PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian homeostasis?
2. Bagaimanakah proses pengaturan keseimbangan pada homeostasis?
3. Bagaimanakah dasar-dasar homeostasis?
4. Apa saja faktor-faktor lingkungan yang dipertahankan secara homestatis?
5. Apa saja kontribusi berbagai sistem bagi homestatis?
6. Apa saja organ-organ yang terlibat dalam pengaturan homeostatis?
7. Bagaimanakah tahapan-tahapan homeostasis?
8. Bagaimana bentuk ketidakseimbangan homeostasis?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian homeostasis.
2. Untuk mengetahui proses pengaturan keseimbangan pada homeostasis.
3. Untuk mengetahui dasar-dasar homeostasis.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan yang dipertahankan secara
homeostasis.
5. Untuk mengetahui kontribusi berbagai sistem bagi homeostasis.
6. Untuk mengetahui organ-organ yang terlibat dalam pengaturan homeostatis.
7. Untuk mengetahui tahapan-tahapan homeostasis.
8. Untuk mengetahui bentuk ketidakseimbangan homeostasis.
2
BAB II
ISI
A. Pengertian Homeostatis
3
B. Proses Pengaturan Keseimbangan pada Homeostasis
Pengaturan juga tidak hanya melalui umpan balik,tetapi dapat juga bersifat
kedepan (feed forward control) yang memungkinkan tubuh mengantisipasi
perubahan yang akan datang. Bahkan besar respons juga dapat dimodulasi
melalui up-regulation atau down-regulation jumlah dan /atau kinerja reseptor sel.
C. Dasar-Dasar Homeostasis
Ahli ilmu faal Amerika Serikat Walter Cannon mengajukan 4 postulat yang
mendasari homeostasis, yaitu:
4
4. Suatu sinyal kimia dapat mempunyai pengaruh yang berbeda di jaringan
tubuh berbeda.
5
keluar sel, konsentrasi keduanya diatur secara ketat untuk mempertahankan
volume sel yang sesuai. Sel-sel tidak dapat berfungsi secara normal apabila
mereka membengkak atau menciut. Elektrolit lain memiliki bermacam-
macam fungsi fital lainnya. Sebagai contoh denyut jantung yang teratur
bergantung pada konsentrasi kalium di cairan ekstra sel yang relative
konstan.
6. Suhu. Sel-sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentan suhu yang
sempit. Sel-sel akan mengalami perlambatanaktifitas yang hebat apabila
suhunya terlalu dingin dan yang lebih buruk protein-protein structural dan
enzimatiknya akan terganggu apabila suhunya terlalu panas.
7. Volume dan tekanan. Komponen sirkulasi pada lingkungan internal, yaitu
plasma, harus dipertahankan pada tekanan darah dan volume yang kuat agar
penghubung vital antara sel dan lingkungan eksternal ini dapat terdistribusi
ke seluruh tubuh.
Homeostasis sangat penting bagi kelangsungan hidup setiap sel, dan pada
gilirannya, setiap sel, melalui aktifitas khususnya masing-masing, turut berperan
sebagai bagian dari sistem tubuh untuk memelihara lingkungan internal yang
digunakan bersama oleh semua sel.
6
4. Sistem Kemih. Mengeluarkan kelebihan garam, air, dan elektrolit lain dari
plasma melalui urine, bersama zat-zat sisa selain CO2.
5. Sistem Rangka. Memberi penunjang dan proteksi bagi jaringan lunak dan
organ-organ. Sistem ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium,
suatu elektrolit yang konsentrasinya dalam plasma harus dipertahankandalam
rentang yang sangat sempit. Bersama dengan sistem otot, sistem rangka juga
memungkinkan timbulnya gerakan tubuh dan bagian-bagiannya.
6. Sistem Otot. Menggerakkan tulang-tulang yang melekat kepadanya. Dari
sudut pandang homeostasis semata-mata, sistem ini memungkinkan individu
mendekati makanan dan menjauhi bahaya. Selain itu, panas yang dihasilkan
oleh kontraksi otot penting untuk mengatur suhu. Karena berada di bawah
kontrol kesedaran, individu mampu menggunakan otot rangka untuk
melakukan bermacam gerakan sesuai keinginan. Gerakan-gerakan tersebut,
berkisar dari keterampilan motorik halus yang diperlukan, misalnya untuk
menjahit sampai gerakan-gerakan kuat yang diperlukan untuk mengangkat
beban, tidak selalu diarahkan untuk mempertahankan homeostasis.
7. Sistem Integument. Berfungsi sebagai sawar protektif bagian luar yang
mencegahcairan internal keluar dari tubuhdan mikroorganisme asing masuk
ke dalam tubuh. Sistem ini juga penting dalam mengatur suhu tubuh. Jumlah
panas yang dikeluarkan dari permukaan tubuh ke lingkungan eksternal dapat
disesuaikan dengan mengatur produksi keringat dan dengan mengatur aliran
darah hangat ke kulit.
8. Sistem Imun. Mempertahankan tubuh dari seranganbenda asing dan sel-sel
tubuh yang telah menjadi kanker. Sistem ini juga mempermudah jalan untuk
perbaikan dan penggantian sel yang tua atau cedera.
9. Sistem Saraf. Merupakan salah satu dari dua sistem pengatur atau control
utama tubuh. Secara umum, sistem ini mengontrol dan mengkoordinasikan
aktifitas tubuhyang memerlukan respon cepat. Sistem ini sangat penting
terutama untuk mendeteksidan mencetuskan reaksi terhadap berbagai
perubahan di lingkungan internal. Selain itu, sistem ini akan bertanggung
jawab atas fungsi lain yang lebih tinggi yang tidak seluruhnya ditujukan
untuk mempertahankan homeostasis, misalnya kesadaran, ingatan, dan
kreatifitas.
10. Sistem Endokrin. Merupakan sistem kontrol utainnya. Secara umum,
kelenjar-kelenjarpenghasil hormone pada sistem endokrin mengatur aktifitas
yang lebih mementingkan daya tahan (durasi) daripada kecepatan. Sistem
ini terutama penting untuk mengontrol konsentrasi zat-zat gizi dan dengan
menyesuaikan fungsi ginjal, mengontrol volume serta komposisi elektrolit
lingkungan internal.
11. Sistem Reproduksi. Sistem ini tidak esensial bagi homeostasis, sehingga
tidak penting bagi kelangsungan hidup individu. Akan tetapi, sistem ini
penting bagi kelangsungan hidup suatu spesies.
7
F. Organ – Organ yang Terlibat dalam Homeosatis
a. Hati
Hati (bahasa Yunani: ἡπαρ, hēpar) merupakan kelenjar terbesar di dalam
tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma.
Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini
dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa
yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan
memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses pemecahan senyawa racun oleh
hati disebut prosesdetoksifikasi.
Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal.[1] Sel
parenkimal pada hati disebuthepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan
melakukan berbagai fungsi utama hati. 40% sel hati terdapat pada lobus
sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal yang terstimulasi olehjaringan
mesenkimal secara terus-menerus pada saat embrio hingga berkembang menjadi
sel parenkimal.[2] Selama masa tersebut, terjadi peningkatan transkripsi mRNA
albumin sebagai stimulan proliferasi dan diferensiasi sel endodermal menjadi
hepatosit.[3]
b. Ginjal
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang.
Sebagai bagian darisistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama
urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin.
Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut
nefrologi.
c. Kulit
Kulit manusia terdiri atas epidermis dan dermis. Kulit berfungsi sebagai alat
ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di
lapisan dermis.
G. Tahapan-Tahapan Homeostasis
A. Homeostasis primer
Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah, akan terjadi
homeostasis primer. Homeostasis primer ini melibatkan tunika intima pembuluh
darah dan trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya vasokonstriksi dan
sumbat trombosit.
8
Homeostasis primer ini bersifat cepat dan tidak tahan lama. Karena itu, jika
homeostasis primer belum cukup untuk mengkompensasi luka, maka akan
berlanjut menuju homeostasis sekunder.
B. Homeostasis Sekunder
Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau jaringan lain,
vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum cukup untuk mengkompensasi luka
ini. Maka, terjadilah hemostasis sekunder yang melibatkan trombosit dan faktor
koagulasi.
C. Homeostasis Tersier
H. Ketidakseimbangan Homeostasis
Jika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi secara benar, homeostasis
terganggu dan semua sel akan menderita karena mereka tidak lagi memperoleh
lingkungan yang optimal tempat mereka hidup dan berfungsi. Muncul beberapa
keadaan patofisiologis. Patofisiologis mengacu kepada abnormalitas fungsional
tubuh (perubahan fisiologi) yang berkaitan dengan penyakit. Jika gangguan
terhadap homeostasis menjadi sedemikian berat sehingga tidak lagi
memungkinkan kelangsungan hidup, timbul kematian.
Contoh lain adalah kehilangan darah dalam jumlah yang kecil mungkin tidak
fatal karena tubuh masih mampu mengkompensasi kehilangan tersebut dengan
cara meningkatkan tekanan darah mereabsorpsi cairan di ginjal, dsb. Tetapi bila
kehilangan darah terjadi dalam jumlah yang besar, upaya untuk mengkompensasi
tubuh mungkin tidak memadai sehingga berakibat fatal.
9
Tanggung jawab dokter dan para medis adalah untuk perawatan intensif
untuk pasien-pasien yang gawat. Berbagai indicator homeostasis akan dipantau di
unit intensif seperti frekuensi denyut jantung, tekanan darah, frekuensi
pernapasan, suhu tubuh, kimia darah, dan mengatur keluarnya cairan tubuh.
Tujuan unit adalah untuk mengambil alih fungsi homeostasis yang tidak dapat
dilaksanakan oleh pasien yang sedang sakit parah sehingga tidak mampu
melakukan proses homeostasis sendiri.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Homeostasis adalah suatu proses perubahan yang terus menerus atau suatu
keadaan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi kondisi
yang dialaminya yang sifatnya dinamis yang berlangsung secara konstan, dan
terjadi pada setiap organisme.
Ahli ilmu faal Amerika Serikat Walter Cannon mengajukan 4 postulat yang
mendasari homeostasis, yaitu peran sistem saraf dalam mempertahankan
kesesuaian lingkungan dalam dengan kehidupan, adanya kegiatan pengendalian
yang bersifat tonik, adanya pengendalian yang bersifat antagonistic, dan suatu
sinyal kimia dapat mempunyai pengaruh yang berbeda di jaringan tubuh berbeda.
Jika satu atau lebih sistem tubuh gagal berfungsi secara benar, homeostasis
terganggu dan semua sel akan menderita. Jika gangguan terhadap homeostasis
menjadi sedemikian berat sehingga tidak lagi memungkinkan kelangsungan
hidup, timbul kematian.
11
DAFTAR PUSTAKA
Guy Ton, Arthur C., Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed.11. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
12