Sehat adalah keadaan yang dikehendaki semua pihak, tidak hanya oleh perorangan, tetapi
juga kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan
alami. Karenanya, segala sesuatu yang tidak normal dan bertentangan dengan alam dianggap
sebagai kondisi tidak sehat yang harus dicegah. Sehat sendiri bersifat dinamis yang statusnya
terus menerus berubah. Kesehatan mempengaruhi tingkat fungsi seseorang, baik dari segi
Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dengan
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna fisik, mental, dan sosial yang tidak hanya
terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja (WHO, 1947 dan UU Pokok Keshatan
Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan
Sehat adalah keadaan di mana seseorang pada waktu diperiksa oleh ahlinya tidak mempunyai
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU Kesehatan No. 23 tahun 1992).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa sehat adalah
suatu keadaan yang seimbang antara bentuk dan fungsi tubuh,bebas dari tekanan beban ekonomi
dan lingkungan sosial. Dapat dikatakan bahwa sehat adalah keadaan di mana sesorang tidak
mengeluh tentang perasaan tak enak atau tak nyaman baik dari segi fisik,sosial maupun ekonomi.
Di samping definisi sehat kita kenal juga istilah sakit. Sakit adalah keadaan yang tidak
normal. Tolak ukur yang paling mudah untuk menentukan kondisi sakit adalah jika terjadi
Ada beberapa definisi mengenai sakit yan dapat dijadikan acuan antara lain:
Menurut Parson. Sakit adalah ketidakseimbangan fungsi normal tubuh manusia, termasuk
Menurut Bauman. Bauman menggemukakan ada tiga criteria keadaan sakit, yaitu adanya
gejala, persepsi tentang keadaan sakit yang dirasakan, dan kemampuan beraktivitas sehari-hari
yang menurun.
Menurut Perkins. Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa
seseorang sehingga menimbulkan gangguan pada aktivitas sehari-hari, baik aktivitas jasmani
maupun sosial.
Penyakit adalah kegagalan mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat
terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbulah gangguan pada fungsi atau struktur dari
Penyakit bukan hanya kelainan yang dapat dilihat dari luar tetapi juga suatu gangguan
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bahwa penyakit adalah suatu
keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk dan fungsi tubuh sehingga berada dalam
keadaan yang tidak normal. Dengan pengertian yang seperti ini, mudahlah dipahami bahwa
penyakit tidak sama dengan rasa sakit. Penyakit adalah keadaan yang bersifat obyektif karena
masing-masing memiliki parameter tertentu sedangkan rasa sakit sifatnya subyektif karena
merupakan keluhan yang dirasakan seseorang. Seseorang yangn menderita penyakit belum tentu
merasa sakit. Sebaliknya, tidak jarang ditemukan seseorang yang selalu mengeluh sakit padahal
Menurut H.L.Bloem (1974), status kesehatan di pengaruhi oleh beberapa faktor yakni
faktor biologik, faktor perilaku, faktor lingkungan dan faktor pelayanan kesehatan. Dari
keempat faktor tersebut yang memiliki andil paling besar dalam derajat kesehatan adalah faktor
lingkkungan (45%) dan faktor perilaku (30%). Kedua faktor tersebut sangat berkaitan erat.
Lingkungan bisa sehat jika perilaku masyrakatnya sehat. Kerusakan lingkungan salah satunya
dapat terjadi akibat perilaku manusia. Berbagai penyakit yang saat ini menimpa bangsa
Indonesia, seperti demam berdarah,dan polio terjadi akibat faktor lingkungan dan perilaku
manusia.
Faktor pelayanan
Kesehatan
Faktor Faktor
Perilaku Status Kesehatan Lingkungan
Faktor Biologik
1. Keturunan. Secara sederhana, penyakit manusia dapat dibagi ke dalam beberapa kategori,
salah satunya adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor gen. penyakit ini disebut juga
sebagai penyakit herediter atau keturunan. Contoh penyakit ini anatara lain diabetes mellitus,
(khususnya) dan masyarakat (umumnya). Beberapa aspek layanan kesehatan yang dapat
masyarakat akan sulit menjangkaunya. Terlebih jika sarana transportasi di daerah tersebut
tidak memadai. Kondisi ini tentunya akan menghambat upaya pertolongan-segera saat
seseorang menderita sakit. Akibatnya, kondisi orang tersebut dapat bertambah parah atau
b. Kualitas petugas kesehatan. Klien merupakan individu yang berada dalam posisi
kesenbuhan dirinya. Dalam kondisi sakit ini, klien “pasrah” terhadap apapun tindakan yang
akan dilakukan oleh petugas kesehatan. Jika petugas kesehtan tidak memiliki kompetensi
yang berkualitas, alih-alih kesembuhan yang akan klien peroleh, melainkan penderitaan
bahkan kematian yang mungkin klien dapatkan. Dengan demikian, kualitas petugas
c. Biaya kesehatan. Tingginya biaya pengobatan menyebabkan tidak semua orang mampu
memanfaatkan layanan kesehatan. Keluarga yang tergolong miskin tidak mungkin mampu
menjangkau layanan tersebut. Kasarnya, boro-boro untuk biaya kesehatan, untuk makan
sehari-hari saja sulit. Kondisi ini tentunya semakin memperkecil peluang masyarakat
d. Sistem layanan kesehatan. Sistem layanan kesehatan juga sangat berpengaruh terhadap derajat
kesehatan individu dan masyarakat. Layanan kesehatan terdepan bukan semata berfokus pada
pengobatan, tetapi juga pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Dalam sistem ini, kita tidak
lagi menekankan upaya kuratif, melainkan upaya promotif dan preventif. Di Indonesia
degeneratif akibat peningkatan usia harapan hidup. Menyikapi hal tersebut, sistem layanan
Lingkungan adalah agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh luar yang memengaruhi
kehidupan dan perkembangan suatu organisme. Secara umum, lingkungan dibedakan menjadi
a. Lingkungan fisik, yaitu lingkungan alamiah yang terdapat disekitar manusia. Lingkungan
fisik ini meliputi banyak hal seperti cuaca, kedaan geografis, struktur geologis, dan lain-lain.
b. Lingkungan non-fisik, yaitu lingkungan yang muncul akibat adanya interaksi antar-manusia.
Lingkungan non-fisik ini meliputi sosial-budaya, norma, nilai, adat istiadat, dan lain-lain.
Jika perilaku individu, keluarga dan masyarakat sehat, dapat dipastikan pula hasilnya. Begitu
juga sebaliknya. Perilaku manusia bukan sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan dipengaruhi
oleh banyak faktor, seperti pendidikan, adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan, sosial ekonomi
dan sebagainya.
Menurut Gordon dan Le Richt (1950). Timbul atau tidaknya penyakit pada manusia
1. Penjamu (host), yaitu faktor yang terdapat dalam diri manusia yang dapat mempengaruhi
timbulnya serta perjalanan suatu penyakit. Faktor tersebut antara lain faktor keturunan,
mekanisme pertahanan tubuh, umur, jenis kelamin, ras, status perkawinan, pekerjaan dan
kebiasaan hidup.
2. Bibit penyakit (agent), yaitu suatu substansi atau elemen tertentu yang kehadiran atau
Substansi atau elemen yang dimaksud banyak macamnya yang secara sederhana dapat
a. Golongan nutrient, yaitu zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melangsungkan fungsi
kehgidupan. Jika seseorang mengalami kekurangan atau kelebihan zat gizi ini, maka akan
b. Golongan kimia, yaitu berbagai zat kimia yang ditemukan dialam (exogenous chemical
substance) dan atau zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh (endogenous chemical substance).
Apabila tubuh terkena atau kemasukan zat kimia tertentu seperti logam berat, gas beracun,
c. Golongan fisik seperti suhu yang terlalu tinggi atau rendah, suara yang terlalu bising,
kelembapan uadara,tekanan udara, radiasi, atau trauma mekanis dapat menimbulkan berbagai
penyakit.
d. Golongan mekanik juga sering digolongkan kedalam golongan fisik, namun pada golongan
ini unsure campur tangan manusia lebih banyak ditemukan, seperti kecelakaan di jalan raya,
golongan terakhir sering disebut biotik. Jika penyebab penyakit tergolong dalam kelompok
biotik, maka penyakit yang ditimbulkannya disebut penyakit infeksi yang dapat bersifat menular
maupun tidak menular. Berat ringannya penyakit infeksi yang dialami amat ditentukan oleh
penyakit menimbulkan reaksi pada penjamu sehingga timbul penyakit. Sifat ini merupakan sifat
bibit penyakit terpenting yang menentukan apakah suatu bibit penyakit dapat menimbulkan
penyakit atau tidak. Virulensi adalah ukuran keganasan atau derajat kerusakan yang ditimbulkan
oleh bibit penyakit. Antigenisitas ialah kemampuan bibit penyakit merangsang timbulnya
mekanisme pertahanan tubuh. Infektivitas adalah kemampuan bibit penyakit mengadakan invasi,
dan menyesuaikan diri, bertempat tinggal,serta berkembang biak dalam diri penjamu.
3. Lingkungan (Enviroment), yaitu agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh-pengaruh luar
yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisasi. Salah satu peran
lingkungan adalah sebagai reservoir. Secara umum lingkungan dibedakan atas lingkungan
fisik dan non fisik. Lingkungan fisik ialah lingkungan alamiah yang terdapat di sekitar
manusia, sedangkan lingkungan nonfisik ialah lingkungan yang muncul akibat adanya
interaksi antar manusia. Hubungan antara penjamu, bibit penyakit dan lingkungan dalam
menimbulkan penyakit sangat kompleks dan majemuk. Disebutkan bahwa ketiga faktor ini
saling mempengaruhi, dimana penjamu dan bibit penyakit saling berlomba menarik
keuntungan dari lingkungan. Hubungan antara penjamu, bibit penyakit, dan lingkungan
diibaratkan timbangan. Di sini penjamu dan bibit penyakit berada diujung masing-masing
Sehat
HOST AGENT
ENVIRONMET
HOST AGENT
ENVIRONMET
HOST AGENT
ENVIRONMET
HOST AGENT
ENVIRONMET
Seseorang disebut dalam keadaan sehat, jika tuas penjamu berada dalam keadaan
seimbang dengan tuas bibit penyakit. Sebaliknya bila bibit penyakit berhasil menarik keuntungan
dari lingkungan, maka orang tersebut dalam keadaan sakit. Dalam proses timbulnya penyakit,
unsur-unsur yang terdapat pada setiap faktor memegang peranan amat penting. Pengaruh unsur
tersebut adalah sebagai penyebab timbulnnya penyakit yang dalam kenyataan sehari-hari tidak
hanya berasal dari satu unsur saja, melainkan dapat sekaligus dari beberapa unsur. Karena
adanya pengaruh dari beberapa unsur inilah, maka sering dikatakan penyebab timbulnya suatu
penyakit tidak bersifat tunggal melainkan bersifat majemuk, yang dikenal dengan istilah multiple
tidak secara sendiri-sendiri melainkan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.
Hubungan yang diperlihatkan bagaikan jaringan jaringan jala-jala penyebab dan karena itu
Jika ditinjau dari proses yang terjadi pada orang sehat, menderita penyakit dan
terhentinya penyakit, yang dikenal dengan nama riwayat alamiah perjalanan penyakit (natural
history of disease), terutama untuk penyakit infeksi, terlihat bahwa proses yang ditemukan secara
1. Tahap prepatogenesis, dimana telah terjadi interaksi antara penjamu dengan bibit penyakit,
tetapi interaksi ini masih berada di luar tubuh, dalam arti bibit penyakit belum masuk ke
dalam tubuh penjamu. Seseorang yang berada dalam keadaan seperti ini disebut sehat.
2. Tahap inkubasi, jika bibit penyakit telah masuk ke dalam tubuh penjamu, tetapi gejala
penyakit belum tampak. Masa inkubasi setiap penyakit beda-beda. Jika daya tahan tubuh tidak
kuat, penyakit akan berjalan terus dan mengakibatkan terjadinya gangguan pada bentuk dan
fungsi tubuh. Pada suatu saat penyakit akan bertambah hebat, sehingga timbul gejalanya.
Garis yang membatasi tampak atau tidak tampaknya gejala penyakit disebut horizon klinik.
3. Tahap penyakit dini, dihitung mulai dari munculnya gejala penyakit. Pada tahap ini, sekalipun
penjamu telah jatuh sakit, tetapi sifatnya masih ringan. Umumnya pasien masih dapat
melakukan pekerjaan sehari-hari dan karena itu sering tidak datang berobat. Selanjutnya, bagi
yang datang berobat, umumnya tidak memerlukan perawatan karena penyakit masih dapat
4. Tahap penyakit lanjut, bila penyakit bertambah hebat. Pada tahap ini pasien tidak dapat lagi
melakukan pekerjaan dan bila datang berobat, umumnya telah memerlukan perawatan.
5. Tahap akhir penyakit. Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam lima keadaan,
yaitu sembuh sempurna, sembuh dengan cacat,karier, kronik, atau meninggal dunia.
Setiap tahapan perjalanan penyakit dapat menjadi awal bagi tahap selanjutnya. Untuk mencegah
berjalannya penyakit ke tahap yang lebih lanjut, diperlukan pelayanan kesehatan yang
menyeluruh, yaitu pelayanan kesehatan yang meliputi usaha-usaha seperi berikut ini:
1. Pendekatan holistik yang melaksanakan pelayanan kesehatan untuk semua aspek kehidupan
a. Promosi kesehatan (health promotion). Pada tingkatan ini dilakukan tindakan umum untuk
Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat. Contoh: penyuluhan cara hidup sehat.
b. Perlindungan khusus (special protection). Yaitu tindakan yang masih dimaksudkan untuk
tahap prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada penyakit tertentu. Tindakan ini dilakukan pada
seseorang yang sehat tetapi memiliki risiko terkena penyakit tertentu. Contoh: imunisasi.
c. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment), merupakan
tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan penatalaksanaan segera dengan
adekuat pada pasien yang telah lanjut untuk mencegah penyakit menjadi berat,
masyarakat agar ia dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau agar tidak menjadi beban orang
lain.
4. Pelayanan Rujukan.