Anda di halaman 1dari 20

19.

kebutuhan pasir dan kerikil :


WPS + Wkr = Wbtn – A – S
Wps + Wkr = 2380 – 175 – 275 = 1930 Kg
20. kebutuhan pasir :
Wps = (P / 100).(Wps + Wkr)
= (35/100).1930=675,50 Kg
21. Kebutuhan kerikil :
Wkr= (Wps + Wkr)-Wps
=1930-675,50 =1254,50 Kg
22. Kesimpulan :
Untuk 1 m3 beton,berat beton=2380kg,di butuhkan bahan- bahan
 Air = 175liter
 Semen = 275kg
(1 kantong semen =40kg, maka =6,875 kantong)
 Pasir = 675,50 kg
 Krikil =1254,5kg
Untuk satu adukan (missal 1 kantong semen ), maka dibutuhkan:
 Air = 175/6, 875=25,4545 liter
 Semen =1 kantong =40kg
 Pasir =675,50/6,875=98,2545kg
 Kerikil =1254,50/6,875=182,4727kg

Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30


2.3.3. Metode SNI 03-2834-1993
2.3.3.1. Tabel dan grafik

Tabel 1a : Faktor Pengali (k) Deviasi Standar


Jumlah Data ≥ 00 25 20 15 >15
Faktor pengali 1,00 1,03 1,08 1,15 -

Catatan : bila jumlah data hasil uji kurang dari 15, maka nilai tambah (M) diambil tidak kurang
Dari 12 MPa

Tabel 1b : Mutu Pelaksanaan, volume Adukan dan Deviasi Standar


Volume Pekerjaan Deviasi Standar sd (MPa)
Sebutan Volume Beton Mutu Pekerjaan
(m3) Baik Sekali Baik Dapat Diterima
Kecil < 1000 4,5 < s ≤ 5,5 5,5< s ≤ 6,5 6,5 < s ≤ 8,5
Sedang 1000 – 3000 3,5 < s ≤ 4,5 4,5 < s ≤ 5,5 5,5 < s ≤ 7,5
Besar >3000 2,5 < s ≤ 3,5 3,5 < s ≤ 4,5 4,5 < s ≤ 6,5

Tabel 1c: Nilai Deviasi Standar untuk berbagai tingkat Pengendalian Mutu Pekerjaan
Tingkat Pengendalian Mutu Pekerjaan Sd (MPa)
Memuaskan 2,8
Sangat Baik 3,5
Baik 4,2
Cukup 5,6
Jelek 7,0
Tanpa kendali 8,4

Tabel 2 : Perkiraan kuat Tekan Beton (MPa) dengan fas = 0,5

Kuat Tekan (MPa)


Jenis Semen Jenis Agregat Kasar Pada umur (hari) Benda uji
3 7 28 91
Semen pordland Batu tak di pecahkan 17 23 33 40 Silinder
tipe I atau Batu pecah 19 27 37 45
Semen tahan Batu tak dipecahkan 20 28 40 48 Kubus
sulfat tipe II, V Batu pecah 23 32 45 54
Semen pordland Batu tak dipecahkan 21 28 38 44 Silinder
tipe III Batu pecah 25 33 44 48
Batu tak dipecahkan 25 31 46 53 Kubus
Batu pecah 30 40 53 60

Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30


Tabel 3 : perkiraan kebutuhan air per-meter kubik beton

Ukuran maksimum Jenin batuan Slump (mm)


Agregat (mm) 0 – 10 10 – 30 30 – 60 60 – 180
10 Batu tak dipecahkan 150 180 205 225
Batu pecah 180 205 230 250
20 Batu tak dipecahkan 135 160 180 195
Batu pecah 170 190 210 225
40 Batu tak dipecahkan 115 140 160 175
Batu pecah 155 175 190 205
Catatan :
 Agregat tak di pecah atau agregat pecah, di gunakan nilai – nilai pada tebel 3
 Untuk agregat campuran (tak dipecah dan dipecah),di hitung dengan mengunakan rumus

2 1
Wh + Wh
3 3

Wh : perkiraan jumlah air untuk agregat halus (tabel 3)


Wk : perkiraan jumlah air untuk agregat kasar (tabel 3)

Tabel 4 : persyaratan fas dam jumlah semen minimum untuk berbagai pembetonan dan
lingkungan khusus

Jenis pembetonan Jumlah semen minimum Nilai fas


Per-m3 beton (kg) maksimum
Beton di dalam ruang bangunan
a. Keadaan keliling non-korosif 275 0,60
b. Keadaan keliling korosif disebabkan
oleh kondensasi atau uap korosif 325 0,52
Beton di luar ruangan bangunan
a. Tidak terlindung dari hujan dan terik 325 0,60
matahari langsung
b. Terlindung dari hujan dan terik 275 0,60
Matahari langsung
Beton masuk ke dalam tanah
a. Mengalami keadaan basah dan kering
berganti – ganti 325 0,55
b. Mendapat pengaruh sulfat dan alkali
Dari tanah Tabel 5
Beton yang kontinu berhubungan dengan air Tabel 6
tawar dan air laut
Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30
Tabel 5 : fas meksimum untuk beton yang berhubungan air tanah yang mengandung sulfat

Konsentrasi sulfat Kandungan semen


Kadar Dalam tanah Sulfat Minimum
Gang- Total SO3 dalam (SO3) (kg/m
Guan SO3 Campuran Dalam Tipe Semen fas
Ukuran agregrat
Sulfat Air tanah
(%) Air : tanah Maksimum (mm)
(g/l)
= 2 : 1 (g/l) 40 20 10
1 < 0,2 < 1,0 < 0,3 Tipe l dengan atau tanpa 80 300 350 0,50
puzolan (15-40%)
Tipe l dengan atau tanpa 290 330 350 0,50
puzolan (15-40%)
2 0,2 – 0,5 1,0 – 1,9 0,3 – 1,2 Tipe l puzolan (15-40%) 270 310 360 0,50
Atau
Semen Portland puzolan 250 290 340 0,55
Tipe ll atau tipe V
Tipe l puzolan (15-40%) 340 380 430 0,45
3 0,5 – 1,0 1,9 – 3,1 1,2 – 2,5 Atau
Semen Portland puzolan 290 330 380 0,50
Tipe ll atau tipe V
4 1,0 – 2,0 3,1 – 5,6 2,5 – 5,0 Tipe ll atau tipe V 330 370 420 0,45
5 > 2,0 > 5,6 >5,0 Tipe ll atau tipe V dan 330 370 420 0,45
Lapisan pelindung

Tabel 6 : ketentuan minimum untuk beton bertulang dalam air


Kandungan semen
Jenis Kondisi lingkungan Fas Minimum (kg/m3)
Yang berhubungan Tipe semen Ukuran maksimum
Beton Dengan maksimum Agregat (mm)
40 20
Air tawar 0,50 Tipe V 280 300
Bertulang Tipe I + puzolan
Atau Air payau 0,45 (15-40%) atau 340 380
pretegang semen Portland
puzolan
Air laut 0,45 Tipe II atau V 330 370

Tabel 7: penetapan nilai slump


Pemakaian Beton Nila Slump (mm)
maksimum minimum
Dinding, pelat pondasi,dan pondasi telapak bertulang 125 50
pondasi telapak tidak bertulang, kaison dan struktur dibawah 90 25
tanah
Pelat, balok, kolom dan dindidng 150 75
Pengerasan jalan 75 50
Pembetonan masal 75 25
Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30
Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30
Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30
Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30
Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30
Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30
Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30
Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30
Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30
2.3.3.2. Contoh Cara / Langkah perhitungan (metode SNI 03-2834-1993

Diketahui data-data sbb :

 Kuat tekan yang disyaratkan f’ =25 MPa untuk umur 28 hari,benda uji berbentuk slinder
dan jumlah yang di izinkan tidak memenuhi syarat =5%
 Semen yang dipakai semen Portland tipe 1
 Tinggi slump disyaratkan 30-60 mm
 Ukuran butir agregrat maksimum 40mm
 Susunan butir agregrat halus harus termasuk dalam daerah gradasi no.2
 Tersedia agregrat halus pasir A dan B,serta kerikil dengan data sbb.

Tabel C.1: Data Gradasi dan Sifat Fisik Agregrat


Ukuran Pasir A Pasir B Kerikil
Lubang mata ayakan Bagian lolos ayakan Bagian lolosan ayakan Bagian lolosan ayakan
(mm) (%) (%) (%)
76 100 100
38 100 97
19 62 45
9,6 100 50 24
4,8 100 10 1
2,4 100 0 0
1,2 100 0
0,6 85 0
0,3 60
0,15 30
0,075 0

Sifat Agregrat Pasir A Pasir B Kerikil


(halus tak dipecah) (kasar tak dipecahkan) (batu pecah)
Berat jenis SSD 2,50 2,44 2’66
Penyerapan air (%) 3,10 4,20 1,63
Kadang air (%) 6,50 8,80 1,06

Hitung kebutuhan material/bahan per-m beton.


Penyelesaian :
Langkah –langkah perhitungan
1. Kuat tekan beton yang disyaratkan f’=30 MPa pada umur 28 hari dan benda uji
berbrntuk silinder.
2. Hitung deviasi standar yang tergantung pada volume pembetonan yang akan dibuat
dan mutu pekerjaan .pada kasus ini dianggap volume beton 1000-3000 m3 dan
mutu pekerjaan dapat diterima (tabel 1b),sehingga nilai sd = 7 MPa.atau dapat
Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30
digunakan tabel 1c yang didasarkan pada tingkkat mutu pengendalian
pekerjaan,missal mutu pengendalian jelek,maka sd = 7MPa. karena di ijinkan
prosetanse kegagalan hasil uji 5%,gunakan tetapan statistic 1,64
3. Nilai tambah M =1,64 .7 =11,48 MPa ≈ 12 MPa:
4. Kuat tekanan beton rata-rata yang ditargetkan :
F1cr=f1 c +M=30+12=42 MPa
5. Jenis semen,telah ditetapkan semen tipe I
6. Jenis agregat yang digunakan:
 Agregat halus (pasir) alami,terdiri pasir A dan pasir B (pair gabungan)
 Agregat kasar (krikil) berupa batu pecah
7. Factor air semen :
 Dalam soal di tentukan pas maksimum 0,60
 Dari tabel 2,untuk agregat kasar batu pecah dan semen tipe 1,kuat tekan
silinder umur 28 hari f1 c=37 MPꙅ dengan fas=0,50
 Benda uji berbentuk silinder,maka digunakan grafik 1 dari kuat tekan 37
MPa ditarik garis mendatar yang memotong garis vertical pada fas =0,50
 Melalui titik perpotongan tersebut buat kurva yang berbentuk menyerupai
kurva disebelah atas dan disebelah bawahnya

8. Faktor air semen maksimum ditetapkan dalam soal =0,60 dan nilai fas yang
diperoleh berdasarkan grafik 1(gambar C.1) adalah 0,452,maka dipergunakan untuk
perhitungan selanjutnya adalah nilai fas yang kecil,yakni fas=0,452
9. Slump di tetapkan sebesar 30-60 mm
10. Ukuran agregat maksimum ditetapkan 40mm
11. Kadar air bebas ditentukan dari tabel 3,untuk nilai slump 30-60mm,ukuran butiran
maksimum 40mm,dank arena agregat yang digunakan terdiri agregat tak
dipecahkan(pasir) dan agregat yang dipecahkan(krikil) maka :
 Kadar air bebas untuk agregrat tak dipecahkan / alami (pasir) 160kg/m 3 dan
 Kadar air bebas untuk agregrat dipecahkan ( kerikil)190kg/m3
Sehingga jumlah air yang diperlukan :
2 1 2 1
Wh + 3Wk = 3.160 + 3.190 = 170 kg/m3
3
12. Kadar semen jumlah air/fas = 170 / 0,452 = 376 kg/m3
13. Kadar semen maksimum tidak ditetapkan,jadi diabaikan.
14. Kadar semen minumana =275 kg/m3 (dalam ruang dan keadaan sekeliling non-
korosif ,tabel4),berarti sudah memenuhi.
15. Bila kadar semen minuman hasil hitungan(12) lebih kecil dari kadar semen
minimum,maka digunakan kadar semen dipakai= kadar semen minimum. Dalam

Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30


contoh ini,karna kadar.semen hasil hitungan (12) lebih besar dari kadar semen
minimum,maka dipakai kadar semen hasil hitungan (12),yaitu sebesar 376kg/m3.
16. Factor air semen yang disesuaikan,hal ini disesuaikan,hasil ini terjadi bila kebuthuan
semen dari hitungan(12) lebih kecil dari syarat semen minimum(14) atau lebih
besar dari jumlah semen maksimum (13) ,dalam hal ini fas harus dihitung
kembali.untuk contoh ini,nilai fas tetep digunakan 0,452,karena kebutuhan semen
hasil hitungan (12) lebih besar dari syrat semen minimum (14) dan lebih kecil dari
kadar semen maksimum (13).
17. Susunan butir agregrat harus ditetapkan masuk daerah gradasi No. 2( gambar
2.4),dalam hal ini diperoleh mencampur pasir A(36%) dan pasir B( 64%). Komposisi
ini didapat dengan cara coba-coba dan dengan bantuan kurva. Daerah gradasi No.2
grafik 2.(8)

Tabel C.2 : Menghitung Susunan Butir Pasir C (Gabungan)

Ukuran Pasir A Pasir B Gabungan Pasir A dan Pasir B (pasir C)


Lubang mata Bagian lolos Bagian lolos Pasir A 36% Pasir B 64% Gabungan
ayakan ayakan ayakan Bagian lolos bagian lolos bagian lolos
(mm) (%) (%) ayakan ayakan ayakan
(%) (%) (%)
A B c d e f
9,6 100 100 36 64 100
4,8 100 100 36 64 100
2,4 100 62 36 40 76
1,2 100 50 36 32 68
0,6 85 10 31 6 37
0.3 60 0 22 0 22
0,15 30 0 11 0 11
0,075 0 0 0 0 0

18. Susunan butir agregrat kasar seperti pada tabel soal


19. Mencari prosentase Agregrat Halus/pasir(agregrat yang lebih kecil dari 4,8 mm)
 Prosentase agregrat halus dicari dengan menggunakan grafik 5 (ukuran
butiran maksimum 40 mm),dengan nilai slump 30-60mm,dengan fas =
0,452 dan sususna butir agregrat halus pasir C (gabungan) masuk daerah
gradasi 2,diperoleh prosentase agregrat halus harga 27,30% -34,30 %
(gambar C.3)
 Nilai yang digunakan dapat diambil diantara kedua nilai tersebut biasanya
diambil nilai rata-rata dalam hal ini 31%.

Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30


 Jumlah (31%) ini adalah jumlah dari pasir atau agregat < 4,8 mm.
 Di Indonesia, agregat kasar yang digunakan sering masih mengandung
agregat yang ukurannya < 4,8 mm dalam jumlah > 5%. Karena itu jumlah
agregat halus yang digunakan harus dikurangi.
 Dalam contoh ini prosentase agregat halus dalam agregat kasar cukup kecil,
sehingga dapat diabaikan.
20. Berat Jenis Relatif Agregat, yang dimaksud adalah berat jenis agregat gabungan.
Diketahui :
 Berat jenis SSD Pasir A = 2,50
 Berat jenis SDD Pasir B = 2,44
 Berat jenis SSD Kerikil = 2,66
 Dari hasil hitangan sebelumnya :
o Pasir C (pasir gabungan) diperoleh dari 36% Pasir A dan 64% Pasir B
o Agregat gabugan (Pasir C + Kerikil) diperoleh dari 31% Pasir C dan
69% Kerikil.
 Berat jenis agregat gabungan dihitung dengan rumus :
𝑃 𝐾
Bjag-gab = 100.bjag-halus + .bjag-kasar
100
36 64
 BJ Pasir C (pasir gabungan) = 100.2,50 + 100 . 2,44 = 2,64
31 69
 Bj agregrat (gabungan,halus dan kasar ) =100 . 2,46 + 100 . 2,66 = 2,60

Tabel C.3 : Susunan Butir Agregrat Gabungan

Ukuran Pasir C Kerikil Pasir C Kerikil Gabungan


Lubang Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian
mata Lolos Lolos Lolos Lolos Lolos
Ayakan Ayakan Ayakan ayakan Ayakan Ayakan
(mm) (%) (%) (%) (%)
a b c d e f
76 100 100 31 69 100
38 100 96 31 66 97
19 100 40 31 28 59
9,6 100 15 31 10 41
4,8 100 1 31 1 32
2,4 76 0 24 0 21
1,2 68 0 21 0 21
0,6 37 0 11 0 11
0,3 22 0 7 0 7
0,15 11 0 3 0 3
0,075 0 0 0 0 0

Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30


21. berat jenis relatif agregrat ,yang dimasud adalah berat jenis agregrat gabungan.

Diketahui :

 Berat jenis SSD pasir A = 2,50


 Berat jenis SSD pasir B = 2,44
 Berat jenis SSD kerikil = 2,66
 Dari hasil hitunga sebelumnya :
o Pasir C (pasir gabungan) diperoleh dari 36% Pasir A dan B 64% Pasir B
o Agregrat gabungan (Pasir C+Kerikil) diperoleh dari 31% Pasir C dan 695 kerikil
 Berat jenis agregrat gabungan dihitung dengan rumus :
𝑝 𝑘
bjag – gab =100.𝑏𝑎 – halus +100 bjag – kasar
36 64
 BJ agregrat C(pasir gabungan) =100..2,50 +100 .2,44 = 2,46
31 69
 BJ agregrat (gabungan ,halus dn kasar )= 100.2,46 + 100.2,66 =2,60

22. Berat isi beton dicari dengan menggunakan garfik 6,sesuai dengan BJ agregrat gabungan dan kadar
air beban (lihat gambar C.5)

 Pertama buat kurva baru sesuai dengan BJ agregrat gabungan dengan memperhatikan kurva
sebelah atas bawahnya yang sudah ada. Dalam contoh ini kebetulan BJ agregrat gabungan
2,60 sesuai dengan kurva yang sudah ada).
 Lalu tarik garis vertical dari nilai kadar air bebas yang digunakan (170kg/m3) sampai memotong
kurva baru bj agregrat gabungan tersebut.
 Kemudian dari titik potongan tersebut, ditarik garis mendatar sampai memotong sumbu tegak,
dan didapatkan nilai berat isi beton = 2387 kg/m3

Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30


Gambar C.5 : Mencari Berat Isi Beton

23. kadar agregrat gabungan = berat isi beton dikurangi jumlah semen dan kadar air

= 2387 – 376 -170 =1841 kg/m3

24. kadar agregrat halus = prosentase agregrat halus (31%) . kadar agregrat gabungan

= 0,31. 1841 = 571 kg/m3 ( Pasir C)

Maka : Pasir A = 0,36 .571 = 205,56 kg/m3

Pasir B = 0,64 .571 = 365,44kg/m3

25. Kadar agregrat kasar = agregrat gabungan – kadar agregrat halus

= 1841 – 571 = 1270 kg/m3

26. Proporsi Campuran ( agregrat dalam kondisi SSD)

Dari hasil hitungan langkah di atas didapat susunan campuran beton teoritis

Untuk setiap m3 ,sbb.

 Semen Portland = 376 kg


 Air seluruhanya = 170 kg

Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30


 Agregrat halus/pasir
o Pasir A = 205,56 kg
o Pasir B = 365,44 kg
 Agregrat Kasar/Kerikil = 1270 kg

27. Koreksi Proporsi Campuran

Guna mendapatkan susuanan campuran yang sebenarnya , yaitu campuran yang akan
digunakan/sebagai campuran uji,perlu dilakukan koreksi dengan memperhitungkan jumlah air bebas
yang terdapat dalam agregrat ( lihat tabel data gradasi dan sifat fisik agregrat ,pada contoh ini),dapat
berupa pengurangan air ( jika penyerapan air agregrat < kadar air agregrat ),ataupun penambahan air
(jika penyerapan air agregrat > kadar air agregrat ), dan koreksi jumlah agregrat sebagai akibat kadar air
tersebut.

 Pasir A mempunyai kadar air 6,50% dan penyerapan air 3,10% ,pasir B mempunyai kadar air
8,80% dan penyerapan air 4,20%.kedua pasir mempunyai nilai kadar air > nilai penyerapan
air,berarti terjadi kelebihan air (menambah jumlah air campuran),karena itu air campuran harus
dikurangi sebesar
o Pasir A = ( 3,10-6,50) .205,56/100 = -6,99 kg
o Pasir B = (4,20-8,80) .365,44/100 = -16,81
 Kerikil mempunyai nilai kadar air ( 1,80%) < nilai penyerapan air ( 1,63%),berarti kerikil akan
menyerap sebagaian air campuran (mengurangi jumlah air campuran) ,karena itu air campuran
harus ditambah sebesar :
= ( 1,63 – 1,08 ).1270/100 = 6,99 kg

Sehingga proporsi Campuran seharusnya ( per –m3) :

 Semen Portland = 376 kg


 Agregrat halus/ pasir :
o Pasir A = 205,56 + 6,99 = 212,55 kg
o Pasir B = 365,44 + 16,81 = 382,25 kg
o Pasir C (Agregrat halus total) :
= 212,55 = 382,25 = 594,80 kg
 Agregrat kasar/kerikil = 1270 – 16,81 =1263,01 kg
 Air = 170 – 6,99 – 16,81 + 6,99 = 153,19 kg

Volume Campuran Uji

 Benda uji berbentuk silinder ,diameter 150mm dan tinggi 300mm.


 Jumlah benda = 10 buah
 Angka penyusutan campuran sekitar 10% - 20% ,diambil 15%
1
 Volume uji = 4.𝜋. 0,152.0,15 .0,30.10.1,15 = 0,06m3

Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30


Hasil perhitungan perencanaan campuran dimasukan dalam formulir perencanaan campuran beton
seperti tabel C.4.

Panduan Pratikum TBK JTS FTSP UPP 30

Anda mungkin juga menyukai