Gambaran Capaian Upaya Puskesmas Wanasari Tahun 2017 dan Target Capaian
2017
Target Gambar
Sasaran/ an Keterangan
No Indikator SPM Capaian Kesenjangan
Capaian Target
2017 2017
Cakupan pertolongan
3 100% 102 % - Tercapai
persalinan Nakes
2
setingkat 100% siswa
B P2P
C Penyelidikan Epidemiologi
24 Bayi 0-6 bulan dapat ASI 100% 41,96% -58,1% Tidak tercapai
Eksklusif
3
garam beryodium
Pembinaan Forum
Kesehatan
Desa/Kelurahan
Pembentukan Tercapai
36 100%(1) 100% (1) -
POSKESTREN
39 PHBS
4
Program UKGS
c. Jumlah murid
yang perlu 168 168 - Meningkat
perawatan /
dirujuk
d. Jumlah murid
mendapat 60% 100% - Meningkat
perawatan di pusk
ANALISIS MASALAH
Berdasarkan hasil pelaksanaan program yang telah dilaksanakan selama tahun 2017,
masih ada beberapa masalah yang dihadapi oleh masing – masing program :
1) K4 ANC
Tahun 2017 Puskesmas wanasari kunjungan K4 ibu hamil masih kurang dari target
dari target 100% hanya mencapai 94,5%. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor
diantaranya ibu sudah melakukan K1 tetapi mengalami abortus, ibu hamil K1 akses
sehingga tidak mencapai K4, biasanya ibu hamil pendatang dari luar kota, walaupun
persentasinya tidak begitu banyak akan tetapi memberikan kontribusi yang cukup
berarti bagi target cakupan kunjungan ke 4 ibu hamil. Kemudian bisa juga
disebabkan karena ibu hamil saat trimester 3 memeriksakan kehamilannya di
fasilitas kesehatan lain sehingga tidak tercatat di puskesmas. Untuk tindak lanjut, pj
KIA diharapkan lebih meningkatkan pencarian data di RB atau RS sekitar
Puskesmas yang menangani pemeriksaan KIA.
Selain dari faktor ibu hamil sendiri dari faktor tenaga kesehatan juga perlu
ditingkatkan kwalitas dalam memberi pelayanan terhadap ibu hamil sesuai standar
ANC, misalnya pemeriksaan haemoglobin pada trimester 1 dan 3 untuk mendeteksi
anemi pada ibu hamil, secara teoritis anemia pada ibu hamil bisa mengakibatkan
abortus, IUFD,IUGR, dan kelahiran prematur.
5
Puskesmas, Dinas Kesehatan dan RS, untuk peningkatan kualitas pelayanan
sehingga bisa menekan angka kematian ibu.
Angka kematian bayi tahun 2017 masih cukup tinggi yaitu sebanyak 28 kasus.
Penyebab kematian : BBLR/BBLSR (prematur)=9, kejang = 4, Aspixia berat = 3,
gangguan pencernaan = 1, febris = 1, diare = 1, infeksi otak = 1, DBD=2, anemia=1,
downsindrom=1, kecelakaan=1, pengecilan otak=1, mutah =1, kelainan kongenital
=1. Dari angka diatas penyebab terbanyak adalah kasus BBLR/BBLSR
(prematur).Secara teoritis ada berbagai faktor yang mempengaruhi berat badan bayi
lahir antara lain faktor demografi, perilaku kesehatan, lingkungan, pelayanan
kesehatan dan faktor biomedis yaitu berat badan ibu hamil, tinggi badan ibu, ukuran
lingkar lengan ibu, umur ibu, paritas, riwayat kelahiran yang lalu, kadar
hemoglobin, dan tekanan darah ibu.Untuk menurunkan angka kematian bayi harus
dilakukan sejak dini yaitu sejak ibu melakukan kunjungan K1 dengan penapisan
faktor resiko seperti pemeriksaan kadar hemoglobin, protein urin, pengukuran
LILA,selain melakukan 14 standar ante natal care dan anc terfokus, juga perlu
peningkatan ketrampilan tenaga kesehatan seperti penanganan asfiksi pada bayi
baru lahir, karena di Puskesmas Wanasari kematian bayi yang disebabkan karena
asfiksia sebanyak 3 kasus menduduki urutan kedua setelah BBLR.
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2017 sebesar 102% dari target
100%. Program BPJS dan jampersal memberikan kontribusi yang cukup tinggi
terhadap persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sehingga Puskesmas
Wanasari pada tahun 2017 bisa melebihi target. Meskipun demikian perlu
peningkatan kualitas pelayanan persalinan,diharapkan semua persalinan bisa
ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan, perencaan persalinaan
persalinan dan pencegahan komplikasi perlu disiapkan oleh ibu hamil dan keluarga
melalui bimbingan bidan atau tenaga kesehatan lain dengan pemasangan stiker P4K
, sehingga pertolongan persalinan yang sehat dan aman dapat terwujud.
Cakupan Program KB aktif Puskesmas Wanasari tahun 2017 belum mencapaii target
yaitu 84% dari target 100%. Akseptor KB suntik menduduki urutan pertama
sebanyak 70,1% dari jumlah PUS 12938, dan 29,9% akseptor menggunakan
kontrasepsi yang lain seperti IUD, Pil, MOW,MOP, IMLPANT dan Kondom. Angka
ini hanya selisih 0,1% dibanding tahun lalu sebesar 70%, dan 30% yang
menggunakan alkon selain suntik. Sedangkan akseptor KB IUD ada penambahan
akseptor baru sebesar 183 sehingga terjadi peningkatan dari jumlah 456 menjadi
639 di akhir tahun 2017. Dilihat dari prosentase diatas dapat disimpulkan bahwa ada
peningkatan kesadaran akseptor untuk menggunakan metode kontrasepsi jangka
panjang terutama IUD. Namun masih perlu adanya konseling tentang pentingnya
penggunaan kontrasepsi KB untuk meningkatkan cakupan program KB.
1) Pemantauan Gizi
6
Dari hasil pelaksanaan program tahun 2017, ditemukan balita dengan gizi kurang
sejumlah 2,30%, Gizi buruk 0,93%, Gizi baik 96,76%, gizi lebih 0%. Dari data di
atas dapat dilihat bahwa masih ditemukannya kasus Gizi kurang dan gizi buruk di
tahun 2017 ,Hal ini dikarenakan Penjaringan balita melalui posyandu sehingga
kasus balita gizi kurang dan gizi buruk bisa ditemukan. Upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan status gizi dari gizi kurang dan gizi buruk agar menjadi gizi
baik berupa pemberian PMT yang didanai oleh BOK, APBD Kabupaten Brebes
2) Partisipasi Masyarakat
Pemberian ASI eksklusif pada tahun 2017 belum mencapai hasil yang optimal
karena dari target 100 % baru bisa tercapai 41,96%.Hal ini dikarenakan masih ada
pengaruh budaya di Masyarakat bahwa bayi lahir perlu makan dengan mendapatkan
makanan selain ASI, ibu nifas juga beranggapan bahwa ASI dalam 3 hari pertama
belum keluar bayine rewel sehingga bayi diberi susu formula,dan belum semua
masyarakat pada umumnya dan ibu nifas pada khususnya menyadari pentingnya
pemberian asi eksklusi, untuk meningkatkan target tersebut perlu dipersiapkan sejak
ibu tersebut hamil baik melalui kelas antenatal,dan waktu ibu ANC, penyuluhan
tentang asi eksklusif saat melakukan kunjungan nifas dan neonatal.
1. Imunisasi
1) Imunisasi Rutin
7 desa di wilayah puskesmas Wanasari sudah memenuhi target imunisasi dasar rutin
yaitu 95%, dapat ditunjukkan dengan angka sebagai berikut imunisasi BCG=
98,3%, DPT 3= 96,4%, Polio 4= 96,5%, Campak= 96,5%.Walaupun sudah melebihi
target akan tetapi masih belum mencapai 100% Sehingga pelu dilakukan upaya
peningkatan kinerja untuk satu tahun kedepan mulai penghitungan sasaran program,
pelaksanaan kegiatan sweeping hingga pada sistem pelaporan dan evaluasi program
dari masing-masing desa, sehingga desa UCI bisa tercapai di semua desa
Kecamatan Wanasari.
7
Pelaksanaan TT ibu hamil Tahun 2017 dengan sasaran 1435 .TT1 tercapai 27,94%,
TT2 26,06%, TT2+ 38,90 %, TT3 7,53%, TT4 4,39%, TT5 0,98%. Hal ini
dikarenakan adanya pencatatan TT 5 dosis sehingga ada ibu hamil yang sudah
diimunisasi saat capeng dan WUS, Untuk meningkatkan cakupan perlu adanya
penyuluhan tentang imunisasi pada bumil dan bagi petugas kesehatan perlu adanya
validasi data terhadap ibu hamil yang diimunisasi TT.
3) Pelaksanakan TT WUS
Pelaksanaan TT WUS Tahun 2017 dengan sasaran 16521 . Hasil cakupan TT1
WUS 1,8%, TT2 WUS 0,8%, TT3 WUS 0,1% TT4 0,1% TT5 0%. Angka ini masih
jauh dari target sasaran dikarenakan banyak data yang tidak tercatat. Wanita Usia
Subur (WUS) juga banyak yang tidak mau diimunisasi saat tidak hamil. Juga
kurangnya konsistensi untuk melakukan TT ulang, baik dari provider ataupun dari
masyarakatnya sendiri. Untuk meningkatkan cakupan TT WUS perlu diadakan
penyuluhan pentingnya imunisasi pada WUS.
Angka proyeksi Diare dan ISPA pada tahun 2017 telah melampaui target yang di
rencanakan, karena semakin meningkatnya sistim pelaporan kasus dari tiap desa ke
koordinator program, pelaporan mingguan dari tiap pembina wilayah,selain itu
karena jumlah kunjungan kasus yang memang meningkat.
Untuk mengantisipasi kejadian KLB campak maka perlu adanya system deteksi
dini melalui pelaporan kasus yang segera dan mengaktifkan kembali forum
Kesehatan Desa (FKD) , apabila terjadi KLB segera dapat tertangani dan
ditindaklanjuti.
4. TBC Paru
Penemuan suspek TBC Paru sebanyak 51 kasus (27,45%) dari target 70%,
penemuan kasus Baru BTA positif (CDR) 14 kasus (19,2%), dan angka
kesembuhan 64% dari terget 85%. Hal ini masih jauh dari target. Untuk
meningkatkan cakupan CDR dan angka kesembuhan, pada tahun 2017 telah
dilakukan berbagai upaya seperti peningkatan SDM, baik tenaga medis, paramedis
dan laboratorium, pertemuan jejaring antar unit pelayanan kesehatan dan asistensi
ke rumah sakit. Kegiatan-kegiatan tersebut perlu dievaluasi untuk menilai apakah
hasil kegiatan sesuai dengan tujuan yang diharapkan sekaligus mengidentifikasi
permasalahan yang ditemukan untuk selanjutnya disusun rencana tindak lanjut
perbaikan.
8
Bila pemeriksaan follow up tidak dilakukan, namun pasien telah menyelesaikan
pengobatan, maka evaluasi pengobatan pasien dinyatakan sebagai pengobatan
lengkap. Evaluasi jumlah pasien dinyatakan sembuh dan pasien pengobatan
lengkap dibandingkan jumlah pasien BTA(+) yang diobati disebut keberhasilan
pengobatan (Succes Rate).
Angka Kesembuhan (Cure Rate) TB Paru Puskesmas Wanasari tahun 2017
sebesar (64%) belum mencapai target Kabupaten (100%), karena masih dalam
proses pengobatan.
4. Cakupan TPM
Target 2017 adalah 100%, sampai akhir Desember 2017 sudah tercapai target
100%
6. Cakupan TP2 Pestisida target cakupan 100%, cakupan sampai dengan akhir
Desember 2017 sudah tercapai 100%
7. Rumah bebas jentik nyamuk aedes target cakupan >95%, Puskesmas Wanasari
sampai akhir Desember 2017 tercapai 96%
8. Institusi yang dibina, Target 2017 100%, semuanya sudah terbina 52%
9
Sebagian besar sekolah kurang sarana sanitasinya baik jamban dan air bersih, baru
30% yang memenuhi, sehingga perlu perhatian dan tindakan dari lintas sektor
dalam hal ini Dinas Pendidikan dalam upaya peningkatan sarana sanitasi.
10
Pada hasil penjaringan kesehatan tingkat SMP/MTS masih ditemukan
sejumlah anak yang anemia 38 anak (4,69%). Hal ini menunjukkan betapa
riskan anak usia remaja terhadap masalah gizi, anemia, yang berdampak
tidak baik untuk kesehatannya kedepan.
Ditemukan juga sejumlah anak dengan ketajaman mata yang tidak normal
ada 12 anak,
Dengan masih ditemukannya siswa dengan serumen sejumlah 215
(26,57%) menunjukkan tingkat personal higiene siswa masih kurang.
Untuk melaksanakan program MDGs tentang HIV/AIDS perlu kepada
masyarakat direncanakan sosialisasi HIV/AIDS kepada Kepala desa, PKK,
Karang Taruna, Siswa SLTP dan SMA.
11
ataupun pengunjung Puskesmas. Puskesmas Wanasari juga sanagat membutuhkan IPAL
untuk pengolahan limbah medis sesuai dengan SOP yang ditentukan.
dr.ROFIQOH
12