Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah bentuk perwujudan

paradigma sehat dalam budaya perorangan, keluarga, dan masyarakat yang

berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan

melindungi kesehatannya baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial. Selain

itu juga program perilaku hidup bersih dan sehat bertujuan memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,

kelompok, keluarga, dengan membuka jalur komunikasi, informasi, dan

edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku sehingga

masyarakat sadar, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih

dan sehat melalui pendekatan pimpinan (advocacy),bina suasana (social

support),dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). Dengan demikian

masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri terutama

pada tatanannya masing-masing (Depkes RI, 2002).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang

dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang

menjadikan individu/kelompok dapat menolong dirinya sendiri dalam

bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat (DinkesJabar, 2010).

Menurut Depkes RI (1997), Tujuan dari PHBS adalah untuk

meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan kemampuan

Hubungan Karakteristik dan..., Febriana Wahyuningtyas, S1 Keperawatan UMP, 2015


masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran serta

aktif masyarakat termasuk kedunia usaha dalam upaya mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal.

Sedangkan pengertian pola asuh orangtua terhadap anak merupakan

bentuk interaksi antara anak dan orangtua selama mengadakan pengasuhan

yang berarti orangtua mendidik, membimbing dan melindungi anak

(Gunarsa, 2002).

Kemandirian adalah suatu sikap individu yang diperoleh secara

kumulatif selama perkembangan, dimana dalam menghadapi berbagai

situasi lingkungan, sehingga individu pada akhirnya akan mampu berfikir

dan bertindak sendiri dengan kemandiriannya. (Tjandraningtyas, 2004)

Kemandirian pada anak umumnya dikaitkan dengan kemampuan anak

untuk melakukan segala sesuatunya sendiri. Seperti makan sendiri, memakai

baju sendiri, dan menalikan sepatunya sendiri tanpa harus tergantung pada

bantuan orang lain. Anak yang mempunyai rasa mandiri akan mampu

menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan dan dapat mengatasi

kesulitan yang terjadi. Disamping itu anak yang mempunyai kemandirian

akan memiliki stabilitas emosional dan ketahanan yang mantap dalam

menghadapi tantangan dan tekanan didalam kehidupannya (Hogg & Blau,

2004).

Kemandirian anak harus dibina sejak usia dini, kemandirian anak

diusahakan setelah anak besar, kemandirian itu akan menjadi tidak utuh.

Secara alamaiah anak sudah mempunyai dorongan untuk mandiri atau

Hubungan Karakteristik dan..., Febriana Wahyuningtyas, S1 Keperawatan UMP, 2015


dirinya sendiri. Mereka terkadang lebih senang untuk bisa mengurus dirinya

sendiri daripada dilayani. Sayangnya orang tua sering menghambat

keinginannya dan dorongan untuk mandiri. Kemandirian yang diajarkan

pada anak sejak dini akan membuatnya dapat mengatur waktu kegiatannya

sendiri dan membuat anak terbiasa menolong orang lain serta lebih bisa

menghargai orangn lain (Sidharto & Izzaty, 2004)

Dewanggi, Hastuti dan Hernawati (2012) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa kemandirian pola hidup bersih sehat (PHBS) pada

seorang anak yang mencangkup kemandirian dalam aktivitas mandi,

BAK/BAB (toileting), menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.

Sebagian besar pola hidup bersih sehat (PHBS) pada anak laki-laki

tergolong dalam katagori kurang (90,0%), sedangkan pada anak perempuan

tergolong dalam katagori kurang (53,3%), hal ini disebabkan bedanya pola

asuh yang diberikan orangtua terhadap anak laki-laki dengan perempuan.

Menurut Abdat (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada

hubungan pola asuh orangtua dengan kemandirian personal hygiene anak.

Ibu memiliki peran yang besar dalam proses pengasuhan, pendidikan dan

pembentukan kepribadian anak sejak dini. Ibu adalah sosok pertama bagi

anak-anaknya. Kasih sayang ibu merupakan jaminan awal untuk tumbuh

kembang anak dengan baik. Oleh karna itu diharapakan peran dari ibu untuk

bisa memberikan pola pengasuhan yang benar kepada anak-anaknya agar

bisa menjadi pribadi-pribadi mandiri sehingga dapat diterima di lingkungan

masyarakat luas (Syafei,2006)

Hubungan Karakteristik dan..., Febriana Wahyuningtyas, S1 Keperawatan UMP, 2015


Di wilayah desa kalikidang untuk PHBS pada anak masih kurang,

dikarenakan pola asuh orangtua. Sedangkan pekerjaan orangtua rata-rata

sebagai petani dan pedagang, jadi kurang memperhatikan pola hidup bersih

sehat pada anak usia dini yang mengakibatkan kekebalan tubuh anak kurang

dan anak sering terkena penyakit diare demam dll.

Berdasarkan data yang di peroleh peneliti di TK Pertiwi Kalikidang.

Studi pendahuluan dilakukan peneliti terhadap 5 orang tua. Dari 5 orang tua,

2 orang tua yang memiliki anak yang sudah bisa mencuci tangan, dan 3

orang tua yang memiliki anak yang belum terbiasa mencuci tangan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di identifikasikan masalah

kemandirian anak dalam PHBS. Permasalahan tersebut, maka

pertanyaannya adalah hubungan karakteristik dan pola asuh orangtua

dengan kemandirian dalam PHBS pada anak usia 5 – 6 tahun di TK Pertiwi

Kalikidang.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan karakteristik dan pola asuh orang tua

dengan kemandirian dalam PHBS pada anak usia 5 – 6 tahun di TK

Pertiwi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran karakteristik orang tua yang meliputi umur,

pendidikan dan pekerjaan.

Hubungan Karakteristik dan..., Febriana Wahyuningtyas, S1 Keperawatan UMP, 2015


b. Mengetahui gambaran pola asuh orang tua pada anak

c. Mengetahui gambaran kemandirian anak

d. Mengetahui hubungan antara karakteristik orang tua dengan

kemandirian anak

e. Mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan

kemandirian anak

D. Manfaat Peneliti

1. Bagi Profesi Keperawatan

Memberi masukan dan informasi tentang pentingnya pola asuh

orang tua terhadap perkembangan sosial anak sehingga dapat di jadikan

acuan dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga anak usia

5–6 tahun.

2. Bagi Peneliti

Mengaplikasikan teori yang telah didapat dan mengetahui kaitan

antara teori dengan penerapan di masyarakat.

3. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan masukan dan informasi bagi orang tua yang

memiliki anak, sehingga mendorong untuk mendidik kemandirian.

4. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut

tentang topik yang sama, diharapkan dapat menjadi bahan masukan,

pertimbangan dan sumbangan pemikiran.

Hubungan Karakteristik dan..., Febriana Wahyuningtyas, S1 Keperawatan UMP, 2015


E. Penelitian Terkait

Penelitian yang dilakukan oleh Kiswanti (2005) tentang hubungan pola

asuh orang tua dengan kemandirian anak di TK Pangudi Luhur Bernardus

Semarang tahun 2010. Penelitian dilakukan dengan obyek penelitiannya

siswa dan orang tua anak yang bersangkutan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pola asuh orang tua memiliki hubungan yang cukup kuat dengan

kemandirian anak. Di mana pemerolehan nilai korelasi sebesar 0,613. Hal

ini menunjukkan akan perlunya pemberian sedikit toleransi kepada anak

untuk diberikan pola asuh yang benar agar dapat memicu anak untuk dapat

melakukan segala sesuatunya secara mandiri.

Penelitian lain dilakukan oleh Astuti (2005) tentang pengaruh pola asuh

orang tua terhadap kemandirian siswa dalam belajar pada siswa kelas XI

SMA Negeri Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun 2005. Hasil penelitian

didapatkan ada pengaruh pola asuh orang tua terhadap kemandirian siswa

dalam belajar pada siswa kelas XI. Diterima dan kontribusi pola asuh orang

tua terhadap kemandirian siswa dalam belajar sebesar 63,92 %. Hal ini

berarti bahwa meningkat atau menurunnya kemandirian siswa dalam belajar

ditentukan oleh pola asuh orang tua sebesar 63,92% sedangkan sisanya

36,08 % ditentukan oleh faktor lain yang juga berpengaruh terhadap

kemandirian siswa dalam belajar.

Penenilitian tentang pola asuh dengan kemandirian anak juga dilakukan

oleh Winarsih (2010) hubungan pola asuh terhadap kemandirian belajar

anak di TK Ara/ba Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo tahun 2010.

Hubungan Karakteristik dan..., Febriana Wahyuningtyas, S1 Keperawatan UMP, 2015


Hasil penelitian menunjukkan bahwa: ada hubungan positif yang signifikan

antara pola asuh permisif dengan kemandirian belajar di rumah. Hal ini

berdasarkan perhitungan uji korelasi sederhana diperoleh nilai koefisiensi

korelasi sebesar 0,685 (Positif) dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,001.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan positif antara pola asuh

anak permisif dengan kemandirian belajar anak yang artinya semakin tinggi

penerapan pola asuh diberikan maka semakin tinggi kemandirian belajar

anak.

Penelitian tentang pola asuh keluarga dengan harga diri remaja di SMK

Budi Utomo Sokaraja dilakukan oleh Tri Aji Manitih (2007). Hasil

penelitian pada pola asuh keluarga pada remaja di SMK Budi Utomo pola

asuh otoriter (12,4 %), pola asuh bebas (19,1 %), pola asuh demokratis (

68,5 %). Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif analitik

dengan pendekatan cross sectional.

Penelitian tentang hubungan antara pola asuh orang tua dengan

kemandirian anak usia dini di TK Pertiwi Kec. Sokaraja dilakukan oleh

berdasarkan hasil uji chi- square menyatakan Ho ditolak jika probalitas <

0,05. Hasil analisa dengan uji-square diperoleh nilai probabilitas (p=0,05 <

0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat hubungan dengan

signifikan antara pola asuh orang tua dengan kemandirian pada anak usia

dini di TK Pertiwi Kec. Sokaraja.

Persamaan dalam penelitian diatas yaitu sama – sama meneliti pola

asuh orangtua terhadap kemandirian anak, tetapi peneliti disini ingin

Hubungan Karakteristik dan..., Febriana Wahyuningtyas, S1 Keperawatan UMP, 2015


meneliti hubungan pola asuuh orangtua terhadap kemandirian dalam PHBS

pada anak usia 5-6 tahun. sedangkan perbedaan dalam penelitian diatas

yaitu lokasi penelitian, waktu penelitian, peneliti hanya meneliti

orangtuanya dan metode penelitian.

Hubungan Karakteristik dan..., Febriana Wahyuningtyas, S1 Keperawatan UMP, 2015

Anda mungkin juga menyukai