Anda di halaman 1dari 10

SPESIFIKASI TEKNIS

A. SPESIFIKASI UMUM
I. Lokasi Pekerjaan
Lokasi tanggul yang mengalami kebocoran di Desa Teluk Dalam Kecamatan Teluk Dalam
Kabupaten Asahan dapat dijangkau dengan melewati tanggul lama yang telah ada serta
melalui perkebunan penduduk. Jarak lokasi pekerjaan dari Kota Medan dapat dilalui dengan
kenderaan roda 4 dengan jarak tempuh ± 200 km dalam waktu perjalanan ± 4 jam.

II. Kondisi Lokasi Pekerjaan


Kondisi topografi di sepanjang sisi kiri Sungai Asahan ada terdapat beberapa titik tanggul yang
mengalami kerusakan. Untuk itu dianggap perlu untuk mengembalikan bantaran Sungai
Asahan dan mengembalikan fungsi tanggul lama Sungai Asahan dengan membangun tanggul
yang terputus akibat luapan Sungai Asahan. Lokasi tanggul yang mengalami kebocoran dapat
dijangkau dengan melewati tanggul lama yang telah ada serta melalui perkebunan penduduk.
Selama masa pelaksanaan Penyedia Jasa harus bertanggung jawab mengamankan beberapa
titik tanggul di sekitar lokasi pekerjaan, baik menyediakan bahan dan peralatan yang cukup
maupun melaksanakan penanggulangannya.

III. Ruang Lingkup Pekerjaan


Lingkup pelaksanaan pekerjaan terdiri dari:
1. Pekerjaan Persiapan
1.1 Mobilisasi dan Demobilisasi
1.2 Pemeliharaan Jalan Masuk
1.3 Biaya SMK3
2. Pekerjaan Konstruksi
2.1 Pembersihan
2.2 Geotextile Non Woven
2.3 Timbunan Tanah didatangkan
2.4 Timbunan Pasir
2.5 Galian Tanah Mekanis
2.6 Bronjong
2.7 Cerucuk Besi Dia. 2”

V. Papan Nama Proyek


a. Penyedia Jasa wajib memasang papan nama proyek sebanyak 1 buah di lokasi pekerjaan
dan dipancangkan ditempat yang mudah dilihat/dibaca.
b. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan
dan harus ada selama pekerjaan berlangsung serta tidak boleh dicabut sebelum ada
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c. Biaya untuk pembuatan papan nama proyek harus diperhitungkan dalam harga satuan
pekerjaan.

VI. Kantor Kontraktor dan Gudang


Kontraktor harus menyediakan kantor Direksi Pekerjaan tempat untuk para Staf Direksi.
Letak Direksi Keet harus mendapat persetujuan Direksi pekerjaan terlebih dahulu. Kantor
Kontraktor dan gudang-gudang material/alat disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan,
untuk penyediaan direksi keet penyedia boleh menyewa rumah penduduk setempat. Bahan-
bahan bangunan untuk pekerjaan tersebut diatas berikut lokasinya harus mendapat
persetujuan dari Direksi. Apabila item pembayaran tidak tersedia dalam Daftar kuantitas dan

BWS.S.II, SNVT PJSA, Sungai dan Pantai I Page 1


harga, maka biaya yang diperlukan untuk pembuatan Direksi keet, kantor kontraktor dan
gudang harus sudah diperhitungkan dalam analisa harga satuan pekerjaan.

VIII. Survey dan Pengukuran Pekerjaan.


1. Sebelum pelaksanaan pengukuran dan pematokan, Kontraktor wajib memberikan
laporan tertulis kepada Direksi Pekerjaan tentang waktu dimulainya survey dan
pengukuran pekerjaan dengan maksud agar survey dan pengukuran dimaksud
dilaksankan bersama-sama di lapangan.
2. Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan pengukuran dan pematokan dalam rangka
pekerjaan MC-0 serta untuk menentukan batas-batas pekerjaan sesuai dengan rencana.
3. Dari hasil pengukuran tersebut dibuat gambar kerja yang memuat tentang kondisi
topografi lokasi perkerjaan yang terdiri dari peta situasi, penampang melintang dan
penampang memanjang. Gambar-gambar tersebut harus diasistensikan kepada Direksi
pekerjaan. Bilamana ada perbaikan dari Direksi, Kontraktor harus melakukan perbaikan
sebagaimana dimaksud oleh Direksi pekerjaan.
4. Hasil pengukuran atas persetujuan Direksi, digunakan sebagai dasar pembuatan gambar
pelaksanaan serta perhitungan volume pekerjaan dan akan disetujui kedua belah pihak.
5. Apabila diperlukan perbaikan gambar guna penyesuaian bentuk lapangan maka Penyedia
Jasa dapat/harus mengajukan kembali gambar revisi untuk mendapatkan persetujuan
Direksi Pekerjaan, hasil persetujuan tersebut dibuat dikertas A3 dengan 3 (tiga) lembar
hasil reproduksi dijadikan gambar pelaksanaan sebagai pengganti gambar lama.
6. Bahan untuk pengukuran, patok, profil dan lain-lain dibuat/dipakai kayu profil atau
olahan Klas III atau yang disetujui oleh Direksi.
7. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut
elevasi dan ukuran yang ditetapkan dalam gambar. Semua patok-patok/referensi perlu
dijaga dan dipelihara dari kerusakan dan lain-lain.
8. Kontraktor melaksanakan pekerjaan menurut elevasi yang sudah ditentukan, bila terjadi
kesalahan pekerjaan harus diulang kembali (dibongkar), dan semua biaya atas
tanggungan Kontraktor.
9. Kontraktor wajib menyesuaikan ukuran-ukuran dengan situasi keadaan dilapangan
dalam setiap pekerjaan, jika terjadi selisih/perbedaan segera melaporkan kepada Direksi
Pekerjaan, untuk dapat diperiksa dan diperbaiki.
10. Peralatan untuk Pengukuran.
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran Theodolite dan
waterpass. Alat dan perlengkapan pengukuran harus baik dan layak dipakai dan
sebelumnya harus dicheck oleh Direksi / Pengawas.

IX. Gambar – gambar


1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap.
a). Gambar Kontrak / Gambar Tender.
Semua gambar-gambar yang diterima oleh Penyedia Jasa pada awal pekerjaan
adalah gambar Kontrak dan gambar tersebut telah ditandatangani oleh Pengguna
Jasa.
b). Gambar-gambar Pelaksanaan / Gambar Kerja ( Construction Drawing )
Penyedia Jasa Wajib menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-gambar ini dibuat lebih detail
untuk pekerjaan tetap. Dan untuk pekerjaan khusus seperti pekerjaan beton dapat
memperlihatkan penampang melintang dan penampang memanjang beton.
Pengaturan batang pembesian termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan
daftar besi beton. Type bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
Gambar pelaksanaan ini harus mendapat persetujuan Pengguna Jasa sebelum
dilaksanakan.

BWS.S.II, SNVT PJSA, Sungai dan Pantai I Page 2


c). Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set Gambar-gambar lengkap dilapangan.
d). Gambar terbangun / terpasang (As build drawing )
Gambar terpasang memperlihatkan bangunan yang sudah dikerjakan sesuai dengan
kontrak. Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa oleh Direksi/Pengawas,
apabila ditemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan maka
Kontraktor memperbaiki kembali selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja.

Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar bangunan terpasang meliputi gambar


situasi (plan, penampang memanjang, penampang melintang dan gambar detail
bagian-bagian bangunan, sebanyak 5 rangkap dengan ukuran kertas A3. Semua
gambar yang akan diserahkan harus terlebih dahulu disetujui oleh Pengguna Jasa.

2. Gambar-gambar Pekerjaan Sementara


a). Umum
Semua gambar untuk pekerjaan sementara yang dipersiapkan oleh Penyedia Jasa
harus terinci dan disetujui oleh Pengguna Jasa sebelum tanggal program
pelaksanaan atau dalam waktu yang telah ditentukan dalam Kontrak. Gambar-
gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan sementara seperti kisdam, tanggul
sementara, pengalihan aliran dan sebagainya. Gambar perencanaan diusulkan
Penyedia Jasa yang dipakai dalam pelaksanaan konstruksi harus diserahkan kepada
Pengguna Jasa sebanyak 3 (tiga) rangkap.

b). Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang ditinggalkan.


Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan dengan
pekerjaan tetap. Secara lebih detail diserahkan kepada Pengguna Jasa untuk
mendapat persetujuan, 7 (tujuh) hari sebelum tanggal dimulainya pelaksanaan.

X. Mutual Check.
1. Mutual Check Awal (MC-0)
a) Mutual Check dilaksanakan bersama-sama Penyedia Jasa dan Panitia Peneliti
Pelaksanaan kontrak yang dibentuk oleh Pengguna Jasa.
b) Uraian pekerjaan mutual check yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
- Survey dan Pengukuran kondisi lokasi pekerjaan dengan menggunakan alat ukur
optis. Pengukuran tersebut meliputi Pengukuran Poligon, Pengukuran Leveling dan
pengukuran Situasi. Sebagaimana telah diuraikan di atas.
- Pengukuran harus dilaksakan dengan ketelitian sesuai yang berlaku umum yaitu
Ketelitian Pengukuran Poligon adalah 1:3000 dan ketelitian pengukuran leveling
adalah 10 √d. (d = jarak, km).
- Membuat gambar-gambar hasil pengukuran yaitu Gambar situasi (plan) profil
memanjang dan melintang dengan mengikuti Standar Penggambaran.
- Membuat gambar pelaksanaan (shop drawing) dengan berpedoman pada gambar
perencanaan (tender drawing) serta membuat gambar detail bangunan.
- Membuat perhitungan stabilitas bangunan apabila ada perubahan bentuk
penampang sungai.
c) Menghitung volume semua jenis item pekerjaan berdasarkan gambar pelaksanaan
yang akan dituangkan kedalam Daftar kuantitas dan harga (Bill of Quantity).
d) Apabila terjadi perubahan kondisi lapangan yang diakibatkan sesuatu hal misalnya
terjadi banjir dalam masa pelaksanaan, maka masing-masing pihak dapat mengajukan
mutual check setiap saat untuk keperluan penyesuaian rencana bangunan yang akan
dibuat terhadap kondisi lapangan.
e) Apabila terdapat perubahan volume antara kontrak dengan hasil mutual check maka
harus dituangkan dalam amandemen kontrak.

BWS.S.II, SNVT PJSA, Sungai dan Pantai I Page 3


2. Mutual Check Akhir (MC-100).
a) Mutual Check akhir MC-100) dapat dilakukan setelah pekerjaan fisik lapangan selesai
dikerjakan oleh Kontraktor;
b) Dari hasil Mutual Check Akhir (MC-100) harus dituangkan dalam gambar terpasang
(Asbuilt Drawing) sebagai dasar pembayaran volume pekerjaan Akhir;
3. Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check.
a) Jangka waktu pelaksanaan mutual check akan diatur / ditentukan Pengguna Jasa.
b) Jika tidak ditentukan lain pengajuan biaya tambahan/pengurangan biaya, paling
lambat 1 bulan sebelum jangka waktu pelaksanaan berakhir sudah harus disampaikan
kepada Pengguna Jasa.
c) Segala ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam mutual check ini akan
ditentukan kemudian oleh Pengguna Jasa.
4. Penilaian dan Pembayaran.
Apabila item pekerjaan Pengukuran, penggambaran dan perhitungan Mutual Check tidak
tersedia dalam Daftar Kuantitas dan Harga, maka Penyedia Jasa sudah harus
memperhitungkan biaya tersebut dalam penawaran masing-masing item pekerjaan.

XI. Program Pelaksanaan dan Laporan


1. Program Pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat
kontrak dengan menggunakan CPM network. Program tersebut harus dibuat dalam 2 (dua)
bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang diperlihatkan setiap kegiatan :
a) Mulai tanggal paling awal
b) Mulai tanggal paling akhir
c) Waktu yang diperlukan
d) Waktu float
e) Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan.
Aktivitas yang dilihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan sementara dan
tetap kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan persetujuan gambar-
gambar pengiriman peralatan dan bahan kelapangan dan juga kelonggaran dengan adanya
hari libur umum dan hari libur keagamaan.
2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus membuat laporan kemajuan pekerjaan yang meliputi laporan harian,
mingguan dan bulanan. Subtansi masing-masing laporan dan tata cara penyerahannya
akan diuraikan berikut ini.
a) Laporan harian
Laporan harian minimal harus memuat informasi tentang kegiatan yang dilakukan
penyedia jasa setiap hari, baik yang bersifat pekerjaan sementara maupun pekerjaan
permanen/pokok, jumlah tenaga kerja, peralatan yang digunakan, bahan yang masuk
ke lokasi pekerjaan, kondisi cuaca, kondisi muka air sungai dan perkiraan volume
pekerjaan yang diselesaikan pada hari yang bersangkutan. Laporan harian harus
diperiksa dan disetujui Direksi Pekerjaan setiap hari.

b) Laporan mingguan
Laporan mingguan disusun berdasarkan rekapitulasi kumulatip kemajuan harian yang
dicapai selama satu minggu. Laporan mingguan harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Lapangan. Laporan mingguan dijilid bersamaan dengan laporan harian dalam
satu minggu dan harus diserahkan kepada Pengguna Jasa setiap awal minggu.

c) Laporan Bulanan
Laporan bulanan memuat kemajuan pekerjaan yang telah dicapai pada bulan
bersangkutan dan secara kumulatip, rencana kerja yang akan dicapai pada bulan
berikutnya, progres keuangan dan rencana penyerapan pada bulan berikutnya.
Masalah/hambatan yang timbul di lapangan dan langkah-langkah penyelesaiannya.

BWS.S.II, SNVT PJSA, Sungai dan Pantai I Page 4


Laporan Bulanan harus diperiksa dan disetujui Direksi Pekerjaan dan disetujui oleh
Pengguna Jasa serta harus sudah diserahkan setiap akhir bulan.

d) Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan.


Rapat antara Direksi / Pengawas dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada
tempat dan waktu yang telah disetujui oleh Direksi / Pengawas. Maksud daripada
rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk seminggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul
agar dapat segera diselesaikan. Sedangkan rapat bulanan diadakan sebulan sekali
dipimpin oleh Kepala SNVT/Pejabat Pembuat Komitmen oleh Penyedia Jasa dan
Direksi / Pengawas.

XII. Foto – foto Pelaksanaan Pekerjaan.


Penyedia Jasa harus menyerahkan foto untuk laporan progres pekerjaan pada lokasi yang
ditentukan oleh Direksi/Pengawas. Minimum tiga tahap suatu lokasi yang memperlihatkan
keadaan tahap sebelum mulai pekerjaan, keadaan sedang dikerjakan dan tahap selesai
pekerjaan. Foto-foto pada tiap lokasi harus diambil dengan arah yang tertentu dan tetap untuk
ketiga-tiganya keadaan tersebut diatas dengan latar belakang yang mudah dipakai sebagai
tanda dari lokasi tersebut.
Ketiga gambar untuk tahapan itu harus diletakkan dalam album disertai dengan penjelasan,
foto negatif (soft copy) yang bersangkutan harus diserahkan dalam album yang terpisah yang
mudah dihubungkan satu sama lain.

XIII. Penanggung jawab dan Pelaksana pekerjaan


Penyedia Jasa harus menempatkan wakilnya serta stafnya sesuai dengan struktur organisasi di
lapangan setiap saat, yang berwewenang dan bertanggung jawab tentang pelaksanaan
pekerjaan.

XIV. Penyelidikan Tanah, Pemeriksaan bahan dan Laboratorium


Penyedia jasa harus menyediakan laboratorium dan peralatannya untuk pemeriksaan bahan
bangunan yang digunakan sebagimana ditentukan dalam spesifikasi ini, misalnya pemeriksaan
pemadatan timbunan, pemeriksaan pasir, kerikil, kekuatan beton dan lain sebagainya.

XV. Kofferdam/pengeringan
Apabila dianggap perlu kontraktor dapat membuat kofferdam sebagai pengaman guna
mengalihkan arus sungai agar tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Semua kerusakan, baik terhadap bangunan-bangunan sementara ataupun bangunan-
bangunan permanen, yang terjadi akibat kelengahan pemborong atau bobolnya tanggul
pengaman yang dibuat, harus diperbaiki dengan biaya pemborong sendiri.
Setelah bangunan-bangunan pengaman tersebut tidak diperlukan lagi, semua bentuk
bangunan pengaman harus dibongkar dan diratakan sehingga lapangan pekerjaan nampak
rapi, bersih dan fungsi dari bangunan yang sudah selesai dapat berjalan lancar seperti
direncanakan.

XVI. Standard dan spesifikasi


Pengujian material yang dipabrikasi untuk keperluan konstruksi yang tertera dalam kontrak
harus mengikuti standar pengujian yang baku antara lain:

1. SII : Standar Industri Indonesia


2. PUBI : Persyaratan Umum Bahan bangunan di Indonesia
3. PBI/NI-2 : Peraturan Beton Indonesia
4. NI : Normalisasi Indonesia
5. PKKI/NI-5 : Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
6. SNI : Standar Nasional Indonesia

BWS.S.II, SNVT PJSA, Sungai dan Pantai I Page 5


6. JIS : Japanese Industri Standar
7. BS : British Standard
8. ASTM : American Society Burreau of Reclamation
9. ACI : Amarican Concreate Institute

XVII. Pembayaran
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk keperluan semua kegiatan yang
tersebut dalam spesifikasi umum ini dianggap sudah termasuk dalam harga satuan pekerjaan,
kecuali bila ada dinyatakan dalam Daftar kuantitas dan harga.

BWS.S.II, SNVT PJSA, Sungai dan Pantai I Page 6


B. SPESIFIKASI TEKNIS
I. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan adalah kegiatan yang harus dilakukan penyedia jasa guna
mempersiapkan segala sesuatunya untuk menunjang melancarkan proses pelaksanaan
pekerjaan.

1.1 Mobilisasi dan demobilisasi Alat


Mobilisasi adalah pengadaan dan mendatangkan alat-alat/perlengkapan serta personil
ke lokasi pekerjaan sedangkan demobilisasi adalah untuk mengeluarkannya dari lokasi
pekerjaan. Penyedia Jasa harus melaksanakan mobilisasi dan demobilisasi sebelum dan
sesudah selesai melaksanakan seluruh pekerjaan. Mobilisasi dengan persetujuan
Pengguna Jasa.
Penyedia jasa harus sudah memperitungkan semua biaya yang diperlukan untuk
mendatangkan dan memulangkan alat-alat yang diperlukan sesuai dengan yang di
perkirakan dalam methode pelaksanaan.
Jumlah alat yang dimobilisasi dan Pembayaran.
Jumlah alat yang dimobilisasi adalah sebagaimana diperhitungkan penyedia jasa dalam
penawaran. Pembayaran dapat dilakukan sebesar 75 % dari nilai kontrak terhadap
setiap alat yang didatangkan sedangkan sisanya sebesar 25 % dapat dibayar pada saat
pekerjaan sudah selesai.

1.2 Pemeliharaan Jalan Masuk


Jalan masuk ke lokasi pekerjaan dapat dijangkau dengan kendaraan roda 4 maupun
kendaraan berat melalui jalan umum. Namun jalan disepanjang tanggul sangat sempit
sehingga perlu dilakukan penyediaan jalan masuk, karena adanya tebing sungai yang
sudah rusak . Untuk jalan masuk yang bisa dilalui roda 4 penyedia jasa berkewajiban
untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi selama masa pemeliharaan karena dilalui
kendaraan yang mengangkut bahan – bahan yang dibutuhkan.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran dilaksanakan setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan
dan di setujui direksi dengan harga satuan Lump Sum (Ls).

1.3 Biaya SMK3


Kegiatan penyelenggaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, mencakup:
a. Penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK);
b. Sosialisasi, promosi dan pelatihan;
c. Alat pelindung kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD);
d. Asuransi dan perizinan;
e. Personil K3 Konstruksi;
f. Fasilitas, sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
g. Rambu- rambu yang diperlukan;
h. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi; dan
i. Lain-lain terkait pengendalian risiko Keselamatan Konstruksi.
Pembayaran
Pembayaran dilaksanakan setelah penyediaan SMK3 tersebut selesai dikerjakan dan di
setujui direksi dengan harga satuan Lump Sum (Ls).

BWS.S.II, SNVT PJSA, Sungai dan Pantai I Page 7


II. Pekerjaan Kontruksi
2.1 Pembersihan
Pembersihan adalah pekerjaan yang terdiri dari pembersihan lahan dari semua pohon,
halangan - halangan, semak – semak, sampah, dan bahan lainnya yang tidak
dikehendaki atau menggangu keberadaannya sesuai dengan yang diperintahkan oleh
direksi Pekerjaan.
Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pembersihan dalam satuan meter persegi (m2),
pembayaran dapat dilakukan setelah perkerjaan selesai dilaksanakan dan di setujui
dereksi.

2.2 Geotextile Non Woven


Geotektile adalah bahan sintetis berupa lembaran yang dapat digunakan sebagai
saringan. Khusus dalam pekerjaan ini geotextile dipasang untuk menutupi bidang
vertikal dan horizontal bidang bronjong terpasang yang bersinggungan dengan dasar
tanah.
Tujuan pemasangan geotextile ini adalah untuk menahan/menyaring butiran
tanah/sirtu yang berada dibelakang lapisan bronjong, sehingga butiran tanah dan
lapisan sirtu tidak terbawa air ke arah sungai. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar rencana.
Spesifikasi bahan
Bahan yang digunakan adalah jenis polyester dengan spesifikasi sebagai berikut:
CBR puncture resist : 3500 N
Strip tensile (md) : 21,5 KN/m
Strength : 21,5 KN/m
Elongation : 80 %
Maximum Load : 40 %
Cone drop test (hole) : 17 mm
Water permeability : 140 l/m2s
Thiicness 2 kpa : 2,5 mm
Mass : 285 gr/m2
Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran dan pembayaran dilaksanakan setelah pekerjaan tersebut selesai
dikerjakan dan di setujui direksi dengan harga satuan meter luas (m2).

2.3 Timbunan tanah didatangkan


Timbunan tanah yang dimaksud pada pekerjaan ini tanah yang didatangkan dengan
jarak 40 – 50 km. Timbunan tanah didatangkan adalah timbunan untuk meninggikan
tanggul yang ada agar mampu menahan desakan air banjir,penimbunan harus
dilaksanakan sesuai dengan gambar yang telah di ukur di lapangan.
Bahan timbunan adalah jenis tanah timbun harus didatangkan dari quarry, yang
memenuhi persyaratan untuk pembuatan bangunan tanggul. Quarry pengambilan
tanah timbun harus terlebih dahulu diajukan oleh Penyedia Jasa untuk mendapat
persetujuan dari Direksi pekerjaan.

Pengangkutan Tanah
Pengangkutan tanah harus mengikuti peraturan lalu lintas yang berlaku, Type dan
ukuran Dump Truck yang digunakan harus disesuaikan dengan kondisi jalan yang dilalui.

Tanah sebagai bahan timbunan ditempatkan di lokasi sesuai petunjuk dereksi.


Pemadatan dilakukan dengan alat pemadat mekanis minimal dengan menggunakan
baby roller tandem mini.

BWS.S.II, SNVT PJSA, Sungai dan Pantai I Page 8


Pengukuran dan pembayaran
Pengukuran dan pembayaran dilaksanakan setelah pekerjaan tersebut selesai
dikerjakan dan di setujui direksi dengan harga satuan meter kubik (m3).

2.4 Timbunan Pasir


Pasir untuk timbunan yarg diambil dari Sungai Asahan sebelumnya harus mendapat
persetujuan Direksi.
menggunakan alat sedot pasir, sebagai bahan timbunan ditempatkan dilokasi
penimbunan kemudian dihamparkan secara merata.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran dilaksanakan setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan
dan di setujui direksi dengan harga satuan meter kubik (m3).

2.5 Galian Tanah Mekanis


Pekerjaan Galian Tanah Mekanis adalah pekerjaan menggali untuk pekerjaan
normalisasi dan pekerjaan menggali pondasi untuk pasangan bronjong dilokasi
pekerjaan disekitar tanggul yang direncanakan dengan bentuk dan ukuran serta
kedalaman/elevasi sesuai/tertera dalam gambar rencana yang disetujui dan atau sesuai
petunjuk Direksi. Penggalian dilaksanakan dengan Excavator Long arm, type dan alat
bantu disesuaikan dengan kondisi lapangan dan atau sesuai petunjuk direksi.
Hasil galian ditempatkan pada sisi trace jalan/dan atau pada lokasi yang direncanakan,
bentuk, ukuran dan elevasi disesuaikan dengan gambar rencana yang telah disetujui
dan atau sesuai petunjuk Direksi.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran dilaksanakan setelah pekerjaan tersebut selesai
dikerjakan dan di setujui direksi dengan harga satuan meter kubik (m3).

2.6 Bronjong
Bronjong yang dipasang adalah bronjong pabrikasi.
Bahan-bahan.
a. Bronjong kawat
Bronjong kawat pabrikasi dengan spesifikasi menurut SNI-03-0090-1999 minimal
sebagaimana diuraikan berikut ini :
Minimum tensile strength = 41 kgf/mm2
Diamter kawat sisi anyaman = 4,00 mm
Dimeter kawat anyaman = 3,0 mm
Ukuran anyaman = (80 x 100) mm
b. Batu kali/ Batu belah
Batu pengisi bronjong harus keras, berdaya tahan lama dan tidak turun mutunya bila
terendam dalam air atau terbuka dan terkena kondisi iklim. Ukuran dan jenis batu
sesuai dengan gambar dan disetujui oleh direksi. Pemasangan Bronjong dilaksanakan
sesuai jenis ukuran yang ditunjukkan dalam gambar.
Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran dilaksanakan setelah perkerjaan tersebut selesai di
kerjakan dan disetujui dereksi, dengan harga satuan meter kubik (m3).

BWS.S.II, SNVT PJSA, Sungai dan Pantai I Page 9


2.7 Cerucuk Besi Dia 2”
Pemasangan besi untuk cerucuk dibawah bronjong sebagai pondasi dengan ukuran pipa
besi Ø2”. Pemasangan pipa besi sesuai dengan gambar dan petunjuk Direksi.
III.

Pengukuran dan Pembayaran.


Pengukuran dan pembayaran dilaksanakan setelah perkerjaan tersebut selesai di
kerjakan dan disetujui dereksi, dengan harga satuan buah (bh).

Medan, 2019
Pejabat Pembuat Komitmen
Sungai dan Pantai – I

Yuda Valentino Siagian, S.T.


NIP. 19830626 201012 1 003

BWS.S.II, SNVT PJSA, Sungai dan Pantai I Page 10

Anda mungkin juga menyukai