Oleh Kelompok 3
NamaAnggota:
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberi kekuatan dan kesempatan
kepada kelompok, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telah di
tentukan.
Makalah ini membahas tentang Kegawatdaruratan Pada Kasus Internal Bleeding.
Dengan adanya makalah ini mudah-mudahan dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman tentang materi ini.
Kelompok sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga saran dari dosen pengajar serta kritikan dari semua pihak masih
Kelompok harapkan demi perbaikan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
Pasien dengan perdarahan internal kemungkinan akan memburuk dengan cepat. ABC dan tanda
vital harus sering dimonitor.
a. Airway
Dengan kontrol tulang belakang. membuka jalan napas menggunakan teknik
“head tilt chin lift‟ atau menengadahkan kepala dan mengangkat dagu, periksa adakah
benda asing yang dapat mengakibatkan tertutupnya jalan napas seperti muntahan,
makanan, darah atau benda asing lainnya.
b. Breathing
Dengan ventilasi yang adekuat. Memeriksa pernapasan dengan menggunakan cara
“lihat – dengar – rasakan” tidak lebih dari 10 detik untuk memastikan apakah ada napas
atau tidak. Selanjutnya lakukan pemeriksaan status respirasi korban (kecepatan, ritme dan
adekuat tidaknya pernapasan).
c. Circulation
Dengan kontrol perdarahan hebat. Jika pernapasan korban tersengal-sengal dan
tidak adekuat, maka bantuan napas dapat dilakukan. Jika tidak ada tanda-tanda sirkulasi,
lakukan resusitasi jantung paru segera. Rasio kompresi dada dan bantuan napas dalam
RJP adalah 30 : 2 (30 kali kompresi dada dan 2 kali bantuan napas).
Penatalaksanaan penderita cedera kepala ditentukan atas dasar beratnya cedera dan
dilakukan menurut urutan prioritas. Yang ideal dilaksanakan oleh suatu tim yang terdiri dari
paramedis terlatih, dokter ahli saraf, , radiologi, anestesi dan rehabilitasi medik. Pasien dengan
cedera kepala harus ditangani dan dipantau terus sejak tempat kecelakaan, selama perjalanan dari
tempat kejadian sampai rumah sakit, diruang gawat darurat, kamar radiologi, sampai ke ruang
operasi, ruang perawatan atau ICU, sebab sewaktu-waktu bisa memburuk akibat aspirasi,
hipotensi, kejang dan sebagainya.
a. Imobilisasi
b. Kirim kerumah sakit
Macam dan urutan prioritas tindakan cedera kepala ditentukan atas dalamnya penurunan
kesadaran pada saat diperiksa di rumah sakit:
B. Pasien dengan kesadaran menurun cedera kepala ringan / minor head injury (GCS=13-
15)
Kesadaran disoriented atau not obey command. Setelah pemeriksaan fisik dilakukan
perawatan luka, dibuat foto kepala. CT Scan kepala, jika curiga adanya hematom
intrakranial, kesadaran semakin menurun atau timbul lateralisasi. Observasi kesadaran,
gejala fokal serebral disamping tanda-tanda vital.
a. Imobilisasi
b. Kirim kerumah sakit
Perdarahan yang terjadi pada daerah thorak Tujuan pengobatan adalah untuk
menstabilkan pasien, menghentikan pendarahan, dan menghilangkan darah rongga
pleura. Penanganan pada hemothoraks adalah
1. Resusitasi cairan
Terapi awal hemotoraks adalah dengan penggantian volume darah yang dilakukan
bersamaan dengan dekompresi rongga pleura. Dimulai dengan infus cairan kristaloid
secara cepat dengan jarum besar dan kemudian pemberian darah dengan golongan
spesifik secepatnya. Darah dari rongga pleura dapat dikumpulkan dalam penampungan
yang cocok untuk autotranfusi. Bersamaan dengan pemberian infus dipasang pula chest
tube (WSD)
2. Pemasangan chest tube
Pemasangan chest tube (WSD) ukuran besar agar darah pada toraks dapat cepat
keluar sehingga tidak membeku di dalam pleura. Hemotoraks akut yang cukup banyak
sehingga terlihat pada foto toraks sebaiknya di terapi dengan chest tube kaliber besar.
Chest tube tersebut akan mengeluarkan darah dari rongga pleura, mengurangi resiko
terbentuknya bekuan darah di dalam rongga pleura, dan dapat dipakai dalam memonitor
kehilangan darah selanjutnya. WSD adalah suatu sistem drainase yang fungsinya sendiri
adalah untuk mempertahankan tekanan negatif intrapleural.
BAB III
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Internal Bleeding
3.1 Pengkajian
a. Aktifitas / istirahat
Pusing, sakit kepala,nyeri, Perubahan kesadaran.
b. Sirkulasi
Kecepatan (bradipneu, takhipneu), pola napas (hipoventilasi, hiperventilasi, dll).
c. Integritas ego
Perubahan tingkah laku / kepribadian (tenang atau dramatis), Cemas, bingung, depresi.
d. Eliminasi
Inkontinensia kandung kemih / usus atau mengalami gangguan fungsi.
e. Makanan dan cairan.
Mual, muntah, dan mengalami perubahan selera makan, mengalami distensi abdomen.
f. Neurosensori
Kehilangan kesadaran sementara,vertigo, perubahan kesadaran bisa sampai koma,
perubahan status mental, kesulitan dalam menentukan posisi tubuh.
g. Nyeri dan kenyamanan
Sakit pada abdomen dengan intensitas dan lokasi yang berbeda, biasanya lama, wajah
meringis, gelisah, merintih.
h. Pernafasan
Perubahan pola nafas
i. Keamanan
Dislokasi gangguan kognitif, gangguan rentang gerak
3.5 Evaluasi
1. Kebutuhan cairan terpenuhi
2. Nyeri teratasi dan klien terlihat nyaman
3. Klien terlihat tenang
4. Gangguan mobilitas fisik teratasi
5. Tidak terlihat tanda-tanda infeksi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Internal Bleeding (Pendarahan Dalam) adalah pendarahan yang tidak dapat dilihat
pada bagian tubuh. Pendarahan internal mungkin terjadi didalam jaringan – jaringan,
organ – organ atau rongga tubuh termasuk kepala, perut, dan dada.
Pendarahan internal terjadi ketika kerusakan pada arteri atau vena mengizinkan darah
terlepas dari sistem sirkulasi dan terkumpul didalam tubuh. Prioritas keperawatan tertuju
pada menghentikan perdarahan, menghilangkan/ mengurangi nyeri,menghilangkan cemas
pasien, mencegah komplikasi dan memberikan informasi tentang penyakit dan kebutuhan
pasien. Prinsip – prinsip pengkajian pada internal bleeding harus berdasarkan A
(Airway), B (Breathing), C (Circulation). Dan diperlukan penatalaksanaan
penanggulangan yang tepat, cepat dan benar.
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah masi terdapat banyak kesalahan, kekurangan baik dalam penulisan maupun
dalam pengonsepan materi. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun agar kedepan lebih baik dan penulis berharap kepada semua pembaca
mahasiswa khususnya, untuk lebih ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
American College of Surgeon Committee of Trauma. 20 Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku
Keperawatan, Edisi 31. Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda Jual. 1998. Buku Saku: Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis,
Edisi 6. Jakarta: EGC
Hudak & Gallo. 2001. Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. FKUI: Media AesculapiusMarilynn
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC
Suddarth & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC