Anda di halaman 1dari 7

TAKE HOME EXAM 06

PRINSIP-PRINSIP K3-2019 (KOMPREHENSIVE)


PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KERJA
Tanggal 08 NOVEMBER 2019

PETUNJUK :

1. Jawaban soal-soal di bawah ini tidak terbatas. Berikanlah kode


referensi yang saudara pekai untuk soal di bawah ini.
2. Jawaban diberikan dalam bentuk print-out dan soft-file
3. Jawaban harus sudah di terima paling lambat tanggal 09 November
2019. Kirimkan lewat email ke : ambarroestam@yahoo.com
4. Print-out diserahkan ke ibu Amie tgl 15 November 2019
5. Jawaban PERSEORANGAN. Tidak ada jawaban yang sama setiap
individu. Bila ditemukan adanya kesamaan, langsung dianggap GAGAL

SOAL 1:
Apa yang saudara ketahui tentang Decree No 1075/MENKES/SK/VII/2003.
Jelaskan

SOAL 2 :

Saudara adalah seorang dokter yang menjadi penanggung jawab suatu pelayanan
kesehatan kerja di wilayah Pusat Kerajinan Industri Kecil Pulo Gadung pada
perusahaan Garment pembuatan pakaian. Di wilayah tersebut terdapat sekitar 46
perusahaan kecil, dengan populasi karyawan kurang lebih 276 karyawan.
Salah satu perusahaan yang mengkhususkan diri pada lingerie
memiliki sekitar 45 tenaga kerja, wanita 30 orang dan pria 15 orang. Bagian obras
36 orang, bagian pengepakan 2 orang, bagian cutting 7 orang. Jam kerja rata-rata 8
jam perhari yaitu dari pukul Pk 08.00-16.00 WIB. Dan tidak ada shift malam. Hanya
ada jam lembur dari jam 19.00-21.00 bila diperlukan. Meskipun masuk kategori
perusahaan kecil, kapasitas produksi perusahaan ini rata-rata 20.000 lusin tiap
mereknya dengan pemesanan 4000 lusin atau lebih dari satu kontainer dengan tinggi
20 feet. Per bulannya

ALUR PRODUKSI :

Tahap Persiapan

 Pembuatan Sampel Pakaian


Sebelum memproduksi pakaian dalam jumlah besar, dilakukan pembuatan
sampel pakaian oleh bagian produksi, setelah itu dilakukan pembuatan/ gambar
pola.
 Pemesanan Bahan
Setelah pola pakaian yang ditentukan dibuat, dilanjutkan dengan pemesanan
bahan untuk membuat pakaian dalam jumlah besar. Setelah bahan yang dipesan
datang, bahan tersebut disimpan di gudang penyimpanan.
 Proses Inspeksi Bahan
Bahan yang akan digunakan untuk pembuatan pakaian, sebelumnya diinspeksi
dahulu untuk melihat kecacatan bahan tersebut untuk melihat kelayakan bahan
apakah akan diterima ataukah dikembalikan (return) ke pemasok kain. Kegiatan
inspeksi bahan dilakukan di gudang penyimpanan. Keterangan mengenai alat-
alat yang digunakan, proses dan ergonomi pekerja pada tahap ini tidak kami
dapatkan dari narasumber.

 Proses Cutting
Proses cutting bahan yang digunakan untuk membuat pakaian dilakukan di
gudang penyimpanan. Cutting dilakukan sesuai dengan pola pakaian yang akan
dibuat dengan menggunakan mesin cutting. Baik proses cutting maupun inspeksi
bahan dilakukan oleh pekerja yang sama. Setelah melalui proses cutting, bahan
dikirim ke bagian produksi.
Mulai dari proses pembuatan sampel pakaian hingga proses cutting dilakukan di
gudang penyimpanan yang dikerjakan oleh 7 orang pekerja. Namun karena
adanya halangan di gudang penyimpanan, maka informasi mengenai alat-alat
yang digunakan, proses, faktor risiko dan ergonomi pekerja tidak kami dapatkan.

Tahap Produksi
Selanjutnya mulai dari tahap quality control hingga packing dilakukan di gedung
produksi.

 Proses Quality Control


Pada tahap ini, hal yang dilakukan pekerja adalah dengan mensortir satu persatu
bahan yang telah dipotong di gudang penyimpanan yang diletakkan bertumpuk
diatas meja sepanjang + 2 x 1,5 x 1 meter, sebanyak 2 buah. Proses quality
control dilakukan oleh 2 orang pekerja. Pekerja melakukan quality control
dengan berbagai posisi seperti berdiri, duduk di lantai, bahkan diatas meja. Hal
ini dikarenakan tidak tersedianya kursi dalam melakukan kegiatan tersebut.
Tahap quality control dilakukan tanpa menggunakan alat, hanya menggunakan
kedua tangan, dengan posisi tubuh kepala selalu tertunduk dan dilakukan secara
repetitif.

 Sewing
Obras Katok I
Bahan yang telah digunting dan melewati proses quality control, selanjutnya
dilakukan proses obras katok I, yaitu proses pengobrasan bagian
selangkangan dari bahan pakaian yang akan dibuat. Pekerja sebanyak 5
orang melakukan proses ini dengan menggunakan alat mesin obras dengan
posisi duduk tanpa sandaran, kepala agak menunduk dan punggung
membungkuk dalam jangka waktu yang lama. Gerakan yang dilakukan
dengan menggunakan kedua tangan, memasukan bahan pakaian ke mesin
obras, sedangkan kaki kanan menginjak pedal mesin obras. Gerakan ini
dilakukan secara repetitif.
Potong Katok I
Bahan pakaian yang telah melalui proses obras katok I, akan didapatkan
masih saling tersambung. Pekerja tahap potong katok I bertugas memotong
sambungan tersebut secara manual dengan menggunakan gunting, secara
cepat dan repetitif. Tahap ini dikerjakan oleh 5 orang pekerja yang bekerja
dengan posisi duduk menggunakan kursi tanpa sandaran dalam jangka waktu
lama. Pekerja duduk disebelah pekerja lain yang melakukan tahap obras
katok I, bertugas menerima bahan pakaian yang telah diobras dengan
menggunakan tangan kiri sedangkan tangan kanan memotong bahan.
Pemasangan Karet Pinggang
Karet yang hendak dipasang di bahan pakaian sebelumnya sudah dipotong
sesuai ukuran. Kemudian karet tersebut ditempatkan di sisi pinggang bagian
dalam bahan pakaian lalu dijahit memanjang. Jumlah pekerja sebanyak 5
orang. Alat yang digunakan pada proses ini adalah mesin jahit. Bahan yang
akan dipasang karet pinggang disiapkan secara bertumpuk diatas lantai
disamping pekerja yang bertugas pada tahap pemasangan karet pinggang.
Saat pemasangan dan penjahitan karet pinggang, pekerja duduk di kursi
tanpa sandaran dengan posisi mesin jahit yang lebih tinggi.
Kansai Karet Pinggang
Proses kansai karet pinggang ditujukan untuk membalik sisi pinggang yang
telah terpasang karet sehingga berada di sisi luar. Bahan pakaian yang
hendak di kansai (dibalik) sebelumnya sudah disiapkan bertumpuk di lantai.
Jumlah pekerja sebanyak 5 orang. Alat yang digunakan pada proses ini
adalah mesin jahit. Tangan kiri pekerja mengambil bahan pakaian di lantai
lalu diletakkan di atas mesin jahit. Bagian pinggang yang telah dipasang
karet lalu dibalik kemudian dijahit memanjang kembali di sepanjang sisi
pinggang bagian luar. Sedangkan kaki kanan terus-menerus menginjak pedal
mesin jahit. Gerakan ini dilakukan secara repetitif.
Potong Karet Pinggang
Pekerja yang bertugas pada proses ini duduk di sebelah kiri petugas lain yang
melakukan kansai, siap menerima bahan pakaian yang telah dipasang karet
pinggang yang masih saling tersambung. Para pekerja berjumlah 5 orang
yang menggunakan gunting untuk memotong bahan pakaian tersebut secara
manual.
Jahit Samping dan Katok
Tahap ini merupakan tahap akhir penjahitan. Pada tahap ini kembali
dilakukan penjahitan sisi-sisi samping dan bagian katok pakaian, lalu
pakaian yang telah jadi diberikan stiker merek sesuai pesanan. Proses ini
dilakukan oleh 5 orang pekerja. Alat yang digunakan adalah mesin jahit.
 Proses Buang Benang
Setelah pakaian selesai dijahit, kemudian dilakukan pembersihan pakaian dari
sisa-sisa benang. Proses ini dilakukan oleh 3 orang pekerja. Pakaian yang telah
selesai dijahit dan siap untuk di packing ditumpuk di lantai untuk dilakukan
proses buang benang. Benang-benang yang masih tersisa dibuang secara manual.
 Lipat Masuk Polybag (Packing)
Proses ini merupakan tahap terakhir dari produksi. Pakaian-pakaian yang sudah
jadi dilipat dan digulung lalu dimasukkan ke dalam kotak-kotak kemasan. Dalam
1 kotak berisi 6 pakaian. Kotak-kotak ini kemudian dimasukkan ke dalam kardus
besar dan dikirim kembali ke gudang penyimpanan sebelum didistribusikan.
Proses ini dilakukan oleh 2 orang pekerja.
Pembuatan Pemesanan Proses Inspeksi Proses Cutting
Sampel Pakaian Bahan Bahan

Kansai Karet Pemasangan Obras Katok I Proses


Pinggang Karet Pinggang Potong Katok Quality Control

Lipat
Proses Potong Proses Jahit Proses
Pinggang Samping dan Katok Buang Masuk
Benang Polybag
acking)

Perusahaan ini menggunakan ruangan ber AC bagi bagian administrasi yang


biasanya dikerjakan anggota keluarga dari yang punya perusahaan, sedangkan
bagian operational sebagian besar tidak menggunakan dengan alasan banyak debu.

Sebagai dokter yang klinik yang pelayanan sedang menuju ke level II BOHS, maka
saudara memeriksa angka-angka kejadian penyakit dan kecelakaan kerja
pengunjung klinik yang sebagian besar adalah pekerja dari perusahaan garment ini.
Keluhan terbanyak mereka adalah merasakan gangguan saluran pernafasan,
termasuk rasa sesak nafas, influenza sampai sesak nafas.

Sebagai seorang dokter yang melandasi ilmunya dengan Evidence Based Medicine
saudara ingat penelitian seorang dokter Puskesmas di wilayah ini yang menunjukkan
angka bahwa sejumlah 5 orang terkena asma kerja, 9 orang asmanya memburuk
akibat kerja pada perusahaan ini .

Salah satu dari perusahaan ini juga menyatakan bahwa salah seorang dari
karyawannya di kirim ke Rumah Sakit PS, dengan keluhan utama : Irritasi (mata
berair) , bersin, hidung tersumbat, gatal tenggorokan; sesak nafas dan sakit kepala,
, namun bertambah keluhannya karena Rumah Sakit ini menggunakan Sistem AC
central. Penderita merasa seluruh tubuhnya lemas.

Dokter Puskesmas setempat ingin bekerja sama dengan saudara untuk


mengembangkan WISE program di daerah industri kecil ini.

PERTANYAAN :

1. Apa saja faktor risiko apa saja yang mengancam pekerja sektor informal di
industri ini ? Apa saja kemungkinan penyakit maupun kecelakaan kerja yang
mungkin terjadi dengan berbagai potential hazardous tersebut ?

2. Meskipun tidak berada di ruangan yang tertutup, banyak debu yang


berbahaya bagi mereka. Ada praduga bahwa mereka terpapar dengan debu
yang juga mengandung bahan kimia menyebabkan keluhan pernafasan. Apa
saja kemungkinannya ? Adakah parameter untuk outdoor quality standards
yang bisa anda pakai ? Terangkan dengan jelas.
3. Program Survailance Lingkungan apa yang saudara akan kembangkan di
perusahaan ini ? Jelaskan dengan lengkap program anda.

4. Program Survailance Medis apa yang saudara akan kembangkan di


perusahaan ini ? Jelaskan dengan lengkap program anda.

5. Sebagai pembina kesehatan kerja, saudara mengembangkan program


kesehatan kerja yang akan diterapkan di Industri Kecil ini. Apa prinsip-
prinsip penerapan program kesehatan kerja di sector informal menurut
WHO/ILO ? jelaskan juga apa yang dimaksud dengan “WISE”

6. Ajukanlah usulan konkrit saudara pengembangan program pada industri


kecil ini dengan menggunakan 5 prinsip penerapan K3 di industri kecil

7. Evaluasi selalu dikerjakan pada setiap upaya. Evaluasi apa yang saudara
ajukan untuk menilai apakah program saudara berhasil atau tidak, baik tehnis
maupun indikatornya.

8. Untuk mendiagnosa penyakit salah seorang karyawan yang dikirim ke RS PS


tersebut, apa saja yang harus saudara lakukan sehingga kita bisa menduga
bahwa ini adalah penyakit yang berhubungan dengan pekerjaannya ?

9. Salah seorang dokter dari RS tersebut ternyata sejawat saudara waktu


sekolah di fakultas kedokteran. Dia meminta kepada saudara untuk
melakukan pemeriksaan indoor air quality di ruang perawatan RS tersebut
mengingat tempat tersebut menggunakan AC central. Kemukakan usulan
saudara apa yang harus dilakukan, parameter umum apa yang digunakan dan
pemeriksaan khusus apa yang saudara ajukan .

10. Peran pelayanan kesehatan primer pada pengembangan kesehatan kerja di


industri kecil di Indonesia dilaksanakan oleh Puskesmas. Pihak Puskesmas
ingin mengembangkan program K3 yang dapat digunakan oleh perusahaan
yang ada di wilayahnya baik informalmaupun formal. Apa saran saudara
terhadap pihak Puskesmas. Jelaskan dengan lengkap.

SELAMAT BEKERJA
JAWABAN

1. Decree No 1075/MENKES/SK/VII/2003 membahas mengenai Sistem informasi


manajemen kesehatan kerja (SIM-KK). SIM-KK adalah satu kesatuan peranqkat
mulai dari pengumpuian, pengolahan, penyajlan, analisis data dan informasi
untuk memantau efektifitas dan efisiensi pengembangan program kesehatan
kerja mengandung komponen-komponen informasi peta masah kesehatan kerja,
dan penyakit yanq timbul karena hubungan kerja.
 Ruang Lingkup : data terkait pelayanan kesehatan kerja, pencegahan
penyakit akibat kerja dan lingkungan kerja yang dilaporkan oleh sarana
pelayanan kesehatan dan dilaporkan ke dinas kesehatan
 Konsep dasar : bertujuan memperolah data dan informasi untuk
mendukung pengembangan program kesehatan kerja

Penyelenggaraan SIM-KK meliputi beberapa proses tahapan, yakni :


 Pengumpulan data
o Data Primer
Diperoleh dari balai pengobatan/poliklinik, puskesmas, balai
kesehatan kerja masyarakat, dengan menggunakan sistem
pencatatan dan pelaporan SIM-KK
 Formulir KK1, KK2, KK3, KK5, KK6, KK7
o Data Sekunder
Diperoleh dari data yang tersedia kantor Depnaker dan
Transmigrasi, badan Litbangkes, Departemen pertanian,
sumber lain terkait
 Data Dasar KK4 : jumlah penduduk, jumlah usia kerja
dan jumlah angkatan kerja berdasarkan jenis kelamin, dan
jenis pekerjaan
 Pelaporan
o Periode pelaporan
 Data Primer
 Balai pengobatan puskesmas dan BKKM
 Rumah Sakit
 Data Sekunder : data yang dilaporkan sesuai keadaan pada
tanggal 31 Desember setiap tahunnya, dan disampaikan
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota pada tanggal 15
Januari
o Mekanisme pelaporan
Balai pengobatan, puskesmas, BKKM  Dinas kesehatan
kabupaten/kota  Dinas kesehatan provinsi  Pusat kesehatan
kerja
o Mekanisme umpan balik
Dsampaikan oleh pusat, provinsi, kabupaten dengan sajian
informasi dan data dalam bentuk tabel, diagram batang, chart, dll
dalam suatu profil kesehatan kerja
 Peran pusat dan daerah dalam pembinaan SIM-KK
o Dinas kesehatan kabupaten/kota
o Dinas kesehatan provinsi
o Pusat kesehatan kerja

Pelayanan kesehatan kerja harus dipantau dengan seksama melalui penerapan


SIM-KK yang baik, sehingga dihasilkan keputusan yang cepat dan tepat guna
pencapaian manajemen program kesehatan kerja.

2. As
2.1.A
2.2.A
2.3.A
2.4.A
2.5.Aa
2.6.A
2.7.A
2.8.A
2.9.A
2.10. A
2.11.

Anda mungkin juga menyukai