Anda di halaman 1dari 12

1

INDIKATOR PENILAIAN KINERJA TAHUN 2017

A. PENCAPAIAN KINERJA UNTUK TIAP JENIS PELAYANAN DAN UPAYA


PUSKESMAS

Gambaran Capaian Upaya Puskesmas Wanasari Tahun 2017 dan Target Capaian
2017

Target Gambar
Sasaran/ an Keterangan
No Indikator SPM Capaian Kesenjangan
Capaian Target
2017 2017

A. Pelayanan Kesehatan Dasar

1 Cakupan K1 100% 111 % - Tercapai

2 Cakupan K4 100% 94,5 % -5,5% Tidak Tercapai

Cakupan pertolongan
3 100% 102 % - Tercapai
persalinan Nakes

4 Angka Kematian Ibu 0 0 Kasus - Tercapai

5 Angka Kematian Bayi 0 31 Kasus 28 Tidak tercapai

Cakupan komplikasi Tercapai


6 100% 233 % -
kebidanan yang ditangani

Cakupan pelayanan nifas Tidak Tercapai


7 100% 93,8% -6,2%
90%

Cakupan neonatus dengan Tercapai


8 100% 100 % -
komplikasi ditangani

9 Cakupan kunjungan bayi 100% 80,6% -19,4% Tidak Tercapai

10 Cakupan desa UCI 100% 95,30% -4,7% Tidak Tercapai

Cakupan pelayanan anak Tidak Tercapai


11 100% 32,2 % -67,8%
balita

Cakupan Balita gizi buruk Tercapai


12 7 kasus 100% -
mendapat perawatan

Cakupan pemberian Tercapai


makanan pendamping
13 100% 100% -
ASI pada anak 6-24 bulan
dari keluarga miskin

14 Cakupan penjaringan 1225 100% - Tercapai


kesehatan siswa SD dan

2
setingkat 100% siswa

15 Cakupan peserta KB aktif 12984 84 % -16% Tidak Tercapai

B P2P

Cakupan penemuan dan penanganan


16
penderita penyakit 100%

a. Pneumonia 100% 100% 80% -20% Tidak Tercapai

b. Diare 476 kasus 100% - Tercapai

c. Acute Flacit Paralysis 0 0 0 Tercapai


(AFP)

d.Penemuan pasien baru 70% 19,2% -50,8% Tidak Tercapai


TB BTA positif (14org)

75% 29,45% -45,55% Tidak Tercapai


e. Penemuan suspek TBC
(51 org)

f. Kesembuhan 85% 64% -21% Tidak Tercapai

g. Error Rate 0% 0% - Tercapai

Cakupan pelayanan 21308 100% - Menurun


17 kesehatan dasar
masyarakat miskin 100%

Caakupan Pelayanan 100% 100% - Tercapai


18 Kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin

C Penyelidikan Epidemiologi

Penyelidikan 3 100% - Tercapai


Epidemiologi dan
19
penanggulangan KLB
100%

D Pelayanan Gizi Masyarakat

21 Balita Ditimbang Berat Tidak Tercapai


100% 63,12% 36,9%
. badannya

22 Balita Gizi Buruk ditangani 100% 100% - Tercapai

23 Balita 6-59 bulan dapat Vit A 100% 100% - Tercapai

24 Bayi 0-6 bulan dapat ASI 100% 41,96% -58,1% Tidak tercapai
Eksklusif

25 Ibu Hamil dapat Fe 90 tablet 100% 94,5% -5,5% Tidak Tercapai

26 RT yang mengkonsumsi 100% 97,33% -2,7% Tidak Tercapai

3
garam beryodium

E PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN

27 Cakupan TTU 100% 100% - Tercapai

28 Cakupan akses air bersih 100% 68% -32% Tidak Tercapai

39 Cakupan Jamban 100% 56% -44% Tidak Tercapai

30 Cakupan TPM 100% 100% - Tercapai

31 Cakupan rumah sehat 100% 50% -50% Tidak tercapai

32 Cakupan TP2 Pestisida 100% 100% - Tercapai

Rumah Bebas jentik nyamuk Tidak Tercapai


33 100% 96% -4%
aedes

34 Institusi yang dibina 100% 100% - Tercapai

PROGRAM PROMKES DAN PEMBERDAYAAN


G
MASYARAKAT

35 Cakupan Desa Siaga 7 Desa 100% - Tercapai


Aktif aktif

Pembinaan Forum
Kesehatan
Desa/Kelurahan

Pembentukan Tercapai
36 100%(1) 100% (1) -
POSKESTREN

Cakupan Posyandu 66,67% Tidak Tercapai


37 75% (57) -8,33%
Purnama (46)

Cakupan Posyandu Tidak Tercapai


38 40% 14,04% -25,96%
Mandiri

39 PHBS

 Pendataan PHBS 100% -32,71% -67,29% Tidak Tercapai


tatanan RT
 Pembinaan PHBS 80% -21,26% -58,74% Tidak Tercapai
tatanan RT
Penyuluhan P3NAPZA &
40 100% 100% - Tercapai
Kespro

FGD / Refreshing Kader Tercapai


41 100% 100% -
Kes

Pembinaan Kelompok Tercapai


42 100%(3) 100%(3) -
Khusus (UKK)

43 Pendataan Pembtra 70% 100% - Tercapai

4
Program UKGS

a. Jumlah SD yang 100%(30) 100%(30) - Tercapai


Dikunjungi
b. Jumlah murid 100%(122 100%(122
- Meningkat
yang diperiksa 5) 5)

c. Jumlah murid
yang perlu 168 168 - Meningkat
perawatan /
dirujuk
d. Jumlah murid
mendapat 60% 100% - Meningkat
perawatan di pusk
ANALISIS MASALAH

Berdasarkan hasil pelaksanaan program yang telah dilaksanakan selama tahun 2017,
masih ada beberapa masalah yang dihadapi oleh masing – masing program :

1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

1) K4 ANC

Tahun 2017 Puskesmas wanasari kunjungan K4 ibu hamil masih kurang dari target
dari target 100% hanya mencapai 94,5%. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya ibu sudah melakukan K1 tetapi mengalami abortus, ibu hamil K1 akses
sehingga tidak mencapai K4, biasanya ibu hamil pendatang dari luar kota, walaupun
persentasinya tidak begitu banyak akan tetapi memberikan kontribusi yang cukup
berarti bagi target cakupan kunjungan ke 4 ibu hamil. Kemudian bisa juga
disebabkan karena ibu hamil saat trimester 3 memeriksakan kehamilannya di
fasilitas kesehatan lain sehingga tidak tercatat di puskesmas. Untuk tindak lanjut, pj
KIA diharapkan lebih meningkatkan pencarian data di RB atau RS sekitar
Puskesmas yang menangani pemeriksaan KIA.

Selain dari faktor ibu hamil sendiri dari faktor tenaga kesehatan juga perlu
ditingkatkan kwalitas dalam memberi pelayanan terhadap ibu hamil sesuai standar
ANC, misalnya pemeriksaan haemoglobin pada trimester 1 dan 3 untuk mendeteksi
anemi pada ibu hamil, secara teoritis anemia pada ibu hamil bisa mengakibatkan
abortus, IUFD,IUGR, dan kelahiran prematur.

1) Angka kematian ibu


Tahun 2017 Puskesmas Wanasari tidak ada kasus kematian ibu. Akan tetapi kita
harus tetap meningkatkan kompetensi dalam pemeriksaan kehamilan dan
penanganan persalinan dan nifas serta meningkatkan pengetahuan akan pentingnya
deteksi dini, penanganan kasus resiko tinggi sesuai dengan protap dan penyuluhan
tentang reproduksi sehat bagi remaja, karena kehamilan diusia < 20 tahun dan > 35
tahun walaupun sebagai hanya faktor resiko kalau dipandang dari anatomi dan
fisiologi umur < dari 20 tahun produksinya belum sempurna, kehamilan > 35 tahun
alat reproduksinnya sudah tidak baik lagi, Selain upaya tersebut diatas juga Perlu
peningkatan ketrampilan dan pengetahuan petugas tentang kegiatan yang bertujuan
menurunkan AKI, Selain itu perlu adanya evaluasi secara komprehenship dari desa,

5
Puskesmas, Dinas Kesehatan dan RS, untuk peningkatan kualitas pelayanan
sehingga bisa menekan angka kematian ibu.

3). Angka Kematian Bayi ( AKB )

Angka kematian bayi tahun 2017 masih cukup tinggi yaitu sebanyak 28 kasus.
Penyebab kematian : BBLR/BBLSR (prematur)=9, kejang = 4, Aspixia berat = 3,
gangguan pencernaan = 1, febris = 1, diare = 1, infeksi otak = 1, DBD=2, anemia=1,
downsindrom=1, kecelakaan=1, pengecilan otak=1, mutah =1, kelainan kongenital
=1. Dari angka diatas penyebab terbanyak adalah kasus BBLR/BBLSR
(prematur).Secara teoritis ada berbagai faktor yang mempengaruhi berat badan bayi
lahir antara lain faktor demografi, perilaku kesehatan, lingkungan, pelayanan
kesehatan dan faktor biomedis yaitu berat badan ibu hamil, tinggi badan ibu, ukuran
lingkar lengan ibu, umur ibu, paritas, riwayat kelahiran yang lalu, kadar
hemoglobin, dan tekanan darah ibu.Untuk menurunkan angka kematian bayi harus
dilakukan sejak dini yaitu sejak ibu melakukan kunjungan K1 dengan penapisan
faktor resiko seperti pemeriksaan kadar hemoglobin, protein urin, pengukuran
LILA,selain melakukan 14 standar ante natal care dan anc terfokus, juga perlu
peningkatan ketrampilan tenaga kesehatan seperti penanganan asfiksi pada bayi
baru lahir, karena di Puskesmas Wanasari kematian bayi yang disebabkan karena
asfiksia sebanyak 3 kasus menduduki urutan kedua setelah BBLR.

4). Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2017 sebesar 102% dari target
100%. Program BPJS dan jampersal memberikan kontribusi yang cukup tinggi
terhadap persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sehingga Puskesmas
Wanasari pada tahun 2017 bisa melebihi target. Meskipun demikian perlu
peningkatan kualitas pelayanan persalinan,diharapkan semua persalinan bisa
ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, perencaan persalinaan
persalinan dan pencegahan komplikasi perlu disiapkan oleh ibu hamil dan keluarga
melalui bimbingan bidan atau tenaga kesehatan lain dengan pemasangan stiker P4K
, sehingga pertolongan persalinan yang sehat dan aman dapat terwujud.

5). Program Keluarga Berencana

Cakupan Program KB aktif Puskesmas Wanasari tahun 2017 belum mencapaii target
yaitu 84% dari target 100%. Akseptor KB suntik menduduki urutan pertama
sebanyak 70,1% dari jumlah PUS 12938, dan 29,9% akseptor menggunakan
kontrasepsi yang lain seperti IUD, Pil, MOW,MOP, IMLPANT dan Kondom. Angka
ini hanya selisih 0,1% dibanding tahun lalu sebesar 70%, dan 30% yang
menggunakan alkon selain suntik. Sedangkan akseptor KB IUD ada penambahan
akseptor baru sebesar 183 sehingga terjadi peningkatan dari jumlah 456 menjadi
639 di akhir tahun 2017. Dilihat dari prosentase diatas dapat disimpulkan bahwa ada
peningkatan kesadaran akseptor untuk menggunakan metode kontrasepsi jangka
panjang terutama IUD. Namun masih perlu adanya konseling tentang pentingnya
penggunaan kontrasepsi KB untuk meningkatkan cakupan program KB.

2. Program Perbaikan Gizi Masyarakat

1) Pemantauan Gizi

6
Dari hasil pelaksanaan program tahun 2017, ditemukan balita dengan gizi kurang
sejumlah 2,30%, Gizi buruk 0,93%, Gizi baik 96,76%, gizi lebih 0%. Dari data di
atas dapat dilihat bahwa masih ditemukannya kasus Gizi kurang dan gizi buruk di
tahun 2017 ,Hal ini dikarenakan Penjaringan balita melalui posyandu sehingga
kasus balita gizi kurang dan gizi buruk bisa ditemukan. Upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan status gizi dari gizi kurang dan gizi buruk agar menjadi gizi
baik berupa pemberian PMT yang didanai oleh BOK, APBD Kabupaten Brebes

2) Partisipasi Masyarakat

Cakupan D/S Puskesmas Wanasari tahun 2017 sebagai indikator partisipasi


masyarakat dalam pemanfaatan posyandu, yaitu sebesar 63,12% masih belum
mencapai target dari 100% .Hal ini perlu ditingkatkan untuk memberikan dan
menumbuhkan pemahaman masyarakat akan pentingnya posyandu dan juga
perhatian pemerintah desa dan masyarakat untuk berperan serta akatif dalam
kegiatan posyandu harus dilakukan secara terus menerus melalui pembinaan kader,
penyuluhan oleh kader posyandu karena posyandu milik masyarakat ( UKBM )
sebagai upaya untuk melakukan pemantauan tumbuh kembang bayi dan balita serta
penjaringan terhadap balita yang mengalami baik gizi kurang maupun gizi buruk.
Upaya yang dilakukan oleh puskesmas dalam rangka penurunan angka gizi buruk di
wilayah puskesmas Wanasari tak akan mencapai hasil yang optimal tanpa dukungan
dari pemerintah desa, lintas sektor dan juga masyarakat.

3) Program pemberian ASI eksklusif

Pemberian ASI eksklusif pada tahun 2017 belum mencapai hasil yang optimal
karena dari target 100 % baru bisa tercapai 41,96%.Hal ini dikarenakan masih ada
pengaruh budaya di Masyarakat bahwa bayi lahir perlu makan dengan mendapatkan
makanan selain ASI, ibu nifas juga beranggapan bahwa ASI dalam 3 hari pertama
belum keluar bayine rewel sehingga bayi diberi susu formula,dan belum semua
masyarakat pada umumnya dan ibu nifas pada khususnya menyadari pentingnya
pemberian asi eksklusi, untuk meningkatkan target tersebut perlu dipersiapkan sejak
ibu tersebut hamil baik melalui kelas antenatal,dan waktu ibu ANC, penyuluhan
tentang asi eksklusif saat melakukan kunjungan nifas dan neonatal.

3. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)

1. Imunisasi

1) Imunisasi Rutin

7 desa di wilayah puskesmas Wanasari sudah memenuhi target imunisasi dasar rutin
yaitu 95%, dapat ditunjukkan dengan angka sebagai berikut imunisasi BCG=
98,3%, DPT 3= 96,4%, Polio 4= 96,5%, Campak= 96,5%.Walaupun sudah melebihi
target akan tetapi masih belum mencapai 100% Sehingga pelu dilakukan upaya
peningkatan kinerja untuk satu tahun kedepan mulai penghitungan sasaran program,
pelaksanaan kegiatan sweeping hingga pada sistem pelaporan dan evaluasi program
dari masing-masing desa, sehingga desa UCI bisa tercapai di semua desa
Kecamatan Wanasari.

2) Pelaksanan TT hamil 5 dosis

7
Pelaksanaan TT ibu hamil Tahun 2017 dengan sasaran 1435 .TT1 tercapai 27,94%,
TT2 26,06%, TT2+ 38,90 %, TT3 7,53%, TT4 4,39%, TT5 0,98%. Hal ini
dikarenakan adanya pencatatan TT 5 dosis sehingga ada ibu hamil yang sudah
diimunisasi saat capeng dan WUS, Untuk meningkatkan cakupan perlu adanya
penyuluhan tentang imunisasi pada bumil dan bagi petugas kesehatan perlu adanya
validasi data terhadap ibu hamil yang diimunisasi TT.

3) Pelaksanakan TT WUS

Pelaksanaan TT WUS Tahun 2017 dengan sasaran 16521 . Hasil cakupan TT1
WUS 1,8%, TT2 WUS 0,8%, TT3 WUS 0,1% TT4 0,1% TT5 0%. Angka ini masih
jauh dari target sasaran dikarenakan banyak data yang tidak tercatat. Wanita Usia
Subur (WUS) juga banyak yang tidak mau diimunisasi saat tidak hamil. Juga
kurangnya konsistensi untuk melakukan TT ulang, baik dari provider ataupun dari
masyarakatnya sendiri. Untuk meningkatkan cakupan TT WUS perlu diadakan
penyuluhan pentingnya imunisasi pada WUS.

2. ISPA dan Diare

Angka proyeksi Diare dan ISPA pada tahun 2017 telah melampaui target yang di
rencanakan, karena semakin meningkatnya sistim pelaporan kasus dari tiap desa ke
koordinator program, pelaporan mingguan dari tiap pembina wilayah,selain itu
karena jumlah kunjungan kasus yang memang meningkat.

3. Survelans KLB campak

Untuk mengantisipasi kejadian KLB campak maka perlu adanya system deteksi
dini melalui pelaporan kasus yang segera dan mengaktifkan kembali forum
Kesehatan Desa (FKD) , apabila terjadi KLB segera dapat tertangani dan
ditindaklanjuti.

4. TBC Paru

Penemuan suspek TBC Paru sebanyak 51 kasus (27,45%) dari target 70%,
penemuan kasus Baru BTA positif (CDR) 14 kasus (19,2%), dan angka
kesembuhan 64% dari terget 85%. Hal ini masih jauh dari target. Untuk
meningkatkan cakupan CDR dan angka kesembuhan, pada tahun 2017 telah
dilakukan berbagai upaya seperti peningkatan SDM, baik tenaga medis, paramedis
dan laboratorium, pertemuan jejaring antar unit pelayanan kesehatan dan asistensi
ke rumah sakit. Kegiatan-kegiatan tersebut perlu dievaluasi untuk menilai apakah
hasil kegiatan sesuai dengan tujuan yang diharapkan sekaligus mengidentifikasi
permasalahan yang ditemukan untuk selanjutnya disusun rencana tindak lanjut
perbaikan.

Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA(+)

 Evaluasi pengobatan pada penderita TB paru BTA(+) dilakukan melalui


pemeriksaan dahak mikroskopis pada akhir fase intensif hasil pemeriksaan
negatif. Dinyatakan sembuh bila hasil pemeriksaan dahak pada akhir
pengobatan ditambah minimal satu kali pemeriksaan sebelumnya (sesudah fase
awal atau satu bulan sebelum akhir pengobatan) hasilnya negatif.

8
 Bila pemeriksaan follow up tidak dilakukan, namun pasien telah menyelesaikan
pengobatan, maka evaluasi pengobatan pasien dinyatakan sebagai pengobatan
lengkap. Evaluasi jumlah pasien dinyatakan sembuh dan pasien pengobatan
lengkap dibandingkan jumlah pasien BTA(+) yang diobati disebut keberhasilan
pengobatan (Succes Rate).
 Angka Kesembuhan (Cure Rate) TB Paru Puskesmas Wanasari tahun 2017
sebesar (64%) belum mencapai target Kabupaten (100%), karena masih dalam
proses pengobatan.

4. Program Penyehatan Lingkungan

Kegiatan dan Cakupan Program Penyehatan Lingkungan Puskesmas Wanasari tahun


2017

1. Pemeriksaan tempat - tempat umum


Pemeriksaan TTU tahun 2017 dilaksanakan di 7 desa wilayah puskesmas
Wanasari. Target Cakupan 100%, sampai akhir Desember 2017 sudah mencapai
target 100%

2. Cakupan akses air bersih


Target cakpuan akses air bersih Puskesmas Wanasari tahun 2017 adalah 100%,
Sampai akhir Desember 2017 baru tercapai 68%.

3. Cakupan Penggunaan Jamban


Target Cakupan Penggunaan Jamban tahun 2017 adalah 100%, sampai dengan
akhir Desember 2017 tercapai 56%

4. Cakupan TPM
Target 2017 adalah 100%, sampai akhir Desember 2017 sudah tercapai target
100%

5. Cakupan Rumah Sehat


Target Cakupan 2017 100% warga kecamatan Wanasari sudah memiliki rumah
dengan kriteria rumah sehat. Sampai akhir Desember 2017 cakupan rumah sehat
batu tercapai 50%

6. Cakupan TP2 Pestisida target cakupan 100%, cakupan sampai dengan akhir
Desember 2017 sudah tercapai 100%
7. Rumah bebas jentik nyamuk aedes target cakupan >95%, Puskesmas Wanasari
sampai akhir Desember 2017 tercapai 96%
8. Institusi yang dibina, Target 2017 100%, semuanya sudah terbina 52%

 Pemeriksaan tempat-tempat umum


Dari hasil inspeksi program tahun 2017 didapatkan kesimpulan bahwa seluruh
TTU sudah memenuhi syarat kesehatan (100%), akan tetapi tetap perlu
dipertahankan dengan pembinaan dan peningkatan sarana prasarana dan
pengelolaannya.

 Inspeksi Sanitasi Sekolah

9
Sebagian besar sekolah kurang sarana sanitasinya baik jamban dan air bersih, baru
30% yang memenuhi, sehingga perlu perhatian dan tindakan dari lintas sektor
dalam hal ini Dinas Pendidikan dalam upaya peningkatan sarana sanitasi.

 Inspeksi Sanitasi TP2 pestisida


Hasil capaian dari kegiatan inspeksi TP2 pestisida di wilayah puskesmas
Wanasari sudah mencapai 100% memenuhi syarat kesehatan, hal ini perlu
dipertahankan dengan cara pengawasan dan pembinaan yang intens supaya TP2
pestisida dapat aman bagi pengelolanya

 Inspeksi sanitasi perumahan dan pemukiman


Dari hasil inspeksi perumahan dan pemukiman tahun 2017, 44%
rumah/pemukiman belum memiliki jamban, sehingga perlu pemahaman ke
masyarakat dan motivasi untuk pembuatan jamban secara swadaya.

 Monitoring dan pembinaan Desa STBM (Sanitasi berbasis masyarakat)


Monitoring dan pembinaan Desa STBM (Sanitasi berbasis masyarakat)
dilaksanakan di 7 desa yaitu desa Pesantunan, Klampok, Keboledan, Kupu,
Dumeling, Kertabesuki, Sawojajar program PAMSIMAS, dengan hasil yang
diperoleh dari monitoring ini masih banyak penduduk yang belum memiliki
sarana sanitasi terutama jamban keluarga (44%).

5. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat


1)Promkes

 Masih banyaknya suspek TBC yang belum ditemukan


 Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk hidup bersih dan sehat
 Masih banyaknya BATRA yang belum teridentifikasi
 Capaian Strata posyandu yang masih rendah
2) Perkesmas

Pelaksanaan kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat di tahun 2017 secara


keseluruhan sudah ada peningkatan yang signifikan. Semua desa telah terbentuk
posyandu Lansia sehingga upaya peningkatan kesehatan masyarakat ( Lansia ) bisa
optimal.

3). Program UKS Tingkat Sekolah Dasar

 Tahun 2017 program UKS ( sekolah SD/MI, SMP/MTS,SMK/SMA) di


kecamatan Wanasari sudah terlayani sudah secara maksimal, bahkan
dilakukan pemerikasaan kadar HB bagi siswa baru untuk menjaring kasus
anemia pada anak sekolah
 Pada penjaringan anak sekolah SMP/MTS dan SMK dari jumlah yang
dijaring 809 siswa, 725 siswa atau 89,61% berstatus gizi normal. standar
penilaian menggunakan standar IMT (Indek Masa Tubuh) IMT/U,
walaupun hasil yang dicapai sudah optimal akan tetapi upaya peningkatan
gizi pada siswa SMP/SMK di wilayah puskesmas Wanasari tetap
ditingkatkan.

10
 Pada hasil penjaringan kesehatan tingkat SMP/MTS masih ditemukan
sejumlah anak yang anemia 38 anak (4,69%). Hal ini menunjukkan betapa
riskan anak usia remaja terhadap masalah gizi, anemia, yang berdampak
tidak baik untuk kesehatannya kedepan.
 Ditemukan juga sejumlah anak dengan ketajaman mata yang tidak normal
ada 12 anak,
 Dengan masih ditemukannya siswa dengan serumen sejumlah 215
(26,57%) menunjukkan tingkat personal higiene siswa masih kurang.
 Untuk melaksanakan program MDGs tentang HIV/AIDS perlu kepada
masyarakat direncanakan sosialisasi HIV/AIDS kepada Kepala desa, PKK,
Karang Taruna, Siswa SLTP dan SMA.

6. Program Pengobatan Dasar


 Kunjungan Pasien ke Puskesmas tahun 2017 mengalami penurunan 2,47%
dibandingkan capaian kunjungan tahun lalu. Hal ini disebabkan karena
mulai adanya dokter keluarga yang menerima pemeriksaan umum
menggunakan bpjs.
 Tingkat kunjungan 10 besar penyakit, J069 ( Infeksi saluran Pernafasan
akut) masih menduduki rangking pertama yaitu sejumlah L = 2212 P = 3663
(22,2%).
 Cakupan Pelayanan Masyarakat pengguna Jamkesmas, kunjungan pelayanan
gigi dan kunjungan laboratorium tahun 2017 juga mengalami peningkatan
yang cukup signifikan dari tahun lalu.

7. Program Perbekalan dan Peralatan kesehatan


 Bimbingan tekhnis pengelolaan obat ke PKD dan PUSTU sudah dilakukan
disemua PKD/Pustu, dan setiap pembina wilayah sudah membuat laporan
harian dan laporan bulanan obat, akan tetapi monitoring dan evaluasi
terpadu akan dilakukan di tahun 2018
 Tiap tiap pembina wilayah di tahun 2017 sudah menerima prasarana sesuai
dengan kebutuhan masing- masing Pustu atau PKD sebagai upaya untuk
menunjang pelayanan sehingga dapat memberikan pelayanan yang sebaik
baiknya kepada masyarakat .

8. Program Manajemen Mutu Puskesmas (Akreditasi)


Masalah-masalah yang dihadapi :
1. Komitmen karyawan puskesmas yang belum konsisten
2. Referensi yang belum lengkap / sulit dicari
3. Dokumen belum sempurna
4. Hambatan non teknis yang mengganggu jalannya akreditasi
Kebutuhan sarana prasarana dalam pelaksanaan akreditasi tentunya menjadi prioritas
untuk peningkatan pelaksanaan menejemen mutu Puskesmas di tahun 2018

9. Tata Graha Puskesmas


Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan Puskesmas, masih dibutuhkan ruang untuk
pelayanan rawat jalan terutama ruang gigi, dan juga terbatasnya ruang gudang dan juga
fasilitas/sarana persalinan dan nifas di PMP. Selaian itu tempat parkir karyawan dan
pengunjung Puskesmas untuk memberikan keamanan dan kenyamanan karyawan

11
ataupun pengunjung Puskesmas. Puskesmas Wanasari juga sanagat membutuhkan IPAL
untuk pengolahan limbah medis sesuai dengan SOP yang ditentukan.

10.Program Puskesmas Ramah Anak


Untuk mewujudkan Program Puskesmas ramah Anak dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat khususnya anak, diperlukan peningkatan pelayanan, ketersediaan data
kondisi anak dan kebutuhanya, sebagai dasar melakukan intervensi sesuai dengan
kebutuhan anak di puskesmas Wanasari.

Kepala Puskesmas Wanasari

dr.ROFIQOH

NIP.19680228 200701 2 010

12

Anda mungkin juga menyukai