Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Rekam, Vol. 12 No.

2 - Oktober 2016

SEMUT RANGRANG (OECOPHYLLA SMARAGDINA) DAN


BENDA-BENDA BERTEKNOLOGI DALAM FOTOGRAFI
EKSPRESI

Syafriyandi
Mahasiswa Program Studi Penciptaan Fotografi
Program Pascasarjana ISI Yogyakarta
Jalan Suryodiningratan No. 8, Yogyakarta
No. Tlp. (0274) 419791, No. Hp.: 082168441141, E-mail: syafriyandi1@gmail.com

Abstrak

Fotografi ekspresi merupakan ungkapan jiwa yang mengutamakan ekspresi jati diri pribadi
seseorang yang diekspresikan dalam karya seni murni. Penulis mengekspresikan apa yang ada
dalam pikiran berupa fantasi dan kebebasan yang tidak membatasi ide penciptaan. penciptaan ini
menggunakan metode ide, referensi, dan eksplorasi. Foto ini menampilkan objek semut rangrang
(Oecophylla smaragdina) yang merespons benda-benda berteknologi seperti halnya manusia
sekarang yang hampir tidak dapat dipisahkan lagi dengan perkembangan teknologi. Semut adalah
representasi manusia karena semut memiliki makna sebagai serangga yang tergolong serangga
sosial yang kehidupannya saling bekerja sama dan saling menolong seperti halnya manusia.
Karya yang penulis ciptakan diharapkan memiliki daya ganggu yang memicu emosional dan
memunculkan berbagai interpretasi kepada khalayak ramai.

Kata kunci: fotografi ekspresi, rangrang (Oechophylla smaragdina), teknologi

Abstract

Weaver Ants (Oecophylla Smaragdina) and High Technology Objects in Fine Art
Photography. Fine art photography is an expression of one’s soul that promotes the expression
of personal identity as expressed in a work of fine art. The author expresses what is in the mind
in the form of fantasy and freedom that does not restrict the idea of creation. The creation itself
involves ideas, references and exploration. The photos depict weaver ants (Oecophylla
Smaragdina) responding to hi-tech objects just like human who cannot be separated from the
development of technology. Ants are representations of human being because ants are included
in the group of social insects that work in groups and help each other as human being do. The
works created here are expected to have a certain interference power which could trigger
emotional feeling and raise various interpretations for the general public.

Keywords: fine art photography, weaver (Oecophylla smaragdina), technology

PENDAHULUAN untuk mengakses internet yang menyediakan


Kemajuan teknologi semakin tidak dapat fasilitas-fasilitas sosial media. Dari fenomena
dipisahkan dalam kehidupan manusia saat ini, tersebut terdapat salah satu peribahasa yang
khususnya kemajuan teknologi di bidang berkaitan tentang semut, yaitu “Ada gula ada
komunikasi yang menyediakan fasilitas internet. semut”. Semut memiliki makna sebagai
Terlihat di mana-mana di tempat umum serangga yang tergolong serangga sosial yang
disediakan fasilitas wifi gratis, yang akan kehidupannya saling bekerja sama dan saling
membuat tempat-tempat tersebut menjadi ramai menolong seperti halnya manusia.
oleh pengunjung. Pengunjung tersebut selalu Peribahasa tersebut bermakna tempat
membawa gadget, salah satunya smartphone yang mendatangkan keuntungan akan ramai
10
7
Syafriyandi, Semut Rangrang (Oecophylla Smaragdina) dan Benda-benda Berteknologi dalam
Fotografi Ekspresi

dikunjungi orang. Peribahasa itulah yang adalah semut yang merespons benda-benda
menginspirasi ide penciptaan yang akan berteknologi seperti halnya manusia sekarang
diekspresikan menjadi karya seni dengan media yang hampir tidak dapat dipisahkan lagi
fotografi, ber-subject matter semut rangrang dengan perkembangan teknologi.
(Oechophylla smaragdina) sebagai representasi Karya ini menghadirkan subjek semut
manusia yang kehidupannya tergantung sekali rangrang yang merespons benda berteknologi
dengan kemajuan teknologi saat ini. Untuk serta menyatukan benda hidup dan benda mati
menvisualisasikan karya yang akan dibuat menjadi satu kesatuan yang harmonis diharapkan
dengan media fotografi, penulis memilih genre memicu emosional penonton ketika melihat
fotografi ekspresi agar tidak membatasi ide karya tersebut dan menghasilkan daya ganggu
kreatif yang akan menampilkan subjek semut yang memunculkan berbagai interpretasi karena
yang merespons benda-benda berteknologi. melihat subjek semut yang tidak lagi merespons
Dalam buku Pot-Pourri Fotografi benda-benda di ekosistemnya atau di alam
dijelaskan bahwa: bebas, tetapi merespons benda-benda
Fotografi ekspresi adalah berteknologi seperti halnya kehidupan manusia
sebuah karya fotografi yang
pada saat ini. Kemajuan teknologi secara tidak
dirancang dengan konsep tertentu
dengan memilih objek foto yang sadar telah mengubah cara hidup dan
terpilih dan yang diproses dan kebudayaan masyarakat saat ini. Penulis
dihadirkan bagi kepentingan si merepresentasikannya lewat subjek semut
pemotretnya dengan luahan ekspresi
artistik dirinya. Maka karya tersebut rangrang, yang merespons benda-benda yang
bisa menjadi sebuah karya fotografi diciptakan dengan teknologi.
ekspresi. Dalam hal ini karya Untuk mewujudkan karya fotografi
fotografi ekspresi dapat dimaknakan
sebagai suatu medium ekspresi yang ekspresi dengan subjek semut, teknik fotografi
menampilkan jati diri fotografi seni. makro digunakan agar mendapatkan hasil
Karya fotografi yang diciptakannya detail dari subjek semut. Selain itu, digunakan
lebih merupakan karya seni murni
teknik fotografi still life karena adanya
fotografi (fine art photography)
karena bentuk penampilannya yang penggunaan benda yang disusun sedemikian
menitikberatkan pada nilai estetis rupa yang sesuai dengan unsur-unsur
seni itu sendiri (Soedjono, keindahan agar karya tersebut memiliki nilai
2006:27).
estetis. Peletakan pencahayaan dari samping
Fotografi ekspresi merupakan ungkapan dalam subjek foto dilakukan agar
jiwa yang mengutamakan ekspresi jati diri menimbulkan efek gelap terang yang dramatis.
pribadi seseorang yang diekspresikan dalam
karya seni murni. Penulis mengekspresikan apa
yang ada dalam pikiran berupa fantasi dan
kebebasan yang tidak membatasi ide penciptaan.
Kebebasan ungkapan jiwa yang mengutamakan
kebebasan ekspresi jati diri untuk menciptakan
karya semut rangrang dalam fotografi ekspresi

108
Jurnal Rekam, Vol. 12 No. 2 - Oktober
2016
shutter speed diatur lebih kurang 1/60. Karya
yang akan diciptakan oleh penulis sedikit banyak
akan terinspirasi oleh teknik fotografi makro
Andiyan Lutfi, namun akan terdapat perbedaan
yang signifikan dalam perwujudannya. Karena
lebih mengutamakan subjek semut yang
merespons benda-benda pakai masyarakat
modern, penulis mewujudkan berbagai persepsi
kepada penikmat karya dengan bantuan benda-
benda yang menjadi pengakuan status sosial di
kalangan masyarakat modern saat ini.
Tujuan dari penciptaan karya fotografi
dengan judul “Semut Rangrang (Oecophylla
Gambar 1. Artwork and Photograph by Andian Smaragdina) dan Benda-Benda Berteknologi
Lutfi. dalam Fotografi Ekspresi” ini adalah mencoba
(https://indonesiaproud.wordpress.com/2011/01/17/
andiyan-lutfi-foto-makronya-jadi-headline-di- menampilkan perilaku semut yang merespons
rubrik-dailymail-inggris/Diakses pada pukul 10:11 benda berteknologi yang digunakan
WIB 29 Maret 2016).
masyarakat modern saat ini. Subjek semut
Tinjauan tema dan visual mutlak direpresentasikan sebagai masyarakat modern.
dilakukan untuk bahan komparasi Dengan melakukan eksplorasi dan melakukan
(perbandingan) serta mungkin juga sebagai berbagai eksperimentasi diharapkan karya
referensi orisinalitas, bahkan dapat juga menjadi yang diciptakan dapat memunculkan berbagai
inspirasi. Setelah melakukan pencarian literatur interpretasi bagi penikmat karya, saat karya
dan pengumpulan informasi dari berbagai tersebut dipamerkan dalam sebuah pameran
sumber didapatkan beberapa fotografer yang karya fotografi ekspresi. Semua langkah dan
mempunyai kesamaan tema dan kesamaan visual metode penciptaan akan dilampirkan dan
dalam karya fotografi. Akan tetapi, terdapat dimuat dalam hasil penelitian dan penciptaan
perbedaan yang signifikan dengan apa yang akan di akhir nanti sebagai pembelajaran dan
dikerjakan oleh penulis dan yang akan kemajuan dunia keilmuan fotografi.
dijabarkan dengan contoh gambar karya yang Pada tahapan proses kreatif, dalam hal
juga akan disertakan. ini yang akan dijabarkan adalah bagaimana
Karya yang digunakan sebagai acuan proses kreatif perancangan dalam penciptaan
adalah karya Andian Lutfi, yang menggunakan fotografi. Karya yang dihasilkan diharapkan
teknik makro agar mendapatkan perbesaran dan memiliki daya ganggu, yaitu memiliki sensasi
ketajaman yang maksimal. Pengambilan sudut dan emosional ketika melihat karya yang
pandang dengan komposisi diagonal dan center penulis ciptakan.
dengan adanya background mendukung subjek Teori tentang sensasi menjadi salah
agar terlihat lebih menonjol. Dalam karya tersebut satu kajian dalam karya semut rangrang dalam
terdapat keunikan, yaitu suatu moment pada subjek fotografi ekspresi yang akan dibuat. Teori ini
semut yang sedang mengambil makanan. Agar dipilih sebagai penunjang keberhasilan karya
subjek semut terlihat bergerak, pengaturan

10
9
Syafriyandi, Semut Rangrang (Oecophylla Smaragdina) dan Benda-benda Berteknologi dalam
Fotografi Ekspresi

dalam perwujudannya dikarenakan karya foto Untuk mewujudkan sensasi yang


yang akan dibuat akan menimbulkan sensasi merespons emosi dengan pengalaman secara
visual atau memberikan pengalaman langsung langsung, penulis mewujudkannya dalam karya
kepada penikmat karya. semut rangrang (Oecophyla smaragdina) dalam
Wolman (1981:11) menjelaskan: fotografi ekspresi karena adanya keunikan pada
“Sensations are the elements of immediate subjek semut rangrang yang hidupnya di alam
experience. But sensations are aroused when a dan merespons makanan yang ada di alam bebas.
sensory organ is stimulated and sensory Dalam karya ini penulis menghadirkan semut
neourons conduct the excitations to the rangrang yang merespons benda-benda yang
centers of the nervous system. Excitations of dihasilkan dengan teknologi. Semut rangrang
neurons and sensations are parallel sebagai representasi dari kehidupan manusia
phenomena”. zaman sekarang yang hampir tidak dapat
Sensasi pada dasarnya merupakan tahap dipisahkan dari teknologi.
awal dalam penerimaan informasi. Sensasi atau Teori tentang surealisme menjadi
dalam bahasa Inggrisnya sensation, berasal dari menjadi salah satu kajian dalam karya ini. Teori
kata dalam bahasa Latin, sensatus, yang artinya ini dipilih sebagai penunjang keberhasilan karya
dianugerahi dengan indera atau intelek. Secara dalam perwujudannya dikarenakan karya foto
lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspek yang akan dibuat sarat dengan kesan visual yang
kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan bersifat surealistik. Menurut Breton (1926:26):
oleh indera manusia, seperti temperatur tinggi, “Surrealism is based on the belief in the
warna hijau, dan rasa nikmatnya sebatang cokelat. superior reality of certain forms of previously
Sebuah sensasi dipandang sebagai kandungan atau neglected associations, in the omnipotence of
objek kesadaran puncak yang pribadi dan spontan. dream, in the disinterested play of thought. It
Jadi, dalam karya yang akan penulis buat tends to ruin once and for all all other psychic
diharapkan akan menghadirkan sensasi kepada mechanism and to substitute itself for them in
khalayak ramai. solving all the principal problems of life” .
Menurut Munro dalam Soedarso Sp. Dapat dikatakan bahwa fantasi yang melebihi
(2006:68): “Seni adalah alat buatan manusia realitas ataupun segala bentuk realitas yang ada
untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas di dalam mimpi (walau bertentangan dengan
manusia lain yang melihatnya. Efek tersebut realitas yang sesungguhnya) yang diwujudkan
mencakup tanggapan-tanggapan hasil dari dalam suatu karya seni disebut karya surealis.
pengamatan, pengenalan, imajinasi, baik yang Semut-semut yang merespons benda
rasional maupun emosional. berteknologi merupakan gambaran yang tercipta
Dari pemikiran Munro tersebut, seni dari fantasi pikiran manusia. Permainan fantasi
harus dapat menimbulkan efek-efek psikologis subjek semut yang merespons benda-benda
yang merespons emosional dan menimbulkan berteknologi dapat dikatakan sebagai fantasi
sensasi-sensasi yang berbeda-beda. Dengan surealistik. Walaupun bukan menjadi tujuan
kata lain, karya seni haruslah mempunyai penulis untuk menciptakan karya seni fotografi
pesan yang tidak saja harus tersampaikan, surelis, visual yang tampak tidak dapat
namun juga dapat memengaruhi psikologis dimungkiri mempunyai kesan surealistik
atau respons emosional dari penikmatnya.

110
Jurnal Rekam, Vol. 12 No. 2 - Oktober
2016
semut. IT WORK (2014:10) mendefinisikan:
yang sangat kental sehingga teori surealis juga “Arti kata makro adalah “besar”. Akan tetapi,
dapat dipakai sebagai kajian teori dalam dalam fotografi makro, yang dijadikan sasaran
penciptaan karya ini. pemotretan adalah objek-objek yang sangat kecil.
Tedjoworo (2001:22) juga menjelaskan
Jadi, lensa-lensa yang digunakan untuk memotret
istilah fantasi: “Fantasi itu lebih berkaitan dengan
benda-benda kecil dinamakan lensa makro”.
daya untuk membayangkan sesuatu, khususnya hal
Sementara itu, fotografi makro menurut
yang tidak real atau yang tidak mungkin terjadi.
Rambey:
Fantasi juga bisa diartikan mirip dengan khayalan. “Fotografi makro adalah seni
Sementara itu istilah “khayalan” lebih sering merekam dunia renik dalam olah
diartikan sebagai hasil fantasi seseorang”. kreatif selayaknya foto lanskap.
Titik tersulit dalam fotografi makro
Seperti halnya karya yang akan penulis adalah: kita belum melihat
ciptakan, benda-benda berteknologi yang biasa “pemandangan” sebelum kita
digunakan oleh manusia dengan adanya fantasi memotretnya. Maka, kehadiran
orang yang sudah berpengalaman
yang dihasilkan dalam pikiran menjadi semut dalam memotret makro sungguh
sebagai perwujudan kembali manusia. Semut wajib bagi pelaku yang baru
yang merespons benda-benda berteknologi memulai memotret makro ini”
(Rambey dalam Lutfi, 2012:9).
yang akan diwujudkan dalam karya seni
fotografi ekspresi. Dari beberapa pengertian fotografi makro
Semut rangrang (Oecophylla
smaragdina) merupakan serangga tersebut dapat disimpulkan bahwa fotografi
eusocial (sosial sejati), dan makro adalah seni merekam dunia renik atau
kehidupan koloninya sangat memotret objek-objek yang berukuran kecil
tergantung pada keberadaan pohon
(arboreal). Semut rangrang hidup atau 1:1 pembesaran. Jadi, untuk menciptakan
dalam kelompok sosial di mana karya foto dengan subjeksemut rangrang harus
pekerjaan dibagi sesuai dengan tipe menggunakan teknik fotografi makro dan
individunya (kastanya). Klasifikasi
lensa makro karena makro yang sesungguhnya
ilmiah: Kerajaan: Animalia. Filum:
Arthropoda. Kelas: Insecta. Ordo: mampu menghasilkan 1:1 pembesaran, yaitu
Hymenoptera. Famili: Formicidae. besar gambar yang dihasilkan sama ukurannya
Genus: Oecophylla. Spesies: dengan benda aslinya.
Oecophylla smaragdina (Harlan,
2006). Dalam fotografi cahaya merupakan
hal yang penting karena seorang fotografer
bisa disebut sebagai seorang pelukis cahaya.
Dari kutipan tersebut, semut rangrang Jadi, bisa dikatakan bahwa cahaya merupakan
termasuk serangga sosial yang kehidupannya hal yang terpenting dalam perannya untuk
saling bekerja sama seperti halnya kehidupan menciptakan sebuah karya fotografi. Istilah
manusia. Oleh sebab itu, penulis menggunakan fotografi berasal dari bahasa Yunani, photos
objek semut rangrang sebagai representasi yang berarti cahaya dan graphos berarti
manusia. menggambar atau melukis. Sementara itu,
Penciptaan karya seni menggunakan
kamera berasal dari bahasa Latin, yaitu kamera
teknik fotografi makro agar menghasilkan
obscura yang berarti kamar gelap.
perbesaran dan mendapatkan detail dari subjek

11
1
Syafriyandi, Semut Rangrang (Oecophylla Smaragdina) dan Benda-benda Berteknologi dalam
Fotografi Ekspresi

Fotografi sejak ditemukan telah tiday. People generally view a


mengalami perubahan besar baik dari teknologi, photograph as a literal depiction
of reality, even when the image is
kegunaan, bahkan makna kehadirannya. Dari
highly manipulated. This gives the
tujuan semula sebagai alat bantu melukis, fotografi photographer the power to alter
kemudian mempunyai bentuk dan kemampuan reality greatly and still present it
tersendiri dalam membuat gambar. Pada abad XIX
as reality, a power that no other
art form prossesses (Barbaum,
fotografi melesat menjadi salah satu penemuan 2010:299).
yang paling banyak berkontribusi pada zaman
revolusi industri dan menguasai dunia melalui Orang biasanya melihat sebuah foto
industri percetakan hingga dimulainya ekspansi sebagai gambaran harfiah dari realitas, bahkan
teknologi televisi dan video. Hingga saat ini ketika gambar tersebut sangat dimanipulsi. Hal
fotografi masih diperhitungkan kehadirannya ini memberikan fotografer kekuatan untuk
dengan bentuk dan format baru (digital). Fotografi mengubah realitas dengan sangat masif dan
masih dipakai sebagai media dengan berbagai masih hadir sebagai realitas, kekuatan yang tidak
macam tujuan termasuk seni. dimiliki oleh genre lain. Hal ini menjelaskan
Menurut Feininger dalam Soelarko bahwa karya penulis memiliki dua realitas semut
(1999:41): “Napsu untuk mencipta ialah dasar bagi rangrang yang seolah-olah merespons benda-
semua juru foto yang besar keinginan untuk benda berteknologi yang tidak ada dalam
mencoba lagi, guna mencapai kesempurnaan, tiap kehidupan semut semestinya tetap saja terbaca
kali mengharapkan untuk mendekati yang telah sebagai semut yang benar-benar merespons
dibayangkan dalam pikiran”. Dengan kata lain, benda-benda berteknologi walaupun secara
eksplorasi mendekatkan penulis pada harfiah penonton juga mengetahui bahwa yang
kesempurnaan visualisasi ide. Eksplorasi juga sedang dilihat itu adalah sebuah mimesis, yaitu
dapat membuat penulis menemukan tata cara yang semut sebagai perwujudan kembali dari manusia
lebih baik, efektif, dan efesien dalam mencapai yang kehidupannya hampir tidak bisa dipisahkan
karya seni yang ideal bahkan sangat mungkin dari benda-benda berteknologi, namun dualitas
menemukan sesuatu yang baru. Mewujudkan makna (dua realitas) itu tidak dapat dibatasi dan
fotografi ekspresi dengan subjek semut rangrang dibantah oleh pikiran penonton.
adalah bentuk eksplorasi yang dilakukan oleh Paparan tersebut menjadi landasan
penulis. Subjek semut rangrang diharapkan dapat penciptaan bagi penulis untuk membuat hasil
mengakomodasi ide penulis dalam menciptakan penelitian dalam penciptaan fotografi ekspresi
karya seni fotografi yang baru. dengan subjek semut rangrang, selain teknis
Sebuah kenyataan yang dirasakan oleh dasar fotografi seperti teknis mekanis diafragma,
Bruce Barbaum yang juga dirasakan oleh kecepatan dan ISO, teknis optis depth of field
penulis, bahwa realisme yang melekat pada atau ruang tajam perspektif, dan teknis
fotografi membuat menjadi genre seni yang pencahayaan. Eksplorasi, komposisi, dan
paling kuat di dunia saat ini. Ia mengungkapkan: penguatan makna menggunakan penanda
In the first chapter, I discussed universal yang sederhana juga menjadi landasan
my feeling that photography’s yang tidak kalah penting bagi perwujudan karya
inherent realism makes it the most
seni fotografi yang diinginkan oleh penulis.
powerful art form in theworld

112
Jurnal Rekam, Vol. 12 No. 2 - Oktober
2016
hasil jadinya berupa karya seni. Semakin banyak
Hal yang paling diperhatikan atau seseorang mempunyai pengetahuan, semakin
bahkan menjadi salah satu unsur terpenting banyak pula keresahan pikiran yang
dalam penciptaan karya fotografi ekspresi membebaninya. Sebaliknya, semakin banyak
dengan subjek semut rangrang ini adalah referensi yang dimiliki oleh seseorang, semakin
komposisi, seperti yang disinggung oleh Clark
mudah bagi orang tersebut menemukan ide
dalam bukunya (2011:280):
gagasan untuk menuangkan keresahannya
The first step to creating fine art is
finding subject matter that’s interesting to menjadi sebuah karya seni. Seperti halnya
you. If you catches your eye in real life, penulis terinspirasi oleh kemajuan teknologi saat
you should be able to compose a beautiful ini khususnya di bidang komunikasi yang
image of it is a fine art photography has a
melahirkan benda-benda berteknologi, salah
sense of poetry: The shapes, lines, tones,
and lighting work together to provide an satunya smartphone yang menjadi kebutuhan
image that needs no explanation. Viewers primer bagi manusia pada era globalisasi saat ini
easily can feel something when looking at dan direpresentasikan menjadi semut rangrang
a understanding of its intended message.
yang merespons benda berteknologi. Semut
dipilih karena semut tergolong serangga sosialis
Langkah pertama untuk menciptakan
yang kehidupannya saling bekerja sama seperti
seni rupa adalah menemukan subjek yang
halnya manusia. Kemudian timbul keresahan
menarik perhatian. Jika dapat menarik perhatian
pikiran yang akan dituangkan menjadi suatu
saat melihat secara langsung, bisa dibuat sebuah
karya seni fotografi. Berbekal dari referensi dari
komposisi karya seni rupa yang indah.
beberapa seniman yang menjadi inspirasi bagi
Komposisi juga merupakan hal yang penting.
penulis, kemudian penulis mencari literatur yang
Komposisi yang sukses dalam fotografi seni
lain sebagai tambahan referensi sebagai bahan
rupa adalah yang memiliki jiwa puisi: bentuk,
pengujian orisinalitas, tambahan ide, sekaligus
garis, nada, dan pencahayaan bekerja sama
menjadi landasan yang memperkuat pemaknaan
untuk membuat gambar yang tidak perlu
dan perwujudan karya seni fotografi yang akan
memerlukan penjelasan. Pemirsa dengan
dibuat.
mudah dapat merasakan sesuatu ketika melihat
Eksplorasi dilakukan sejak awal
gambar yang terkomposisi dengan baik; yang
terbentuknya gagasan hingga proses
selanjutnya akan membawa pemirsa untuk
perwujudan. Setiap langkah pengumpulan
memerhatikan lebih dalam dan mendapatkan
referensi adalah eksplorasi, demikian juga
pemahaman yang lebih baik dari pesan yang
langkah demi langkah menuju perwujudan
dimaksudkan.
adalah bagian eksplorasi. Pencarian ide terus
METODE PENCIPTAAN berlanjut, mencari kemungkinan yang terbaik
Ada banyak cara seseorang mendapatkan dalam hal perwujudan juga terus dilakukan di

ide gagasan, biasanya ide timbul dari sering


samping mencari materi terbaik yang akan
dipakai sebagai objek yang akan ditampilkan.
melihat-lihat yang sering disukai dan ingin
diekspresikan dalam bentuk seni. Seni adalah
cara seseorang mengekspresikan ide yang ada di
dalam pikiran dan disampaikan kemudian

11
3
Syafriyandi, Semut Rangrang (Oecophylla Smaragdina) dan Benda-benda Berteknologi dalam
Fotografi Ekspresi

adanya teknologi dengan menggabungkan


dengan subjek utama semut rangrang. Dari hasil
eksplorasi ini penulis mendapatkan pengalaman
yang menarik dengan menggunakan subjek
semut sebagai representasi manusia yang
merespons benda-benda berteknologi.
Diharapkan muncul adanya daya ganggu dan
daya pukau yang memengaruhi emosional
kepada khalayak ramai. Dari eksplorasi
Gambar 2. Eksplorasi semut rangrang sebagai tersebut, penulis menyimpulkan akan lebih
subjek foto (dokumentasi penulis) mudah memunculkan daya ganggu kepada
khalayak ramai, memunculkan fantasi berupa
semut yang merespons benda berteknologi
seperti halnya manusia saat ini.
Perwujudan objek dimulai dari
perwujudan ide menjadi visual sketsa kasar yang
kemudian dilanjutkan dengan mengidentifikasi
bahan-bahan apa saja yang akan dipakai sebagai
unsur terciptanya karya seni dengan semut
rangrang. Tahap perwujudan selanjutnya
memilih benda-benda berteknologi yang sering
Gambar 3. Eksplorasi fotografi ekspresi dengan
subjek semut rangrang yang merespons benda- digunakan dalam kehidupan manusia.
benda (dokumentasi penulis) Selanjutnya menyediakan tempat pemotretan.
Untuk pemotretan outdoor penulis
Penulis telah mencoba melakukan beberapa
memulai mencari pohon-pohon yang menjadi
eksplorasi dengan mencoba menggunakan
sarang semut karena dahan pohon tersebut
objek semut dalam fotografi ekspresi dengan
menjadi tempat perjalanan semut ke sarang
menggunakan teknik makro agar medapatkan
semut. Lalu penulis menyediakan pencahayaan
perbesaran dan detail yang maksimal karena
eksternal, yaitu flash agar pencahayaan tidak
objek foto tergolong objek yang kecil, dan
hardlight atau cahaya yang menyinari objek foto
menggunakan teknik still life, yaitu adanya
tidak terlalu keras penulis menambahkan
peletakan objek yang disusun dan pengambilan
diffuser atau peredam cahaya agar pencayaan di
sudut pemotrean agar mendapatkan komposisi
objek soft light memiliki gradasi gelap terang
yang diingankan serta menerapkan
yang lembut. Penggunaan flash external agar
pencahayaan dari samping agar memiliki gelap
objek foto memiliki ketajaman yang maksimal
terang yang dramatis.
dan melakukan peletakan background polos
Eksplorasi selanjutnya penulis
ataupun gradasi satu warna agar nantinya objek
menambahkan benda-benda pakai manusia.
menjadi point of view yang menghasilkan
Eksplorasi kali ini mencoba melibatkan salah satu
dimensi atara objek utama dengan background.
bahan yang akan dipakai sebagai penciptaan, yaitu
Lalu menyediakan benda-benda berteknologi
benda-benda yang dihasilkan dengan

114
Jurnal Rekam, Vol. 12 No. 2 - Oktober
2016
dalam foto tersebut, meskipun karya foto yang
yang biasanya digunakan dalam kehidupan disajikan telah dibuat semudah mungkin untuk
manusia saat ini misalnya flashdisk, SD card, dapat dimengerti oleh orang lain yang
dan tentunya simcard yang berguna untuk menikmatinya (melihatnya). Satu per satu karya
mengakses internet. Agar benda-benda akan diulas, mulai subjek utama, yaitu semut
tersebut direspons semut, benda tersebut rangrang dan benda-benda berteknologi hingga
diolesi mentega atau aroma-aroma makanan. aspek fotografis seperti pencahayaan dan
Ketika benda tersebut mulai direspons semut- komposisi. Pembahasan lebih dititikberatkan
semut, penulis langsung melakukan pada makna foto dan bukan pada teknis
pemotretan dan menunggu moment semut pembuatannya yang rata-rata mempunyai teknis
merespons benda-benda tersebut. yang hampir sama. Membaca foto memberikan
Pemotretan dilakukan dengan pengalaman yang berbeda dengan membaca
menggunakan kamera DSLR full frame merek buku atau tulisan. Saat membaca buku dan
Canon EOS 6D dan menggunakan lensa tulisan, otak kiri terstimulus oleh pengalaman
Canon EF 100mm f/2.8L Macro IS USM bahasa yang kemudian memicu otak untuk
dibantu dengan tripod dan peralatan lain, membayangkan atau menggambarkan sesuatu
seperti trigger sebagai alat pemicu kedua flash. yang disebut dalam tulisan tersebut. Sebaliknya,
Pengaturan sudut pengambilan tidaklah ketika seseorang melihat gambar (foto), otak
sembarangan, komposisi tetap diperhitungkan akan mengidentifikasi elemen yang ada pada
demi mendapatkan hasil akhir yang baik.
gambar menjadi satu bentuk bahasa yang
Proses penyuntingan foto dilakukan
dimengerti atau memunculkan persepsi sesuai
dengan menggunakan komputer dengan
dengan pengalaman yang terjadi pada orang
bantuan perangkat lunak penyunting Adobe
tersebut. Dengan menyajikan ulasan makna foto
Photoshop CC. Dalam proses penyuntingan
diharapkan pembaca ataupun penikmat foto
lebih diutamakan hanya sekadar perbaikan
dapat merasakan pengalaman baru dalam
komposisi (cropping) dan pengaturan warna
memahami arti sebuah foto secara spontan, yaitu
juga gelap terang, namun tidak menutup
sensasi seperti foto konseptual yang mempunyai
kemungkinan penyuntingan tingkat lanjut juga
makna yang dibuat untuk disampaikan
dilakukan apabila adanya foreground dan
menggunakan media fotografi.
background yang memengaruhi komposisi,
penulis akan menghapus atau menambah agar
hasil akhirnya sesuai dengan yang diharapkan.

ULASAN KARYA
Dari proses perwujudan yang sudah
dijelaskan, tercipta tiga karya semut rangrang
dalam fotografi ekspresi. Berikut ini akan diulas
karya-karya tersebut satu per satu. Ulasan karya
tersebut diharapkan dapat menjadi tambahan
Gambar 4. Karya Syafriyandi berjudul Explore
pengetahuan bagi penonton dan pembaca tentang (2016)
maksud dan tujuan yang tertuang

11
5
Syafriyandi, Semut Rangrang (Oecophylla Smaragdina) dan Benda-benda Berteknologi dalam
Fotografi Ekspresi

Karya Explore bercerita tentang


sekumpulan semut yang sedang membawa
simcard yang berguna untuk mengakses jaringan
komunikasi dan sekarang ini kebanyakan
digunakan untuk mengakses internet guna
menjelajah di dunia maya. Seperti halnya
manusia sekarang yang semakin tidak bisa
dipisahkan dengan adanya fasilitas internet.
My Memory menceritakan semut yang
berusaha mengangkat mini sd yang umumnya Gambar 6. Karya Syafriyandi berjudul Research
digunakan menjadi penyimpan data eksternal di (2016)
dalam gadged. Salah satu gadged yang sering
Research bercerita tentang semut yang
digunakan dan dibawa ke mana pun adalah
seolah-olah mengangkat dan melihat flashdisk
smartphone. Dalam aktivitas sehari-hari manusia
yang sudah tidak ber-cashing atau penutup
sekarang sering menggunakan fasilitas di
komponen-komponen yang ada di flashdisk,
smartphone, yaitu sebagai alat dokumentasi diri
seperti halnya manusia khususnya para ilmuan
ataupun beramai-ramai seperti halnya berfoto
berlomba-lomba meneliti dan menciptakan
selfi untuk dipamerkan di media sosial yang
penyimpanan data agar transfer file melalui
hampir dilakukan setiap waktu ketika bepergian
flashdisk semakin cepat yang dulu menggunakan
di suatu tempat. Karena hampir setiap waktu
USB 2.0 sekarang sudah berkembang menjadi
berfoto, smartphone sering kehabisan tempat
3.0. Para ilmuan tidak berhenti sampai di situ
penyimpanan internalnya dan mini sd wajib
saja, tetap iterus-menerus tanpa adanya batasan
dimiliki agar penyimpanan foto ataupun video
untuk research lalu menciptakan benda-benda
masih dapat disimpan di smartphone.
berteknologi yang terbaru.

SIMPULAN
Setelah melakukan pengenalan,
eksplorasi, pendalaman, dan pembuatan karya
seni, yaitu semut rangrang dan benda-benda
berteknologi dalam fotografi ekspresi, penulis
menemukan pengalaman baru, yaitu menyatukan
benda hidup dan benda mati menjadi satu
kesatuan yang harmonis. Diharapkan karya dapat

Gambar 5. Karya Syafriyandi berjudul My memicu emosional penonton ketika melihat


Memory (2016) karya tersebut dan menghasilkan daya ganggu
yang memunculkan berbagai interpretasi karena
melihat subjek semut yang tidak lagi merespons
benda-benda di ekosistemnya atau di alam
bebas, melainkan semut yang merespons benda-

116
Jurnal Rekam, Vol. 12 No. 2 - Oktober
2016
Publishing.
benda berteknologi seperti halnya kehidupan Harlan, I. 2006. Aktivitas Pencarian Makan
manusia pada saat ini. Sesuai dengan konteks dan Pemindahan Larva Semut Rangrang
foto, yaitu semut sebagai representasi dari Oecophylla Smaragdina
kehidupan manusia saat ini yang kehidupannya (Formicidae:
hampir tidak dapat dipisahkan dengan adanya Hymenoptera). Bogor: IPB.
perkembangan teknologi khususnya di bidang Lutfi, Andian. 2012. Indonesia
komunikasi, diharapkan ketika melihat karya Macro
tersebut khalayak ramai setidaknya tersadar Photobook. Jakarta: PT Elex Media
bahwa kebudayaan mereka secara tidak sadar Komputindo.
berubah. Lama-kelamaan hal ini dapat Soedarso Sp. 2006. Trilogi Seni: Penciptaan,
berdampak pada perubahan kebudayaan Estetika, dan Kegunaan Seni.
dikarenakan perkembangan teknologi yang Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.
semakin maju pada era globalisasi ini. Soedjono, Soeprapto. 2007. Pot-Pourri
Dalam pembuatan karya ini ditemui Fotografi. Jakarta: Universitas Trisakti.
banyak kesulitan antara lain disebabkan oleh Sontag, Susan.1973. On Photography. New
cuacaketikahendakmemotretkarenapemotretan York: Rosseta Books.
dilakukan di luar ruangan dan aktivitas semut Sumartono. 1992. “Orisinalitas Seni Rupa
menentukan hasil foto bagus atau tidaknya. Indonesia, Pengetahuan dan Penciptaan”.
Ketika penulis melakukan beberapa pemotretan SENI, No. II/02, BP ISI Yogyakarta.
di ruangan dan selalu bereksperimen, penulis Tedjoworo. 2001. Imaji dan Imajinasi.
menemukan pengalaman agar semut terlihat Yogyakarta: Yayasan Adikarya dan The
agresif, pemotretan dilakukan pada pagi hari Ford Foundation.
karena puncak aktivitas semut adalah pagi hari. Tim IT Works. 2014. Trik Fotografi Makro
Kreatif. Jakarta: PT Grasindo.
Wolmen, Benjamin B. 1981. Contemporary
DAFTAR PUSTAKA Theories and Systems in Psychology.
Buku New York: N.Y.10011.
Barbaum, Bruce. 2010. The Art of
Photography: An Approach to Personal Pustaka Laman
Expression. California: Rocky Nook Inc. https://indonesiaproud.wordp
Breton, Andre. 1969. Manifestoes of Surrealism. r e s s . com/2011/01/17/andiyan-lutfi-
Ann Arbor: The University of Michigan foto-makronya-jadi-headline-di-rubrik-
Press. dailymail-inggris/29, diakses pada 29
Clark, Tom. 2011. Digital Photography Maret 2016, pukul 10:11 WIB.
Composition for Dummies. Indiana:
Wiley Publishing, Inc.
Feiniger, Andreas. 1965. The
Complete
Photographer atau Unsur-Unsur
Utama Fotografi. Terjemahan R.M.
Soelarko.1999. Semarang: Dahara
11
7
TUGAS ENTOMOLOGI

Judul Jurnal : SEMUT RANGRANG (OECOPHYLLA SMARAGDINA) DAN BENDA-


BENDA BERTEKNOLOGI DALAM FOTOGRAFI EKSPRESI14
Sumber Jurnal : Buku14
Penulis Jurnal : Syafriyandi,Mahasiswa Program Studi Penciptaan Fotografi ,Program
Pascasarjana ISI Yogyakarta14
Jurnal : Internasional
Volume dan Halaman :Vol. 12 No. 2 - Oktober 201614
Direview Oleh : Meli Sandi
Nim:10031281722034
Nama Fakultas : Fakultas Kesehatan Masyarakat,prodi KESLING
Nama Universitas : Universitas Sriwijaya
Semester dan tahun ajaran : 3 dan 2017/2018

ABSTRAK
Fotografi ekspresi merupakan ungkapan jiwa yang mengutamakan ekspresi jati diri pribadi
seseorang yang diekspresikan dalam karya seni murni. Penulis mengekspresikan apa yang ada
dalam pikiran berupa fantasi dan kebebasan yang tidak membatasi ide penciptaan. penciptaan ini
menggunakan metode ide, referensi, dan eksplorasi. Foto ini menampilkan objek semut rangrang
(Oecophylla smaragdina) yang merespons benda-benda berteknologi seperti halnya manusia
sekarang yang hampir tidak dapat dipisahkan lagi dengan perkembangan teknologi. Semut adalah
representasi manusia karena semut memiliki makna sebagai serangga yang tergolong serangga
sosial yang kehidupannya saling bekerja sama dan saling menolong seperti halnya manusia. Karya
yang penulis ciptakan diharapkan memiliki daya ganggu yang memicu emosional dan
memunculkan berbagai interpretasi kepada khalayak ramai.
Kata kunci: fotografi ekspresi, rangrang (Oechophylla smaragdina), teknologi.

PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi semakin tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia saat ini,
khususnya kemajuan teknologi di bidang komunikasi yang menyediakan fasilitas internet. Terlihat
di mana-mana di tempat umum disediakan fasilitas wifi gratis, yang akan membuat tempat-tempat
tersebut menjadi ramai oleh pengunjung. Pengunjung tersebut selalu membawa gadget, salah
satunya smartphone14phylla smaragdina), technology untuk mengakses internet yang menyediakan
fasilitas-fasilitas sosial media. Dari fenomena tersebut terdapat salah satu peribahasa yang berkaitan
tentang semut, yaitu “Ada gula ada semut”. Semut memiliki makna sebagai serangga yang
tergolong serangga sosial yang kehidupannya saling bekerja sama dan saling menolong seperti
halnya manusia. Peribahasa itulah yang menginspirasi ide penciptaan yang akan diekspresikan
menjadi karya seni dengan media fotografi, ber-subject matter semut rangrang (Oechophylla
smaragdina) sebagai representasi manusia yang kehidupannya tergantung sekali dengan kemajuan
teknologi saat ini. Untuk menvisualisasikan karya yang akan dibuat dengan media fotografi, penulis
memilih genre fotografi ekspresi agar tidak membatasi ide kreatif yang akan menampilkan subjek
semut yang merespons benda-benda berteknologi.Fotografi ekspresi merupakan ungkapan jiwa
yang mengutamakan ekspresi jati diri pribadi seseorang yang diekspresikan dalam karya seni
murni.Penulis mengekspresikan apa yang ada dalam pikiran berupa fantasi dan kebebasan yang
tidak membatasi ide penciptaan.Kebebasan ungkapan jiwa yang mengutamakan kebebasan ekspresi
jati diri untuk menciptakan karya semut rangrang dalam fotografi ekspresi 14adalah semut yang
merespons benda-benda berteknologi seperti halnya manusia sekarang yang hampir tidak dapat
dipisahkan lagi dengan perkembangan teknologi. Karya ini menghadirkan subjek semut rangrang
yang merespons benda berteknologi serta menyatukan benda hidup dan benda mati menjadi satu
kesatuan yang harmonis diharapkan memicu emosional penonton ketika melihat karya tersebut dan
menghasilkan daya ganggu yang memunculkan berbagai interpretasi karena melihat subjek semut
yang tidak lagi merespons benda-benda di ekosistemnya atau di alam bebas, tetapi merespons
bendabenda berteknologi seperti halnya kehidupan manusia pada saat ini. Kemajuan teknologi
secara tidak sadar telah mengubah cara hidup dan kebudayaan masyarakat saat ini. Penulis
merepresentasikannya lewat subjek semut rangrang, yang merespons benda-benda yang diciptakan
dengan teknologi.14
TUJUAN
Untuk mewujudkan karya fotografi ekspresi dengan subjek semut, teknik fotografi makro
digunakan agar mendapatkan hasil detail dari subjek semut. Selain itu, digunakan teknik fotografi
still life karena adanya penggunaan benda yang disusun sedemikian rupa yang sesuai dengan unsur-
unsur keindahan agar karya tersebut memiliki nilai estetis. Peletakan pencahayaan dari samping
dalam subjek foto dilakukan agar menimbulkan efek gelap terang yang dramatis.15Tinjauan tema
dan visual mutlak dilakukan untuk bahan komparasi (perbandingan) serta mungkin juga sebagai
referensi orisinalitas, bahkan dapat juga menjadi inspirasi. Setelah melakukan pencarian literatur
dan pengumpulan informasi dari berbagai sumber didapatkan beberapa fotografer yang mempunyai
kesamaan tema dan kesamaan visual dalam karya fotografi. Akan tetapi, terdapat perbedaan yang
signifikan dengan apa yang akan dikerjakan oleh penulis dan yang akan dijabarkan dengan contoh
gambar karya yang juga akan disertakan. Tujuan dari penciptaan karya fotografi dengan judul
“Semut Rangrang (Oecophylla Smaragdina) dan Benda-Benda Berteknologi dalam Fotografi
Ekspresi” ini adalah mencoba menampilkan perilaku semut yang merespons benda berteknologi
yang digunakan masyarakat modern saat ini. Subjek semut direpresentasikan sebagai masyarakat
modern. Dengan melakukan eksplorasi dan melakukan berbagai eksperimentasi diharapkan karya
yang diciptakan dapat memunculkan berbagai interpretasi bagi penikmat karya, saat karya tersebut
dipamerkan dalam sebuah pameran karya fotografi ekspresi. Semua langkah dan metode penciptaan
akan dilampirkan dan dimuat dalam hasil penelitian dan penciptaan di akhir nanti sebagai
pembelajaran dan kemajuan dunia keilmuan fotografi. 15
PEMBAHASAN
Pada tahapan proses kreatif, dalam hal ini yang akan dijabarkan adalah bagaimana proses
kreatif perancangan dalam penciptaan fotografi. Karya yang dihasilkan diharapkan memiliki daya
ganggu, yaitu memiliki sensasi dan emosional ketika melihat karya yang penulis ciptakan.15Teori
tentang sensasi menjadi salah satu kajian dalam karya semut rangrang dalam fotografi ekspresi
yang akan dibuat. Teori ini dipilih sebagai penunjang keberhasilan karya dalam perwujudannya
dikarenakan karya foto yang akan dibuat akan menimbulkan sensasi visual atau memberikan
pengalaman langsung kepada penikmat karya15Menurut Munro dalam Soedarso Sp. (2006:68):
“Seni adalah alat buatan manusia untuk menimbulkan efek-efek psikologis atas manusia lain yang
melihatnya. Efek tersebut mencakup tanggapan-tanggapan hasil dari pengamatan, pengenalan,
imajinasi, baik yang rasional maupun emosional.15Dari pemikiran Munro tersebut, seni harus dapat
menimbulkan efek-efek psikologis yang merespons emosional dan menimbulkan sensasi-sensasi
yang berbeda-beda. Dengan kata lain, karya seni haruslah mempunyai pesan yang tidak saja harus
tersampaikan, namun juga dapat memengaruhi psikologis atau respons emosional dari
penikmatnya.
Untuk mewujudkan sensasi yang merespons emosi dengan pengalaman secara langsung,
penulis mewujudkannya dalam karya semut rangrang (Oecophyla smaragdina) dalam fotografi
ekspresi karena adanya keunikan pada subjek semut rangrang yang hidupnya di alam dan
merespons makanan yang ada di alam bebas. Semut-semut yang merespons benda berteknologi
merupakan gambaran yang tercipta dari fantasi pikiran manusia. Permainan fantasi subjek semut
yang merespons benda-benda berteknologi dapat dikatakan sebagai fantasi surealistik. Walaupun
bukan menjadi tujuan penulis untuk menciptakan karya seni fotografi surelis, visual yang tampak
tidak dapat dimungkiri mempunyai kesan surealistik15yang sangat kental sehingga teori surealis
juga dapat dipakai sebagai kajian teori dalam penciptaan karya ini.15Semut rangrang (Oecophylla
smaragdina) merupakan serangga eusocial (sosial sejati), dan kehidupan koloninya sangat
tergantung pada keberadaan pohon (arboreal). Semut rangrang hidup dalam kelompok sosial di
mana pekerjaan dibagi sesuai dengan tipe individunya (kastanya). Klasifikasi ilmiah: Kerajaan:
Animalia. Filum: Arthropoda. Kelas: Insecta. Ordo: Hymenoptera. Famili: Formicidae. Genus:
Oecophylla. Spesies: Oecophylla smaragdina (Harlan, 2006).15Dari kutipan tersebut, semut
rangrang termasuk serangga sosial yang kehidupannya saling bekerja sama seperti halnya
kehidupan manusia. Oleh sebab itu, penulis menggunakan objek semut rangrang sebagai
representasi manusia. Penciptaan karya seni menggunakan teknik fotografi makro agar
menghasilkan perbesaran dan mendapatkan detail dari subjek 15semut. IT WORK (2014:10)
mendefinisikan: “Arti kata makro adalah “besar”. Akan tetapi, dalam fotografi makro, yang
dijadikan sasaran pemotretan adalah objek-objek yang sangat kecil. Jadi, lensa-lensa yang
digunakan untuk memotret benda-benda kecil dinamakan lensa makro”. 15fotografi makro adalah
seni merekam dunia renik atau memotret objek-objek yang berukuran kecil atau 1:1 pembesaran.
Jadi, untuk menciptakan karya foto dengan subjeksemut rangrang harus menggunakan teknik
fotografi makro dan lensa makro karena makro yang sesungguhnya mampu menghasilkan 1:1
pembesaran, yaitu besar gambar yang dihasilkan sama ukurannya dengan benda aslinya.
Langkah pertama untuk menciptakan seni rupa adalah menemukan subjek yang menarik
perhatian. Jika dapat menarik perhatian saat melihat secara langsung, bisa dibuat sebuah komposisi
karya seni rupa yang indah. Komposisi juga merupakan hal yang penting. Komposisi yang sukses
dalam fotografi seni rupa adalah yang memiliki jiwa puisi: bentuk, garis, nada, dan pencahayaan
bekerja sama untuk membuat gambar yang tidak perlu memerlukan penjelasan. Pemirsa dengan
mudah dapat merasakan sesuatu ketika melihat gambar yang terkomposisi dengan baik; yang
selanjutnya akan membawa pemirsa untuk memerhatikan lebih dalam dan mendapatkan
pemahaman yang lebih baik dari pesan yang dimaksudkan.16Langkah pertama untuk menciptakan
seni rupa adalah menemukan subjek yang menarik perhatian. Jika dapat menarik perhatian saat
melihat secara langsung, bisa dibuat sebuah komposisi karya seni rupa yang indah. Komposisi juga
merupakan hal yang penting. Komposisi yang sukses dalam fotografi seni rupa adalah yang
memiliki jiwa puisi: bentuk, garis, nada, dan pencahayaan bekerja sama untuk membuat gambar
yang tidak perlu memerlukan penjelasan. Pemirsa dengan mudah dapat merasakan sesuatu ketika
melihat gambar yang terkomposisi dengan baik; yang selanjutnya akan membawa pemirsa untuk
memerhatikan lebih dalam dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari pesan yang
dimaksudkan.16
Proses penyuntingan foto dilakukan dengan menggunakan komputer dengan bantuan
perangkat lunak penyunting Adobe Photoshop CC. Dalam proses penyuntingan lebih diutamakan
hanya sekadar perbaikan komposisi (cropping) dan pengaturan warna juga gelap terang, namun
tidak menutup kemungkinan penyuntingan tingkat lanjut juga dilakukan apabila adanya foreground
dan background yang memengaruhi komposisi, penulis akan menghapus atau menambah agar hasil
akhirnya sesuai dengan yang diharapkan.16dalam foto tersebut, meskipun karya foto yang disajikan
telah dibuat semudah mungkin untuk dapat dimengerti oleh orang lain yang menikmatinya
(melihatnya). Satu per satu karya akan diulas, mulai subjek utama, yaitu semut rangrang dan benda-
benda berteknologi hingga aspek fotografis seperti pencahayaan dan komposisi. Pembahasan lebih
dititikberatkan pada makna foto dan bukan pada teknis pembuatannya yang rata-rata mempunyai
teknis yang hampir sama. Membaca foto memberikan pengalaman yang berbeda dengan membaca
buku atau tulisan. Saat membaca buku dan tulisan, otak kiri terstimulus oleh pengalaman bahasa
yang kemudian memicu otak untuk membayangkan atau menggambarkan sesuatu yang disebut
dalam tulisan tersebut. Sebaliknya, ketika seseorang melihat gambar (foto), otak akan
mengidentifikasi elemen yang ada pada gambar menjadi satu bentuk bahasa yang dimengerti atau
memunculkan persepsi sesuai dengan pengalaman yang terjadi pada orang tersebut. Dengan
menyajikan ulasan makna foto diharapkan pembaca ataupun penikmat foto dapat merasakan
pengalaman baru dalam memahami arti sebuah foto secara spontan, yaitu sensasi seperti foto
konseptual yang mempunyai makna yang dibuat untuk disampaikan menggunakan media fotografi.
METODE PENCIPTAAN16
Ada banyak cara seseorang mendapatkan ide gagasan, biasanya ide timbul dari sering
melihat-lihat yang sering disukai dan ingin diekspresikan dalam bentuk seni. Seni adalah cara
seseorang mengekspresikan ide yang ada di dalam pikiran dan disampaikan kemudian hasil jadinya
berupa karya seni. Semakin banyak seseorang mempunyai pengetahuan, semakin banyak pula
keresahan pikiran yang membebaninya. Sebaliknya, semakin banyak referensi yang dimiliki oleh
seseorang, semakin mudah bagi orang tersebut menemukan ide gagasan untuk menuangkan
keresahannya menjadi sebuah karya seni. Seperti halnya penulis terinspirasi oleh kemajuan
teknologi saat ini khususnya di bidang komunikasi yang melahirkan benda-benda berteknologi,
salah satunya smartphone yang menjadi kebutuhan primer bagi manusia pada era globalisasi saat ini
dan direpresentasikan menjadi semut rangrang yang merespons benda berteknologi. Semut dipilih
karena semut tergolong serangga sosialis yang kehidupannya saling bekerja sama seperti halnya
manusia. Kemudian timbul keresahan pikiran yang akan dituangkan menjadi suatu karya seni
fotografi. Berbekal dari referensi dari beberapa seniman yang menjadi inspirasi bagi penulis,
kemudian penulis mencari literatur yang lain sebagai tambahan referensi sebagai bahan pengujian
orisinalitas, tambahan ide, sekaligus menjadi landasan yang memperkuat pemaknaan dan
perwujudan karya seni fotografi yang akan dibuat.16Eksplorasi dilakukan sejak awal terbentuknya
gagasan hingga proses perwujudan.
Setiap langkah pengumpulan referensi adalah eksplorasi, demikian juga langkah demi
langkah menuju perwujudan adalah bagian eksplorasi. Pencarian ide terus berlanjut, mencari
kemungkinan yang terbaik dalam hal perwujudan juga terus dilakukan di samping mencari materi
terbaik yang akan dipakai sebagai objek yang akan ditampilkan17adanya teknologi dengan
menggabungkan dengan subjek utama semut rangrang. Dari hasil eksplorasi ini penulis
mendapatkan pengalaman yang menarik dengan menggunakan subjek semut sebagai representasi
manusia yang merespons benda-benda berteknologi. Diharapkan muncul adanya daya ganggu dan
daya pukau yang memengaruhi emosional kepada khalayak ramai. Dari eksplorasi tersebut, penulis
menyimpulkan akan lebih mudah memunculkan daya ganggu kepada khalayak ramai,
memunculkan fantasi berupa semut yang merespons benda berteknologi seperti halnya manusia saat
ini. Perwujudan objek dimulai dari perwujudan ide menjadi visual sketsa kasar yang kemudian
dilanjutkan dengan mengidentifikasi bahan-bahan apa saja yang akan dipakai sebagai unsur
terciptanya karya seni dengan semut rangrang. Tahap perwujudan selanjutnya memilih benda-benda
berteknologi yang sering digunakan dalam kehidupan manusia.
Selanjutnya menyediakan tempat pemotretan.Untuk pemotretan outdoor penulis memulai
mencari pohon-pohon yang menjadi sarang semut karena dahan pohon tersebut menjadi tempat
perjalanan semut ke sarang semut. Lalu penulis menyediakan pencahayaan eksternal, yaitu flash
agar pencahayaan tidak hardlight atau cahaya yang menyinari objek foto tidak terlalu keras penulis
menambahkan diffuser atau peredam cahaya agar pencayaan di objek soft light memiliki gradasi
gelap terang yang lembut. Penggunaan flash external agar objek foto memiliki ketajaman yang
maksimal dan melakukan peletakan background polos ataupun gradasi satu warna agar nantinya
objek menjadi point of view yang menghasilkan dimensi atara objek utama dengan background.
Lalu menyediakan benda-benda berteknologi 17yang biasanya digunakan dalam kehidupan
manusia saat ini misalnya flashdisk, SD card, dan tentunya simcard yang berguna untuk mengakses
internet. Agar benda-benda tersebut direspons semut, benda tersebut diolesi mentega atau aroma-
aroma makanan. Ketika benda tersebut mulai direspons semut-semut, penulis langsung melakukan
pemotretan dan menunggu moment semut merespons bendabenda tersebut.Pemotretan dilakukan
dengan menggunakan kamera DSLR full frame merek Canon EOS 6D dan menggunakan lensa
Canon EF 100mm f/2.8L Macro IS USM dibantu dengan tripod dan peralatan lain, seperti trigger
sebagai alat pemicu kedua flash. Pengaturan sudut pengambilan tidaklah sembarangan, komposisi
tetap diperhitungkan demi mendapatkan hasil akhir yang baik.17
ULASAN KARYA17
Dari proses perwujudan yang sudah dijelaskan, tercipta tiga karya semut rangrang dalam
fotografi ekspresi. Berikut ini akan diulas karya-karya tersebut satu per satu. Ulasan karya tersebut
diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi penonton dan pembaca tentang maksud dan
tujuan yang tertuang dalam foto tersebut, meskipun karya foto yang disajikan telah dibuat semudah
mungkin untuk dapat dimengerti oleh orang lain yang menikmatinya (melihatnya). Satu per satu
karya akan diulas, mulai subjek utama, yaitu semut rangrang dan benda-benda berteknologi hingga
aspek fotografis seperti pencahayaan dan komposisi. Pembahasan lebih dititikberatkan pada makna
foto dan bukan pada teknis pembuatannya yang rata-rata mempunyai teknis yang hampir sama.
Membaca foto memberikan pengalaman yang berbeda dengan membaca buku atau tulisan. Saat
membaca buku dan tulisan, otak kiri terstimulus oleh pengalaman bahasa yang kemudian memicu
otak untuk membayangkan atau menggambarkan sesuatu yang disebut dalam tulisan tersebut.
Sebaliknya, ketika seseorang melihat gambar (foto), otak akan mengidentifikasi elemen yang ada
pada gambar menjadi satu bentuk bahasa yang dimengerti atau memunculkan persepsi sesuai
dengan pengalaman yang terjadi pada orang tersebut. Dengan menyajikan ulasan makna foto
diharapkan pembaca ataupun penikmat foto dapat merasakan pengalaman baru dalam memahami
arti sebuah foto secara spontan, yaitu sensasi seperti foto konseptual yang mempunyai makna yang
dibuat untuk disampaikan menggunakan media fotografi.
Karya Explore bercerita tentang sekumpulan semut yang sedang membawa simcard yang
berguna untuk mengakses jaringan komunikasi dan sekarang ini kebanyakan digunakan untuk
mengakses internet guna menjelajah di dunia maya. Seperti halnya manusia sekarang yang semakin
tidak bisa dipisahkan dengan adanya fasilitas internet.My Memory menceritakan semut yang
berusaha mengangkat mini sd yang umumnya digunakan menjadi penyimpan data eksternal di
dalam gadged. Salah satu gadged yang sering digunakan dan dibawa ke mana pun adalah
smartphone. Dalam aktivitas sehari-hari manusia sekarang sering menggunakan fasilitas di
smartphone, yaitu sebagai alat dokumentasi diri ataupun beramai-ramai seperti halnya berfoto selfi
untuk dipamerkan di media sosial yang hampir dilakukan setiap waktu ketika bepergian di suatu
tempat. Karena hampir setiap waktu berfoto, smartphone sering kehabisan tempat penyimpanan
internalnya dan mini sdwajib dimiliki agar penyimpanan foto ataupun video masih dapat disimpan
di smartphone. 17Research bercerita tentang semut yang seolah-olah mengangkat dan melihat
flashdiskyang sudah tidak ber-cashing atau penutup komponen-komponen yang ada di flashdisk,
seperti halnya manusia khususnya para ilmuan berlomba-lomba meneliti dan menciptakan
penyimpanan data agar transfer file melalui flashdisk semakin cepat yang dulu menggunakan USB
2.0 sekarang sudah berkembang menjadi 3.0. Para ilmuan tidak berhenti sampai di situ saja, tetap
iterus-menerus tanpa adanya batasan untuk research lalu menciptakan benda-benda berteknologi
yang terbaru.18

SIMPULAN
Setelah melakukan pengenalan, eksplorasi, pendalaman, dan pembuatan karya seni, yaitu
semut rangrang dan bendabenda berteknologi dalam fotografi ekspresi, penulis menemukan
pengalaman baru, yaitu menyatukan benda hidup dan benda mati menjadi satu kesatuan yang
harmonis. Diharapkan karya dapat memicu emosional penonton ketika melihat karya tersebut dan
menghasilkan daya ganggu yang memunculkan berbagai interpretasi karena melihat subjek semut
yang tidak lagi merespons bendabenda di ekosistemnya atau di alam bebas, melainkan semut yang
merespons benda-18benda berteknologi seperti halnya kehidupan manusia pada saat ini. Sesuai
dengan konteks foto, yaitu semut sebagai representasi dari kehidupan manusia saat ini yang
kehidupannya hampir tidak dapat dipisahkan dengan adanya perkembangan teknologi khususnya di
bidang komunikasi, diharapkan ketika melihat karya tersebut khalayak ramai setidaknya tersadar
bahwa kebudayaan mereka secara tidak sadar berubah. Lama-kelamaan hal ini dapat berdampak
pada perubahan kebudayaan dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin maju pada era
globalisasi ini. Dalam pembuatan karya ini ditemui banyak kesulitan antara lain disebabkan oleh
cuaca ketika hendak memotret karena pemotretan dilakukan di luar ruangan dan aktivitas semut
menentukan hasil foto bagus atau tidaknya. Ketika penulis melakukan beberapa pemotretan di
ruangan dan selalu bereksperimen, penulis menemukan pengalaman agar semut terlihat agresif,
pemotretan dilakukan pada pagi hari karena puncak aktivitas semut adalah pagi hari.18
18Keunggulan
Menurur pendapat saya :
 Teori dan analisis yang tepat
 Bahasa yang digunakan oleh penulis adalah sederhana dan dapat dimengerti oleh pembaca .
 Abstrak jelas, sehingga dengan membaca abstraknya saja pembaca dapat mengetahui hasil
dari -penelitian tersebut
 kesimpulan yang dibuat sudah terperinci dan dipaparkan secara jelas

Anda mungkin juga menyukai