Anda di halaman 1dari 5

TUGAS FISIKA ZAT PADAT

Oleh : - Nenda Andintya (115090301111008)


- Sukma Wahyu Fitriani (115090301111010)
- Layli Amaliya (115090301111011)

CACAT DALAM MATERIAL


Berdasarkan geometrinya, cacat/defect  pada material dapat dibagi dalam 4 (empat) katagori ,
yaitu:
1.        Cacat titik / Point Defect (cacat 0 dimensi)
2.        Cacat garis / Line Defect (cacat 1 dimensi)
3.        Cacat Bidang / Surface Defect (cacat 2 diimensi)
       4.   Cacat Volume / Volume Defect (cacat 3 dimensi)

Gambar 1

1. Cacat Titik / Point Defect


Terdapat dua jenis cacat titik pada logam murni, yaitu vacancy dan self-intertitial. Cacat
titik ini merupakan hasil dari penumpukan yang salah sewaktu kristalisasi atau juga dapat terjadi 
pada suhu yang tinggi  oleh  karena energi thermal meningkat.  Bila energi thermal tinggi, ada
kemungkinan bagi atom-atom untuk melompat meninggalkan tempatnya (dimana energi
terendah akan ikut naik pula). Maka akan terdapat kekosongan tunggal saat kristalisasi. Peristiwa
kekosongan atom pada kisi disebut sebagai vacancy. Dan bila terdapat ada 2 kekosongan maka
dapat disebut sebagai kekosongan ganda . Jenis lain yakni self- Interstitial terjadi ketika posisi
yang seharusnya kosong justru ditempati atom dengan kata lain salah tempat (gambar 2).
Gambar 2
Cacat tidak hanya terjadi pada logam murni
tetapi juga pada campuran logam (alloy) karena pada
kenyataannya dialam kemurnian logam hanya 99,9999%. Cacat pada alloy meliputi
substitutional dan interstitial. Cacat substitusional yaitu adanya atom lain yang menggantikan
tempat yang seharusnya diisi oleh atom asli. Interstitial yang terjadi pada alloy hamper sama
dengan yang terjadi pada logam murni hanya saja yang salah tempat adalah atom lain yang
ukurannya jauh lebih kecil dari pada atom asli sehingga akan terlihat teratur (gambar 3). Selain
itu, juga terdapat cacat jenis lain yaitu Schootky-defect dan Frenkel-defect. Schootky-defect
terjadi karena kekosongan pasangan anion dan kation dan Frenkel-defect terjadi ketika kation
yang salah tempat (gambar 4).

2. C
a c
Gambar 3 Gambar 4
at Garis / Line
Defect
(Dislocation)
Line defect yang paling banyak dijumpai adalah dislokasi. Secara geometris, dislokasi
dapat  digambarkan seperti di bawah ini :

Gambar 5

Dislokasi ini dapat digambarkan sebagai sisipan satu bidang atom tambahan dalam struktur
kristal.  Garis dislokasi dalam gambar tersebut adalah garis tegak lurus  pada bidang gambar. Di
daerah garis sekitar dislokasi terjadi distorsi kisi yang besifat lokal. Daerah-daerah  yang jauh
dari garis dislokasi, derajat distorsi lokalnya menurun dan susunan atomnya kembali normal.
Distorsi kisi tersebut dapat berupa tekanan dan tegangan sehingga terdapat energi tambahan
sepanjang dislokasi tersebut. Jarak geser atom di sekitar dislokasi disebut vektor geser b* (burger
vectors) yang mana tegak lurus pad garis dislokasi.
Ada 2 jenis dislokasi, yaitu :

- EDGE – DISLOCATION  (dislokasi sisi)


- SCREW – DISLOCATION (dislokasi ulir)

Di dalam material biasanya ditemukan gabungan antara edge dislocation dan screw
diclocation yang biasa disebut dislokasi campuran.      Dislokasi dapat berpindah-pindah ataupun
bergerak. Proses dimana deformasi plastis di-karenakan gerakan gerakan dislokasi yang
berpindah-pindah tersebut biasanya dinamakan dengan SLIP. 
Bidang, dimana garis dislokasi melintang disebut BIDANG SLIP, sedangkan arah gerakan
dislokasi disebut ARAH SLIP.  Bila ditinjau secara khusus , ternyata gerakan dislokasi pada
berbagai bidangn kritis adalah tidak sama sehingga dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa
terdapat arah dan bidang kristal yang meudahkan dislokasi terssebut bergerak yang disebut
dengan nama PREFFERED – PLANE.
Bidang-bidang dan arah bidang yang memudahkan dislokasi tersebut bergerak pada
umumnya adalah bidang-bidang kristal yang memiliki planar density yang tinggi. Sedangkan
arah gerakan dislokasi pada bidang kristal dengan planar density yang tinggi merupakan arah
slip. Dengan perkataan lain arah slip yang diinginkan adalah arah dengnn Linier density yang
tinggi.

3. Cacat bidang / Surface Defect


Surface defect (dapat berupa cacat pada permukaan-permukaan luar,  twin boundary, batas-
batas fasa, batas butir) pada material (dimana) akan memisahkan material tersebut atas beberapa
bagian yang mana tiap-tiap bagian akan memiliki struktur kristal yang sama tetapi berbeda arah
kristalnya. 
Ketidak-sempurnaan kristal dalam dua dimensi merupakan suatu batas, dimana batas yang
nyata adalah permukaan luar. Permukaan dapat diilustrasikan sebagai batas struktur kristal
sehingga kita dapat melihat bahwa koordinasi atom pada permukaan tidak sama dengan
koordinasi atom dalam kristal. Dengan kata lain : Atom permukaan hanya mempunyai tetangga
pada satu sisi saja, sehingga memiliki energi yang lebih tinggi dimana ikatannya menjadi kurang
kuat. Karena atom-atom ini tidak seluruhnya dikekelingi oleh atom lainnya, maka energinya jadi
lebih banyak dibandingkan dengan atom di dalamnya.
Bentuk butir dalam solid material biasanya diatur oleh adanya butir-butir lain di sekitarnya
dimana dalam setiap butir, semua selnya teratur dalam satu arah dan satu pola yang tertentu.
Pada batas butir (grain boundary), antara dua butir yang berdekatan terdapat daerah transisi yang
tidak searah dengan pola dalam kedua butir tersebut.

Gambar 7

4. Cacat Volume / Volume Defect


Volume defects pada material dapat berupa : crack (retak)/pori-pori, inklusi, presipitat, fasa
kedua dan lain sebagainya. Kehadiran cacat volume di dalam materiaal biasanya memberikan
suatu implikasi (misalnya terhadap sifat material) yang akan menyebabkan perubahan densitas
material (terutama dengan adanya pori-pori ataupun fasa kedua pada material).   Dengan adanya
pori-pori maka :
  ρ material     <     ρ theoritisnya
m
  ρ=      
V
Dengan adanya fasa kedua maka : 
m1 m2
             ρ material    =    +
V1 V2
Dimana        ρ 1  =  densitas fasa utama
                    V1  =  fraksi volume fasa utama
                    ρ 2  =  densitas fasa kedua
                     V2 =  fraksi volume fasa kedua

Anda mungkin juga menyukai