Anda di halaman 1dari 6

Nama : Lidia Nia Kurniawan

NIM : 06111181722007

PEMUAIAN ZAT

A. Pengertian Pemuaian Zat


Pengertian Pemuaian ialah bertambahnya suatu ukuran benda diakibatkan
adanya kenaikan suhu zat tersebut. Pemuaian tersebut dapat terjadi pada zat-zat yang
padat, cair, dan juga gas. Besarnya pemuaian zat tersebut sangat tergantung pada ukuran
benda pertamanya, kenaikan suhu dan juga jenis zat. Efek pemuaian zat tersebut sangat
bermanfaat didalam suatu pengembangan berbagai teknologi.
Pengertian Pemuaian panas ialah perubahan suatu benda yang dapat menjadi
bertambah panjang, lebar, luas, atau juga berubah suatu volumenya dikarenakan terkena
panas (kalor). Pemuaian tiap-tiap benda tersebut akan berbeda, tergantung dari suhu di
sekitar dan juga koefisien muai atau juga daya muai dari benda itu.
Sebagian besar zat akan mengalami pembesaran jika dipanaskan atau pengecilan
ketika didinginkan.Ketika suatu zat dipanaskan, molekul-molekul yang terdapat pada zat
tersebut akan bergetar lebih cepat dan amplitudo getaran akan semakin bertambah besar,
akibatnya jarak antara molekul benda akan menjadi lebih besar dan terjadilah pemuaian.
Pemuaian dapat terjadi pada zat padat, cair, dan gas. Besarnya pemuaian zat sangat
tergantung pada ukuran awal benda, kenaikan suhu, dan jenis zat. Efek pemuaian zat
sangat bermanfaat dalam pengembangan berbagai jenis teknologi.

B. Jenis-Jenis Pemuaian Zat


1. Pemuaian Zat Padat

Pemuaian zat padat adalah jenis pemuaian yang terjadi pada suatu
benda,contohnnya seperti bingkai jendela, rel kereta api, dan kabel listrik. Bingkai
jendela pada siang hari tampak melengkung, hal ini terjadi karena benda tersebut
mengalami pemuaian. Pemuaian pada suatu benda terjadi pada seluruh bagian benda
tersebut. Pemuaian pada suatu zat padat dibedakan menjadi tiga yaitu pemuaian
panjang, pemuaian luas, dan pemuaian volume.
a) Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena
menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil
dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal
dianggap tidak ada.
Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang
awal benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai
panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan. Secara
matematis persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan panjang
benda setelah dipanaskan pada suhu tertentu adalah:

Alat yang digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang adalah


musschenbroek. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-
mula benda, besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.

b) Pemuaian Luas
Pemuaian luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima
kalor. Pemuaian luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan
lebar, sedangkan tebalnya sangat kecil dan dianggap tidak ada.
Seperti halnya pada pemuian panjang faktor yang mempengaruhi pemuaian
luas adalah luas awal, koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena
sebenarnya pemuaian luas itu merupakan pemuian panjang yang ditinjau dari dua
dimensi maka koefisien muai luas besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai
panjang. Untuk menentukan pertambahan luas dan volume akhir digunakan
persamaan sebagai berikut:
c) Pemuaian Volume

Pemuaian volume adalah pertambahan ukuran volume suatu benda karena


menerima kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran
panjang, lebar dan tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian volume
adalah kubus, air dan udara. Volume merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3
dimensi karena itu untuk menentukan koefisien muai volume sama dengan 3 kali
koefisien muai panjang.Persamaan yang digunakan untuk menentukan
pertambahan volume dan volume akhir suatu benda adalah:

2. Pemuaian Zat Cair

Pemuaian pada zat cair tidak melibatkan muai panjang ataupun muai luas, tetapi
hanya dikenal sebagai muai ruang atau muai volume saja. Semakin tinggi suhu yang
diberikan pada zat cair, maka semakin besar muai volumenya. Pemuaian zat cair
untuk masing-masing jenis zat cair berbeda-beda, akibatnya walaupun mula-mula
volume zat cair sama tetapi setelah dipanaskan volumenya menjadi berbeda-beda.
Pemuaian volume zat cair terkait dengan pemuaian tekanan karena peningkatan suhu.
Titik pertemuaan antara wujud cair, padat, dan gas disebut dengan triple point.
Khusus untuk air, pada kenaikan suhu dari 0oC sampai 4oC volumenya tidak bertambah
akan tetapi justru menyusut. Pengecualian ini disebut dengan anomali air. Oleh karena
itu, pada suhu 4oC air memiliki volume terendah. Pada suhu 4oC air menempati posisi
terkecil sehingga pada suhu itu air memiliki massa jenis terbesar. Jadi air bila suhunya
dinaikan dari 0– 4oC akan menyusut, dan bila suhunya dinaikan dari 4oC ke atas akan
memuai. Hubunga antara volume dan suhu pada air digambarkan pada grafik berikut:

Karena pada zat cair hanya mengalami pemuaian volum, maka pada pemuaian zat cair
hanya diperoleh persamaan:

3. Pemuaian Zat Gas

Jika gas dipanaskan, maka dapat mengalami pemuaian volum dan dapat juga
terjadi pemuaian tekanan. Dengan demikian pada pemuaian gas terdapat beberapa
persamaan, sesuai dengan proses pemanasannya.
a) Pemuaian Volum Pada Tekanan Tetap (Isobarik)

Gambar 4.8 (a): gas di dalam ruang tertutup dengan tutup yang bebas bergerak.

Gambar 4.8 (b): gas di dalam ruang tertutup tersebut dipanasi dan ternyata volum
gas memuai sebanding dengan suhu mutlak gas.

Jadi pada tekanan tetap, volum gas sebanding dengan suhu mutlak gas itu.
Pernyataan itu disebut hukum Gay-Lussac .

b) Pemuaian Tekanan Gas Pada Volum Tetap (Isokhorik)

Gambar 4.9: gas dalam ruang tertutup rapat yang sedang dipanasi. Jika
pemanasan terus dilakukan maka dapat terjadi ledakan. Hal tersebut dapat terjadi
karena selama proses pemanasan, tekanan gas di dalam ruang tertutup tersebut
memuai. Pemuaian tekanan gas tersebut sebanding dengan kenaikan suhu
gas. Jadi, pada volum tetap tekanan gas sebanding dengan suhu mutlak gas.
Pernyataan itu disebut juga dengan hukum Gay-Lussac. Secara matematik dapat
dinyatakan:

c) Pemuaian volum gas pada suhu tetap (Isotermis)


Gambar 4.10 (a): Gas di dalam ruang tertutup dengan tutup yang dapat
digerakkan dengan bebas.
Gambar 4.10 (b): Pada saat tutup tabung digerakkan secara perlahan-lahan,
agar suhu gas di dalam tabung tetap maka pada saat volum gas diperkecil ternyata
tekanan gas dalam tabung bertambah besar dan bila volum gas diperbesar
ternyata tekanan gas dalam tabung mengecil. Jadi, pada suhu tetap, tekanan gas
berbanding terbalik dengan volum gas. Pernyataan itu disebut hukum Boyle.
Salah satu penerapan hukum Boyle yaitu pada pompa sepeda. Dari hukum Boyle
tersebut diperoleh:

Jika pada proses pemuaian gas terjadi dengan tekanan berubah, volum berubah
dan suhu berubah maka dapat diselesaikan dengan persamaan hukum Boyle -
Gay Lussac, dimana:

Anda mungkin juga menyukai