Anda di halaman 1dari 74

Pertemuan ke- 6 dan ke 7 : Model Sistem Informasi Yang

dikembangkan pada Unit-Unit Pelayanan Kesehatan

a. Definisi sistem informasi keperawatan


Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-
komponen dalam organisasi yang berhubungan dengan proses
penciptaan dan pengaliran informasi. Sistem Informasi mempunyai
komponen- komponen yaitu proses, prosedur, struktur organisasi,
sumber daya manusia, produk, pelanggan, supplier, dan rekanan.
(Eko,I. 2001).
Pemerintah Indonesia sudah mempunyai visi tentang sistem
informasi kesehatan nasional yaitu Informasi kesehatan andal
2010(Reliable Health Information 2010 ). (Depkes, 2001). Pada
Informasi kesehatan andal tersebut telah direncanakan untuk
membangun system informasi di pelayanan kesehatan dalam hal ini
Rumah sakit dan dilanjutkan di pelayanan di masyarakat, namun
pelaksanaannya belum optimal.
Penggunaan catatan pasien yang terkomputerisasi (computerized
patient records) yang berkembang pesat, membutuhkan bahasa yang
baku dalam menggambarkan masalah-masalah pasien. Diagnosis
keperawatan melengkapi kebutuhan tersebut dan membantu
menetapkan lingkup praktik keperawatan, dengan menggambarkan
kondisi perawat yang dapat merawat secara mandiri. Diagnosis

1
keperawatan menyertakan pemikiran kritis dan pembuatan keputusan,
serta menyediakan istilah yang dipahami secara universal dan
konsisten diantara para perawat yang bekerja pada beragam tempat,
termasuk rumah sakit, klinik rawat jalan, fasilitas perawatan lain,
fasilitas kesehatan okupasi, dan praktik pribadi/swasta. (Doenges et
al. 1999).
Sistem Informasi Keperawatan yang di design dalam sistem ini
adalah seluruh dokumentasi yang diperlukan dalam aktifitas
keperawatan di ruang rawat inap. Dokumentasi Asuhan Keperawatan
tentu menjadi yang paling utama dalam sistem ini. Selain dokumen
Askep, juga ada laporan-laporan yang lain :
1. Diagnosa Perawatan Terbesar
2. Tindakan Perawatan (NIC) terbesar
3. Resume Keperawatan (otomatis)
4. Format Discharge Planning
5. Laporan Tindakan Keperawatan
6. Standar Operating Procedure dari NIC
1) Pengkajian Keperawatan
Dalam penerapan NANDA-NOC-NIC berbasis TI (Teknologi
Informasi) yang ada dalam sistem ini, pengkajian perawatan menggunakan
13 Divisi Doengoes. Tersedia pengkajian data tertutup maupun terbuka.
Pada pengkajian data tertutup, perawat tinggal memilih data yang tersedia.

2
Setelah data dipilih secara lengkap, komputer akan secara automatis
menganalisa data yang telah dipilih perawat, dan memunculkan masalah
sesuai data yang dipilih.
2) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan dihasilkan dari analisa yang dilakukan oleh
komputer, berdasarkan data-data yang dimasukan saat pengkajian
perawatan. Komputer akan secara automatis menganalisa data yang ada
dan memunculkan masalah keperawatan.
3) Tujuan Keperawatan
Tujuan Keperawatan dalam SI Keperawatan RSU Banyumas
menggunakan Nursing Outcome Clasification ( NOC ). Perawat tinggal
memilih Label dari NOC yang telah tersedia pada masing-masing
Diagnosa Keperawatan yang ada, serta menentukan batas waktu (dalam
hari) masalah diperkirakan dapat terselesaikan.
4) Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan dalam SI Keperawatan RSU Banyumas
menggunakan Nursing Intervention Clasification ( NIC ) dan sama dengan
membuat tujuan, perawat tinggal memilih Label NOC yang tersedia pada
masing-masing Diagnosa Keperawatan.
5) Implementasi Keperawatan
Implementasi Keperawatan dalam SI Keperawatan menggunakan
Label NIC dan aktifitas dalam NIC. Perawat tinggal mengetikan aktifitas-

3
aktifitas perawatan yang telah dilakukan, menambahkan jam pelaksanaan
dan menuliskan pelaksana dari aktifitas tersebut.
6) Evaluasi Keperawatan
Evaluasi Keperawatan dalam SI Keperawatan RSU Banyumas,
menggunakan Kriteria, Skala dan Target. PSetelah perawat menentukan
kriteria, skala dan target pada hari pertama, maka pada hari berikutnya
tinggal memilih skala yang sesuai dengan kondisi pasien.Skala ini antara 1
– 5, disesuaikan dengan kondisi pasien.Selengkapnya tentang SIM
Keperawatan kami adalah sebagai berikut:
1. Manajemen Asuhan Keperawatan
 Dokumen Proses Keperawatan yang terdiri dari Pengkajian;
Diagnosa, Perencanaan, Implemetasi dan Evaluasi
 Dokumentasi Keselamatan Pasien (patient safety) yang terdiri dari
Ketepatan identifikasi pasien; Peningkatan komunikasi yang
efektif; Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
Ketepatan pasien yang di operasi; Pengurangan resiko infeksi;
Pengurangan resiko pasien jatuh. Aplikasi ini memfasilitasi dalam
pengkajian pasien resiko jatuh, menampilkan dalam dashdoard
monitoring pasien yang beresiko sekaligus memfasilitasi form
KTD/KNC yang dikeluarkan oleh KKPRS
 Dokumentasi indikator mutu pelayanan keperawatan klinik. Poin-
poin indikator mutu pelayanan keperawatan adalah Keselamatan

4
pasien (patient safety); Perawatan diri; Kepuasan pasien;
Kecemasan; Kenyamanan; Pengetahuan. Agar pelaporan indikator
mutu pelayanan keperawatan menjadi valid, maka sistem didesain
agar data yang ditampilkan oleh sistem dapat diklarifikasi
mengenai sumber data dasarnya (nama pasien, ruang, tanggal
kejadian dll).
 Dan yang terbaru untuk saat ini adalah Dashboard Keperawatan.
2. Manajemen Pelayanan Keperawatan
 Ketenagaan. Sistem didesain untuk memenuhi data base tenaga,
standar ketenagaan keperawatan, pola ketenagaan, jenjang karir,
perencanan pengembangan tenaga, perencanaan kebutuhan,
kompetensi, rekrutmen, mutasi, rotasi, jadwal dinas, angka kredit
perawat, kinerja perawat. Sistem juga mampu menampilkan
pelaporan ketenagaan sesuai kebutuhan (customize).
 Fasilitas keperawatan. Sistem didesain untuk memfasilitasi standar
peralatan keperawatan, perencanaan kebutuhan, pemakaian, mutasi
dan pemeliharaan fasilitas keperawatan
 Metode. Sistem juga memfasilitasi Model Pelayanan Keperawatan,
Standar Prosedur Operasional, Standar Asuhan Keperawatan
berdasarkan Evidance Base Nursing, Pedoman pengelolaan etik,
supervisi keperawatan

5
 Keuangan. Sistem mampu memfasilitasi remunerasi tenaga
keperawatan, pembiyaan pasien dari pelayanan keperawatan,
analisis base costing, unit cost
 Laporan Rawat Inap, Rawat Jalan dan Perawatan Khusus
 Dokumen kinerja perawat
 Dokumen efisiensi pembiayaan pasien
 Akreditasi Rumah Sakit
b. Program-Program Yang Dirancang Dalam Sim Keperawatan
Menurut Jasun (2006) beberapa program yang dirancang dalam
SIM Keperawatan antara lain :
1) Standar Asuhan Keperawatan
Standar Asuhan Keperawatan menggunakan standar Internasional
dengan mengacu pada Diagnosa Keperawatan yang dikeluarkan
oleh North American Nursing Diagnosis Association, standar
outcome keperawatan mengacu pada Nursing Outcome
Clasification dan standar intervensi keperawatan mengacu pada
Nursing Intervention Clasification (NIC) yang dikeluarkan oleh
Iowa Outcomes Project.Standar Asuhan Keperawatn ini juga telah
dilengkapi dengan standar pengkajian perawatan dengan mengacu
pada 13 Divisi Diagnosa Keperawatan yang disusun oleh Doenges
dan Moorhouse dan standar evaluasi keperawatan dengan mengacu

6
pada kriteria yang ada dalam Nursing Outcome Clasification
(NOC) dengan model skoring.
2) Standart Operating Procedure (SOP)
Standart Operating Procedure (SOP) adalah uraian standar
tindakan perawatan yang terdapat dalam standar asuhan
keperawatan. SOP merupakan aktifitas detail dari NIC.
3) Discharge Planning
Discharge Planning adalah uraian tentang perencanaan dan nasihat
perawatan setelah pasien dirawat darii rumah sakit.Dalam sistem,
discharge planning sudah tersedia uraian dimaksud, perawat
tinggal print out yang selanjutnya hasil print out tersebut
dibawakan pasien pulang.
4) Jadwal dinas perawat
Jadwal dinas perawat dibuat secara otomatis oleh program
komputer, sehingga penanggung jawab ruang tinggal melakukan
print.
5) Penghitungan angka kredit perawat
Masalah yang banyak dikeluhkan oleh perawat adalah pembuatan
angka kredit, dikarenakan persepsi yang berbeda antara Urusan
Kepegawaian dengan tenaga perawat.Disamping itu, kesempatan
perawat untuk menghitung angka kredit sangat sedikit.Sehingga
penghitungan angka kredit banyak yang tertunda dan tidak valid.

7
Sistem yang dibuat dalam SIM Keperawatan, angka kredit
merupakan rekapan dari aktifitas perawat sehari-hari, yang secara
otomatis akan dapat diakses harian, mingguan atau bulanan.
6) Daftar diagnosa keperawatan terbanyak.
Daftar diagnosa keperawatan direkapitulasi oleh sistem berdasar
input perawat sehari-hari. Penghitungan diagnosa keperawatan
bermanfaat untuk pembuatan standar asuhan keperawatan.
7) Daftar NIC terbanyak
Adalah rekap tindakan keperawatan terbanyak berdasarkan pada
masing-masing diagnosa keperawatan yang ada.
8) Laporan Implementasi
Laporan implementasi adalah rekap tindakan-tindakan perawatan
pada satu periode, yang dapat difilter berdasar ruang, pelaksana
dan pasien.Laporan ini dapat menjadi alat monitoring yang efektif
tentang kebutuhan pembelajaran bagi perawat. Laporan
implementasi juga dapat dijadikan alat bantu operan shift.
9) Laporan statistik
Laporan statistik yang di munculkan dalam sistem informasi
manajaman keperawatan adalah laporan berupa BOR, LOS, TOI
dan BTO di ruang tersebut.

8
10) Resume Perawatan
Dalam masa akhir perawatan pasien rawat inap, resume
keperawatan harus dicantumkan dalam rekam medik. Resume
perawatan bermanfaat untuk melihat secara global pengelolaan
pasien saat dirawat sebelumnya, jika pasien pernah dirawat di
rumah sakit. Dalam sistem, resume perawatan dicetak saat pasien
akan keluar dari perawatan. Komputer telah merekam data-data
yang dibutuhkan untuk pembuatan resume perawatan.
11) Daftar SAK
Standar Asuhan Keperawatan yang ideal adalah berdasarkan
evidance based nursing, yang merupakan hasil penelitian dari
penerapan standar asuhan keperawatan yang ada. Namun karena
dokumen yang tidak lengkap, SAK banyak diadopsi hanya dari
literatur yang tersedia.Dalam sistem informasi manajemen
keperawatan, SAK berdasarkan rekapan dari sistem yang telah
dibuat.
12) Presentasi Kasus On Line
Sistem dengan jaringan WiFi memungkinkan data pasien dapat
diakses dalam ruang converence. Maka presentasi kasus kelolaan
di ruang rawat dapat dilakukan on line ketika pasien masih di
rawat.

9
13) Mengetahui Jasa Perawat
Dengan system integrasi dengan SIM RS, memugkinkan perawat
mengetahui jasa tindakan yang dilakukannya.
14) Monitoring Tindakan Perawat & Monitoring Aktifitas Perawat
Manajemen perawatan dapat mengakses langsung tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh perawat, dan mengetahui pula
masing-masing perawat telah melakukan aktifitas keperawatan apa
15) Laporan Shift
Laporan shift merupakan rekapan dari aktifitas yang telah
dilakukan dan yang akan dilakukan oleh perawat, tergantung item
mana yang akan dilaporkan pada masing-masing pasien.
16) Monitoring Pasien oleh PN atau Kepala Ruang saat sedang Rapat
Monitoring pasien oleh PN atau Kepala Ruang dapat dilakukan
ketika PN atau Kepala Ruang sedang rapat di ruang
converence.Akan diketahui apakah seorang pasien telah dilakukan
pegkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi atau
belum.
c. Hal Hal Yang Disiapkan Dalam Penerapan SIM Keperawatan
Menurut Jasun (2006) hal-hal yang harus dipersiapkan dalam
penerapan SIM Keperawatan ialah :

10
1. Hard Ware
Perangkat keras berupa PC / CPU pada masing-masing ruang
implementasi, yang terhubung dengan jaringan.Printer digunakan untuk
mencetak dokumen yang telah dibuat..Note Book atau Laptop digunakan
untuk memasukan data-data saat penglkajian di samping pasien. Dengan
menggunakan Note Book diharapkan pengkajian menjadi valid.WiFi
adalah perangkat keras untuk menghubungkan Note Book dengan
jaringan, sehingga tidak mengunakan kabe, tapi dengan wireless.
2. Soft Ware
Program yang dibuat sesuai dengan kebutuhan perawat.
 Brain Ware
Pembentukan Mind Set bukan sesuatu yang mudah bagi
perawat. Istilah gagap teknologi, tidak percaya diri dengan
membawa Note Book ke hadapan pasien, merasa repot dan
lain-lain akan menjadi faktor penentu yang cukup signifikan
bagi keberhasilan penerapan SIM Keperawatan.
2. Skill
Ketrampilan perawat juga merupakan factor penting yang
tidak bisa diabaikan, mengingat standar yang dipakai adalah
standar internasional. Bahasa label dalam NIC adalah sesuatu yang
baru, belum popular disamping membutuhkan pemahaman yang
cukup mendalam.

11
Pendokumentasian keperawatan sudah saatnya untuk
dikembangkan dengan berbasis komputer, walaupun perawat
umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis. Padahal
pendokumentasian tertulis ini sering membebani perawat karena
perawat harus menuliskan dokumentasi pada form yang telah
tersedia dan membutuhkan waktu banyak untuk mengisinya.
Permasalahan lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan
form mahal sehingga sering form pendokumentasian tidak tersedia.
Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga mempunyai
kelemahan yaitu sering hilang. Selain itu pendokumentasian secara
tertulis juga memerlukan tempat penyimpanan dan akan
menyulitkan untuk pencarian kembali jika sewaktu-waktu
pendokumentasian tersebut diperlukan.
d. Manfaat Sim-Kep
Dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi,
maka sangat dimungkinkan bagi perawat untuk memiliki sistem
pendokumentasian asuhan keperawatan yang lebih baik. Metode
pendokumentasian asuhan keperawatan saat sudah mulai
menunjukkan perkembangan, dari yang sebelumnya manual, bergeser
kearah komputerisasi. Metode pendokumentasian tersebut dengan
menggunakan Sistem Informasi Manajemen.

12
Sistem informasi manajemen berbasis komputer tidak hanya
bermanfaat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, namun
juga dapat menjadi pendukung pedoman bagi pengambil
kebijakan/pengambil keputusan di keperawatan/Decision Support
System dan Executive Information System (Eko,I. 2001).
Manfaat sistem informasi dalam keperawatan (Malliarou & zyga,
2009):
1) Lebih banyak waktu dengan pasien dan lebih sedikit waktu di
nurse station
2) Mengurangi penggunaan kertas
3) Dokumentasi keperawatan secara automatis
4) Standar yang sama dalam perawatan (proses keperawatan)
5) Mengurangi biaya
Kualitas pelayanan keperawatan dapat di ukur
b. Kekurangan Sim-Kep
1. Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang
menguasai teknologi informasi.
2. Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang lama
karena konsentrasi karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin
sehari-hari sehingga pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan
efisien.

13
3. Perubahan dalam teknologi informasi terjadi secara cepat dan
belum tentu perusahaan mampu melakukan adaptasi dengan cepat
sehingga ada peluang teknologi yang digunakan kurang canggih
(tidak up to date).
4. Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator
dan programmer sehingga ada konsekuensi biaya yang harus
dikeluarkan.
5. Adanya demotivasi dari karyawan ditugaskan untuk
mengembangkan sistem informasi karena bukan merupakan core
competency pekerjaan mereka.
6. Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat
menyebabkan kesalahan persepsi dalam pengembangan distem dan
kesalahan/resiko yang terjadi menjadi tanggung jawab perusahaan
(ditanggung sendiri).

c. Kecenderungan dan Isu dalam Bidang Sistem Informasi


Manajemen Keperawatan di Indonesia
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah rangkaian kegiatan atau
komponen pengumpulan data yang satu sama lain berkaitan dalam
mengolah data kemudian diproses menjadi informasi yang bermanfaat
dalam pengambilan keputusan yang akurat, cepat dan bermutu
(Hafizurachman, 2000). Sistem informasi merupakan suatu kumpulan

14
dari komponen-komponen dalam organisasi yang berhubungan
dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi. Sistem informasi
mempunyai komponen-komponen yaitu proses, prosedur, struktur
organisasi, sumber daya manusia, produk, pelanggan, supplier dan
rekanan (Eko, 2001).
Kelompok ad hoc the Nursing Information systems National
Study Group (1982) di USA menghasilkan konsep Sistem Informasi
Keperawatan : “ Suatu sistem komputer yang digunakan untuk
membantu dalam administrasi pelayanan keperawatan, pemindahan
pasien dan mendukung pendidikan dan penelitian keperawatan”.
Sistem Informasi Keperawatan merupakan sistem yang menggunakan
komputer untuk memproses data keperawatan menjadi satu bentuk
informasi yang mampu menunjang aktivitas/fungsi perawat.
Sistem informasi manajemen asuhan keperawatan mempunyai
banyak keuntungan jika dilihat dari segi efisien dan produktivitas.
Beberapa keuntungan menggunakan sistem informasi manajemen
keperawatan adalah meningkatkan kualitas dokumentasi,
meningkatkan kualitas asuhan, meningkatkan produktifitas kerja,
memudahkan komunikasi antara tim kesehatan, memudahkan dalam
mengakses informasi, meningkatkan kepuasan kerja perawat, perawat
memiliki waktu lebih banyak untuk melayani pasien, menurunkan

15
Hospital Cost, menurunkan Lost of data and information, mencegah
Redundancy (Kerangkapan Informasi).
Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadi
pendukung pedoman bagi pengambil kebijakan/keputusan di
keperawatan /Decision support system dan Executive information
system (Eko, 2001). Informasi asuhan keperawatan dalam sistem
informasi manajemen yang berbasis komputer dapat digunakan dalam
menghitung pemakaian tempat tidur, BOR pasien, angka nosokomial,
penghitungan budget keperawatan . Data yang akurat pada
keperawatan dapat digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan
yang lain. Sistem informasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi
sumber dalam pelaksanaan riset keperawatan secara khusus dan riset
kesehatan pada umumnya.
d. Trend/Kecenderungan yang sedang berkembang tentang SIM
keperawatan di Indonesia adalah :
1. Semakin tingginya beban kerja perawat di rumah sakit menuntut
adanya suatu sistem teknologi informasi yang mampu
mengatasinya. Tuntutan adanya dokumentasi keperawatan yang
lengkap dengan hanya menggunakan cara manual tulisan tangan
selama ini hanya menambah beban kerja perawat dan semakin
mengurangi jumlah waktu perawat bersama pasien. Sangat tepat
apabila SIM keperawatan bisa diaplikaskan.

16
2. Sistem informasi keperawatan di luar negeri sudah modern dan
canggih dengan memanfaatkan sistem teknologi informatika,
sehingga perawat di luar negeri mampu bekerja secara efisien dan
dan berkualitas tinggi. Kondisi tersebut diharapkan mampu diikuti
oleh perawat di Indonesia.
3. Perlunya keperawatan di Indonesia memiliki sistem informasi
manajemen keperawatan dalam melakukan pelayanan kepada
pasien di rumah sakit, sehingga perawat bisa bekerja lebih efektif
dan efisien.
4. Pelaksanaan proses asuhan keperawatan akan lebih cepat, efektif
dan efisien dengan menggunakan SIM.
5. Diharapkan hari rawat pasien lebih cepat karena interaksi pasien-
perawat lebih banyak sehingga tujuan asuhan keperawatan lebih
cepat tercapai
6. Profesionalisme perawat akan semakin meningkat dan pengakuan
kesetaraan antara profesi perawat dengan medis akan lebih baik.
7. Citra perawat di masyarakat dan diantara profesi lain akan semakin
baik.
8. Penggunaan SIM keperawatan akan meningkatkan kualitas
pelayanan rumah sakit
9. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) mulai
tahun 2001 telah mengembangkan suatu sistem asuhan

17
keperawatan yang berbasis dengan komputer. Sampai saat ini
sistem ini baru digunakan untuk proses akademik pembelajaran
komputer keperawatan. Sistem informasi asuhan keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan masih dalam tahap awal dan masih
memerlukan penyempurnaan (Haryati, 2001). Diharapkan sistem
informasi asuhan keperawatan FIK-UI di masa datang dapat
mempercepat perkembangan sistem informasi yang dapat
diaplikasikan di rumah sakit maupun pelayanan keperawatan yang
lain.
Sedangkan isu tentang SIM keperawatan di Indonesia sampai saat ini
adalah :
1. Perawat di Indonesia memiliki keinginan yang tinggi untuk
memiliki program SIM keperawatan
2. Belum dilaksanakannya SIM keperawatan di Indoneisa berdampak
terhadap semakin tingginya beban kerja perawat. Sehingga
perawat berharap pihak manajemen RS segera mengaplikasikan
program SIM keperawatan.
3. Beberapa rumah sakit di Indonesia, sampai saat ini yang
berkembang adalah Sistem Informasi Rumah Sakit yang baru
berupa billing system.
4. Rumah Sakit di Indonesia 99% masih melaksanakan
pendokumentasian keperawatan secara manual .

18
5. Untuk aplikasi sistem informasi manajemen asuhan keperawatan
baru beberapa rumah sakit saja yang sudah menerapkan dan itu
pun masih terbatas, seperti Rumah Sakit Fatmawati Jakarta dan
rumah sakit Charitas Palembang. Di RS Fatmawati Jakarta, sejak
tahun 2002 mulai mengembangkan sistem pendokumentasian
keperawatan berupa SIM keperawatan. Sistem pendokumentasian
keperawatan yang terkomputerisasi sudah mulai
diimplementasikan sejak tahun 2004. Sistem Informasi Manajemen
keperawatan ini baru sebatas menentukan rencana keperawatan. Di
RS Charitas Palembang, sistem dokumentasi keperawatan
terkomputerisasi mulai dikembangkan sejak tahun 2002. Di RSUD
Banyumas sistem pendokumentasian ini baru menerapkan dengan
sistem NIC-NOC. Di RSUD Cengkareng Jakarta baru sebatas
pelaksanaan Clinical pathway.
6. Pihak manajemen rumah sakit masih memandang SIM
keperawatan belum menjadi suatu prioritas utama untuk
diaplikasikan karena salah satu penyebabnya adalah membutuhkan
biaya yang cukup besar, masih belum memilki pemahaman yang
baik tentang dampak apabila program ini diberlakukan terhadap
kualitas pelayanan keperawatan dan rumah sakit secara umum,
adanya pemikiran bahwa pekerjaan perawat tidak memerlukan
bantuan teknologi/alat yang canggih. Pihak manajemen juga masih

19
khawatir tentang kemampuan SDM keperawatan dalam
pemanfaatan tekonolgi ini.
7. Masih banyak perawat yang tidak mengenal apa sistem informasi
manajemen keperawatan yang berbasis komputer tersebut. Kondisi
ini karena sangat bervariasinya tingkat pendidikan keperawatan.
8. Belum adanya aspek legal/UU tentang praktek keperawatan.

g) Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan


SIM Keperawatan di Indonesia
Sistem informasi manajemen (SIM) berbasis komputer banyak
kegunaannya, namun pelaksanan SIM di Indonesia masih banyak
mengalami kendala. Ada beberapa faktor pendukung dalam
pelaksanaan SIM keperawatan di Indonesia yaitu saat ini sudah mulai
ada perusahaan (yang dikelola oleh profesi keperawatan) yang
menawarkan produk SIM keperawatan yang siap pakai untuk
diterapkan di rumah sakit. Sekalipun memiliki harga yang cukup
tinggi tetapi keberadaan perusahaan ini dapat mendukung pelaksanaan
SIM keperawatan di beberapa rumah sakit yang memiliki dana cukup
untuk membeli produk tersebut.
Semakin mudahnya akses informasi tentang pelaksanaan SIM
keperawatan juga memudahkan rumah sakit dalam memilih SIM yang
tepat. Selain itu faktor pendukung yang lain adalah adanya UU No 8

20
tahun 1997 yang mengatur tentang keamanan terhadap dokumentasi
yang berupa lembaran kertas. Undang-undang ini merupakan bentuk
perlindungan hukum atas dokumen yang dimiliki pusat pelayanan
kesehatan, perusahaan atau organisasi. Aspek etik juga dapat menjadi
salah satu faktor pendukung karena sistem ini semaksimal mungkin
dirancang untuk menjaga kerahasiaan data pasien. Hanya orang-orang tertentu saja
yang boleh mengakses data melalui SIM ini, misalnya dokter, perawat, pasien
sendiri.

Terdapat beberapa aspek yang menjadi kendala dalam penerapan SIM di


Indonesia.
1. Memutuskan untuk menerapkan sistem informasi manajemen berbasis
komputer ke dalam sistem praktek keperawatan di Indonesia tidak
terlalu mudah. Hal ini karena pihak manajemen harus memperhatikan
beberapa aspek yaitu struktur organisasi keperawatan di Indonesia,
sebagai contoh pengambil keputusan/kebijakan bukan dari profesi
perawat, sehingga seringkali keputusan tentang pelaksanaan SIM yang
sudah disepakati oleh tim keperawatan dimentahkan lagi karena tidak
sesuai dengan keinginan pengambil kebijakan. Pihak manajemen
rumah sakit masih banyak yang mempertanyakan apakah SIM
keperawatan ini akan berdampak langsung terhadap kualitas pelayanan
keperawatan dan kualitas pelayanan rumah sakit secara keseluruhan.

21
2. Sumber daya manusia di institusi pelayanan kesehatan yang belum siap
menghadapi sistem komputerisasi, hal ini dapat disebabkan karena
ketidaktahuan dan ketidakmampuan mereka terhadap sistem informasi
teknologi yang sedang berkembang. Pemahaman yang kurang tentang
manfaat SIM menjadi salah satu faktor penyebab ketidaksiapan SDM
keperawatan.
3. Sumber dana. Sebagaimana kita tahu bahwa untuk mendapatkan sistem
informasi manajemen keperawatan yang sudah siap diterapkan di
rumah sakit, membutuhkan biaya yang cukup besar, tidak setiap rumah
sakit memiliki dana operasional yang cukup besar, sehingga seringkali
SIM keperawatan gagal diterapkan karena tidak ada sumber dana yang
cukup.
4. Kurangnya fasilitas Information technology yang mendukung.
Pelaksanaan SIM keperawatan tentunya membutuhkan banyak
perangkat keras atau unit komputer untuk mengimplementasikan
program tersebut.

Alternatif Pemecahan Masalah dalam Penerapan SIM Keperawatan


di Indonesia
Ada beberapa alternatif pemecahan masalah dalam penerapan SIM
keperawatan di Indonesia diantaranya;

22
a. Perlu adanya pemahaman yang sama diantara pihak manajemen
rumah sakit dengan tim keperawatan tentang pentingnya
pelaksanaan SIM keperawatan di rumah sakit yang diwujudkan
dalam bentuk pengalokasian dana yang memadai untuk
implementasi SIM keperawatan, pemberian pelatihan bagi perawat
tentang pelaksanaan SIM keperawatan, pengadaan fasilitas
informasi teknologi yang memadai.
b. Perlu adanya integrasi program SIM dalam kurikulum pendidikan
keperawatan.
c. Peningkatan standarisasi tingkat pendidikan perawat agar memiliki
pemahaman yang tepat tentang teknologi informasi dalam
keperawatan.
d. Adanya aspek legal berupa Undang-undang praktek keperawatan
e. Perlu adanya penelitian yang lebih jauh terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan aplikasi SIM di Indonesia.

23
Modul 2

Trend dan Issue Sistem Informasi dalam Teknologi Secara


Umum dan teknologi Informasi bagi Keperawatan

1. Deskripsi singkat
Modul ini menguraikan tentang konsep sistem teknologi pelayanan
kesehatan, sistem informasi, manajemen sistem informasi, manfaat
dan hambatan menggunakan sistem informasi,aplikasi sistem
informasi dalam pelayanan kesehatan.
2. Capaian belajar :
Metode Ajar
Capaian Belajar Ceramah Penugasan Diskusi Simulasi Demon Collaborating
strasi Learning
Mahasiswa mampu V V V
menjelaskan Teori sistem
teknologi pelayanan
kesehatan
Mahasiswa mampu V V V V
menjelaskan Konsep
manajemen sistem
informasi keparawatan
Mahasiswa mampu V V V
memahami manfaat dan
hambatan menggunakan

24
sistem informasi
keperawatan
Mahasiswa mampu V V V V V V
menerapkan aplikasi
sistem informasi dalam
pelayanan kesehatan

3. Strategi Pembelajaran
a. Perkuliahan
No Topik Sub Topik Pengampuh Waktu Keilmuan

1. Teori sistem 14 x 50
teknologi menit
pelayanan
kesehatan

2 Konsep 8 x 50
manajemen menit
sistem
informasi
keparawatan

3 Manfaat dan
hambatan
menggunakan
sistem
informasi

25
keperawatan

4 Aplikasi
sistem
informasi
dalam
pelayanan
kesehatan

b. Tutorial : -
Sekanario:-
Kata sulit:
Konsep yang harus dipelajari
c. Penugasan
1. Membuat makalah tentang dampak teknologi ingormasi bagi
pengguna asuhan keperawatan. Petunjuk penugasan dapat
dilihat pada lampiran modul ini.
2. Melakukan penyelusuran jurnal-jurnal (Literature
Searching Strategy) sebagai evidence based
practice.
3. Melakukan penyimpanan terhadap hasil
penyelusuran jurnal.
4. Menginstal aplikasi skype dan tata cara
menggunakannya sebagai alat komunikasi
dengan pasien dan keluarganya.

26
5. Mengerti dan melakukan cara pembuatan laporan
dengan menggunakan MS Excell.
6. Melakukan pendokumentasian asuhan
keperawatan dengan menggunakan sistem informasi.
PERTEMUAN 8 : Evidence Based Practice Nursing
b. Pengertian EBN
Beberapa ahli telah mendefinisikan EBN sebagai:
1. Penggabungan bukti yang diperoleh dari hasil penelitian dan praktek
klinis ditambah dengan pilihan dari pasien ke dalam keputusan klinis
(Mulhall, 1998).
2. Penggunaan teori dan informasi yang diperoleh berdasarkan hasil
penelitian secara teliti, jelas dan bijaksana dalam pembuatan keputusan
tentang pemberian asuhan keperawatan pada individu atau sekelompok
pasien dan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan pilihan dari
pasien tersebut (Ingersoll G, 2000).

Haynes et al (1996) membuat suatu model keputusan klinis


berdasarkan bukti ilmiah. Pada model tersebut, terdapat 4 komponen yang
dapat mempengaruhi pengelolaan masalah yang dihadapi pasien, yaitu
penguasaan klinis, pilihan pasien terhadap alternatif bentuk perawatan,
hasil penelitian klinis, dan sumber-sumber yang tersedia (Gambar 1).

27
Gambar 1.
Model Keputusan Klinis Berdasarkan Bukti Ilmiah (dari Haynes et al)

Keterangan masing-masing komponen:


1. Keahlian klinis

28
Keahlian klinis merupakan elemen penting dalam mengaplikasikan
aturan-aturan dan panduan yang ada dalam memberikan asuhan
keperawatan.
2. Bukti/hasil penelitian
Kunci penggunaan bukti/hasil penelitian adalah dengan memastikan
bahwa desain penelitian yang tepat digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Masing-masing desain penelitian mempunyai
tujuan, kekuatan dan kelemahan. Penelitian kuantitatif (randomized
trials dan review sistematik) merupakan desain penelitian yang terbaik
untuk mengevaluasi intervensi keperawatan. Di lain pihak, penelitian
kualitatif merupakan desain terbaik yang dapat digunakan untuk
memahami pengalaman, tingkah laku dan kepercayaan pasien.
3. Pilihan pasien
Pilihan pasien terhadap asuhan perawatan dapat meliputi proses
memilih perawatan alternatif dan mencari second opinions. Dewasa ini
pasien telah mempunyai akses yang luas terhadap informasi klinis dan
menjadi lebih sadar tehadap kondisi kesehatannya. Pada beberapa hal,
pilihan pasien merupakan aspek penting dalam proses pengambilan
keputusan klinis.

4. Sumber-sumber

29
Yang dimaksud dengan sumber-sumber di sini adalah sumber-sumber
terhadap perawatan kesehatan. Hampir seluruh keputusan dalam
perawatan kesehatan mempunyai implikasi terhadap sumber-sumber,
misalnya pada saat suatu intervensi mempunyai potensi yang
menguntungkan bagi pasien, namun tidak dapat segera dilaksanakan
karena keterbatasan biaya.

c. Tujuan EBN
Tujuan EBN memberikan data pada perawat praktisi berdasarkan
bukti ilmiah agar dapat memberikan perawatan secara efektif dengan
menggunakan hasil penelitian yang terbaik, menyelesaikan masalah yang
ada di tempat pemberian pelayanan terhadap pasien, mencapai
kesempurnaan dalam pemberian asuhan keperawatan dan jaminan
standar kualitas dan untuk memicu adanya inovasi (Grinspun, Virani &
Bajnok, 2001/2002).

d. Persyaratan dalam Penerapan EBN


Dalam menerapkan EBN, perawat harus memahami konsep
penelitian dan tahu bagaimana secara akurat mengevaluasi hasil
penelitian. Konsep penelitian meliputi antara lain proses/langkah-
langkah dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif, etika
penelitian, desain penelitian, dan sebagainya. Keakuratan dalam

30
mengevaluasi hasil penelitian antara lain dapat ditingkatkan dengan
menggunakan panduan yang sesuai dengan desain dan jenis penelitian
yang dilakukan.
e. Langkah-langkah dalam EBN
Terdapat 5 langkah dalam EBN, yaitu:
1. Berefleksi terhadap praktek keperawatan dan mengidentifikasi “area
yang masih tidak pasti”
2. Menterjemahkan “area yang masih tidak pasti” tersebut menjadi
pertanyaan-pertanyaan yang fokus dan dapat dicari jawabannya
3. Mencari literature terkait hasil penelitian yang menggunakan desain
penelitian yang sesuai untuk membantu dalam menjawab pertanyaan
pada langkah 2
4. Mengkritisi penelitian
5. Mengubah praktek keperawatan jika hasil penelitian yang dikritisi
menyarankan hal tersebut.
f. Penerapan EBN dalam Proses Keperawatan
Proses keperawatan merupakan cara berpikir perawat tentang
bagaimana mengorganisir perawatan terhadap individu, keluarga dan
komunitas. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dalam proses ini,
antara lain membantu meningkatkan kolaborasi dengan tim kesehatan,
menurunkan biaya perawatan, membantu orang lain untuk mengerti apa
yang dilakukan oleh perawat, diperlukan untuk standar praktek

31
profesional, meningkatkan partisipasi klien dalam perawatan,
meningkatkan otonomi pasien, meningkatkan perawatan yang spesifik
untuk masing-masing individu, meningkatkan efisiensi, menjaga
keberlangsungan dan koordinasi perawatan, dan meningkatkan
kepuasan kerja (Wilkinson, 2007). Dalam proses keperawatan, terdapat
banyak aktivitas pengambilan keputusan dari saat tahap pengkajian,
diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pada setiap fase
proses keperawatan tersebut, hasil-hasil penelitian dapat membantu
perawat dalam membuat keputusan dan melakukan tindakan yang
mempunyai dasar/rasional hasil penelitian yang kuat.
 Tahap pengkajian
Pada tahap ini, perawat mengumpulkan informasi untuk mengkaji
kebutuhan pasien dari berbagai sumber. Informasi dapat diperoleh
melalui wawancara dengan pasien, anggota keluarga, perawat yang
lain, atau tenaga kesehatan yang lain dan juga dapat melalui rekam
medis, dan observasi. Masing-masing sumber tersebut berkontribusi
secara unik terhadap hasil pengkajian secara keseluruhan. Hasil
penelitian yang dapat digunakan dapat berupa hal yang terkait dengan
cara terbaik untuk mengumpulkan informasi, tipe informasi ap ayang
perlu diperoleh, bagaimana menggabungkan seluruh bagian data
pengkajian, dan bagaimana meningkatkan akurasi pengumpulan
informasi. Hasil penelitian juga dapat membantu perawat dalam

32
memilih alternative metode atau bentuk untuk tipe pasien, situasi
maupun pada tempat pelayanan tertentu.
 Tahap penegakkan diagnosis keperawatan
Hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain adalah hal yang
terkait membuat diagnosis keperawatan secara lebih akurat dan
frekuensi terjadinya masing-masing batasan karaktersitik yang terkait
dengan suatu diagnosis keperawatan.
 Tahap perencanaan
Pada tahap ini, hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain hasil
penelitian yang mengindikasikan intervensi keperawatan tertentu yang
efektif untuk diaplikasikan pada suatu budaya tertentu, tipe dan
masalah tertentu, dan pada pasien tertentu.
 Tahap intervensi/implementasi
Idealnya, perawat yang bertanggung jawab akan melakukan intervensi
keperawatan yang sebanyak mungkin didasarkan pada hasil-hasil
penelitian.
 Tahap evaluasi
Pada tahap ini, evaluasi dilakukan untuk menilai apakah intervensi
yang dilakukan berdasarkan perencanaan sudah berhasil dan apakah
efektif dari segi biaya. Hasil penelitian yang dapat digunakan pada
tahap ini adalah hal yang terkait keberhasilan ataupun kegagalan dalam
suatu pemberian asuhan keperawatan.

33
e. Hambatan dalam Penggunaan Hasil-hasil Penelitian Keperawatan
Hambatan yang dijumpai dalam penggunaan hasil-hasil penelitian
keperawatan terkait karakteristik penelitian, perawat, organisasi dan
profesi keperawatan menurut Polit & Hungler (1999) adalah:
1. Karakteristik penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh perawat kadang tidak dapat menjamin
bahwa hal tersebut dapat diterapkan dalam praktek sehari-hari. Hal ini
terkait desain penelitian yang digunakan, proses dalam pemilihan
sampel, instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data, atau
analisis data yang dilakukan.
2. Karakteristik perawat
Masih banyak perawat yang belum mengetahui cara mengakses hasil-
hasil penelitian, mengkritisi hasil penelitian sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan. Selain itu, adanya resistensi terhadap
perubahan.

Uraian materi :
PERTEMUAN 9 : Literature Searching Nursing

34
Pencarian literatur adalah pencarian yang dipikirkan dengan baik
dan terorganisir untuk semua literatur yang diterbitkan pada suatu topik.
Pencarian literatur yang terstruktur dengan baik adalah cara yang paling
efektif dan efisien untuk menemukan bukti yang jelas tentang subjek yang
Anda teliti. Bukti dapat ditemukan di buku, jurnal, dokumen pemerintah
dan internet. Artikel ini menjelaskan prinsip-prinsip kunci yang terlibat
dalam melakukan pencarian literatur.
1. Membuat pertanyaan
Membuat pertanyaan yang terfokus dengan baik adalah langkah
pertama dalam pencarian literatur. Memiliki gagasan yang jelas
tentang apa yang Anda teliti akan membuat Anda tetap pada jalur
pencarian Anda, menghemat waktu Anda yang berharga. Pertanyaan
yang terfokus akan memberi Anda permulaan yang lebih baik dengan
pencarian Anda karena itu akan membantu Anda menentukan kata
kunci dan batasan yang tepat untuk topik Anda.
Ketika membentuk pertanyaan Anda, pastikan Anda spesifik
tentang topik penelitian Anda. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah:
a. Tipe pasien;
b. Kondisi atau situasi yang Anda teliti;
c. Jenis intervensi atau prosedur keperawatan yang sedang Anda
selidiki.

35
Ini adalah saat yang tepat juga untuk menentukan batasan
pencarian Anda, seperti:
Berapa tahun Anda ingin kembali dalam literatur; Anda
mungkin ingin membatasi tahun-tahun untuk membuat
pencarian lebih dapat dikelola atau diperbarui secara klinis,
sambil menangkap informasi penting untuk riset Anda .;Bahasa:
apakah Anda membatasi pencarian ke sumber dalam bahasa
Inggris?Spesifisitas geografis, misalnya, terbatas pada Inggris
atau Uni Eropa atau termasuk literatur internasional.

2. Sumber informasi
Informasi dapat berasal dari berbagai sumber, baik dalam bentuk
cetak maupun elektronik.

3. Buku-buku
Buku dapat menjadi permulaan yang baik pada suatu topik,
memberikan Anda informasi umum atau spesifik. Periksa bahwa buku
yang Anda maksud adalah yang terbaru - umumnya, ini berarti
dipublikasikan dalam lima tahun terakhir - terutama jika Anda mencari
informasi klinis atau obat.Anda dapat menemukan buku di area
penelitian Anda di perpustakaan akademis atau kesehatan.

36
Konsultasikan dengan pustakawan untuk membantu Anda menemukan
buku apa pun yang Anda butuhkan.
4. Jurnal
Artikel jurnal adalah salah satu sumber informasi terbaik karena
mereka dapat dipilih karena saat ini dan spesifik. Selain itu, sebagian
besar penelitian penting dan terobosan diterbitkan dalam jurnal.
Artikel jurnal paling baik ditemukan menggunakan basis data kutipan,
seperti BNI dan CINAHL.
Strategi pencarian Anda dapat digunakan di semua database.
Setiap database memiliki beberapa fitur pencarian yang unik.
Perpustakaan lokal Anda dapat mengadakan sesi tentang cara mencari
basis data ini atau memiliki panduan untuk membantu Anda memulai.
Banyak database memiliki layar bantuan atau tutorial untuk membantu
Anda membiasakan diri dengan antarmuka pencarian mereka.
5. Internet
Sumber-sumber internet merupakan sumber bukti yang tak
ternilai. Banyak penelitian dan statistik yang dipublikasikan di
internet, terutama yang disponsori oleh lembaga pemerintah,
akademis, dan nirlaba.
Informasi yang berguna, seperti panduan klinis dan kebijakan
pemerintah, tersedia secara lengkap dan gratis untuk diunduh.Berhati-
hatilah dalam mengevaluasi situs, karena siapa pun dapat menaruh

37
informasi di internet. Ada portal web yang bagus, seperti Intute
(www.intute.ac.uk) yang berfungsi sebagai gateway ke Internet. Portal
ini menyediakan tautan ke situs web yang telah ditinjau oleh spesialis
subjek dalam perawatan kesehatan.
Internet adalah sumber yang sangat baik untuk menemukan
publikasi resmi secara lengkap. Situs seperti Publikasi Resmi Inggris,
Layanan Penyadaran Saat Ini / www.bopcris.ac.uk/bopcas (BOPCAS),
Kantor Alat Tulis (www.tso.co.uk) dan Departemen Kesehatan
(www.dh.gov.uk) menyediakan tautan ke dokumen pemerintah.
Perpustakaan Nasional untuk Kesehatan (www.library.nhs.uk)
mengumpulkan panduan, standar dan berbagai sumber bukti, seperti
yang dilakukan situs NHS dari negara asal, misalnya, Layanan
Informasi Kesehatan Wales (HOWIS) (www.wales.nhs. uk) dan
Kesehatan Skotlandia di Web (www.show.scot.nhs.uk).Statistik adalah
bagian penting dari penelitian dan tersedia secara luas di internet.
Kantor Statistik Nasional (www.statistics.gov.uk) berisi banyak
informasi tentang kondisi kesehatan dan sosial di Inggris.
 Menciptakan strategi pencarian
Strategi pencarian adalah rencana yang dipikirkan matang untuk
mencari informasi. Hal ini sangat penting ketika menggunakan
database kutipan elektronik, misalnya, CINAHL, BNI, Medline

38
atau ASSIA, karena membuat Anda tetap fokus pada topik Anda
dan dalam batas-batas apa yang ingin Anda cari.
 Kata kunci dan frasa
Strategi pencarian Anda akan mengambil pertanyaan penelitian
Anda dan memecahnya menjadi kata kunci atau frase. Kata kunci
dan frasa sangat penting untuk pencarian Anda. Terkadang yang
terbaik adalah memikirkan topik sebanyak mungkin untuk
mengidentifikasi istilah yang berguna.
Banyak orang merasa berguna untuk membuat bagan dengan
kata kunci dan sinonim apa pun yang dapat Anda pikirkan atau
istilah serupa. Anda juga dapat memotong kata-kata Anda atau
memasukkan wildcard untuk memperluas pencarian Anda (Kotak
1).
 Alat pengkritik
Mengkritisi makalah atau situs web adalah keterampilan yang
penting. Banyak makalah yang diterbitkan telah melalui tinjauan
sejawat sebelum publikasi tetapi itu selalu penting bagi Anda
untuk melakukan kritik Anda sendiri untuk menentukan kualitas
artikel dan jika itu relevan dengan riset Anda.Ada berbagai alat
untuk membantu Anda mengkritik kertas. Salah satunya adalah
Program Keterampilan Penilaian Kritis (CASP) dari Unit Sumber
Daya Kesehatan Masyarakat di NHS.

39
Uraian materi :
PERTEMUAN 10 : Telenursing
i. Definisi
Telenursing adalah pemberian servis dan perawatan oleh
perawat dengan menggunakan telekomunikasi, meningkatkan akses
untuk tindakan keperawatan kepada pasien pada lokasi yang jauh atau
perpencil (http://findarticles. com/ p/
articles/mi_m0FSW/is_4_18/ai_n18610226, diperoleh tanggal 15
Maret 2008).
Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi
dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan
kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan
pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth
dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non
medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring
(http://en.wikipedia.org/wiki/telenursing, diperoleh tanggal 15 Maret
2008).
Telenursing menunjukkan penggunaan tehnologi komunikasi
oleh perawat untuk meningkatkan perawatan pasien. Telenursing
menggunakan channel elektromagnetik (wire, radio, optical) untuk
mengirim suara, data dan sinyal video komunikasi. Dapat juga
didefinisikan sebagai komunikasi jarak jauh menggunakan transmisi

40
elektrik atau optic antara manusia dan atau computer
(http://www.icn.ch/matters_telenursing.htm, diperoleh tanggal 15
Maret 2008).
Telenursing diartikan sebagai pemakaian telekomunikasi untuk
memberikan informasi dan pelayanan keperawatan jarak-jauh.
Aplikasinya saat ini, menggunakan teknologi satelit untuk menyiarkan
konsultasi antara fasilitas-fasilitas kesehatan di dua negara dan
memakai peralatan video conference. Telenursing bagian integral dari
telemedicine atau telehealth (http://www.inna-ppni.or.id/
index.php?name =News &file=article&sid=71, diperoleh tanggal 15
Maret 2008)
ii. Manfaat
Menurut Britton et all (1999), ada beberapa keuntungan
telenursing yaitu :
1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga
dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan ( dokter
praktek,ruang gawat darurat, rumah sakit dan nursing home)
2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan
dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis
3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu
tinggal di rumah sakit

41
4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan
pengkajian dan monitoring yang sering sehingga membutuhkan
biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan
untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan
pemanfaatan teknologi
5. berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan
meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak
memerlukan sumber
Selain manfaat di atas telenursing dapat dimanfaatkan dalam
bidang pendidikan keperawatan ( model distance learning) dan
perkembangan riset keperawatan berbasis informatika kesehatan.
Telenursing dapat juga digunakan dikampus dengan video conference,
pembelajaran on line dan Multimedia Distance Learning
iii. Aplikasi Telenursing
Aplikasi telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit
melalui pusat telenursing dan melalui unit mobil. Telepon triase dan
home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi telenursing. Di
dalam home care perawat menggunakan system memonitor parameter
fisiologi seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat
badan melalui internet. Melalui system interaktif video, pasien contact
on-call perawat setiap waktu untuk menyusun video konsultasi ke
alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti

42
baju, memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas.
Secara khusus sangat membantu untuk anak kecil dan dewasa dengan
penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan penyakit
kardiopulmoner. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk
berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam
management penyakit kronis. Hal ini juga mendorong perawat
menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan secara
online. Kontinuitas perawatan dapat ditingkatkan dengan
menganjurkan sering kontak antara pemberi pelayanan kesehatan
maupun keperawatan dengan individu pasien dan keluarganya.
Telenursing dan home care
1. Di USA yang berhubungan dengan home health care diharapkan
meningkat 36 % atau lebih baik dalam 7 tahun ke depan.
2. Di USA hampir 46 % yang menggunakan kunjungan rumah
diganti menjadi telenursing
3. Di United Kingdom 15 % pasien home care melaporkan
memerlukan tehnologi komunikasi
4. Di USA merubad 50 % atau lebih dari kunjungan tradisional
menjadi telehomecare visit, dan biaya dapat diturunkan 50 %
5. Studi di Eropa menyatakan lebih banyak pasien mengatakan lebih
menguntungkan dengan servs telekomunikasi

43
iv. Riset Tentang Telenursing
Penelitian dari Susan Kay Bohnenkamp, RN, MS, CCM
dengan judul Traditional Versus Telenursing Outpatient
Management of Patients With Cancer With New Ostomi.
Hasil : Telenursing meningkatkan kepuasan pada pasien.
Pasien percaya bahwa telenursing membuat perawatan lebih
accessible, dia suka dengan telemedicine dari pada face to face,
tetapi menganggap face to face adalah yang terbaik
(http://ons.metapress.com/content/f662854712557057/, diperoleh
tanggal 15 Maret 2008).
Penelitian dari Anthony F. Jerant, MD dengan judul A
Randomized Trial of Telenursing to Reduce Hospitalization for
Heart Failure: Patient-Centered Outcomes and Nursing Indicators.
Hasil : Penelitian ini membandingkan 3 perawatan modalitas
untuk menurunkan kekambuhan CHF selama 180 hari follow up.
Subyek menerima kunjungan dasar selama 60 hari dan mendapat
satu dari 3 terapi modalitas : (a) video-based home telecare; (b)
telephone calls; and (c) usual care Kekambuhan pada CHF
menurun lebih dari 80% dengan telenursing dibandingan dengan
perawatan biasa. Dari penelitian ini juga menurunkan kunjungan
emergensi pada CHF. Pada perawatan diri kedua group tidak ada
perbedaan secara signifikan tentang kepatuhan, pengobatan, status

44
kesehatan dan kepuasan. Telenursing dapat menurunkan
hospitalisasi pada CHF dan meningkatkan frekuensi komunikasi
dengan pasien.
Dengan penerapan telenursing dalam memberikan pelayanan
keperawatan akan meningkatkan kepuasan klien dan peningkatan
parstisipasi aktif keluarga. Dalam memberikan asuhan keperawatan
secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan umum dari pemerintah
untuk mengatur praktek, SOP/standar operasional prosedur, etik dan
profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan
informasi yang diberikan. Kegiatan telenursing membutuhkan
integrasi antara startegi dan kebijakan untuk mengembangkan
praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan,
dan sistem pendidikan serta pelatihan keperawatan.
Untuk dapat diaplikasikan maka ada beberapa hal yang perlu
menjadi perhatian :
1. Faktor legalitas
Dapat didefinisikan sebagai otononi profesi keperawatan atau
institusi keperawatan yang mempunyai tanggung jawab dalam
pelaksanaan telenursing.
2. Faktor financial
Pelaksanaan telenursing membutuhkan biaya yang cukup besar
karena sarana dan prasaranya sangat banyak. Perlu dukungan

45
dari pemerintah dan organisasi profesi dalam penyediaan aspek
financial dalam pelaksanaan telenursing
3. Faktor Skill
Ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan dan
skill tentang telenursing. Perawat dan pasien perlu dilakukan
pelatihan tentang aplikasi telenursing. Terlaksananya
telenursing sangat tergantung dari aspek pengetahuan dan skill
antara pasien dan perawat. Pengetahuan tentang telenursing
harus didasari oleh pengetahuan tehnologi informasi.
3. Faktor Motivasi
Motivasi perawat dan pasien menjadi prioritas utama dalam
pelaksanaan telenursing. Tanpa ada motivasi dari perawat dan
pasien, telenursing tidak akan bisa berjalan dengan baik.
Pelaksanaan telenursing di Indonesia masih belum berjalan
dengan baik disebabkan oleh karena keterbatasan sumberdaya
manusia, keterbatasan sarana dan prasarana serta kurangnya
dukungan pelaksanaan telenursing dari pemerintah. Untuk
mensiasati keterbatasan pelaksanaan telenursing bisa dimulai
dengan peralatan yang sederhana seperti pesawat telepon yang
sudah banyak dimiliki oleh masyarakat tetapi masih belum
banyak dimanfaatkan untuk kepentingan pelayanan kesehatan

46
atau pelayanan keperawatan. Telenursing menggunakan telepon
ini dapat diaplikasikan di unit gawat darurat dan home care.

Uraian materi :
PERTEMUAN 11 : Sistem Informasi dengan menggunakan Teori
MS Excell
a. Pengenalan Microsoft Excel
Microsoft Excel atau Microsoft Office Excel adalah sebuah
program aplikasi lembar kerja spreadsheetyang dibuat dan
didistribusikan oleh Microsoft Corporation untuk sistem operasi
Microsoft Windows dan Mac OS. Aplikasi ini memiliki fitur kalkulasi
dan pembuatan grafik yang baik, dengan menggunakan strategi
marketing Microsoft yang agresif, menjadikan Microsoft Excel
sebagai salah satu program komputer yang populer digunakan di
dalam komputer mikro hingga saat ini. icrosoft Excel merupakan
perangkat lunak untuk mengolah data secara otomatis meliputi
perhitungan dasar, penggunaan fungsi-fungsi, pembuatan grafik dan
manajemen data. Perangkat lunak ini sangat membantu
untuk menyelesaikan permasalahan administratif
mulai yang paling sedernaha sampai yang lebih kompleks.
Permasalahan sederhana tersebut misalnya membuat rencana

47
kebutuhan barang meliputi nama barang, jumlah barang dan perkiraan
harga barang.
b. Fungsi Microsoft Excel
1. Kalkulasi, dengan program ini kita bisa melakukan kalkulasi atau
penghitungan dengan mudah, baik penghitungan yang sederhana
maupun dengan rumus – rumus yang sangat kompleks.
2. Grafik, dengan program ini kita bisa mempresentasikan data kita
dalam bentuk grafik yang komunikatif.
3. Komunikasi, dengan program ini kita juga bisa berkomunikasi
dengan pengguna (user) lain.Program ini sudah dirancang untuk
bisa saling bertukar informasi dalam bentuk jaringan dimana orang
lain bisa membuka lembar kerja kita dari terminal (komputer) yang
berlainan,bahkan ia juga bisa melakukan perubahan pada lembar
kerja yang sama pada saat yang bersamaan pula.
4. Internet,suatu saat mungkin kita akan mengirim data dalam bentuk
tabel atau grafik pada orang lain di tempat di seluruh
dunia,Microsoft Excel bisa melakukanya dengan baik sekali.
5. Otomatis, dengan Excel kita bisa menggunakan otomatisasi
penghitungan data yang kita ketikkan.Dengan perumusan yang
benar,maka Excel akan langsung melakukan perubahan secara
otomatis terhadap data kita setiap kali mengalami perubahan.

48
6. Aplikasi, Microsoft Excel dapat membantu kita merancang aplikasi
siap pakai,yaitu dengan fasilitas macro.
c. Kelebihan dan Kekurangan Microsoft Excel 2007
1. Jumlah kolom yang tersedia di Excel 2007 adalah 16.384 yang
dimulai dari kolom A hingga berakhir di kolom XFD, versi
sebelumnya hanya 256 kolom. Serta baris dalam Excel 2007
sebanyak 1.048.576 yang dimulai dari baris 1 dan berakhir di baris
1.048.576, versi sebelumnya 65.536.
2. Pada Excel 2003, jumlah sel sekitar 16 juta, tapi pada Excel 2007,
jumlah sel mencapai 17 miliar.
3. Memori yang digunakan di dalam komputer, saat ini dapat sampai
batas maksimal yang berlaku di Microsoft Windows, sebelumnya
hanya 1 megabyte.
4. Jumlah warna unik dalam sebuah workbook dapat mencapai 4.3
milyar, sebelumnya hanya 56.
5. Jumlah kondisi pada fasilitas format kondisional, Excel versi
terbaru ini hanya dibatasi oleh kapasitas memori, sebelumnya
hanya ada 3 kondisi.
6. Jumlah level pada fasilitas Sort atau pengurutan data, saat ini
sampai 64 level, bandingan dengan versi sebelumnya yang hanya 3
level.

49
7. Jumlah daftar pada menu drop-down dalam fasilitas Filter bisa
mencapai 10.000, sebelumnya hanya 1.000.
8. Maksimal jumlah karakter dalam sebuah formula diperbolehkan
sampai 8.000, sebelumnya hanya 1.000 karakter.
Beberapa kelemahan Excel 2007 adalah:
1. Pivot tabel yang menyertakan banyak kolom/pertanyaan
menghasilkan tabel berupa crosstab atau nested atau tersarang,
banyak orang belum mampu membuat tabel dalam 1 pivot yang
stack atau berjajar. Jadi mau tidak mau membuat 2 tabel pivot
untuk masing-masing pertanyaan/kolom. Kendalanya adalah harus
memperhitungkan jumlah kategori jawaban yang akan ditabelkan,
karena pivot otomatis akan menggunakan kolom dan baris baru ke
samping/kebawah sehingga jika di samping atau dibawah ada tabel
pivot lain, maka akan error.
2. Untuk tabel yang besar dengan ukuran file lebih dari 10MB, maka
setiap editing/updating data, maka secara default excel akan
melakukan proses Workbook Calculating yang kecepatannya
tergantung dari processor dan ram komputer.
3. Untuk membuat kolom baru yang berisi pengkategorian dari
sebuah kolom/jawaban pertanyaan, atau membuat filter responden;
kita harus membuat rumus excel baik rumus matematika, logika
maupun text.

50
d. Istilah-istilah dalam Excel 2007
Microsoft Excel merupakan perangkat lunak untuk mengolah
data secara otomatis meliputiperhitungan dasar, penggunaan fungsi-
fungsi, pembuatan grafik dan manajemen data.Perangkat lunak ini
sangat membantu untuk menyelesaikan permasalahan administratif
mulai yang paling sedernaha sampai yang lebih kompleks.
Permasalahan sederhana tersebut misalnya membuat rencana
kebutuhan barang meliputi namabarang, jumlah barang dan perkiraan
harga barang. Contoh permasalahan yang lebih kompleks adalah
pembuatan laporan keuangan (general ledger) yang memerlukan
banyak perhitungan, manajemen data dengan menampilkan grafik
atau pivot tabel atau penggunaan fungsi-fungsi matematis ataupun
logika pada sebuah laporan. untuk lebih jelasnya fungsi-fungsi
tersebut di sampaikan pada paparan di bawah ini :
Istilah-istilah dalam Excel
1. Cell : merupakan bagian terkecil dari worksheet yng dapat diisi
dengan jumlah karakter (max. 255 karakter) isi cell dapat berupa
value, formula atau text. Contoh : cell A3, cell D5
2. Worksheet (lembar Kerja) : merupakan kumpulan dari 256 kolom
dan 65536 baris.
3. Workbook (buku kerja) : merupakan kumpulan dari 256 worksheet
(berlabel sheet1 sampai sheet 256)

51
4. Range : merupakan sekelompok cell yang akan mendapataksi sama
sesuai perintah yang anda jalankan. Pemberian alamat/ address
dilakukan mulai dari cell sudut kiri atas sampai cell sudut kanan
bawah. Contoh : A4:D6 → range mulai dari cell A4 sampai cell
D6
5. Alamat Relatif : merupakan alamat yang jika dituliskan kedalam
bentuk rumus atau fungsi akan berubah jika dicopy ke cell lain.
Contoh : cell berisi formula A5*6 ,B3 dicopy ke C5 formula pada
C5 berubah menjadi B8*6
6. Alamat Semi Absolut : merupakan alamat yang dituliskan dengan
tanda $ didepan baris atau kolomsehingga nilai tidak akan berubah.
Contoh : Cell B1 berisi formula $A1*7,B1 dicopy kan ke D5
formula pada D5 menjadi $A5*7
7. Alamat Absolut : merupakan alamat yang dituliskan dengan tanda
$ didepan baris dan kolom.tekan tombol F4 untuk menghasilkan
alamat absolut pada formula bar. Contoh : cell B1 berisi formula
$A$1&5,B1 dicopy kan ke C3 formula pada C3 menjadi $A$1*5
8. Name Box : menunjukkan pada cell/ range yang aktif saat itu.
Anda dapat juga membuat nama range melalui kotak nama
disebelah kiri formula bar. Contoh : Holla nama lain range A5:G7

52
e. Tombol Fungsi :

 ← ↑ → ↓ Pindah satu sel ke kiri, atas, kanan atau bawah


 Tab Pindah satu sel ke kanan
 13px; line-height: 19px; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-
indent: -18pt;”>· Enter Pindah satu sel ke bawah
 Shift + Tab Pindah satu sel ke kiri
 Shift + Enter Pindah satu sel ke atas
 Home Pindah ke kolom A pada baris yang sedang dipilih
 Ctrl + Home Pindah ke sel A1 pada lembar kerja yang aktif
 Ctrl + End Pindah ke posisi sel terakhir yang sedang digunakan
 PgUp Pindah satu layar ke atas
 PgDn Pindah satu layar ke bawah
 Alt + PgUp Pindah satu layar ke kiri
 Alt + PgDn Pindah satu layar ke kanan
 Ctrl + PgUp Pindah dari satu tab lembar kerja ke tab lembar
berikutnya
 Ctrl + PgDn Pindah dari satu tab lembar kerja ke tab lembar
sebelumnya

53
f. Penggunaan Rumus dan Fungsi
Rumus dan fungsi dalam Excel mempunyai pengertian yan
g berbeda, rumus berupa instruksi matematika dalam suatu sel/range
dalam lembar kerja dengan operator aritmatik seperti : +,-, ,/,* dan ^.
Sedangkan Fungsi merupakan rumus siap pakai yang digunakan
sebagai alat bantu dalam proses perhitungan. Excel menyediakan
ratusan fungsi siap pakai diantaranya fungsi tanggal dan waktu,
matematika dan trigonometri, finansial, statistik, lookup dan referensi,
database, teks, dan lain-lain.
1. Menggunakan Rumus (Formula)
Rumus merupakan bagian terpenting dari Program Microsoft Excel ,
karena setiap tabel dan dokumen yang kita ketik akan selalu
berhubungan dengan rumus dan fungsi. Operator matematika yang
akan sering digunakan dalam rumus adalah ;
2. Lambang Fungsi:
+ Penjumlahan
– Pengurangan
* Perkalian
/ Pembagian
^ Perpangkatan
% Persentase

54
Proses perhitungan akan dilakukan sesuai dengan derajat urutan dari
operator ini, dimulai dari pangkat (^), kali (*), atau bagi (/), tambah
(+) atau kurang (-).

Uraian materi :

PERTEMUAN 12 : Pemberian Asuhan Keperawatan Jarak Jauh


Database Menggunakan MS Excell

Uraian materi :

PERTEMUAN 13 : Data Nursing Proses dan Logistik

a. Klasifikasi/Pengelompokan Data
Pengelompokan data adalah mengelompokan data-data
klien atau keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan
kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahnnya.
Setelah data dikelompokan maka perawat dapat mengidentifikasi
masalah klien dan merumuskannya. Pengelompokan data dapat
disusun berdasarkan ”pola respon manusia ( taksomi NANDA )”
dan atau ”pola fungsi kesehatan (Gordon, 1982)”.
b. Penggolongan Masalah Keperawatan
”RESPON MANUSIA” (TAKSONOMI NANDA I): 9 pola
Pertukaran
Komunikasi

55
Berhubungan
Nilai nilai
Pilihan
Bergerak
Penafsiran
Pengetahuan
Perasaan
”POLA FUNGSI KESEHATAN”: 11 pola (Gordon, 1982 cited in Asih,
1994)
Persepsi Kesehatan: pola penatalaksanaan kesehatan
Nutrisi: pola metabolisma
Pola eliminas
Aktifitas: pola latihan
Kognitif: pola istirahat
Kognitif: pola perseptual
Persepsi diri: pola konsep diri
Peran: pola berhubungan
Seksualitas: pola reproduktif
Koping: pola toleransi stress
Nilai: pola keyakinan

56
c. Analisis Data
Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam
pengembangan daya berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh
latar belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan pengertian
keperawatan. Dalam melakukan analisis data, diperlukan kemampuan
mengkaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep,
teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam
menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien.
Dasar analisis :
1. Anatomi – fisiologi
2. Patofisiologi penyakit
3. Mikrobiologi – parasitologi
4. Farmakologi
5. Ilmu perilaku
6. Konsep-konsep (manusia, sehat-sakit, keperawatan, dll)
7. Tindakan dan prosedur keperawatan
8. Teori-teori keperawatan.
Fungsi analisis :
1. Dapat menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan, sehingga
data yang diperoleh memiliki makna dan arti dalam menentukan
masalah dan kebutuhan klien

57
2. Sebagai proses pengambilan keputusan dalam menentukan
alternatif pemecahan masalah yang dituangkan dalam rencana
asuhan keperawatan, sebelum melakukan tindakan keperawatan.
Pedoman Analisis Data :
1. Menyusun kategorisasi data secara sistematis dan logis
2. Identifikasi kesenjangan data
3. Menentukan pola alternatif pemecahan masalah
4. Menerapkan teori, model, kerangka kerja, nrma dan standart,
dibandingkan dengan data senjang
5. Identifikasi kemampuan dan keadaan yang menunjang asuhan
keperawatan klien
6. Membuat hubungan sebab akibat antara data dengan masalah yang
timbul.
Cara analisis data :
1. Validasi data, teliti kembali data yang telah terkumpul
2. Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial dan
spiritual
3. Membandingkan dengan standart
4. Membuat kesimpulan tantang kesenjangan (masalah keperawatan)
yang ditemukan

58
v. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang
menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau
resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat
secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan,
membatasi, mencegah, dan merubah (a Carpenito, 2000).
Gordon (1976) mendefinisikan bahwa diagnosa keperawatan
adalah “masalah kesehatan actual dan potensial dimana perawat
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, dia mampu dan
mempunyai kewenangan untuk memberikan tindakan keperawatan”.
Kewanangan tersebut didasarkan pada standar praktek keperawatan
dan etik keperawatan yang berlaku di Indonesia
NANDA menyatakan bahwa diagnosa keperawatan adalah
”keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat
tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar
seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat”.
Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data,
dimana menurut NANDA diartikan sebagai ”defenisi karakteristik”.
Definisi karakteristik tersebut dinamakan ”Tanda dan gejala”, Tanda

59
adalah sesuatu yang dapat diobservasi dan gejala adalah sesuatu
yang dirasakan oleh klien.
Diagnosa keperawatan menjadi dasar untuk pemilihan tindakan
keperawatan untuk mencapai hasil bagi anda, sebagai perawat, yang
dapat diandalakan(NANDA Internasional, 2007). Diagnosa
keperawatan berfokus pada, respon aktual atau potensial klien
terhadap masalah kesehatan dibandingkan dengan kejadian
fisiologis, komplikasi, atau penyakit. Tujuan Pencatatan Diagnosa
Keperawatan adalah :
1) Menyediakan definisi yang tepat yang dapat memberikan
bahasa yang sama dalam memahami kebutuhan klien bagi
semua anggota tim pelayanan kesehatan.
2) Memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan apa
yang mereka lakukan sendiri, dengan profesi pelayanan
kesehatan yang lain, dan masyarakat.
3) Membedakan peran perawat dari dokter atau penyelenggara
pelayanan kesehatan lain.
4) Membantu perawat berfokus pada bidang praktik
keperawatan.
5) Membantu mengembangkan pengetahuan keperawatan.

60
Uraian materi :
PERTEMUAN 14 : Aplikasi Comminication in Nursing
a. Aplikasi Komunikasi dalam Keperawatan
Istilah aplikasi berasal dari bahasa inggris "application" yang
berarti penerapan, lamaran ataupun penggunaan. Sedangkan secara
istilah, pengertian aplikasi adalah suatu program yang siap untuk
digunakan yang dibuat untuk melaksanakan suatu funsi bagi
pengguna jasa aplikasi serta penggunaan aplikasi lain yang dapat
digunakan oleh suatu sasaran yang akan dituju. aplikasi mempunyai
arti yaitu pemecahan masalah yang menggunakan salah satu tehnik
pemrosesan data aplikasi yang biasanya berpacu pada sebuah
komputansi yang diinginkan atau diharapkan maupun pemrosesan
data yang diharapkan.
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan
orang lain dalam menjalankan dan mengembangkan kehidupannya.
Hubungan dengan orang lain akan terjalin bila setiap individu
melakukan komunikasi diantara sesamanya. Kepuasan dan
kenyamanan serta rasa aman yang dicapai oleh individu dalam
berhubungan sosial dengan orang lain merupakan hasil dari suatu
komunikasi. Komunikasi dalam hal ini menjadi unsur terpenting
dalam mewujudkan integritas diri setiap manusia sebagai bagian dari
sistem sosial.

61
Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
memberikan dampak yang sangat penting dalam kehidupan, baik
secara individual maupun kelompok. Komunikasi yang terputus akan
memberikan dampak pada buruknya hubungan antar individu atau
kelompok. Tatanan klinik seperti rumah sakit yang dinyatakan
sebagai salah satu sistem dari kelompok sosial mempunyai
kepentingan yang tinggi pada unsur komunikasi.
Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal
utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan
kepada konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua
sisi yaitu konsumen internal an konsumen eksternal. Konsumen
internal melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja
Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama
untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada
konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi
yaitu konsumen internal an konsumen eksternal. Konsumen internal
melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja di rumah
sakit, baik hubungan secara horisontal ataupun hubungan secara
vertikal. Hubungan yang terjalin antar tim multidisplin termasuk
keperawatan, unsur penunjang lainnya, unsur adminitrasi sebagai
provider merupakan gambaran dari sisi konsumen internal. Sedangkan
konsumen eksternal lebih mengarah pada sisi menerima jasa

62
pelayanan, yaitu klien baik secara individual, kelompok, keluarga
maupun masyarakat yang ada di rumah sakit.Seringkali hubungan
buruk yang terjadi pada suatu rumah sakit, diprediksi penyebabnya
adalah buruknya sistem komunikasi antar individu yang terlibat dalam
sistem tersebut.
Fokus perhatian terhadap buruknya komunikasi juga terjadi
pada tim keperawatan. Hal ini terjadi karena beberapa sebab
diantaranya adalah:
1. Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara terapeutik
saat melakukan intraksi dengan klien.
2. Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam menjalankan
komunikasi dua arah secara terapeutik.
3. Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja) individual
yang berdampak terhadap lemahnya pengembangan kemampuan diri
sendiri.
Aplikasi komunikasi dalam pelayanan kesehatan meliputi :

1. Aplikasi komunikasi antara perawat dengan dokter

Komunikasi dibutuhkan untuk mewujudkan kolaborasi yang


efektif, hal tersebut perlu ditunjang oleh sarana komunikasi yang
dapat menyatukan data kesehatan pasien secara komfrenhensif
sehingga menjadi sumber informasi bagi semua anggota team dalam

63
pengambilan keputusan. Oleh karena itu perlu dikembangkan catatan
status kesehatan pasien yang memungkinkan komunikasi dokter dan
perawat terjadi secara efektif.

Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan


interaksi yang telah cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan
kepada pasien. Perspektif yang berbeda dalam memandang pasien,
dalam prakteknya menyebabkan munculnya hambatan-hambatan
teknik dalam melakukan proses kolaborasi. Kendala psikologis
keilmuan dan individual, factor sosial, serta budaya menempatkan
kedua profesi ini memunculkan kebutuhan akan upaya kolaborasi
yang dapat menjadikan keduanya lebih solid dengan semangat
kepentingan pasien.

2. Aplikasi komunikasi antara perawat dan perawat


Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien
komunikasi antar tenaga kesehatan terutama sesama perawat sangatlah
penting. Kesinambungan informasi tentang klien dan rencana tindakan
yang telah, sedang dan akan dilakukan perawat dapat tersampaikan
apabila hubungan atau komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
Hubungan perawat- perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan dapat diklasifikasikan menjadi hubungan profesional,
hubungan struktural dan hubungan intrapersonal.Hubungan

64
profesional antara perawat- perawat merupakan hubungan yang terjadi
karena adanya hubungan kerja dan tanggung jawab yang sama dalam
memberikan pelayanan keperawatan.
Hubungan sturktural merupakan hubungan yang terjadi
berdasarkan jabatan atau struktur masing- masing perawat dalam
menjalankan tugas berdasarkan wewenang dan tanggungjawabnya
dalam memberikan pelayanan keperawatan. Laporan perawat
pelaksana tentang kondisi klien kepada perawat primer, laporan
perawat primer atau ketua tim kepada kepala ruang tentang
perkembangan kondisi klien, dan supervisi yang dilakukan kepala
ruang kepada perawat pelaksana merupakan contoh hubungan
struktural.

3. Aplikasi komunikasi antara perawat dan apoteker


Peran perawat dalam pemberian obat dan pengobatan telah
berkembang dengan cepat dan luas seiring dengan perkembangan
pelayanan kesehatan. Perawat diharapkan terampil dan tepat saat
melakukan pemberian obat. Tugas perawat tidak sekedar memberikan
pil untuk diminum atau injeksi obat melalui pembuluh darah, namun
juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut.
Oleh karena itu, pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat
sangat penting untuk dimiliki perawat.

65
Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan
mempertahankan dengan mendorong klien untuk proaktif jika
membutuhkan pengobatan. Dengan demikian, perawat membantu
klien membangun pengertian yang benar dan jelas tentang
pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan
turut bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan tentang
pengobatan bersama tenaga kesehatan lainnya.
Keberhasilan promosi kesehatan sangat tergantung pada cara
pandang klien sebagai bagian dari pelayanan kesehatan, yang juga
bertanggung jawab terhadap menetapkan pilihan perawatan dan
pengobatan, baik itu berbentuk obat alternative, diresepkan oleh
dokter, atau obat bebas tanpa resep dokter. Sehingga, tenaga
kesehatan terutama perawat harus dapat membagi pengetahuan
tentang obat-obatan sesuai dengan kebutuhan klien.
Perawat bertanggung jawab untuk melakukan interpretasi yang
tepat terhadap order obat yang diberikan. Isu komunikasi yang sering
terjadi antara perawat dengan apoteker adalah pada saat order obat
yang dituliskan tidak dapat terbaca, maka dapat terjadi misinterpretasi
perawat dengan apoteker terhadap order obat yang harus diberikan
kepada pasien.Kesalahan pemberian dosis obat dapat dihindari bila
baik perawat dan apoteker sama-sama mengetahui dosis yang
diberikan. Perawat dapat melakukan pengecekkan ulang dengan tim

66
medis bila terdapat keraguan dengan kesesuaian dosis obat
4. Aplikasi komunikasi antara perawat dan ahli gizi
Prinsip-prinsip ilmu gizi menjadi kontroversial ketika konsep
"obat gizi" dan "marjinal kekurangan gizi" yang diperkenalkan.
Konsep nutrisi obat didasarkan pada asumsi bahwa makanan dan obat
dapat memiliki efek terapeutik, terutama ketika gizi individu
diberikan dalam dosis pharmacologic (Ghen dan Corso 2000). Konsep
ini kontroversial karena advokat penggunaan lebih tinggi daripada
tingkat gizi yang tersedia dalam makanan; gizi seperti itu harus
diberikan dalam bentuk suplemen. Konsep marjinal kekurangan gizi
didasarkan pada hipotesa yang halus kekurangan gizi terjadi sebelum
mulai frank, klasik kekurangan. Marjinal seperti kekurangan Mei
akhirnya memberikan kontribusi pada perkembangan penyakit
bersifat merosot (Kesehatan Media of America Somer dan 1992).
Isu yang terkait dengan gizi yaitu apabila perawat tidak
mengkonunikasikan kepada ahli gizi tentang obat- obatan yang
digunakan pasien sehingga dapat terjadi pemilihan makanan oleh ahli
gizi yang bisa saja menghambat absorbsi dari obat tersebut. Jadi
diperlukanlah komunikasi dua arah yang baik antara perawat dan ahli
gizi agar pemenuhan gizi pasien sesuai dengan apa yang diharapkan.

67
b. Strategi Komunikasi Dalam Praktik Keperawatan Dirumah
sakit
Konsep Metode pembelajaran Klinik dengan Strategi
Pelaksanaan dan Strategi Komunikasi.Strategi pelaksanaan
tindakan dan strategi komunikasi(SP/SK) merupakan suatu metoda
bimbingan dalam pelaksanaan tindakan yang berdasarkan
kebutuhan pasien dan mengacu pada standar dengan
mengimplementasikan komunikasi yang efektif (Modul Pelatihan
CI Pusdiknakes.2008).
Strategi pelaksanaan tindakan dan strategi
komunikasi(SP/SK)merupakan metode pembelajaran yang
diajarkan kepada peserta didik keperawatan dalam rangka
menumbuhkan perilaku “caring” baik pada saat memberikan
asuhankeperawatan maupun padasaat melakukan tindakan
keperawatan(Buku Pedoman Bimbingan Praktek Klinik
Perawat/Bidan RSUP Sanglah.2010).
Strategi Pelaksanaan dan Strategi Komunikasi merupakan
bagian dari metode bimbingan klinik yang masuk dalam buku
pedoman bimbingan klinik keperawatan dan bidan sebagai bagian
dari pembentukan (Buku Pedoman Bimbingan Praktek Klinik
Perawat/Bidan RSUP Sanglah.2010). Strategi pelaksanaan dan
strategi komunikasi terdiri dari dua komponen :

68
a. Strategi Pelaksanaan Tindakan keperawatan
Tujuan :
1) Mempersiapkan mahasiswa untuk kontak dengan pasien
dalam melaksanakan tindakan asuhan keperawatan.
2) Mengidentifikasi kondisi klien
3) Merumuskan diagnose keperawatan
4) Merumuskan tujuan sesuai dengan kriteria SMART
5) Merencanakan tindakan yang dilakukan
6) Menyusun/ melampirkan SPO sebagai acuan untuk
melaksanakan tindakan Bekerja sesuai dengan standar/
prosedur
b. Strategi Komunikasi Tindakan keperawatan
Tujuan : Membentuk ketrampilan berkomunikasi komunikasi
terapeutik meliputi pra interaksi, interaksi ( orientasi, kerja,
terminasi )post interaksi
Tahapan kegiatan :
1) Fase Pre Interaksi
2) Fase Orientasi ; meliputi salam terapeutik,
memperkenalkan nama pada saat kontak pertama kali,
menjelaskan kapasitas sebagai apa,menanyakan nama
pasien pada awal interaksi, dan memanggil nama pasien
jika sudah melakukan interaksi sebelumnya,

69
mempertahankan kontak mata, senyum ikhlas dan
melakukan sentuhan ringan touch di bahu .Melakukan
evaluasi /validasi terhadap kondisi saat ini; menanyakan
kondisi serta mengajukan pertanyaan untuk memvalidasi.
Menyampaikan kontrak yang meliputi; topik yang akan
dibahas atau dilakukan, waktu yang dibutuhkan berapa
lama dan tempat pelaksanaannya.
3) Fase Kerja ; melakukan komunikasi sesuai dengan langkah
atau prosedur kerja yang dilakukan. Jangan menyampaikan
hal-hal yang tidak perlu, segala sesuatu yang dikerjakan,
hal tersebutlah yang harus disampaikan. Kecenderungan
untuk melakukan suatu tindakan yang benar dengan
berkonsentrasi pada kegiatan yang dilakukan. Gunakan
bahasa verbal dan non verbal yang menunjukkan sikap
positif.
4) Fase Terminasi; mengakhiri kegiatan untuk sementara jika
pasien masih dirawat dengan mengevaluasi respon klien
terhadap tindakan keperawatan yang diberikan. Kemudian
disepakati kontrak selanjutnya jika masih
diperlukan.(Modul Pelatihan C.I Pusdiknakes,2008).

70
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito. 1985. Nursing diagnosis application to clinical practice. J.B.


Lippincott Co.,. Philadephia .

Departemen Kesehatan. 2001. Kebijakan dan strategi Pengembangan


Sistem Informasi Kesehatan Nasional. Depkes. RI. Jakarta

Eko, I.R.2001. Manajemen Sistem Informasi dan Tehnologi Informasi..,


Jakarta: Kelompok Gramedia

Emiliana, 2003. Sistem informasi keperawatan berbasis komputer yang


terintegrasi di pelayanan kesehatan Sint Carolus, tidak
dipublikasikan

Hafizurrachman, 2000. Sistem Informasi Manajemen di Rumah sakit dan


Pelayanan Kesehatan. Tidak dipublikasikan

Hariyati, S. T. 1999. Hubungan antara pengetahuan aspek hukum dari


perawat dan karakteristik perawat terhadap kualitas
dokuemntasi keperawatan di
RS. Bhakti Yudha, Tidak dipublikasikan

Liaw, T.1993. The Computer Based Patient Record: An Historical


Perpective. Diambil dari http://

71
http://www.hisavic.aus.net/hisa/mag/nov93/the.htm. di akses 8
April 2001

Lindqvist, R. &Sjoden, P. (1998). Coping strategies and quality of life


among patient on CAPD. Journal of Advanced Nursing

Mc. Closkey. J . 1996. Nursing interventions classivication. Mosby-Year


book, Daverport

Priharjo, R. 1995. Praktik keperawatan profesional konsep dasar dan


hukum. EGC, Jakarta.

Swanburg, Rc & Swanburg R.J .2000. Introduction management &


leadership for nurse manager. Boston: James & Bartleett
Publisher.

Vestal, K (1995). Nursing Management Consept and Issues.2nd


Philadelphia:J.B Lippinct Company

Inggarputri. 2009. Thesis: Evaluasi Penerapan SIMPUS berbasis komputer


dengan metode PIECES di Puskesmas Wilayah Kabupaten Blora.
Universitas Diponogoro, Semarang.

72
Kepmenkes RI. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 511 tahun
2002 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem
Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS).
Kemenkes RI. 2002. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan RI Tahun
2009 – 2014.
Kemenkes RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 tahun
2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.
Kepmenkes RI. 2009. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 837 tahun
2007 tentang Pengembangan Jaringan Komputer Online Sistem
Informasi Kesehatan Nasional.
Kemenkes RI. 2009. UU nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
http://www.kemenkes.or.id
Kusumadewi, Sri. 2009. Informasi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Robert G Murdick, dkk, Sistem Informasi Untuk Manajemen Modern,
Jakarta : Erlangga, 1991.
Sabarguna, Boy S; Safrizal, Heri. 2007. Master Plan System Informasi
Kesehatan. KONSORSIUM Rumah Sakit Islam Jateng-DIY,
Yogyakarta.
Trihono. 2005. Arrimes Manajemen Puskesmas. CV Sagung Seto, Jakarta

73
74

Anda mungkin juga menyukai