Anda di halaman 1dari 3

4.

Squamous Cell Carcinoma


a. Definisi
Squamous Cell Carcinoma adalah neoplasma maligna yang berasal dari keratinosit
suprabasal epidermis. Neoplasma ini merupakan jenis neoplasma non melanoma kedua
terbanyak setelah karsinoma sel basal.
Squamous cell carcinoma juga merupakan suatu proliferasi ganas dari keratinosit epidermis
yang merupakan tipe sel epidermis yang paling banyak dan merupakan salah satu dari kanker
kulit yang sering dijumpai setelah basalioma (Laurentia, dkk).
Squamous Cell Carcinoma lebih banyak dijumpai pada orang kulit putih dari pada kulit
berwarna dan lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibanding wanita terutama pada usia di atas
40 tahun, Insiden karsinoma epidermoid meninggi dengan bertambahnya usia. Paparan sinar
matahari, pengaruh zat-zat karsinogenik (tar, arsen, hidrokarbon polisiklik aromatik, parafin),
merokok, trauma kronik dan/atau luka bakar pada kulit, radiasi sinar pengion1–3 serta ulkus
marjolin 4–6 adalah berbagai faktor predisposisi yang telah diketahui untuk terjadinya CSS.

b. Prosedur Diagnosis
Diagnosis CSS ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Dalam kasus ini dilakukan pemeriksaan penunjan berupa pemeriksaan
sitologi dan histopatologi yaitu dengan mengeksisi sedikit jaringan yang dianggap ganas dan
sedikit jaringan sehat di sekitarnya serta dengan melakukan oral scarpping dan dan biopsy.
Biopsi kulit harus dilakukan pada lesi yang dicurigai. Diagnosis selalu ditegakkan dengan
pemeriksaan biopsi.

5. Biopsi
f. Bagaimana interpretasi

Interpretesi biopsi untuk diagnosis suatu neoplasma dapat dilakukan berdasarkan:

 Pemeriksaan makroskopis

Merupakan pemeriksaan dengan mata biasa untuk menilai / memperkirakan suatu


jaringan tumor bersifat ganas atau jinak. Misalnya bentuk, ukuran, warna, permukaan,
Batas jelas / tidak, permukaan rata / berbenjol – benjol, tepi meninggi / tidak, mudah
berdarah / tidak, bersimpai / tidak, rapuh tidaknya tumor, Seperti dibawah ini :

 Bentuk plaque : melanoma, basalioma

 Bentuk nodus : padat, kistik

 Bentuk erosi,ulkus

 Pemeriksaan mikroskopis

Suatu pertumbuhan neoplastik khususnya keganasan dini tidak dapat di diagnosis berdasarkan
pengamatan klinis semata, karena tidak ada kriteria pasti untuk menentukan jinak dan
ganasnya. Suatu lesi secara klinis selain tidak adanya gejala karakteristik, seringkali baru
terdeteksi pada stadium lanjut setelah timbul gejala klinis yang mengganggu penderita.Untuk
mengatasi hal ini perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium penunjang. Pemeriksaan
Mikroskopis merupakan cara yang sangat penting untuk menegakkan suatu neoplasma.

1. Widiawaty, A., Rihatmadja, R., dan Djurzan, A. 2016. Metode Pemeriksaan pada Sistem TNM untuk
Karsinoma Sel Skuamosa Kulit. JIK. Vol: 10(1). Hal. 5-16. Available at:
https://www.researchgate.net/publication/323107839_Metode_Pemeriksaan_pada_Sistem_TNM_u
ntuk_Karsinoma_Sel_Skuamosa_Kulit
2. Laurentia, A., Djawad, K., Vitayani, S., dan Suswardana. 2009. Karsinoma Sel Skuamosa yang
Berkembang dari Ulkus Marjolin Akibat Luka Gigit (Squamous Cell Carcinoma Developed from
Marjolin Ulcer due to Human Bite). Jurnal Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin. Vol: 21(1). Hal.
84-8. Available at: http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
karsinoma%20sel%20Vol%2021%20%20No%201.pdf
3. Mediawati, A. 2013. Karsinoma Sel Skuamosa Sebagai Salah Satu Kanker Rongga Mulut Dan
Permasalahannya The Problems Of Squamous Cell Carcinoma As One Of Oral Cancer. Jurnal:
Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Vol: 2(1). Hal. 87-90. Available at:
http://journal.umy.ac.id/index.php/di/article/view/565/712
4. Astriawan, H. 2015. Efektifitas Ekstrak Phaleria Macrocarpa, Kemoterapi dan Kombinasi Keduanya
dalam Meningkatkan Ekspresi Caspase 3 dan Indeks Apoptosis pada Karsinoma
Epidermoid. Masters Thesis, Master Program Of Biomedical Science. Available at:
http://eprints.undip.ac.id/46669/2/1_Bab.pdf
5. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=14472&val=970

Anda mungkin juga menyukai