Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI

SEDIAAN SOLID

DisusunOleh:

AriStevanus (1718.6.008)

AsepDani (1718.6.010)

Devi Rusanawati.(1718.0.025)

FriskaYuniar (1718.6.035)

GugunGunawan (1718.6.039)

HasanBasri (1718.6.044)

AKADEMIFARMASIBUMISILIWANGI

BANDUNG

I. TUJUAN PRAKTIKUM

 Dapatmembuatpraformulasisediaan tablet
denganbahanaktiftunggalmenggunakanmetodegranulasibasah
 Dapatmengetahuipengelolaantiapbatch
 Dapatmempraktikansemuaalurpembuatantablet
 Dapatmengevaluasigranuldansediaan tablet yang dibuatdenganbaik
 Dapatmengaplikasikansalahsatubagianuji quality control
terhadappembuatantablet
 Dapatmembandingkanhasil tablet yang dibuatdengan tablet yang
beredardipasaran
II. PRINSIP
1. Metodegranulasibasah
Metodegranulasibasah yaitu proses
pencampuranpartikelzataktifdaneksipienmenjadipartikel yang
lebihbesardenganmenambahkancairanpengikatdalamjumlah yang
tepatsehinggaterjadimassalembab yang dapatdigranulasi.
2. Evaluasimassagranul
a. UjiKelembaban
b. UjiDayaAlir
 UjiWaktuAlir
 SifatAlir
c. Kompresibilitas (kemampatan)
3. Evaluasi tablet
a. Ujiorganoleptik
b. UjiKeseragamanbobot
c. UjiKeseragamanukuran
d. UjiKekerasan
e. UjiKerapuhan (Friabilitas)
f. UjiWaktuhancur (ujidisolusi)

III. TEORI
Indikasi dan Kontraindikasi
Parasetamol atau asetaminofen diindikasikan untuk mengurangi rasa
nyeri ringan sampai sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, dan
nyeri setelah pencabutan gigi serta menurunkan demam. Selain itu,
parasetamol juga mempunyai efek anti-radang yang lemah.
Parasetamol tidak boleh diberikan pada orang yang alergi terhadap
obat anti-inflamasi non-steroid (AINS), menderita hepatitis, gangguan hati
atau ginjal, dan alkoholisme. Pemberian parasetamol juga tidak boleh
diberikan berulang kali kepada penderita anemia dan gangguan jantung, paru,
dan ginjal.
Parasetamol terdapat dalam berbagai bentuk dan dalam berbagai
campuran obat sehingga perlu diteliti jumlahnya untuk menghindari overdosis.
Risiko kerusakan hati lebih tinggi pada peminum alkohol, pemakai
parasetamol dosis tinggi yang lama atau pemakai lebih dari satu produk yang
parasetamol.

Efek samping
Efek samping parasetamol jarang ditemukan. Efek samping dapat
berupa gejala ringan seperti pusing sampai efek samping berat seperti
gangguan ginjal, gangguan hati, reaksi alergi dan gangguan darah. Reaksi
alergi dapat berupa bintik – bintik merah pada kulit, biduran, sampai reaksi
alergi berat yang mengancam nyawa. Gangguan darah dapat berupa
perdarahan saluran cerna, penurunan kadar trombosit dan leukosit, serta
gangguan sel darah putih. Penggunaan parasetamol jangka pendek aman pada
ibu hamil pada semua trimester dan ibu menyusui.

Dosis
Untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam, dosis parasetamol
dewasa 325 – 650 mg setiap 4 jam atau 500 mg setiap 8 jam. Dosis anak
adalah 10 – 15 mg/kgBB , dapat diberikan setiap 4 jam (maksimal 5 dosis
dalam 24 jam). Dosis maksimal akumulatif parasetamol adalah 4 gram per
hari. Efek parasetamol mulai muncul 30 – 60 menit setelah konsumsi dan
bertahan selama 4 jam.

Tablet
Tablet yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan.
b. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.
c. Fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik.
d. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
e. Waktu hancur dan lahu disolusi harus memenuhi persyaratan.
f. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
g. Terbebas dari kerusakan fisik.
h. Stabilitas fisik dan kimiawi cukup baik selama penyimpanan.
i. Zat aktif dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu.
j. Memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku.
Persyaratan yang harus dipenuhi tablet agar layak dikonsumsi adalah
sebagai berikut:
a. Keseragaman bobot dan keseragaman kandungan
Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot jika zat aktif merupakan
bagian terbesar dari tablet dan cukup mewakili keseragaman kandungan.
Keseragaman bobot bukan merupakan indikasi yang cukup dari
keseragaman kandungan jika zat aktif merupakan bagian terkecil dari
tablet atau jika tablet bersalut gula. Oleh karena itu, umumnya farmakope
mensyaratkan tablet bersalut dan tablet mengandung zat aktif 50 mg atau
kurang dan bobot zat aktif lebih kecil dari 50 % bobot sediaan, harus
memenuhi syarat uji keseragaman kandungan yang pengujiannya
dilakukan pada tiap tablet (Syamsuni, 2007).
b. Uji kekerasan
Kekerasan tablet dan ketebalannya berhubungan dengan isi die dan gaya
kompresi yang diberikan. Bila tekanan ditambahkan, maka kekerasan
tablet meningkat sedangkan ketebalan tablet berkurang. Selain itu metode
granulasi juga menentukan kekerasan tablet. Umumnya kekuatan tablet
berkisar 4 - 8 kg, bobot tersebut dianggap sebagai batas minimum untuk
menghasilkan tablet yang memuaskan. Alat yang digunakan untuk uji ini
adalah hardness tester, alat ini diharapkan dapat mengukur berat yang
diperlukan untuk memecahkan tablet (Lachman, 1994).
c. Uji keregasan
Cara lain untuk menentukan kekuatan tablet ialah dengan mengukur
keregasannya. Gesekan dan goncangan merupakan penyebab tablet
menjadi hancur. Untuk menguji keregasan tablet digunakan alat Roche
friabilator. Sebelum tablet dimasukkan ke alat friabilator, tablet ditimbang
terlebih dahulu. Kemudian tablet dimasukkan ke dalam alat, lalu alat
dioperasikan selama empat menit atau 100 kali putaran. Tablet ditimbang
kembali dan dibandingkan dengan berat mula-mula. Selisih berat dihitung
sebagai keregasan tablet. Persyaratan keregasan harus lebih kecil dari
0,8% (Ansel, 1989).
d. Waktu hancur
Waktu hancur penting dilakukan jika tablet diberikan peroral, kecuali
tablet yang harus dikunyah sebelum ditelan. Uji ini dimaksudkan untuk
menetapkan kesesuaian batas waktu hancur yang ditetapkan pada masing-
masing monografi. Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan
atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Pada pengujian waktu hancur,
tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas
kasa, kecuali fragmen yang berasal dari zat penyalut. Kecuali dinyatakan
lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan keenam tablet tidak
lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60
menit untuk tablet bersalut (Syamsuni, 2007).
e. Disolusi
Disolusi adalah suatu proses perpindahan molekul obat dari bentuk padat
ke dalam larutan suatu media. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui
banyaknya zat aktif yang terlarut dan memberikan efek terapi di dalam
tubuh. Kecepatan absorbsi obat tergantung pada pemberian yang
dikehendaki dan juga harus dipertimbangkan frekuensi pemberian obat
(Syamsuni, 2007).
f. Penetapan kadar zat aktif
Penetapan kadar zat aktif bertujuan untuk mengetahui apakah kadar zat
aktif yang terkandung didalam suatu sediaan sesuai dengan yang tertera
pada etiket dan memenuhi syarat seperti yang tertera pada masing-masing
monografi. Bila zat aktif obat tidak memenuhi syarat maka obat tersebut
tidak akan memberikan efek terapi dan juga tidak layak untuk dikonsumsi
(Syamsuni, 2007).
Pada umumnya tablet mengandung zat aktif dan bahan pengisi, bahan
pengikat, disintegran dan lubrikan, dapat juga mengandung bahan pewarna
yang diizinkan, dan bahan penolong lainnya. Eksipien Tablet biasa disebut
sebagai bahan tambahan tablet. Untuk membentuk tablet diperlukan bahan -
bahan tambahan. Akan tetapi beberapa tablet ada yang tidak membutuhkan
banyak bahan tambahan. Bahan tambahan yang biasa digunakan adalah :

1) Bahan Pengisi
Bahan pengisi ditambahkan jika jumlah zat aktif sedikit atau sulit
dikempa. Jika kandungan zat aktif kecil, sifat tablet secara keseluruhan
ditentukan oleh bahan pengisi yang besar jumlahnya. Selain itu, bahan pengisi
dapat juga ditambah karena alasan kedua yaitu memperbaiki daya kohesi
sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memacu aliran.
Bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu :
a. Harus nontoksik dan dapat memenuhi praturan-peraturan dari Negara di
mana produk akan dipasarkan.
b. Harus tersedia dalam jumlah yang cukup di semua negara tempat produk
itu dibuat.
c. Harganya harus cukup murah.
d. Tidak boleh saling berkontraindikasi (misalnya, sukrosa), atau karena
komponen (misalnya, natrium) dalam tiap segmen/bagian dari populasi.
e. Secara fisiologi harus inert/netral.
f. Harus stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai
obat atau komponen tablet lain.
g. Harus bebas dari segala jenis mikroba.
h. Harus color compatible (tidak boleh mengganggu warna).
i. Bila obat itu termasuk sebagai makanan (produk-produk vitamin tertentu),
pengisi dan bahan pembantu lainnya harus mendapat persetujuan sebagai
bahan aditif pada makanan.
j. Tidak boleh mengganggu bioavailabilitas obat.
k. Bahan pengisi tablet yang umum adalah laktosa, mannitol, pati, dan
beberapa bahan pengisi yang digunakan berada dalam bentuk hidrat seperti
kalsium fosfat dan kalsium sulfat berbasa dua.
2) Bahan Pengikat
Bahan pengikat memberikan daya adhesi (perekatan) pada massa
serbuk sewaktu granulasi dan pada tablet kempa serta menambah daya
kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Zat pengikat dapat ditambahkan
dalam bentuk kering, tetapi lebih efektif jika ditambahkan dalam bentuk
larutan pada pembuatan granul. Bahan pengikat yang umum meliputi
amilum, metilselulosa gom akasia, gelatin, sukrosa, povidon, dan
karboksimetilselulosa.
3) Bahan Penghancur
Bahan penghancur atau disintegran ditambahkan untuk
memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet menjadi partikel-partikel
yang lebih kecil yang mudah terdispersi atau melarut, sehingga lebih
mudah diabsorpsi ketika berkontak dengan cairan saluran pencernaan.
Bahan penghancur berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang dan
menyebabkan tablet pecah menjadi fragmen-fragmen yang mungkin sangat
menentukan kelarutan selanjutnya dari obat dan tercapainya bioavailabilitas
yang diharapkan. Disintegran tablet yang paling banyak digunakan adalah
Avicel, pati, dan explotab. Kandungan disintegran, cara penambahan dan
derajat kepadatan berperan dalam efektivitas daya hancur tablet.
4) Bahan Pelincir, Anti Lekat dan Pelicin
Ketiga jenis bahan ini memiliki fungsi yang saling tumpang-tindih,
hal ini disebabkan suatu bahan anti lekat juga memiliki sifat-sifat pelincir
dan pelican. Perbedaan ketiganya yaitu, suatu pelincir diharapkan dapat
mengurangi gesekan antara dinding tablet dengan dinding die, pada saat
tablet ditekan ke luar. Anti lekat bertujuan untuk mengurangi melengketnya
granul pada permukaan punch atau dinding die. Sedangkan pelicin
digunakan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan jalan
mengurangi gesekan di antara partikel-partikel. Bahan yang paling umum
digunakan adalah talk, magnesium stearat, asam stearat, dan kalsium
stearat.
5) Zat Warna, Pemberi Rasa dan Pemanis
Penggunaan zat warna dalam preparat farmasi untuk tujuan
estetika, sebagai pembantu sensori untuk pemberi rasa yang digunakan, dan
untuk tujuan kekhasan produk. Ada beberapa keuntungan penggunaan zat
warna dalam tablet yaitu :
a. Dapat menutupi warna obat yang kurang baik.
b. Membantu identifikasi hasil produksi.
c. Membuat suatu produk menjadi lebih menarik.
d. Zat pemberi rasa biasanya dibatasi pada tablet kunyah atau tablet
lainnya yang ditujukan untuk larut di dalam mulut. Sedangkan
penggunaan pemanis dibatasi terutama pada tablet yang dikunyah
untuk mengurangi penggunaan gula di dalam tablet.

Granulasi
Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan mekanisme
pengikatan tertentu. Dapat juga diartikan, granulasi adalah proses pembuatan ikatan partikel-
partikelkecil membentuk padatan yang lebih besar atau agregat permanen melalui
penggumpalan massa, sehingga dapat dibuat granul yang lebih homogen dari segi kadar,
massa jenis, ukuran serta bentuk partikel. Adapun fungsi granulasi adalah untuk
memperbaiki sifat aliran dan kompressibilitas dari massa cetak tablet,
memadatkan bahan-bahan, menyediakan campuran seragam yang tidak memisah,
mengendalikan kecepatan pelepasan zat aktif, mengurangi debu, dan memperbaiki
penampakan tablet. Untuk beberapa zat aktif tertentu, proses granulasi dapat dilewati jika zat
aktif memenuhi syarat untuk langsung dikempa. Metode ini disebut kempa langsung.
Metode ini mengurangi lamanya proses pembuatan tablet melalui proses granulasi,
tapi sering timbul beberapa kendala yang disebabkan sifat bahan aktif itu sendiri atau
eksipien. Pembuatan tablet dapat dilakukan dengan proses granulasi basah, granulasi kering
atau kempa langsung.
Granulasi Basah
Metode granulasi basah merupakan yang terluas digunakan orang
dalam memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam
pembuatan tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai berikut: Menimbang
dan mencampur bahan-bahan, pembuatan granulasi basah, pengayakan adonan
lembab menjadi granul, pengeringan, pengayakan kering, pencampuran bahan
pelicin, pembuatan tablet dengan kompresi.
Penimbangan dan pencampuran: Bahan aktif, pengisi, dan bahan
penghancur yang diperlukan dalam formula tablet ditimbang sesuai
denganjumlah yang dibutuhkan untuk membuat sejumlah tablet yang akan
diproduksi dan dicampur, diaduk baik, biasanya dengan menggunakan mesin
pencampur serbuk atau mikser.
Pembuatan granulasi basah. Hal ini dapat dilakukan dengan
menambahkan cairan pengikat ke dalam campuran serbuk, melewatkan
adonan yang lembab melalui ayakan yang ukuran nya sesuai kebutuhan,
granul yang dihasilkan melalui pengayakan ini dikeringkan, lalu diayak
kembali dengan ayakan yang ukurannya lebih kecil supaya mengurangi
ukuran granul berikut nya. Unsur pengikat dalam tablet juga membantu
merekatkan granul satu dengan lainnya, menjaga kesatuan tablet setelah
dikompresi. Bahan pengikat yang digunakan adalah 10-20% cairan dari
tepung jagung, 25-50% larutan glukosa, molase, macam-macam gom alam
(seperti akasia) derivat selulosa (metilselulosa, karboksimetilselulosa dan
selulosa mikrokristal), gelatin, dan povidon. Bila diinginkan warna dan rasa
dapat ditambahkan ke dalam bahan pengikat sehingga terjadi granulasi dengan
warna dan rasa yang diinginkan.
Penyaringan adonan lembab menjadi granul.Pada umumnya
granulasibasah ditekan melalui ayakan nomor 6 atau 8. Dibuat granul dengan
menekankan pada alat yang dibuat berlubang-lubang.
Pengeringan granul.Kebanyakan granul dikeringkan dalam cabinet
pengering dengan sistem sirkulasi udara dan pengendalian temperatur.Untuk
metode terbaru untuk pengeringan sekarang ini yaitu fluidization disalurkan ke
dalam fluid bed dryers.Pada metode ini granul dikeringkan dalam keadaan
tertutup dan diputar-putar sambil dialirkan udara yang hangat.
Penyaringan kering. Setelah dikeringkan, granul dilewatkan
melaluiayakan dengan lubang lebih kecil daripada yang biasa dipakai untuk
pengayakan granulasi asli. Ukuran granul dihaluskan tergantung pada ukuran
punch yang akandipakai dan tablet yang akan diproduksi. Semakin kecil tablet
yang akandiproduksi semakin halus granul yang dipakai, biasa nya
menggunakan ayakanukuran 12-20.
Pelinciran atau lubrikasi. Jumlah pelincir yang dipakai pada
pembuatantablet mulai dari 0,1% berat granul sampai 5%. Manfaat pelincir
dalam pembuatan tablet kompresi; mempercepat aliran granul dalam corong
kedalam rongga cetakan, mencegah melekat nya granul pada punch dan
cetakan, mengurangi gesekan antara tablet dan dinding cetakan ketika tablet
dilemparkan dari mesin dan memberikan rupa yang bagus pada tablet yang
sudah jadi.
Pencetakan tablet. Mesin tablet berputar (rotary) dengan kecepatan
tinggimempunyai banyak punch dan die (cetakan) dapat menyisihkan mesin
tablettunggal, karena punch berputar secara terus menerus maka pencetakan
tablet berlangsung secara terus menerus pula. Mesin tablet tunggal biasanya
berkapasitas 100 tablet per menit sedangkan mesin tablet rotary dengan 16
tempat (16 set punch dan die) dapat memproduksi 1150 tablet per menit
(Ansel, 1989).
Keuntungan granulasi basah :
a. Dapat digunakan untuk tablet dengan sistem pelepasan zat aktif
terkendali.
b. Mencegah seregrasi komponen sehingga diperoleh sediaan dengan
keseragaman kandungan yang baik.
c. Dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang sulit mengalir dan sulit dikompres
d. Meningkatkan atau memperbaiki distribusi keseragaman kandungan.
e. Distribusi dan keseragaman kandungan baik bagi zat aktif yang mudah larut dan
dosis kecil.
f. Dapat meningkatkan kompresibilitas dan kohesifitas serbuk dengan
penambahan bahan pengikat.
g. Untuk serbuk dengan BJ yang rendah (voluminous) sehingga dapat
mencegah kontaminasi silang.
h. Serbuk dapat ditangani tanpa menghasilkan kontaminasi udara (debu dari serbuk).
i. Memperoleh aliran yang lebih baik.
j. Mendapatkan berat jenis yang sesuai.
k. Mengontrol pelepasan.
l. Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses.
m. Zat warna dapat lebih homogen karena terlebih dahulu dilarutkan dalam cairan
pengikat.

Kekurangan/kerugian granulasi basah :


a. Dalam granulasi basah ini, biaya yang dibutuhkan cukup tinggi.
b. Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi.
c. Zat aktif yang tidak tahan lembab dan panas tidak dapat dikerjakan
dengan metode ini.
d. Membutuhkan tempat yang luas, biaya yang tinggi, alat dan waktu yang banyak.
e. Memungkinkan terjadinya kehilangan bahan selama pemindahan ke unit proses
lainnya.

Granulasi Kering
Tujuan metode granulasi kering adalah untuk memperoleh granul
yangdapat mengalir bebas untuk pembuatan tablet.Granulasi kering dilakukan
apabila zat aktif tidak mungkin digranulasi basah, karena tidak stabil atau peka
terhadap panas dan lembab atau tidak mungkin dikempa langsung menjadi
tablet karena zat aktif tidak dapat mengalir bebas dan dosis efektif zat aktif
terlalu besar untuk kempa langsung (Siregar, 2010).
Dalam metode ini, baik bahan aktif maupun pengisi harus memiliki
sifat kohesif supaya masa yang jumlah nya besar dapat dibentuk.Metode ini
khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode
granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk
mengeringkannya diperlukan temperatur yang tinggi (Ansel, 1989).
Keuntungan granulasi kering :
a. peralatan lebih sedikit dibanding granulasi basah
b. cocok digunakan pada zat aktif tidak tahan panas dan lembab
c. tahap pengerjaan tidak terlalu lama
d. biaya lebih efisien dibanding granulasi basah
e. mempercepat waktu hancur obat dalam tubuh karna tidak menggunakan
pengikat
Kerugian/kekurangan granulasi kering :
a. Pada proses granulasi kering ini memerlukan mesin tablet khusus untuk
membuat slug (mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat).
b. Tidak dapat mendistribusikan zat warna seragam.
c. Proses banyak menghasilkan debu sehingga memungkinkan terjadinya
kontaminasi silang.
d. Keseragaman kandungan lebih sulit untuk dicapai.
e. Kemungkinan terjadinya kontaminasi silang lebih banyak.

Kompresi Langsung
Beberapa granul bahan kimia seperti kalium klorida, kalium
iodida,amonium klorida, dan metenamin, memiliki sifat mudah mengalir
sebagai mana juga sifat-sifat kohesifnya yang memungkinkan untuk langsung
dikompresi dalam mesin tablet tanpa memerlukan metode granulasi basah atau
kering.
Pada waktu sekarang ini penggunaan pengencer yang dikeringkan
dengan penyemprotan, meluas kepada formula-formula tablet tertentu
daripada dengan serbuk pengisi biasa, kualitas yang diinginkan untuk tablet
kompresi langsung dan sejumlah produk-produk lainnya banyak diproduksi
dengan cara ini. Capping atau keretakan dari tablet disebabkan oleh beberapa
faktor dan tidak terbatas pada tablet yang dibuat dengan pengkompresian
langsung saja. Misalnya bila punch tidak bersih sekali dan tidak halus sekali
dapat menghasilkan tablet yang terlepas bagian atasnya sebagaimana juga
dengan cetakan (die) yang sudah tua dan tidak sempurna. Tekanan yang
terlalu besar pada pengempaan dapat menyebabkan keretakan seperti yang
terjadi bila granulat terlalu lunak. Pada umumnya ada bagian dari fines atau
serbuk halus yang merupakan hasil waktu granulasi kering dengan ukuran dan
jumlahnya biasanya 10-20% dari berat granul dan perlu supaya pengisian
rongga cetakan wajar. Tetapi kelebihan dari serbukhalus ini dapat juga
berperan menjadi capping bila sejumlah besar udaraterperangkap dalam tablet,
keadaan seperti ini disebut laminating (Ansel, 1989).
Keuntungan metode kempa langsung :
a. lebih ekonomis
b. lebih singkat prosesnya
c. dapat diterapkan pada zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab
d. waktu hancur dan disolusi lebih baik karna tidak memakai pengikat
Kerugian/kekurangan metode kempa langsung :
a. kurang seragamnya kandungan zat aktif karna kerapatan bulk antar zat
aktif dan pengisi berbeda.
b. zat aktif dengan dosis besar tidak mudah untuk dikempa langsung
sulit memilih eksipien, karna harus memiliki sifat mudah mengalir,
memiliki kompresibilitas, kohesifitas dan adhesifitas yang baik.
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat Bahan
a. mortir dan stamper a. Parasetamol
b. beker glass 500ml , 1000 ml b. PVP k30
c. mixer c. Avicel ph 101
d. pencampur bergulir d. Pati jagung
e. ayakan granul mesh 12,16 e. Mg stearat
f. Loyang f. Alcohol 70 %
g. Lemari pengering
h. Timbangan
i. Mc balance

V. PROSEDUR PEMBUATAN

VI. HASIL DATA PENGAMATAN


FORMULA
Paracetamol 500mg (Zat aktif)
CTM 2 mg (Zataktif)
Vitammin C 50 mg (Zataktif)
Amprotab (FD) 4% (Penghancur)
Pasta amylum 10% (Pengikat) 200tab
Pewarna 0,1% (Pewarna)
Amprotab (FL) 5% (Desintegran)
Mg.Stearat 1% (Lubrikan & glidan)
Talk 2% (Lubrikan &glidan)

1. BeratAmprotab yang digunakandalam pasta


a. Berat beaker glass kosong = 117,67 g
b. Berat beaker glass kosong + pasta = 218,8 g
c. Berat beaker glass kosong + pasta sisa = 186,72 g
d. Berat pasta yang digunakan = 32,08 g
e. Amprotab pro pasta yang digunakan = 10% x 32,08 g=
3,208 g

2. FaseDalamTeoritis
a. Paracetamol = 500mg x 200tab = 100 g
b. CTM = 2mg x 200tab = 400mg = 0.4 g
c. Amprotab = 4% x 200 = 8 g
d. Amprotab pro pasta = 3,208 g
Total fasedalamteoritis = 111,608 g

3. FaseLuarTeoritis
a. Vitamin C = 10 g
b. Amprotab = 5% x 121,608 g x 100/92 = 6,609 g
c. Mg. Stearat = 2% x 121,608 g x 100/92 = 2,643 g
d. Talcum = 1% x 121,608 g x 100/92 = 1,321 g
Faseluarteoritis = 20,573 g
4. Massa Tablet Total Teoritis
FaseDalam + FaseLuar = 111,608 g + 20,573 g = 132,181 g

5. BeratSatuan Tablet Teoritis


132,181 g : 200 tab = 0,664 g = 664 mg
6. FaseDalamNyata (BeratGranulHasilGranulasi)
a. Beratgranulhasilpengeringan yang ditimbang = 96,23 g
b. Beratgranuluntukuji LOD = 10 g
c. Beratfasedalamnyata yang digunakan = 86,23 g

7. FaseLuarNyata
d. Vitamin C = 10 g
e. Amprotab = 5% x 86,23 g= 4,311 g
f. Mg. Stearat = 2% x 86,23 g = 1,72 g
g. Talcum = 1% x 86,23 g = 0,862 g
Total faseluarnyata = 16, 893 g
8. Massa Tablet Total Nyata
Fasedalam + faseluar = 86,25 g + 16,893 = 103.143 g

9. Jumlah Tablet Yang Akan Diproduksi

𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑁𝑦𝑎𝑡𝑎


𝑥 200 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠

103,143 𝑔
= 𝑥 200 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 = 155,06 = 156 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
132,181 𝑔

10. BeratSatuan Tablet Nyata


101,58 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 0,651 𝑔 = 651 𝑚𝑔
156 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

11. RendemenJumlah Tablet


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎
% 𝑅𝑒𝑛𝑑𝑒𝑚𝑒𝑛 = 𝑥 100%= Jumlah
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
tablet nyata/Jumlah tablet yang akan diproduksi x 100%
162 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
𝑥100% = 1,03 %
156 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡

Evaluasi Massa Granul


1. UjiKelembaban
𝑊0−𝑊1 10−9,4
% 𝐾𝑒𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑏𝑎𝑛 ∶ 𝑊0 𝑥100% = 10 𝑥100% = 0,06%Kelembaban
:W0-W1/W0x100%=10-9,4/10x100%=0,06%
Persyaratan : Kadar air yang baikyaitu 2-4%.
*tidakmemenuhipersyaratankadar air yang baik.
2. UjiDayaAlirGranul
1) UjiWaktuAlir = 3,3 s
Persyaratan : 100 gram granulwaktualirnyatidaklebihdari 10 detik
(<10g/detik).
*tidakmemenuhipersyaratankarnalebihdari 2,5detik.
2) SifatAlir
Diameter (d) = 9,5cm
Tingg (h) = 2,3cm
2ℎ 2𝑥2,3 4,6
Sudutistirahat = 𝑡𝑎𝑛 = tan = tan 9.5 = 0,484 = 26°
𝑑 9,5

Kategorisifatalir
A SifatAlir
25-30 Sangatmudahmengalir
30-40 Mudahmengalir
40-45 Mengalir
>45 Kurangmengalir
*Granulmemilikisifatsangatmudahmengalir.

3. UjiKompresibilitas
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙
- KerapatanLonggar (App. Density) =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙
- KerapatanMampat (Tap. Density) = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
- % 𝐾𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 =
𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡−𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑙𝑜𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟
𝑥 100% =
𝐾𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡

Kategori % kompresiblitas :
5-15% aliransangatbaik
16-25% aliranbaik
>26% aliranburuk
Evaluasi Tablet
1. UjiOrganoleptis

Kerusakan Ya Tidak
Binding V
Sticking/Picking V
Whiskering V
Splitting/Capping V
Mottling V
Crumbling V

Organoleptik Warna Bau Bentuk


Tab 1 Ungu muda, Tidak Bulat
adabintikkunig berbau
Tab 2 Ungu muda, Tidak Bulat
adabintikkunig berbau
Tab 3 Ungu muda, Tidak Bulat
adabintikkunig berbau

2. UjiKeseragamanBobot, UkurandanKekerasan

Tablet Tebal Diameter Bobot Kekerasan


(mm) (cm) (gram) (N)

1 0,45 1,1 0,632 6


2 0,45 1,1 0,632 4
3 0,45 1,1 0,624 4
4 0,45 1,1 0,634 6
5 0,45 1,1 0,636 6
6 0,45 1,1 0,631 5
7 0,45 1,1 0,636 4
8 0,45 1,1 0,629 4
9 0,45 1,1 0,630 4
10 0,45 1,1 0,632 6
11 0,45 1,1 0,635 5
12 0,45 1,1 0,631 4
13 0,45 1,1 0,626 4
14 0,45 1,1 0,631 3
15 0,45 1,1 0,626 4
16 0,45 1,1 0,632 4
17 0,45 1,1 0,633 6
18 0,45 1,1 0,627 6
19 0,45 1,1 0,633 6
20 0,45 1,1 0,624 6

Perhitungan keseragaman bobot dalam gram


Total 20 tablet = 12,614 g
12,614
Rata-rata = = 0,630 g
20

Bobot rata-rata tablet > 300mg


Data A : 5%
Data B : 10%
Penyimpangan bobot rata-rata dalam % :
A: 5%
5
𝑥630 = 31,5mg
100
(+) 630 + 31,5 = 661,5 mg
(-) 630 – 31,5 = 598,5 mg
B :10%
10
𝑥630 = 63 𝑚𝑔
100
(+) 630 + 63 mg = 693 mg
(-) 630 – 63 mg = 567 mg
Kesimpulan :
1. Dari data yang didapattidakada 1 tablet yang
bobotnyamenyimpang.
2. Memasukipersyaratnujikekerasanyaitudalam range 4-
10kg/cm2.

3. UjiFriabilitas (Kerapuhan)
𝑊0−𝑊1 12,938−12,711
F= 𝑥100% = = 0,017 %
𝑊0 12,938
Kesimpulan :memenuhipersyaratan % kompresibilitasyaitu<1%

4. UjiWaktuHancur = 2 menit 17 detik


Kesimpulan :memenuhipersyaratan tablet tidakbersalutyaitukurangdari 15
menit.

VII. PEMBAHASAN
Telahdilakukanpraktikumpembuatan tablet paracetamol yang
mengandungzataktiflainnyasepertictmdan vitamin c
secaraberkelompokpadahariMinggu, 10 Maret 2019,
dimanatiapkelompokdibedakanberdasarkanpersentaseAmylum (Amprotab)
untukfasedalam yang digunakansebagaizatpenghancurdanberdasarkanwarna
tablet.
Formula = Paracetamol 500mg-bobot tablet 700mg
Mula-muladilakukanpenimbanganbahan-bahanuntukpembuatan pasta
amylumdanjugafasedalam tablet.Campurkan pasta amylum yang
telahdiberipewarnakedalamnyauntukdimasukkankedalamfasedalam tablet
(paracetamol, ctmdanamprotab) sedikit-demi sedikithinggaterbentukmasa tablet
yang homogendanmudahdikepal (tidaklengket). Kemudian,
saringdenganmenggunakanayakan no. 40.

Anda mungkin juga menyukai