KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANTEN
NOMOR :
TENTANG
Ditetapkan di Banten
Pada tanggal 18 September
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Banten,
BAB I
DEFINISI
Hambatan dapat terjadi di semua unit pelayanan dan menjadi tanggung jawab
seluruh unit untuk mengupayakan pengurangan hambatan.
2.1 Hambatan Fisik dalam Proses Komunikasi (disabilitas)
jenis hambatan berupa fisik, misalnya cacat pendengaran, tuna netra,
tuna wicara. Maka dalam hal ini baik komunikator maupun komunikan
harus saling bertkomunikasi secara optimal. Bantuan panca indra juga
berperan penting dalam komunikasi ini.
Disabilitas dilihat dari aspek fisiknya dapat dibagi menjadi beberapa
kategori yaitu :
1. Tuna Netra
Seseorang dikatakan tuna netra apabila mereka kehilangan daya
lihatnya sedemikian rupa sehingga tidak dapat menggunakan fasilitas
pada umumnya. Tuna netra dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Kurang awas (low vision) yaitu seseorang dikatakan kurang awas
bila masih memiliki sisa pengelihatan sedemikian rupa sehingga
masih dapat sedikit melihat atau masih dapat mebedakan gelap dan
terang.
b. Buta (blind) yaitu sesorang yang sudah tidak memiliki sisa
penglihatan sama sekali sehingga tidak dapat membedakan gelap
dan terang.
2. Tuna daksa
Seseorang dikatakan tuna daksa apabila terdapat kelainan anggota
tubuh sebagai akibat dari luka, penyakit, pertumbuhan yang salah
bentuk sehingga mengakibatkan turunnya kemampuan normal untuk
melakukan gerakan gerakan tubuh tertentu dan untuk
mengoptimalkan potensi kemampuannya diperlukan layanan khusus.
Tuna daksa dibagi dalam 2 kategori :
Ditetapkan di Banten
Pada tanggal 18 September
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Banten,