


BAB III
PEMBAHASAN

2.1 Bentuk Korupsi pada Kasus Korupsi Dana Haji

Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) diketahui ada


informasi kepada KPK bahwa terdapat transaksi keuangan yang dianggap
mencurigakan dengan melibatkan Suryadharma Ali. Hal ini kemudian ditegaskan
oleh Wakil Kepala PPATK Agus Santoso yang mengatakan adanya indikasi
tindak pidana pencucian uang Suryadharma Ali selaku pejabat negara dalam
jumlah yang besar. Dalam hal ini hasil audit PPATK dijelaskan bahwa nilai
transaksi mencurigakan tersebut mencapai Rp 230 Milliar. Hal ini merugikan
negara dimana penyalahgunaan wewenang dan upaya memperkaya diri. Dimana
dalam tindakannya memanfaatkan dana setoran awal haji untuk membiayai
pejabat Kementrian Agama beserta keluarganya untuk dapat naik haji. Hal ini
menjadikan KPK menduga adanya penggelembungan nominal harga terkait biaya
catering, biaya pemondokan, dan biaya transportasi jemaah haji.

Menurut Soewartojo (2005 : 20) ada beberapa bentuk tindak pidana


korupsi, yakni pertama korupsi uang negara, menghindari pajak dan bea cukai,
pemerasan dan penyuapan. Kedua pungutan liar yang sulit untuk dibuktikan
(komisi kredit bank, komisi proyek tender, imbalan jasa, pemberian izin, kenaikan
pangkat, uang transportasi). Ketiga pungutan liar yang tidak sah (pungutan yang
dilakukan tanpa ketetapan peraturan yang berlaku). Melihat kembali yang
dilakukan oleh Suryadharma Ali terkait penyalahgunaan kewenangan pengelolaan
ibadah haji, yaitu pengelolaan bungaOngkos Naik Haji (ONH) yang dituding
PPATK tidak transparan. PPATK mencatat, ONH calon jemaah haji yang
mencapai Rp80 triliun menghasilkan bunga sebesar Rp2,3 triliun. Bunga sebesar
itu, menurut PPATK, sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk membeli apartemen
sebagai tempat tinggal jemaah selama menjalankan ibadah haji. Praktik
penggelembungan dana biaya pengelolaan haji pada dasarnya membawa dampak

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 6


negatif karena menyerap anggaran dana pemerintah yang bersumber dari
masyarakat itu sendiri.

Hal ini menjadi ironis manakala penggunaan kewenangan tersebut


digunakan untuk memberangkatkan keluarga pejabat dan keluarga instansi di
Kementrian Agama naik haji. Jadi semakin jelas bahwa telah terjadi
penyalahgunaan kewenangan terhadap pengelolaan dana haji dan penyimpangan
pengalokasian dana untuk kepentingan privat (termasuk golongan dan kelompok
tertentu). Sebagaimana dikatakan oleh Baswir (1993) menjelaskan bahwa ada 7
pola korupsi yang dilakukan oleh pejabat pemerintahan, antara lain pola
konvensional, pola upeti, pola komisi, pola menjegal order, pola perusahaan
rekanan, pola kwitansi fiktif, dan pola penyalahgunaan kewenangan.

2.2 Kronologi Penyelidikan Kasus Korupsi Dana Haji

Popularitas Suryadharma Ali sudah tidak terbantahkan lagi di


kalangan masyarakat Indonesia. Laki-laki yang lahir pada 19 September 1956 ini
telah menghebohkan public karena kasus penyelenggaraan biaya haji di
kementerian agama tahun 2012 – 2013. Mencuatnya kasus penyelewengan biaya
haji yang menyeret nama Suryadharma Ali ini akibat adanya laporan dari Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah mencium adanya
penyimpangan dalam perjalanan haji di bawah wewenang Kementerian Agama.
Dalam laporan tersebut, Muhammad Yusuf yang saat itu menjabat sebagai Ketua
PPATK mengatakan, sepanjang 2004-2012, ada dana biaya penyelenggaraan
ibadah haji (BPIH) sebesar Rp 80 triliun dengan bunga sekitar Rp 2,3 triliun.
Berdasarkan audit PPATK, ada transaksi mencurigakan sebesar Rp 230 miliar
yang tidak jelas penggunaannya. PPATK mengatakan, ada indikasi dana haji
ditempatkan di suatu bank tanpa ada standardisasi penempatan yang jelas. KPK
menyambut temuan tersebut dan melakukan penyelidikan selama hampir setahun.
Namun, belum ada pihak-pihak yang diperiksa. Mulai Januari 2015, KPK justru
melakukan penyelidikan atas dugaan penyimpangan dana haji tahun anggaran
2012-2013. Saat itu, selain pengadaan barang dan jasa, komisi antirasuah itu juga

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 7


menyelidiki biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) dan pihak-pihak yang
diduga mendapatkan fasilitas pergi haji. Tak perlu menunggu lama, KPK
langsung meminta keterangan pihak-pihak terkait. Perjalanan kasus ini bermula
pada Februari 2015 KPK meminta keterangan anggota Komisi VIII DPR, Hasrul
Azwar, terkait pengelolaan dana haji. Selain itu, KPK juga meminta keterangan
anggota Komisi VIII Dewan Perwakilan Rakyat asal fraksi Partai Keadilan
Sejahtera, Jazuli Juwaini. Pada bulan Maret 2015 KPK meminta keterangan
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Anggito
Abimanyu. Kemudian pada 6 Mei 2015 : KPK meminta keterangan Menteri
Agama Suryadharma Ali terkait penyelidikan proyek pengadaan barang dan jasa
dalam penyelenggaraan haji. Selama sepuluh jam, Suryadharma, di antaranya,
dicecar soal pemondokan haji yang tak layak. Pada 15 Mei 2015 Ketua KPK
Abraham Samad menyatakan bahwa dalam satu atau dua pekan ke depan KPK
akan menetapkan tersangka terkait proyek pengadaan barang dan jasa dalam
penyelenggaraan haji di Kementerian Agama pada tahun anggaran 2012-2013.
Pada 22 Mei2015 KPK menggeledah ruang kerja Suryadharma di lantai II
Gedung Pusat Kementerian Agama di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, selama
sembilan jam dan menetapkan Suryadharma Ali sebagai tersangka kasus dugaan
tindak pidana korupsi terkait pengadaan barang dan jasa haji di Kementerian
Agama tahun anggaran 2012-2013. Nilai dana haji yang dikelola

Analisis Framing Pemberitaan Penahanan Suryadarma Ali (M. Abdul


Rachman) 129, lebih dari Rp 1 triliun. Suryadharma diduga melanggar Pasal 2
Ayat 1 atau Pasal 3 UU No 31 tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi. Tak
hanya itu, Suryadharma juga telah dicegah bepergian ke luar negeri. Realitas –
realitas berkenaan dengan kasus Suryadharma Ali tersebut dapat diketahui oleh
masyarakat karena adanya pemberitaan media massa. Tentunya kegiatan
jurnalistik yang menjadi bagian kerja media massa tidak dapa tdipisahkan dari
proses mengolah fakta menjadi informasi. Media massa menginformasikan realias
yang berlangsung di suatu tempat, namun realitas tersebut telah dibentuk,
dibingkai dan di poles sedemikian rupa oleh media tersebut. Media melakukan
tindakan kostruktif berdasarkan ideologi yang menjadi landasan media tersebut.

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 8


Pada akhirnya realitas sosialtesebut dianggap sebagai “fakta”, terlepas dari berarti
tidaknya isi pemberitaan tersebut.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai menyelidiki kasus dugaan


tindak pidana korupsi dana haji di Kementerian Agama sejak awal tahun 2013.
Saat itu, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah
mencium adanya penyimpangan dalam perjalanan haji di bawah wewenang
Kementerian Agama.

Ketua PPATK Muhammad Yusuf mengatakan, sepanjang 2004-2012, ada


dana biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) sebesar Rp 80 triliun dengan
bunga sekitar Rp 2,3 triliun. Berdasarkan audit PPATK, ada transaksi
mencurigakan sebesar Rp 230 miliar yang tidak jelas penggunaannya. PPATK
mengatakan, ada indikasi dana haji ditempatkan di suatu bank tanpa ada
standardisasi penempatan yang jelas. KPK
menyambut temuan tersebut dan melakukan penyelidikan selama hampir setahun.
Namun, belum ada pihak-pihak yang diperiksa. Mulai Januari 2014, KPK justru
melakukan penyelidikan atas dugaan penyimpangan dana haji tahun anggaran
2012-2013. Saat itu, selain pengadaan barang dan jasa, komisi antirasuah itu juga
menyelidiki biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) dan pihak-pihak yang
diduga mendapatkan fasilitas pergi haji.

Tidak memerlukan menunggu lama, KPK langsung meminta keterangan


pihak-pihak terkait. Berikut ini adalah perjalanan kasusnya:

- 3 Februari 2014: KPK meminta keterangan anggota Komisi VIII DPR,


Hasrul Azwar, terkait terkait pengelolaan dana haji.

- 6 Februari 2014: KPK juga meminta keterangan anggota Komisi VIII


Dewan Perwakilan Rakyat asal fraksi Partai Keadilan Sejahtera, Jazuli Juwaini.

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 9


- 19 Maret 2014: KPK meminta keterangan Direktur Jenderal
Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Anggito Abimanyu.

- 6 Mei 2014: KPK meminta keterangan Menteri Agama Suryadharma Ali


terkait penyelidikan proyek pengadaan barang dan jasa dalam penyelenggaraan
haji. Selama sepuluh jam, Suryadharma Ali di antaranya, dicecar soal
pemondokan haji yang tak layak.

- 15 Mei 2014: Ketua KPK Abraham Samad menyatakan bahwa dalam


satu atau dua pekan ke depan KPK akan menetapkan tersangka terkait proyek
pengadaan barang dan jasa dalam penyelenggaraan haji di Kementerian Agama
pada tahun anggaran 2012-2013.

- 16 Mei 2014: Bakal calon presiden Prabowo Subianto sempat memuji


Suryadharma dalam kapasitas Suryadharma sebagai Menteri Agama. Ia menilai,
penyelenggaraan ibadah haji yang dilakukan oleh Kementerian Agama setiap
tahunnya sudah sangat baik.

- 22 Mei 2014: KPK menggeledah ruang kerja Suryadharma di lantai II


Gedung Pusat Kementerian Agama di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, selama
sembilan jam.

- 22 Mei 2014: KPK menetapkan Suryadharma Ali sebagai tersangka


kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait pengadaan barang dan jasa haji di
Kementerian Agama tahun anggaran 2012-2013. Nilai dana haji yang dikelola
lebih dari Rp 1 triliun. Suryadharma Ali diduga melanggar Pasal 2 Ayat 1 atau
Pasal 3 UU No 31 tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi. Tak hanya itu,
Suryadharma juga telah dicegah bepergian ke luar negeri.

- 22 Mei 2014 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan


Menteri Agama Suryadharma Ali sebagai tersangka dalam dugaan korupsi terkait
penyelenggaraan ibadah haji tahun anggaran 2012/2013. Suryadharma diduga

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 10


melakukan tindak pidan korupsi penyelenggaraan ibadah haji dengan berbagai
modus. Salah satu yang diduga dikorupsi adalah dana setoran awal yang
dibayarkan masyarakat dan disalahgunakan untuk keberangkatan haji kementerian
agama dan keluarganya. (Kompas, 2014: 1, Mei).
Menteri Agama Suryadharma Ali, meski ditetapkan sebagai tersangka
belum berfikir untuk melepaskan jabatannya sebagai menteri agama, hingga
akhirnya ia mengirimkan surat pengunduran diri sebagai menteri pada hari rabu
tanggal 28 Mei 2014 dan digantikan wakil ketua MPR Lukman Hakim pada 9
Juni 2014, Lukman yang pada saat itu juga menjabat sebagai wakil ketua umum
Partai Persatuan Pembangunan. Status Suryadharma Ali sebagai ketua umum
Partai Persatuan Pembangunan pun masih terus berlanjut sesuai ketentuan sampai
akhir masa jabatan pada muktamar PPP tahun 2015. (Kompas, 2014: 2, Juni).
Suryadharma Ali kemudian mengajukan permohonan praperadilan
terhadap di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada senin 23 Februari 2015,
Suryadharma Ali menggugat Komisi Pemberantasan Korupsi atas penetapan
dirinya sebagai tersangka dalam kasus dugaan pidana korupsi penyelenggaraan
haji di Kementerian Agama 2012-2013. Surya mengajukan permohonan
praperadilan atas KPK karena ingin mencari keadilan akibat tindakan penyidik
dan pimpinan KPK, yang dianggap semena-mena menetapkan Suryadharma
sebagai tersangka, penyidik belum memiliki bukti yang cukup kuat soal status
tersangka Suryadharma Ali. Suryadharma Ali juga menuntut KPK satu triliun
rupiah sebagai ganti rugi atas penetapan dirinya sebagai tersangka. (Koran Sindo,
2015: 3, Maret).
Dalam persidangan yang dipimpin hakim Tati Hadiyati, anggota tim kuasa
hukum Suryadharma, Humphrey R Gani menjelaskan, penetapan tersangka
terhadap Kliennya patut diduga mengandung unsur politis, karena suryadharma
Ali mendukung calon presiden Prabowo Subianto dalam Pemilu Presiden 2014.
Suryadharma Ali ditetapkan sebagai tersangka dua hari setelah dia
menghantar Prabowo dan calon wapres Hatta Rajasa untuk mendaftarkan diri ke
Komisi Pemilihan Umum. KPK patahkan dalil Suryadharma Ali, Komisi
Pemberantasan Korupsi menyatakan, penetapan tersangka Mantan Menteri
Agama Suryadharma Ali didasarkan pada sejumlah bukti permulaan yang cukup

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 11


serta berdasarkan dari 34 saksi dan 408 dokumen. Ditemukan pula indikasi
kerugian negara 3,07 miliar rupiah dari proses penyelenggaraan ibadah haji 2012
dan 2013 dan juga kerugian negara 1,83 triliun rupiah dari pengadaan
pemondokan jemaah haji di Arab Saudi. KPK juga berpendapat, ganti rugi satu
triliun rupiah yang dituntutkan Suryadharma Ali tidak memiliki dasar hukum.
(Kompas, 2015: 4, April).
KPK menahan mantan Menteri Agama 11 April 2015, setelah diperiksa
sebagai tersangka. Penahanan Suryadharma Ali menunjukkan berkas penyidikan
terhadap dia hampir selesai. KPK memiliki waktu maksimal tiga bulan untuk
segera melimpahkan perkara Suryadharma Ali ke pengadilan tindak pidana
korupsi. KPK menjerat Suryadharma Ali dengan Pasal 2 Ayat 1 atau Pasal 3
Undang-Undang Pemberantasan Tidak Pidana Korupsi (Tipikor) juncto Pasal 55
Ayat 1 Kesatu juncto Pasal 65 KUHP. (Kompas, 2015: 11, April).

Tabel Pemberitaan Kasus Korupsi Suryadharma Ali di Surat Kabar Harian

NO Surat Kabar Edisi Judul Berita

1. Kompas 23 Mei 2014 Suryadharma Ali Terkejut

Suryadharma Ali Belum Mau


2. Kompas 24 Mei 2014 Lepas

Jabatan

3. Koran Sindo 27 Mei 2014 Suryadharma Ali Mundur

4. Kompas 28 Mei 2014 Suryadharma Kirim Surat

Mundur

5. Koran Sindo 28 Mei 2014 KPK Bertekad Bongkar

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 12


Kasus Haji

KPK Pastikan Kasus Haji


6. Koran Sindo 29 Mei 2014 Akan Ada

Tersangka Lain

7. Kompas 12 Juni 2014 Suryadharma Ali Tetap Ketua

Umum PPP

KPK Patahkan Dalil


8. Kompas 1 April 2015 Suryadharma

Ali

Suryadharma Ali Tuntut Kpk


9. Koran Sindo 1 April 2015 Rp 1

Triliun

10. Kompas 11 April 2015 Suryadharma Ali Ditahan

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 13


2.3 Kerugian negara, Proses peradilan, dan Vonis yang dijatuhkan pada
Kasus Korupsi Dana Haji

Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali akan menjalani sidang putusan


hari ini, Senin, 11 Januari 2016 di Pengadilan Tindak Pidana Tipikor. Sidang
rencananya akan dimulai pukul 13.00 WIB. "Sidang putusan Suryaharma
dilaksanakan hari ini," kata kuasa hukum Suryadharma Johnson Panjaitan saat
dikonfirmasi pada Senin, 11 Januari 2016.
Suryadharma Ali merupakan terdakwa penyalahgunaan Dana Operasional
Menteri dan penyelenggaraan haji. Ia dituntut 11 tahun penjara serta denda Rp 3
miliar dengan subsidair 4 tahun kurungan. Jaksa menilai Suryadharma Ali terbukti
melakukan tindak pidana korupsi dalam penyelenggaraan haji di Kementerian
Agama. Selama ia menjabat sebagai Menteri Agama pada 2010-2014,
Suryadharma Ali diduga menyalahgunakan wewenang saat menunjuk petugas
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji dan petugas Pendamping Amirul Haji.
Suryadharma Ali juga dinilai telah mengarahkan tim Penyewaan Perumahan
Jemaah Haji Indonesia agar menyewa penginapan yang tidak sesuai dengan
ketentuan. Jaksa mengatakan Suryadharma Ali telah memanfaatkan sisa kuota haji
nasional tidak sesuai dengan ketentuan serta menyalahgunakan Dana Operasional
Menteri (DOM) untuk kepentingan pribadi. Mantan Ketua Umum Partai
Persatuan Pembangunan itu dijerat Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Korupsi.
Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali dihukum 6 tahun penjara, denda
Rp 300 juta subsidair 3 bulan kurungan dan uang pengganti Rp 1,821 miliar.
"Menjatuhkan pidana 6 tahun hukuman penjara dan denda Rp 300 juta subsider 3
bulan kurungan, membayar uang pengganti Ro 1,8 miliar," Kata Hakim Ketua
Aswijhon, Senin, 11 Januari.
Suryadharma Ali terbukti melakukan tindak pidana korupsi dalam
penyelenggaraan ibadah haji dan menyalahgunakan dana operasional menteri
(DOM). "Menyatakan terdakwa Suryadharma Ali terbukti secara sah dan

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 14


meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama,"
ujar Hakim Ketua Aswijon
membacakan amar putusan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jl
Bungur Besar, Jakpus, Senin (11/1/2016). Majelis Hakim menyatakan
Suryadharma Ali terbukti melakukan tindak pidana korupsi dalam
penyelenggaraan ibadah haji tahun 2010-2013 mulai dari penentuan petugas
penyelenggara ibadah haji (PPIH), pengangkatan petugas pendamping amirul hajj,
pemondokan, memanfaatkan sisa kuota haji. Suryadharma Ali juga terbukti
menyelewengkan dana operasional menteri Rp 1,8 miliar, pelaksanaan ibadah haji
periode 2010-2013 dan menerima 1 lembar potongan kain penutup Ka'bah yang
disebut kiswah. Penggunaan DOM ditegaskan Majelis Hakim tidak sesuai dengan
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang mengatur penggunaan DOM."Dari
pengelolaan DOM tahun 2011-2013 terdakwa selaku Pengguna Anggaran telah
mempergunakan uang DOM untuk kepentingan terdakwa sendiri, keluarga dan
orang lain yang ada hubungannya dengan kepentingan terdakwa sebesar Rp 1,8
miliar," ujar Hakim Anggota Sutio Jumagi Akhirno."DOM dipergunakan
terdakwa tidak sesuai peruntukannya akan tetapi digunakan yang tidak ada
kaitannya dengan tugas terdakwa,"imbuh Hakim Anggota Sutardjo. Majelis
Hakim memaparkan, Suryadharma Ali mengakomodir orang-orang yang
direkomendasikan anggota DPR ataupun kerabatnya untuk ditetapkan menjadi
petugas haji meski tidak memenuhi persyaratan. Penunjukan ini juga bertujuan
agar para petugas haji tersebut dapat menunaikan ibadah haji secara gratis.
Sedangkan untuk pemondokan jemaah haji, Suryadharma Ali menetapkan
perumahan yang harga sewanya lebih mahal dari harga plafon yang ditetapkan
pemerintah RI. Selain itu dalam penggunaan sisa kuota haji nasional,
Suryadharma Ali menetapkan penggunaan sisa kuota haji nasional dengan tidak
mengutamakan calon jemaah haji masih dalam daftar antrean (Suryadharma juga
dituding melakukan perbuatan yang tidak sesuai peraturan dengan
memberangkatkan 1.771 jemaah tidak sesuai nomor
antrian sejumlah Rp 12,328 miliar). Suryadharma Ali malah mengakomodir
permintaan anggota DPR, instansi dan usulan perorangan koleganya untuk
diprioritaskan berangkat haji meski tidak masuk dalam nomor antrean.

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 15


"Dari pelaksanaan ibadah haji tahun 2010 hingga tahun 2013, yaitu dalam
penunjukkan PPIH, penggunaan sisa kuota haji, pengaturan prosedur dan
persyaratan pendaftaran haji, penyediaan perumahan haji, pengelolaan biaya
penyelenggaraan ibadah haji (BPIH), serta pengelolaan dana operasional menteri
(DOM) tahun 2011-2013 telah menguntungkan terdakwa sendiri sebesar Rp 1,82
miliar dan menguntungkan orang lain atau korporasi," imbuh Hakim Sutio.
Akibat perbuatan Suryadharma secara bersama-sama tersebut negara
mengalami kerugian keuangan sebesar Rp 27.283.090.068 dan SR 17.967.405.
"Akibat perbuatan terdakwa telah merugikan keuangan negara sejumlah Rp
27,283 miliar dan 17,967 juta riyal, atau setidak-tidaknya sejumlah itu,
sebagaimana laporan perhitungan kerugian negara dari Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan," kata Jaksa Penuntut Umum Supardi di Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin, 31 Agustus.
Suryadharma Ali melakukan tindak pidana korupsi yang pidananya diatur
dalam Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP jo Pasal 65
ayat 1 KUHP. Sebelumnya Jaksa pada KPK menuntut Suryadharma Ali dengan
pidana penjara 11 tahun. Suryadharma Ali juga diminta membayar denda sebesar
Rp 750 juta subsidair 6 bulan kurungan dan membayar uang pengganti Rp 2,2
miliar. Vonis ini dibacakan setelah Suryadharma menunggu 9 bulan pasca
penetapan tersangka dirinya, dan 8 bulan penahanan oleh lembaga antirasuah.
Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali ditahan sejak 10 April 2015 lalu.
Penahanan pertama dilakukan selama 20 hari di Rumah Tahanan (Rutan) Guntur
oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 16


BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali dinyatakan bersalah dalam
kasus korupsi penyelengaraan haji di Kementerian Agama tahun 2010-2011 dan
2012-2013. Dia divonis 6 tahun penjara dan denda Rp 300 juta. Vonis ini
dibacakan setelah Suryadharma menunggu 9 bulan pasca penetapan tersangka
dirinya, dan 8 bulan penahanan oleh lembaga antirasuah. Mantan Menteri Agama
Suryadharma Ali ditahan sejak 10 April 2015 lalu. Penahanan pertama dilakukan
selama 20 hari di Rumah Tahanan (Rutan) Guntur oleh Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK). Mantan Menteri Agama Suryadharma Ali didakwa memperkaya
diri sendiri hingga Rp 1,8 miliar dari pelaksanaan ibadah haji periode 2010-2013
dan menerima 1 lembar potongan kain penutup Ka'bah yang disebut kiswah.
Selain menerima sejumlah uang, Suryadharma Ali selaku Menteri Agama
periode 2009-2014, juga diduga melakukan korupsi dana haji, antara lain
menunjuk orang-orang tertentu yang tidak memenuhi persyaratan menjadi
Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, mengangkat
Petugas Pendamping Amirul Hajj tidak sesuai ketentuan, dan menggunakan Dana
Operasional Menteri (DOM) tidak sesuai dengan peruntukan. Perbuatan
Suryadharma juga memperkaya orang lain, yakni pendamping Amirul Hajj dan
hotel. Suryadharma mengarahkan tim penyewaan Perumahan Jemaah Haji
Indonesia di Arab Saudi untuk menunjuk penyedia perumahan jemaah Indonesia
tidak sesuai ketentuan dan memanfaatkan sisa kuota haji nasional tidak
berdasarkan prinsip keadilan dan proporsionalitas.
"Akibat perbuatan terdakwa telah merugikan keuangan negara sejumlah
Rp 27,283 miliar dan 17,967 juta riyal, atau setidak-tidaknya sejumlah itu,
sebagaimana laporan perhitungan kerugian negara dari Badan Pengawas
Keuangan dan Pembangunan," kata Jaksa Penuntut Umum Supardi di Pengadilan

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 17


Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Senin, 31 Agustus. Suryadharma Ali juga
dituding melakukan perbuatan yang tidak sesuai peraturan dengan
memberangkatkan 1.771 jemaah tidak sesuai nomor antrian sejumlah Rp 12,328
miliar.

3.2 Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi rekan-
rekan mahasiswa, dan bagi para pembaca. Dan makalah ini dapat dijadikan
referensi serta apabila ada kekurangan atau ada salah dalam penulisan makalah
ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar
makalah ini dapat lebih baik lagi.

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 18


DAFTAR PUSTAKA

Evi. 2005. Tindak Pidana Korupsi. Jakarta : Sinar Grafika Graff .

Hamzah, Andi. 2005.Pemberantasan Korupsi melalui Hukum Pidana Nasional


dan Internasional. Jakarta : Grafindo Persada Mashyuri.

Taufiqurrochman. 2013. Sang Nakhoda : Biografi Surya Dharma Ali. Malang :


UIN-Malik.

https://id.scribd.com/doc/233039143/Analisa-Kasus-Korupsi-Dana-Haji-Surya-
Dharma-Ali.

https://news.detik.com/berita/3115925/terbukti-korupsi-ibadah-haji-
suryadharma-ali-dihukum-6-tahun-penjara.

STIE JAMBATAN BULAN TIMIKA Page 19

Anda mungkin juga menyukai