Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KASUS

Nn. R 14 TAHUN DENGAN DYSPNEA

Disusun oleh :
IRMA ROHIMAH
NIM. 1611277011

STIKes MUHAMMADIYAH CIAMIS


BAB I
KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN KEBUTUHAN OKSIGENASI


Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk
kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ
dan kehidupan sel.

B. SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM OKSIGENASI


Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi terdiri atas saluran
pernafasan bagian atas ( hidung, faring, laring, dan epiglottis ) dan bagian bawah ( trachea,
bronchus, bronkiolus, dan paru ).

C. PROSES OKSIGENASI
Proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi tubuh terdiri atas 3 tahap, yaitu
- Ventilasi : proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli
atau dari alveoli ke atmosfer.
- Difusi Gas : pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO2 di
kapiler dengan alveoli
- Transportasi Gas : proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2
jaringan tubuh ke kapiler.

D. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN OKSIGENASI


1. Saraf Otonomik
2. Hormon dan obat
Semua hormone dapat melebarkan pelebaran saluran pernafasan.Obat yang tergolong
parasimpatis dapat melebarkan saluran nafas sedangkan obat yang tergolong beta non
selektif dapat mempersempit nafas.
3. Alergi pada saluran nafas
Banyak factor yang dapat menimbulkan alergi. Faktor – faktor ini menyebabkan bersin,
bila terdapat rangsangan di daerah nasal. Batuk, bila di saluran pernafasan di bagian
atas. Boronkokontriksi pada asama bronkhiale dan rhinitis bila terdapat di saluran
pernafasan bagian bawah.
4. Perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan aksigenasi, karena
usia organ dalam tubuh berkembang seiring dengan perkembangan usia.
5. Lingkungan
Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi seperti factor alergi,
ketinggian tanah dan suhu.
6. Perilaku
Faktor perilaku dapat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi adlah dalamcara kita
mengonsumsi makanan ( status nutrisi ), aktivitas dan merokok.

E. Masalah Kebutuhan Oksigenasi


a. Hipoksia
Merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh
akibat defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen dalam tingkat sel ,
ditandai dengan adanya warna kebiruan pada kulit ( sianosis ).
b. Perubahan pola pernafasan
1. Tachipnea : pernafasan yang memiliki frekuensi lebih dari 24 x / menit.
2. Bradypnea : pernafasan yang lambat dan kurang dari 10 x / menit.
3. Hyperventilasi : cara tubuh dalam mengompensasi peningkatan jumlah oksigen
dalam paru agar pernafasan lebih cepat dan dalam.
4. Kusmaul : pola pernafasan yang cepat dan dangkal.
5. Hipoventilasi : upaya tubuh dalam mengeluarkan CO2 dengan cukup yang
dilakukan pada saat ventilasi alveolar serta tidak cukupnya penggunaan O2.
6. Dispnea : perasaan sesak dan berat saat bernafas.
7. Orthopnea : kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk dan berdiri.
8. Cheyne stokes : siklus amplitudonya mula- mula naik, turun, berhenti, kemudian
mulai dari siklus awal.
9. Pernafasan paradoksial : pernafasan yang ditandai dengan pergerakan dinding
paru yang berlawanan arah dari keadaan norma.
10. Biot : pernafasan dengan irama yang mirip dengan cheyne stokes.
11. Stridor : pernafasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran
pernafasan.
c. Obstruksi jalan nafas ( bersihan jalan nafas )
Kondisi pernafasan yang tidak normal akibat ketidak mampuan batuk secara efektif.
d. Pertukaran gas
Kondisi penurunan gas baik O2 maupun CO2 antara alveoli paru dan system
vascular.

F. PENGKAJIAN OKSIGENASI
1. Riwayat Keperawatan
Meliputi : ada atau tidaknya riwayat gangguan pernafasan seperti epistaksis, obstruksi
nasal dan keadaan lain yang menyebabkan gangguan pernafasan. Hal yang perlu
diperhatikan dalam pengkajian keluhan / gejala adalah keadaan infeksi kronis dari
hidung sakit pada daerah sinus, otitis media, keluhan nyeri pada tengggorokan,
kenaikan suhu tubuh (380), sakit kepala, lemas, sakit perut, muntah- muntah ( pada
anak- anak ), faring berwarna merah dan adanya edema.
2. Pola Batuk dan Produksi Sputum
Tahap ini dilakukan dengan cara menilai apakah batuk termasuk batuk kering keras dan
kuat dengan suara mendesing, berat dan berubah- ubah seperti kondisi pasien yang
mengalami penyakit kanker . Pengkajian sputum dilakukan dengan cara memeriksa
warna, kejernihan dan apakah bercampur darah terhadap sputum yang dikeluarkan oleh
pasien.
3. Sakit Dada
Dilakukan untuk mengetahui bagian yang sakit , luas, intensitas, factor yang
menyebabkan rasa sakit, perubahan nyeri dada apabila posisi pasien berubah, serta ada
/ tidaknya hubungan antara waktu inspirasi dan ekspirasi dengan rasa sakit.
4. Pengkajian Fisik
• Inspeksi :
a) Penentuan tipe jalan nafas.
b) Penghitungan frekuensi pernafasan dalam waktu 1 menit.
c) Pemeriksaan sifat pernafasan.
d) Pengkajian irama pernafasan .
e) Pengkajian terhadap dalam / dangkalnya pernafasan.
• Palpasi
Berguna untuk mendeteksi kelainan seperti nyeri, palpasi dilakukan untuk
menentukan besar, konsistensi, suhu, apakah dapat / tidak digerakan dari dasar.
• Perkusi
Bertujuan untuk menilai normal / tidaknya suara perkusi paru.
• Auskultasi
Bertujuan untuk menilai adanya suara nafas.
5. Pemeriksaan laboratorium
Selain pemeriksaan laboratorium, HB, leukosit, dll. Di lakukan secara rutin juga
dilakukan pemeriksaan sputum guna melihat kuman dengan cara mikroskopis.
6. Pemeriksaan diagnostic
• Ronsen dada
• Fluoroskopi
• Bronkografi
• Angiografi
• Endoskopi
• Radio isotop
• Mediastinoskopi

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak efektif berhubungan dengan :
• Produksi sekresi yang kental / berlebihan akibat penyakit infeksi.
• Imobilisasi, status sekresi, batuk tidak efektif akibat penyakit system saraf.
• Efek sedative dari obat pembedahan, trauma, nyeri, kelelahan, gangguan
kognitif.
• Depresi reflek batuk.
• Penurunan O2 dalam udara inspirasi.
• Berkurangnya mekanisme pembersihan silia dan respon peradangan.
2. Pola Nafas Tidak Efektif, berhubungan dengan :
• Penyakitinfeksi dari paru
• Depresi pusat pernafasan
• Lemahnya otot pernafasan
• Turunnya ekspresi paru
• Obstruksi trachea
3. Kerusakan Pertukaran Gas, berhubungan dengan :
• Perubahan suplai O2
• Obstruksi saluran pernafasan
• Adanya penumpukan cairan dalam paru
• Atelektaktis
• Bronkospasme
• Adanya edema paru
• Tindakan pembedahan paru
4. Gangguan Perfusi Jaringan, berhubungan dengan :
• Adanya perdarahan
• Adanya edema
• Imobilisasi
• Menurunnya aliran darah
• Vasokontriksi
• Hipovolumik
BAB II
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. R 14 TAHUN
DENGAN DIPSNEU
DI RUANG PUSKESMAS MANONJAYA

Tanggal Masuk : 22 Februari 2018


Tanggal Pengkajian : 24 Februari 2018

Diagnosa Medis : Dispnea


No. RM : 20180222100
Ruang :3

A. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama Lengkap : Nn. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 14 th
Status : Belum Nikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Manonjaya
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. B
Usia : 60 th
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Manonjaya
Hubungan dengan pasien : Ayah
B. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan masih batuk
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
c. Pada waktu pasien datang ke IGD, pasien mengatakan sesak nafas dan lemas sudah
satu hari yang lalu akibat kelelahan. Keluarga klien memutuskan untuk di bawa ke
Puskesmas Manonjaya, pada tanggal 22 Februari 2018. Pada waktu di lakukan
pengkajian tanggal 24 Februari 2018, didapat data sesak nafas pasien sudah agak
berkurang, tetapi masih lemas dan batuk.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya sudah sering merasakan sesak nafas apabila
kelelahan, tetapi pasien belum pernah pergi ke rumah sakit.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan dari pihak keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti
yang dideritanya sekarang ini.

C. GENOGRAM

ibu ayah

kk kk X

D. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Lemas
2. Kesadaran : Sadar
3. Tanda – Tanda Vital :
Takanan Darah : 120/70 mmhg
Nadi : 95 x / menit
Suhu : 36,5 0 c
Pernafasan : 37 x / menit
b. Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala : bentuk kepala simetris, rambut lebat dan hitam
2. Muka : bentuk muka simetris, ekspresi wajah gelisah
3. Mata : kedua mata simetris, tidak ada sekres, bola mata normal.
4. Hidung : memiliki hidung simetri dan tidak ada pendarahan
5. Mulut : mukosa kering, tidak ada luka, gigi bersih
6. Telinga : kudua telinga simetris, tidak ada sekres, pendengaran normal
7. Leher : tidak ada pembengkakan tyiroid
8. Dada : bentuk dada simetris antara kanan dan kiri
• Jantung : irama jantung regular, tidak ada nyeri tekan, suara perkusi sonor
• Paru : irama pernafasan tidak teratur, tidak ada nyeri tekan, suara perkusi
hipersonor
9. Abdomen : bentu simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka
10. Luka : kulit pasien berwarna sawo matang, tidak bengkak, lembab

E. DATA PENUNJANG
EKG : dalam batas normal tidak ada kelainan

F. TERAPI SELAMA PERAWATAN


Rl 20 tetes / menit lewat IV
O2 5 liter / menit

G. DATA FOKUS
Ds :
• pasien mengatakan batuk
• pasien mengatakan kurang tahu tentang penyakitnya
• Pasien Sudah diperbolehkan untuk pulang
Do :
• pasien keliatan lemas
• nadi 75 x / menit, pernafasan 37 x / menit
• bibir kering, wajah tampak lesu
H. ANALISA DATA
DS : Pasien mengatakan Batuk
DO : Gangguan bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi sekret di jalan nafas - RR
= 24/ menit, nadi 75 x / menit,
DS : pasien mengatakan kurang tahu tentang penyakitnya
DO : dulu dan sekarang pasien mengalami penyakit yang sama Kurang
informasi Kurang pengetahuan

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal teratasi
1. Gangguan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan akumulasi sekret di 23 februari 2018
jalan nafas
2. Kurangnya pengetahuan, berhubungan 22 februari 2018
dengan kurangnya informasi

J. PRORITAS MASALAH
1. Gangguan bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi sekret di jalan nafas
2. Kurangnya pengetahuan, berhubungan dengan kurangnya informasi

K. INTERVENSI
Hari / Tanggal No DX Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi
Sabtu, 24 Feb 18 1 Setelah diberikan Pendidikan Posisikan pasien
kesehatan tentang etika batuk dan untuk memudahkan
batuk efektif 1 x 20 menit, bernafas,
diharapkan pasien dapat bernafas monitor pola nafas,
dengan normal, saran untuk
dengan criteria hasil : melakukan batuk
 Nafas tidak sesak efektif, auskultasi
 Ekspresi muka tidak gelisah suara nafas, catat
 Irama nafas normal pergerakan dada.
 Suara perkusi sonor
 RR normal
2 Setelah dilakukan pengkajian selama Terangkan proses
1x20 menit, diharapkan pasien dapat penyakit, terangkan
mengetahui tentang penyakitnya, penyebab penyakit,
dengan kriteria hasil : terangkan
 Pasien tidak terkena penyakit pengobatan
yang sama lagi penyakit, ajarkan
 Pasien bisa menjaga tanda dan gejala
kesehatannya penyakit, ajarkan
pencegahan penyakit

L. IMPLEMENTASI
1. Memosisikan pasien untuk memudahkan bernafas, memonitor frekuensi; ritme;
kedalaman pernafasan, melakukan fisioterapi dada, mengauskultasi suara nafas,
menyarankan tarik nafas dalam
Pasien mau melakukan fisioterapi dada dan tarik nafas dalam
2. Menerangkan tentang proses penyakit, penyebab penyakit, pengobatan penyakit, tanda
dan gejala penyakit, dan pencegahan penyakit
Pasien mendengarkan apa yang di ajarkan

M. EVALUASI
Sabtu, 24 Februari 2018
S : Pasien mengatakan masih batuk, lemas, dan belum paham tentang penyakitnya
O : TD : 120/ 80 mmHg, N : 88 x /menit, RR = 24 x/menit, S : 36,7 C
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai