Oleh :
KELOMPOK J
Dokter Pengampu :
dr. Nindya Shinta Rumastika, M.Ked., Sp..THT-KL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan
rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan resume skenario 3 yang berjudul
“Mekanisasi Daur Hidup” ini dengan baik tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan
resume skenario ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada pihak yang telah
memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga resume ini
bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
I. SKENARIO ............................................................................................................................. 1
1. Fisiologis ............................................................................................................................. 2
2. Yodium ............................................................................................................................... 2
3. Homeostasis ........................................................................................................................ 2
4. Anamnesis ........................................................................................................................... 2
5. Histopatologi ....................................................................................................................... 3
6. Surveilans............................................................................................................................ 3
7. Promotif .............................................................................................................................. 3
5. SURVEILANS EPIDEMIOLOGI................................................................................. 25
ii
I. SKENARIO
Seorang perempuan berusia 39 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan benjolan yang
makin besar di leher sejak 1 tahun yang lalu. Setelah pemeriksaan, dokter menjelaskan, benjolan
itu merupakan mekanisme fisiologis tubuh untuk mengatasi kondisi kekurangan yodium
sehingga mengganggu homeostasis. Dari anamnesis diketahui bahwa banyak tetangganya juga
mengalami penyakit yang serupa. Dokter memberi rujukan untuk pemeriksaan histopatologi.
Dokter juga melakukan surveilans untuk mengatasi masalah ini. Dan setelah beberapa hari
berikutnya, terlihat dokter telah mengadakan kegiatan promotif kesehatan untuk mencegah
penyakit itu agar tidak tambah meluas.
1
II. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Fisiologis
Fisiologi atau ilmu faal (dibaca fa-al) adalah salah satu dari cabang-cabang
biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah "fisiologi"
dipinjam dari bahasa Belanda, physiologie, yang dibentuk dari dua kata Yunani Kuno:
φύσις, physis, berarti "asal-usul" atau "hakikat" dan λογία, logia, yang berarti "kajian".
Istilah "faal" diambil dari bahasa Arab, berarti "pertanda", "fungsi", "kerja".
Cabang biologi yang berkaitan dengan fungsi dan kegiatan kehidupan atau zat hidup
(organ, jaringan, atau sel); ilmu faal.
Sebuah cabang biologi yang berhubungan dengan fungsi dan kegiatan kehidupan atau
materi hidup (seperti organ, jaringan, atau sel) serta fenomena fisika dan kimia yang
terlibat.
2. Yodium
Yodium (simbol kimia I, nomor atom 53) adalah unsur bukan logam yang termasuk
dalam golongan unsur kimia yang dikenal sebagai halogen. Pada manusia, kekurangan atau
kelebihan ion iodida dapat menyebabkan pembengkakan dan gangguan fungsi
kelenjar tiroid.
3. Homeostasis
Kemampuan sistem atau organisme untuk menyesuaikan dengan lingkungan internal
untuk mempertahankan keseimbangan yang stabil; seperti kemampuan hewan
berdarah panas untuk menjaga suhu konstan.
Homeostasis adalah pemeliharaan keseimbangan dalam suatu lingkungan internal
dalam menanggapi perubahan eksternal. Istilah ini berasal dari kata Yunani “homeo”,
yang berarti “sama”, dan “stasis”, yang berarti “stabil”.
4. Anamnesis
Anamnesis adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan antara dokter sebagai
pemeriksa dan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penyakit yang
diderita dan informasi lainnya yang berkaitan sehingga dapat mengarahkan diagnosis
penyakit pasien.
2
5. Histopatologi
Histopatologi adalah cabang biologi yang mempelajari kondisi dan fungsi jaringan
dalam hubungannya dengan penyakit.
Histopatologi adalah prosedur yang melibatkan pemeriksaan jaringan utuh yang
diambil melalui biopsi atau operasi di bawah mikroskop.
6. Surveilans
Surveilans merupakan proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data
secara sistemik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit yang
membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan.
Surveilans kesehatan masyarakat merupakan proses pengumpulan data kesehatan yang
mencakup tidak saja pengumpulan informasi secara sistematik, tetapi juga melibatkan
analisis, interpretasi, penyebaran, dan penggunaan informasi kesehatan.
Surveilans adalah untuk pencegahan dan pengendalian penyakit dalam masyarakat,
sebagai upaya deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya kejadian luar biasa
(KLB).
7. Promotif
3
III. RUMUSAN MASALAH
Yang perlu diperhatikan oleh dokter agar terjalin hubungan yang baik dengan pasien saat
anamnesis adalah :
b. Berapa kali merasakan sakitnya? (Frekuensi serangan, dua kali, tiga kali atau
lebih)
c. Dihitung dari skala 1 - 10, pada tingkat berapa sakit yang dirasakan? (Sifat
Serangan, Kronis atau Akut atau Intermitten)
f. Dimana letak sakitnya, Apakah disitu saja atau berpindah pindah? (Lokasi)
4
g. Bagaimana sampai bisa terkena penyakit tersebut? (Perjalanan Penyakit)
h. Apakah sudah pernah berobat di tempat lain? Apa hasil yang dirasakan dari
pengobatan tersebut? (Riwayat pengobatan sebelumnya)
i. Tanyakan juga mengenai adanya gangguan fisiologis yang lain, seperti susah
tidur, banyak keringat, dll. (Hubungan dengan fungsi fisiologis yang lain)
j. Tanyakan juga mengenai akibat yang ditimbulkan dari penyakit tersebut, seperti
Apakah setelah mengidap penyakit ini anda dapat bekerja? (Akibat yang
timbul)
k. Tanyakan juga mengenai hal hal yang memperingan atau memperberat keluhan.
Contoh : Apakah pada saat duduk bapak merasakan sakit? (Faktor yang
mempengaruhi)
a. Apakah ada anggota keluarga yang menderita sakit yang sama atau sakit yang
lainnya. Pertanyaan mengenai anggota keluarga ialah seputar sakit yang
diderita, penyebab kematian, usia, dimana tinggalnya, bagaimana kehidupan
mereka. Disini termasuk orangtua, kakek nenek, pasangan, paman bibi, anak,
cucu.
b. Beberapa penyakit dapat diturunkan oleh keluarga. Oleh karena itu galilah
kemungkinan adanya penyakit yang sama yang diderita oleh anggota keluarga
lain.
5
c. Beberapa penyakit menular dapat ditularkan dengan mudah kepada pasien.
Oleh karena itu tanyakan seberapa dekat atau sering bertemu dengan anggota
keluarga yang menderita penyakit tersebut.
7. Memberikan Nasihat
d. Gunakan bahasa yang sesuai dengan latar belakang serta usia pasien.
8. Melakukan Cross-check
6
Cross-check sangat diperlukan karena dengan adanya cross-check dokter
tidak salah dan keliru dalam menangkap pembicaraan pasien. Cross-check dapat
dilakukan dengan cara:
Selain mendapatkan data yang diperlukan, seorang dokter juga perlu umpan
balik dari pasiennya. Umpan balik diperlukan agar dokter tau apakah sang pasien
mengerti atau tidak mengenai informasi atau keterangan yang diberikan. Cara
mendapatkan umpan balik diantaranya sebagai berikut:
7
Sebuah catatan sangatlah penting, dikarenakan dengan membuat catatan kita
lebih mudah dalam mengingat wawancara yang telah dilakukan. Karena kita tidak
dapat mengingat semua wawancara yang telah dilakukan tanpa catatan. Namun
hal yang perlu diperhatikan dari membuat catatan ialah, kita jangan sampai
membuat jarak dengan pasien, tetaplah menjaga kontak mata dengan pasien.
Apabila pasien mengutarakan hal yang penting letakkan alat tulis anda dan
hentikan sementara kegiatan mencatat. Jelaskan pada pasien bahwa tulisan yang
dibuat adalah rekam medik yang berguna untuk perawatan selanjutnya jika ada
pasien yang terganggu dengan kegiatan mencatat anda.
Tujuan anamnesis adalah mengumpulkan semua informasi dasar mengenai sakit pasien
sehingga dapat dibuat diagnosis. Anamnesis lebih terkait dengan Illness, sakit yang merupakan
ekspresi penyakit seseorang. Pengalaman masa lalu, Kepribadian, keluarga, pekerjaan,
kebiasaan, dan keinginan dapat mempengaruhi ekspresi sakit. Anamnesis juga dapat membantu
dokter dalam menegakkan diagnosa sementara terhadap penyakit yang diderita serta dapat
menambah hubungan baik antara dokter dan pasien.
Umur merupakan hal penting karena dapat digunakan untuk menentukan dosis obat. Juga
dapat digunakan untuk memperkirakan kemungkinan penyakit yang diderita. Beberapa
penyakit khas untuk penyakit tertentu, misalnya pasien dengan keluhan sesak yang
berhubungan dengan gangguan pernafasan, pada umur tua banyak disebabkan oleh PPOK,
sedangkan pada umur muda lebih dipikirkan bahwa penyebab penyakit adalah asma. Selain itu,
untuk anak-anak yang masih belum bisa dilakukan anamnesis dengan benar, untuk
mendapatkan diagnosisnya dapat dilakukan melalui heteroanamnesis dengan orangtuanya.
Homeostasis merupakan keadaan keseimbangan pada tubuh. Jika terjadi gangguan pada
homeostasuis maka tubuh akan berusahamelakukan suatu aktivitas untuk mempertahankannya.
Contohnya pada kasus ini ketika terjadi kekurangan yodium, maka kelenjar tiroid bekerja lebih
keras daripada biasanya yang memberikan dampak yairtu terjadinya pembengkakan.
Menurut WHO dalam Notoatmodjo (2007: 23), promosi kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Hal ini berarti bahwa promosi kesehatan tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan
pengetahuan, sikap, dan praktik kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki
lingkungan (baik fisik maupun nonfisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka. Dalam hal ini, promosi kesehatan bukan hanya penyadaran masyarakat atau
pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja, tapi juga disertai
upaya-upaya memfasilitasi perubahan perilaku.
Advokasi Kesehatan
Upaya pendekatan kepada pimpinan atau pengambil keputusan agar dapat memberikan
dukungan kemudahan atau semacamnya dalam upaya pembangunan kesehatan.
Bina Suasana
Gerakan Masyarakat
Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka dengan sasaran.
Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD), pertemuan di balai
desa, pertemuan di Posyandu, dll.
Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka dengan
sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan perantara (media). Umpamanya publikasi
dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan film, dsb.
a. Pendekatan PERORANGAN
Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan
sasaran secara perorangan, antara lain : kunjungan rumah, hubungan telepon, dan lain-lain
b. Pendekatan KELOMPOK
c. Pendekatan MASAL
a. Metode MELIHAT/MEMPERHATIKAN.
Dalam hal ini pesan diterima sasaran melalui indera penglihatan, seperti : Penempelan
Poster, Pemasangan Gambar/Photo, Pemasangan Koran dinding, Pemutaran Film
b. Metode PENDENGARAN.
Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui indera pendengar, umpamanya :
Penyuluhan lewat radio, Pidato, Ceramah, dll
c. Metode “KOMBINASI”.
10
Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara (dilihat, didengar,dicium, diraba dan dicoba)
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan atau berpindah dari orang
yang sakit ke orang yang sehat atau belum terkena penyakit menular tersebut. Penularan
penyakit tersebut dapat terjadi baik melalui perantara maupun secara langsung.
11
c. Water based mechanisme jenis penyakit dengan agen penyakit yang menjalani
sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai pejamu
intermediate yang hidup di dalam air. Contoh: skistosomiasis, Dracunculus
medinensis.
d. Water related insect vector mechanisme Jenis penyakit yang ditularkan melalui
gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh: filariasis,
dengue, malaria, demam kuning (yellow fever).
12
IV. LEARNING OBJECTIVE
Menurut American Journal of Clinical Nutrition, rentang hidup manusia, atau panjang waktu
maksimum yang mungkin untuk kehidupan manusia, adalah 130 tahun.
Sepanjang siklus hidup manusia, tubuh terus berubah dan melewati periode yang berbeda yang
dikenal sebagai tahapan. Tahapan utama dari siklus hidup manusia didefinisikan sebagai
berikut:
1. Kehamilan. Perkembangan zigot menjadi embrio dan kemudian menjadi janin dalam
persiapan untuk melahirkan.
2. Masa bayi. Bagian paling awal dari masa kanak-kanak. Ini adalah periode sejak lahir
hingga usia satu.
3. Balita tahun. Terjadi pada usia dua dan tiga dan merupakan akhir dari anak usia dini.
4. Masa kecil. Berlangsung sejak usia empat hingga delapan tahun.
5. Masa pubertas. Masa dari usia sembilan hingga tiga belas, yang merupakan awal dari
masa remaja.
6. Remaja yang lebih tua. Tahap yang berlangsung antara usia empat belas dan delapan
belas tahun.
7. Masa dewasa. Masa dari remaja hingga akhir kehidupan dan dimulai pada usia sembilan
belas.
8. Paruh baya. Masa dewasa yang membentang dari usia tiga puluh satu hingga lima puluh.
9. Tahun senior, atau usia lanjut. Perpanjang dari usia lima puluh satu sampai akhir
kehidupan.
Menurut American Institute, “ The 12 stages of the human life cycle “ by DR. Thomas
Amstrong
1. Prebirth
2. Kelahiran
3. Bayi (Usia 0-3)
4. Early Childhood (Ages 3-6)
5. Middle Childhood (Abad 6-8)
6. Late Childhood (Abad 9-11)
7. Adolescence (Ages 12-20)
13
8. Early Adulthood (Usia 20-35)
9. Midlife (Usia 35-50)
10. Dewasa Dewasa (Usia 50-80)
11. Late Adulthood (Usia 80+)
12. Death & Dying
A. HOMEOSTASIS
Homeostasis yaitu suatu kondisi stabil di dalam tubuh yang dibutuhkan untuk
keberlangsungan hidup. Homeostasis harus dipertahankan karena esensial bagi kehidupan dan
fungsi normal sel. Setiap sel, melalui berbagai aktivitas khusus masing-masing, memberi
kontribusi sebagai bagian suatu sistem tubuh untuk mempertahankan homeostasis. Hubungan
ini adalah dasar fisiologi.
2. Mekanisme homeostasis
Untuk menstabilkan faktor fisiologis yang sedang diatur, sistem kontrol homeostasis harus
mampu mendeteksi dan menahan perubahan. Kata umpan-balik merujuk pada respons yang
terjadi setelah terdeteksinya suatu perubahan. Pada umpan balik sendiri dibagi menjadi dua
yakni, umpan balik negatif dan umpan balik positif :
Umpan balik positif adalah ketika respon terhadap suatu peristiwa meningkatkan
kemungkinan peristiwa untuk berlanjut. Sebuah contoh dari umpan balik positif adalah
15
produksi susu pada ibu menyusui. Bila bayi minum susu ibunya, hormon prolaktin, sinyal
kimia, dilepaskan. Semakin banyak bayi menyusu, semakin banyak prolaktin dilepaskan, yang
menyebabkan lebih banyak susu yang akan diproduksi. Contoh lain dari umpan balik positif
termasuk kontraksi selama persalinan. Ketika konstriksi dalam rahim mendorong bayi ke jalan
lahir, kontraksi tambahan terjadi.
Umpan balik negatif adalah respon untuk menormalkan kembali pengaturan di dalam
tubuh. Hampir semua kontrol homeostasis tubuh diatur dengan mekanisme umpan balik negatif.
Contohnya adalah pengaturan kadar gula darah. Ketika gula dalam aliran darah meningkat,
reseptor-reseptor dalam tubuh merasakan peningkatan ini. Kemudian mengirimkan sinyal agar
pankreas meningkatkan sekresi hormon insulin. Hormon insulin kemudian akan meningkatkan
laju absorpsi gula ke dalam sel sehingga konsentrasi gula dalam darah berkurang. Saat gula
darah sudah mencapai batas normal, sekresi insulin berhenti. Mekanisme yang hampir mirip
terjadi saat kadar gula dalam darah berada dibawah batas normal. Kesemuanya untuk
mempertahankan kadar gula yang normal dalam darah.
16
8. Sistem imun, berfungsi mempertahankan tubuh dari serangan benda asing dan sel-sel
tubuh yang telah menjadi kanker. Sistem ini juga mempermudah jalan untuk perbaikan dan
penggantian sel yang tua atau cedera.
9. Sistem saraf adalah salah satu dari dua sistem pengatur(kontrol) utama tubuh. Sistem
ini sangat penting terutama untuk mendeteksi dan mencetuskan reaksi terhadap berbagai
perubahan lingkungan internal. Sistem ini juga bertanggung jawab atas fungsi lain yang
lebih tinggi yang tidak seluruhnya ditujukan untuk mempertahankan homeostasis.
10. Sistem endokrin adalah sistem kontrol utama lainnya. Sistem ini terutama penting
untuk mengontrol konsentrasi zat-zat gizi dan, dengan menyesuaikan fungsi ginjal,
mengontrol volume serta komposisi elektrolit lingkungan internal.
11. Sistem reproduksi, tidak esensial bagi homeostasis. sehingga tidak penting bagi
kelangsungan hidup individu, akan tetapi sistem ini penting bagi kelangsungan hidup suatu
spesies.
B. Cakupan dan Pentingnya Ilmu Fisiologi
Cakupan subjek dari fisiologi hewan adalah semua makhluk hidup. Banyaknya subjek
menyebabkan penelitian di bidang fisiologi hewan lebih terkonsentrasi pada pemahaman
bagaimana ciri fisiologis berubah sepanjang sejarah evolusi hewan. Cabang ilmu lain yang
berkembang dari fisiologi adalah biokimia, biofisika, biomekanika, dan farmakologi.
17
Didalam Fisiologi mempelajari tentang sistem-sistem organ tubuh manusia
dimana organ adalah organ kumpulan dua jaringan atau lebih yang bergabung dan
berfungsi sebagai pusat fisiologis khusus untuk aktivitas tubuh, setiap organ
menjalankan fungsi yang sangat kompleks,setiap organ tubuh terspesialisasi sebagai
pusat fungsional yang bertanggung jawab untuk aktifitas yang sangat penting yang tidak
dapat digantikan oleh organ-organ lain.
Gabungan beberapa organ yang bekerja sama untuk melakukan fungsi yang saling
berkaitan seperti sistem saraf,sistem rangka,sistem otot,sistem peredaran darah,sistem
pernapasan,sistem pencernaan,sistem endokrin,sistem reproduksi,sistem
ekskretoris,sistem integumen,dan sistem kekebalan tubuh. Jadi, didalam ilmu fisiologi
ini mempelajari dimana sistem-sistem organ tubuh manusia yang sangat saling berkaitan
satu satu sama lain.Dengan mengetahui struktur dan fungsi tubuh manusia,seorang
perawat profesional dapat makin jelas mendafsirkan perubahan yang terdapat pada alat
tubuh tersebut.
Dengan fisiologi kita dapat mengetahui fungsi, bentuk, ukuran, susunan tubuh
manusia karena dengan Pengetahuan Anatomi Fisiologi merupakan dasar yang sangat
penting dalam melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakan tugas utama seorang
perawat sesuai dengan profesinya.
Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana sebuah organ hingga
jaringan bekerja sama mencapai suatu kondisi konstan yang disebut dengan
homeostasis. Fisiologi atau ilmu faal (dibaca fa-al) adalah salah satu dari cabang-cabang
biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah "fisiologi" dipinjam
dari bahasa Belanda, physiologie, yang dibentuk dari dua kata Yunani Kuno: φύσις,
physis, berarti "asal-usul" atau "hakikat" dan λογία, logia, yang berarti "kajian". Istilah
"faal" diambil dari bahasa Arab, berarti "pertanda", "fungsi", "kerja". Berikut ini adalah
suatu bagan yang menggambarkan cakupan ilmu fisiologi dengan ilmu lainnya:
18
3. HISTOLOGI DASAR
Histologi adalah ilmu tentang jaringan tubuh dan cara jaringan ini menyusun organ-organ. Akar
kata Yunani histo dapat diterjemahkan sebagai 'jaringan' atau 'jaring' karena kebanyakan
jaringan merupakan jaring filamen dan serat yang saling terjalin, baik selular maupun non-
selular, dengan lapisan membranosa. Histologi mencakup semua aspek biologi jaringan, yang
berfokus pada mekanisme susunan dan struktur sel dalam mengoptimalkan fungsi yang spesifik
untuk setiap or8an. jaringan dibentuk oleh dua komponen yang saling berinteraksi: sel dan
matriks ekstrasel. Jadi, sel dan matriks ekstrasel membentuk semacam kesatuan yang berfungsi
dan bereaksi terhadap rangsangan dan inhibisi secara bersama- sama. Setiap jaringan
fundamental tersebut dibentuk oleh beberapa jenis sel dan secara khas oleh asosiasi sel dan
matriks ekstrasel yang spesifik. Asosiasi yang khas ini mempermudah pengenalan sejumlah
besar subtipe jaringan oleh mahasiswa. Kebanyakan organ dibentuk oleh kombinasi beberapa
jenis jaringan kecuali susunan saraf pusat, yang hampir seluruhnya terdiri atas jaringan saraf.
Kombinasi yang tepat dari jaringan- jaringan tersebut memungkinkan berfungsinya setiap
organ dan organisme secara keseluruhan. Ukuran sel dan matriksnya yang kecil menyebabkan
histologi bergantung pada penggunaan mikroskop.
Mikroskop elektron transmisi dan mikroskop elektron pemindai bekerja berdasarkan interaksi
elektron dengan komponen jaringan. Panjang gelombang pada berkas elektron jauh Iebih
pendek ketimbang panjang gelombang cahaya sehingga memungkinkan peningkatan resolusi
ribuan kali lipat.
1. Fiksasi
Untuk menghindari pencernaan jaringan oleh enzim di dalam sel ( autolisis) atau oleh
bakteri dan untuk mempertahankan struktur dan komponen molekul, potongan organ
harus segera diolah dengan tepat, sebelum atau secepat mungkin setelah organ diangkat
dari tubuh hewan.
19
Fiksasi dapat dilakukan secara kimia atau fisika, namun cara fisika jarang untuk
digunakan. Pada fiksasi kimiawi, jaringan biasanya direndam dalam larutan yang
menstabilkan atau dalam bahan pengikat yang disebut bahan fiksasi.
2. Pemendaman dan Pemotongan
Jaringan umumnya dipendam dalam medium padat untuk memudahkan pemotongan.
Untuk memperoleh sediaan yang tipis dengan mikrotom, jaringan harus diinfiltrasi
sesudah fiksasi dengan substansi pemendam yang memberi sifat padat pada jaringan.
Bahan pemendam meliputi parafin dan damar plastik. Parafin digunakan secara rutin
untuk mikroskop cahaya; damar plastik digunakan baik untuk mikroskop cahaya
maupun elektron.
3. Pemulasan
Agar dapat dipelajari di bawah mikroskop, sediaan biasanya harus dipulas atau diwarnai
karena kebanyakan jaringan tidak berwarna. Pewarna memulas berbagai unsur jaringan
, kurang lebih secara selektif. Kebanyakan pewarna ini bersifat sebagai senyawa asam
atau basa dan cenderung membentuk ikatan elektrostatik (garam) dengan radikal yang
dapat terionisasi di jaringan. Komponen jaringan dengan muatan netto negatif (anionik)
lebih mudah dipulas dengan pewarna basa dan disebut basofilik; komponen kationik,
seperti protein dengan banyak gugus amino terionisasi , memiliki afinitas untuk
pewarna asam dan disebut asidofilik.
Sel dan jaringan ditumbuhkan dalam larutan kompleks yang diketahui komposisinya (garam,
asam amino, vitamin) yang ditambahkan dengan komponen serum atau faktor pertumbuhan
yang spesifik. Dalam menyiapkan biakan dari jaringan atau organ, sel-sel harus diuraikan
terlebih dahulu secara mekanis atau enzimatis. Setelah diisolasi, sel dapat dikembangbiakkan
pada cawan petri tempat sel tersebut melekat, yang biasanya berupa selapis sel.
Istilah histokimia dan sitokimia digunakan untuk menunjukkan metode penetapan lokasi
struktur sel dalam sediaan jaringan dengan menggunakan aktivitas enzimatik yang khas di
struktur tersebut.
Beberapa enzim yang dapat dideteksi secara histokimiawi adalah sebagai berikut:
1. Fosfatase mengurai ikatan antara gugus fosfatase dan residu alkohol dari molekul yang
terfosforilasi. Hasil reaksi fosfatase yang tidak larut dan berwarna, umumnya berupa
plumbum fosfat atau plumbum sulfida.
20
2. Dehidrogenase melepaskan satu hidrogen dari satu substrat dan memindahkannya ke
substrat yang lain. Seperti fosfatase, dehidrogenase berperan penting pada bebagai
proses metabolik. Dehidrogenase dideteksi secara histokimiawi dengan menginkubasi
sediaan jaringan yang tidak difiksasi dalam larutan substrat yang mengandung suatu
molekul yang menerima hidrogen dan mengendap sebagai senyawa berwarna yang
tidak larut.
3. Peroksidase yang terdapat dalam berbagai jenis sel, meningkatkan oksidasi substrat
tertentu dengan pemindahan ion hidrogen ke hidrogen peroksida yang membentuk
molekul air.
PATOLOGI
DEFINISI
Patologi merupakan cabang bidang kedokteran yang mempelajari penyakit. Patologi
bertujuan untuk mengidentifikasi sebab suatu penyakit, yang akhirnya akan memberikan
petunjuk dasar pada program pengelolaan dan pencegahan penyakit tersebut.
CABANG ILMU
1. Histopatologi
Bagian dari ilmu patologi yang mempelajari penyakit (menemukan dan mendiagnosis suatu
penyakit) dari hasil pemeriksaan jaringan.
2. Sitopatologi
Bagian dari ilmu patologi yang mempelajari penyakit (menemukan dan mendiagnosis suatu
penyakit) dari hasil pemeriksaan sel tubuh yang didapat / diambil.
3. Hematologi
Bagian dari ilmu patologi yang mempelajari kelainan dalam sediaan darah dan berbagai
komponen pembekuan darah.
4. Mikrobiologi
Bagian dari ilmu patologi yang mempelajari penyakit infeksi dan organisme (mikroorganisme)
yang bertanggung jawab terhadap penyakit tersebut.
21
5. Imunologi
Bagian dari ilmu patologi yang mempelajari pertahanan spesifik dari tubuh manusia.
6. Patologi Kimiawi
Bagian dari ilmu patologi yang mempelajari dan mendiagnosis suatu penyakit dari hasil
pemeriksaan perubahan kimiawi jaringan dan cairan.
7. Patologi Genetik
Bagian dari ilmu patologi yang mempelajari kelainan-kelainan kromosom dan gen.
8. Toksikologi
Bagian dari ilmu patologi yang mempelajari tentang racun dan segala aspeknya yang
berpengaruh terhadap tubuh manusia.
9. Patologi Forensik
Bagian dari ilmu patologi yang diaplikasikan untuk tujuan dan kepentingan hukum (misalnya
menemukan sebab kematian pada kasus kriminal).
Ilmu patologi yang dipelajari dari jaringan tubuh yang telah diambil.
Patologi yang digunakan untuk menentukan berbagai factor yang menyebabkan kematian
seseorang.
RUANG LINGKUP
Pengetahuan tentang penyakit pada manusia berasal dari pengamatan terhadap penderita atau
dengan menganalogikan percobaan binatang dan pembiakan sel. Secara aplikasi kelimuan
tersebut Patologi dibagi menjadi dua: Patologi Klinis dan Patologi Eksperimental Ruang
lingkup:
1. Patologi klinis
Ilmu patologi yang lebih menekankan pada tangkat penyakitnya sendiri. Mempelajari lebih
mendalam tentang sebab, mekanisme, dan pengaruh penyakit terhadap organ / system organ
tubuh manusia.
2. Patologi eksperimental
22
Ilmu patologi yang melalkukan pengamatan atau observasi pengaruh perlakuan/ manipulasi
terhadap suatu sistem di laboratorium.
METODE BELAJAR
1. Gross Examination : Pemeriksaan suatu penyakit tanpa menggunakan alat bantu apapun,
mengamati secara kasar dan secara langsung.
DISEASE/PENYAKIT
Kondisi di mana seorang individu mengalami penyimpangan anatomi, fisiologi, dan atau
biokimia dari kondisi normal.
Akumulasi kecacatan yang disebabkan oleh agen berbahaya dan respons tubuh.
MANIFESTASI
1. Tanda (sign), penemuan obyektif yang ditemukan oleh pemeriksa (dokter atau dokter
gigi).
2. Gejala (symptom), manifestasi fungsional atau tanda dari proses penyakit yang
mengubah homeostasis tubuh.
3. Lesi (lesion), perubahan yang terlihat dari jaringan dan organ yang disebabkan oleh
penyakit. Biasanya berupa abnormalitas lokal. Bisa berupa penyakit neoplastik jinak
ataupun ganas; kasar (secara visual); dan tersembunyi (primer).
4. Pemburukan gejala (exacerbation), peningkatan secara tiba-tiba pada keseriusan tandan
dan gejala selama terjadinya suatu penyakit.
5. Remisi (remission), kebalikan dari eksaserbasi.
6. Komplikasi (complication), pemburukan kondisi yang meningkat selama terjadinya
suatu penyakit.
7. Sekuel (sequelae), gejala sisa dari hasil penyakit, cidera, terapi, dan trauma lain.
KLASIFIKASI
24
TIPE
1. Akut (acute), mempunyai karakteristik berupa onset yang tiba-tiba dan atau dengan
gelaja yang cepat.
2. Fulminating, penyakit akut yang fatal.
3. Kronis (chronic), kebalikan dari akut; yaitu mempunyai karakteristik onset yang lambat
dan gejala yang lambat juga.
4. Intercurrent, terjadi saat gejala dari penyakit lain menyerang (kekambuhan).
5. Idiopathic, penyakit yang belum diketahui penyebabnya.
6. Teratogenic, penyakit yang disebabkan dari penggunaan obat yang masuk menerobos
ke dalam plasenta dan dapat mempengaruhi janin; kemungkinan besar cacat lahir.
7. Contangious, ditularkan secara langsung atau lewat kontak kulit.
8. Venereal, ditularkan lewat kontak seksual.
9. Infectious, disebabkan oleh mikroorganisme sebagai pathogen.
10. Communicable, ditularkan melalui agent; host; dan environtment.
ILLNESS/KESAKITAN
Reaksi dari seorang individu dari penyakit yang diidapnya, biasanya dalam bentuk gejala yang
diungkapkan kepada praktisi kesehatan (dokter dan dokter gigi) dalam anamnesis.
5. SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Prinsip epidemiologi deskriptif dan surveillans epidemiologi dalam upaya pelayanan dokter
keluarga secara komprehensif, holistic, dan berkesinambungan
Menurut Kuliah dari dr. Angga MR, Sp.P pengertian dari Epidemiologi
deskriptif adalah ilmu yang mempelajari frekuensi, distribusi, dan masalah
perkembangan masalah kesehatan pada populasi.
a. What, Who, Where, When, dan Why.
What = penyakit, masalah kesehatan, dll
Who = Umur, sex, etnis, status kawin, pekerjaan, dll
Where = Lokal, nasional, internasional
When = Endemik, epidemik, pandemic
25
Why = Mengapa ada masalah/penyakit tersebut
b. Time, Place, Person
Time = jam, hari, minggu, bulan, tahun, dll
Place = Rt/Rw, Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi,dll
Person = Umur, sex, pendidikan, pekerjaan, dll
c. Host, Agent, Environment
Host = Umur, sex, pendidikan, pekerjaan, dll
Agent = Bakteri, parasite, virus, genetic, dll
Environment = Fisik, biologic, sosio-ekonomi, dll
26
B. Surveilans
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam Kepmenkes RI No.1116 tahun
2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan
menyebutkan bahwa surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis,
interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta melakukan penyebaran
informasi kepada unit yang membutuhkan sebagai pertimbangan dalam pengambilan
keputusan atau kebijakan(1)
27
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam Kepmenkes RI No.1116 tahun 2003
tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan
menyebutkan bahwa surveilans adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis,
interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta melakukan penyebaran
informasi kepada unit yang membutuhkan sebagai pertimbangan dalam pengambilan
keputusan atau kebijakan(1)
Penatalaksanaan
1. TATALAKSANA WABAH
Berdasarkan UU Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan
Wabah Penyakit Menular, upaya penanggulangan meliputi:
Memberikan pertolongan medis kepada penderita agar sembuh dan mencegah agar
mereka tidak menjadi sumber penularan
Menemukan dan mengobati orang yang tampaknya sehat, tetapi mengandung penyebab
penyakit sehingga secara potensial dapat menularkan penyakit (carrier)
c. Pencegahan dan Pengebalan, dilakukan terhadap masyarakat yang mempunyai risiko terkena
penyakit wabah dengan atau tanpa persetujuan dari orang yang bersangkutan. Kegiatan ini
dilakukan untuk memberi perlindungan kepada orang-orang yang belum sakit tetapi
mempunyai resiko untuk terkena penyakit.
d. Mempertinggi nilai kesehatan, hal ini dapat dilakukan dengan cara usaha kesehatan per orang
dan usaha kesehatan lingkungan, salah satunya adalah dengan membiasakan untuk mencuci
tangan setelah melakukan kegiatan untuk menghindari patogen
29
e. Memberikan vaksinasi/ imunisasi, merupakan usaha untuk melakukan pengebalan tubuh.
Dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengebalan aktif dan pengebalan pasif. Pengebalan aktif
yaitu dengan cara memasukkan memasukkan vaksin (bibit penyakit yang telah dilemahkan) ke
dalam tubuh sehingga tubuh bisa membentuk antibodinya. Contohnya adalah imunisasi BCG,
DPT, Campak, dan Hepatitis. Sedangkan, pengebalan pasif yaitu dengan memasukkan serum
yang mengandung antibodi. Sebagai contoh untuk pengebalan pasif adalah pemberian ATS
(Anti Tetanus Serum)
g. Pemusnahan penyebab penyakit, Tindakan ini harus dilakukan dengan cara tidak merusak
lingkungan hidup atau tidak menyebabkan tersebarnya wabah penyakit. Seperti contoh, dalam
pemusnahan sarang tempat berkembang biaknya nyamuk penular malaria, tidak digunakan
bahan atau insektisida yang dapat menimbulkan kehidupan ikan atau biota lain yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia.
i. Penanganan Jenazah Akibat Wabah, dilakukan dengan memperhatikan norma agama atau
kepercayaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terhadap jenazah akibat
penyakit wabah, perlu penanganan secara khusus menurut jenis penyakitnya yang meliputi :
a. Tujuan Umum :
b. Tujuan khusus :
Instansi-instansi terkait dengan tatalaksana wabah dari tingkat daerah hingga tingkat nasional
maupun internasional, dilakukan oleh:
Puskemas
Rumah Sakit
Dinas kesehatan
Kementrian Kesehatan
31
BPS (Badan Pusat Statistik) yang berada di tingkat nasional
WHO yang berada di tingkat internasional
Endemi
Endemi (awalan en- berarti "dalam atau di dalam") adalah berlangsungnya suatu
penyakit pada tingkatan yang sama atau keberadaan suatu penyakit yang terus-menerus di
dalam populasi atau wilayah tertentu - prevalensi suatu penyakit yang biasa berlangsung di satu
wilayah atau kelompok tertentu.
Pandemi
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit), frekuensinya dalam waktu
singkat meningkat tinggi dan penyebarannya telah mencakup wilayah yang luas
32
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Dorland, Newman. 2010. Kamus Kedokteran Dorland ed. 31. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Paulsen F. & J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia : Anatomi Umum dan
Muskuloskeletal. Jakarta; EGC.
Mescher, A. L. 2010. Histologi Dasar Junqueira Teks dan Atlas Ed. 12. Jakarta; EGC
Sherwood, Lauralee. 2014. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Priggoutomo Sudarto ,dkk. 2002. Buku Ajar Patologi I(Umum). Jakarta: Sugeng Seto.
33