Isi Baru
Isi Baru
PENDAHULUAN
1
B. Manfaat Penulisan :
- Bagi penulis: Menambah wawasan bagi penulis tentang kasus
pneumonia yang di kaji dalam karya tulis ilmiah serta dapat
dipraktikkan ke lapangan pekerjaan fisioterapi.
- Bagi pembaca: Menambah wawasan bagi para pembaca mengenai
pengobatan dengan fisioterapi pada kasus pneumonia serta
menambah informasi bagi pembaca untuk dapatmempraktikkan
Postural Drainage ke lapangan pekerjaan fisioterapi.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan paru-paru dan sel–sel tubuh
mengalami kekurangan oksigen (Misnadiarly, 2008).
Pneumonia adalah gangguan menular/peradangan paru pada parenkim
paru-paru. Kebanyakan pasien memiliki gejala demam, menggigil, gejala
gangguan paru (batuk, dyspnea, produksi sputum berlebih, pleuritic, nyeri
dada), dan satu atau lebih infiltrat/opacities pada hasil foto x-ray dada (Burke
A. Cunha, MD, 2010).
Pneumonia adalah peradangan paru dimana paru terisi cairan radang
dengan atau tanpa disertai infiltrat sel radang ke dalam dinding aveoli dan
ronggga intistisium (Ridha, 2014).
2.2 Patofisiologi
Sistem pertahanan tubuh terganggu menyebabkan virus masuk ke dalam
tubuh setelah menghirup kerosin atau inhalasi gas yang mengiritasi.
Mekanisme pertahanan lanjut berupa sekresi Ig A lokal dan respon inflamasi
yang diperantarai leukosit, komplemen, sitokin, imunoglobulin, makrofag
alveolar, dan imunitas yang diperantarai sel.
Infeksi paru terjadi bila satu atau lebih mekanisme di atas terganggu, atau
bila virulensi organisme bertambah. Virus dapat meningkatkan kemungkinan
terjangkitnya infeksi saluran nafas bagian bawah dengan mempengaruhi
mekanisme pembersihan dan respon imun.
Ketika mikroorganisme penyebab pneumonia berkembang biak,
mikroorganisme tersebut mengeluarkan toksin yang mengakibatkan
peradangan pada parenkim paru yang dapat menyebabkan kerusakan pada
membran mukus alveolus. Hal tersebut dapat memicu perkembangan edema
paru dan eksudat yang mengisi alveoli sehingga mengurangi luas permukaan
alveoli untuk pertukaran karbondioksida dan oksigen sehingga sulit bernafas.
3
2.3 Etiologi
Pada umumnya Pneumonia disebabkan oleh:
a. Bakteri
Bakterial dibagi menjadi dua bakteri yaitu:
1. Typical organisme
Penyebab pneumonia berasal dari gram positif berupa:
- Streptococcus pneumonia: merupakan bakteri anaerob
facultatif. Bakteri patogen ini di temukan pneumonia
komunitas rawat inap di luar ICU (Intensive Care Unit)
sebanyak 20-60%, sedangkan pada pneumonia komunitas
rawat inap di ICU (Intensive Care Unit) sebanyak 33%.
- Staphylococcus aureus: bakteri anaerob fakultatif. Pada
pasien yang diberikan obat secara intravena (intravena drug
abusers) memungkinkan infeksi kuman ini menyebar secara
hematogen dari kontaminasi injeksi awal menuju ke paru-
paru.
4
2. Atipikal organisme
Bakteri yang termasuk atipikal adalah Mycoplasma sp. , chlamedia
sp. , Legionella sp.
a. Virus
Disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui droplet ,
biasanya menyerang pada pasien dengan imunodefisiensi. Diduga
virus penyebabnya adalah cytomegalivirus, herpes simplex virus,
varicella zooster virus.
b. Fungi
Infeksi pneumonia akibat jamur biasanya disebabkan oleh
jamur oportunistik, dimana spora jamur masuk kedalam tubuh
saat menghirup udara. Organisme yang menyerang adalah
Candida sp. , Aspergillus sp.
5
fisik didapatkan retraksi atau penarikan dinding dada bagian bawah saat
pernafasan, takipneu, ronki, suara pernafasan bronkial, pleural friction rub.
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
3.3 Indikasi dan Kontraindikasi pada Pelaksanaan Postural Drainage
1. Indikasi
a. Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada :
1. Pasien yang memakai ventilasi
- Pasien yang melakukan tirah baring yang lama
- Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada
fibrosis kistik atau bronkiektasis
- Pasien dengan batuk yang tidak efektif
b. Mobilisasi sekret yang tertahan :
1. Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret
- Pasien dengan abses paru
- Pasien dengan pneumonia
- Pasien pre dan post operatif
- Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan
gangguan menelan atau batuk
2. Kontraindikasi
a. Tension pneumotoraks
b. Hemoptisis
c. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi,
infark miokard akutrd infark dan aritmia.
d. Edema paru
e. Efusi pleura yang luas
(Hidayat, 2004).
8
2. Tidur dengan satu bantal bawah kepala dan satu bantal bawah
lutut untuk drainage lobus atas kanan segmen anterior, dan
beberapa bantal tanpa bantal bawah lutut untuk drainage lobus
atas kiri segmen anterior.
,..bhhhhhfg
4. Tidur pada sisi kiri dengan 3/bagian badan tidur, untuk drainage
lobus tengah kanan dan lobus bawah kanan
6. Tidur dengan satu bantal bawah kepala dan satu bantal bawah
lutut dengan letak kepala seperti no. 4, untuk drainage kedua
lobus bawah segmen anterior.
9
7. Tidur pada sisi kiri, letak kepala sama seperti no. 4, untuk
drainage lobus bawah kanan segmen lateral.
8.
9.
8. Tidur pada sisi kanan dengan letak kepala sama seperti no. 4,
untuk drainage lobus bawah kiri segmen lateral dan lobus bawah
kanan segmen kardiak.
10
10. Tidur pada sisi kiri dengan ¾ bagian badan miring, letak
kepala sama seperti no. 4, untuk drainage lobus bawah kanan
segmen posterior.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian yang mengkaji kerasionalan penggunaan
antibiotik pada pasien pneumonia secara prospektif sehingga dapat
diketahui kajian terapi antibiotik pada pasien rawat inap dan ketika
melakukan pengobatan rawat jalan.
12
2. Perlunya melakukan komunikasi pada dokter untuk memberikan
pertimbangan pengobatan sesuai kondisi penyakit pasien yang
sebenarnya.
3. Perlunya perhatian khusus kerasionalan penggunaan antibiotik untuk
terapi pada balita pneumonia agar tidak terjadi resistensi dan kegagalan
terapi akibat penggunaan antibiotik yang tidak sesuai standar
13
DAFTAR PUSTAKA
14