Tugas Bu Sadnyini
Tugas Bu Sadnyini
PENDAHULUAN
satu kekayaan dan bagian dari bumi dengan jumlah yang terbatas dan tidak
kemakmuran rakyat.
bagi rakyat dan untuk kemakmuran rakyat. Sebagai realisasi dari Pasal 33
bersifat dualistik (bersumber pada hukum adat dan hukum barat) sehingga
1
K. Wantjik Saleh, 1977. Hak Anda Tanah, Ghalia Indonesia, Jakarta, Hal. 13.
1
menimbulkan berbagai masalah yang tidak sesuai dengan cita-cita
2
persatuan bangsa Indonesia serta tidak menjamin adanya kepastian
hukum terhadap hak-hak atas tanah. Oleh karena itu dualisme dalam
tentang agraria yang baru, yang lebih mengarah kepada hukum nasional,
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Sejak berlakunya UUPA, hak atas
tanah yang tunduk pada hukum barat dan hukum adat dikonversi (diubah)
perubahan hak-hak atas tanah dari status yang lama, yaitu sebelum
menentukan bahwa :
hak atas tanah yang dikonversi menjadi hak milik adalah agrarisch
eigendom, milik, yasan, andarbeni, hak atas druwe, hak atas druwe desa,
2
Ibid, Hal. 8.
3
Adrian Sutedi, 2010, Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya, Cetakan
Keempat, Sinar Grafika, Jakarta, Hal. 125.
2
pesini, grand Sultan, landerinjbezitrecht, altijddurende erfpacht, hak usaha
atas bekas tanah partikelir dan hak-hak lain dengan nama apapun.
Konversi hak milik adat sebagaimana diatur dalam Pasal II ayat (2)
diberikan kepada pemegang hak atas tanah dalam rangka untuk menjamin
kepastian hukum.
Ketentuan Pasal 19 ayat (1) UUPA ini diatur lebih lanjut dalam Peraturan
3
Pelaksanaan Pemerintah Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah.
surat tanda bukti hak atas tanah berupa sertipikat tanah kepada pemegang
Pemberian surat tanda bukti hak atas tanah berupa sertipikat sebagai
Tujuan pendaftaran tanah diatur dalam Pasal 19 ayat (1) UUPA juncto
Pasal
4
3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran tanah.
dengan
administrasi pertanahan.
5
yang belum didaftarkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10
adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data fisik dan data
yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, buku
kali yang dilakukan secara serentak bagi semua obyek Pendaftaran Tanah
4
Boedi Harsono, 2007, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-
undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Cetakan Kesebelas, Djambatan, Jakarta, Hal.
474.
5
Ibid 475.
6
di seluruh wilayah Republik Indonesia dalam suatu wilayah
cepat, lancar, aman, adil, merata dan terbuka serta akuntabel, sehingga
pertanahan.
tanah di Kabupaten Badung baik merupakan hak milik adat, hak milik
dipetakan secara baik dan akurat. Kabupaten Badung adalah salah satu
7
B. Rumusan Masalah
Kabupaten Badung ?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
khususnya;
E. Tinjauan Pustaka
8
a. Pengertian Hak Milik Atas Tanah
Pasal 20 ayat (1) UUPA menentukan bahwa hak milik adalah hak
turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas
merupakan hak turun temurun artinya hak milik atas tanah dapat
milik. Hak milik merupakan hak yang terkuat artinya hak milik atas
tanah lebih kuat bila dibandingkan dengan hak atas tanah lain, tidak
gangguan pihak lain dan tidak mudah hapus. Hak milik merupakan
tanah lain, dapat menjadi induk bagi hak atas tanah yang lain, tidak
berinduk pada hak atas tanah yang lain dan penggunaan tanahnya
6
Urip Santoso, 2005, Hukum Agraria dan Hak-hak Atas Tanah, Kencana, Jakarta, Hal. 90
9
keturunan. Menurut Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
mempunyai hak milik atas tanah adalah bank yang didirikan oleh
Terjadinya hak milik atas tanah karena hukum adat diatur dengan
beralih dan dialihkan kepada pihak lain. Peralihan hak milik atas
10
secara bersama oleh pihak yang bermaksud untuk mengalihkan hak
hak milik atas tanah dengan pihak yang bermaksud untuk menerima
pengalihan hak milik atas tanah misalnya karena jual beli, hibah,
tukar menukar. 7
7
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, 2004, Hak-hak atas tanah, Kencana, Jakarta,
Hal.77-78
11
Pencabutan hak ditetapkan berdasarkan Pasal 18 UUPA yang
bangsa dan negara serta kepentingan bersama dari rakyat, maka hak
rakyat dapat dicabut dengan memberikan ganti rugi yang layak dan
sifat dan tujuan dari haknya atau tidak dipelihara dengan baik.
dengan status hak milik. Hapunya hak milik atas tanah karena
12
Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
(2) Pendaftaran tersebut dalam ayat 1 Pasal ini meliputi :
a. pengukuran, perpetaan dan pembukuan tanah;
b. pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak
tersebut;
c. pemberian surat-surat tanda bukti hak, yang berlaku
sebagai alat pembuktian yang kuat.
(3) Pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingat
keadaan Negara dan masyarakat, keperluan lalu-lintas
sosial ekonomis serta kemungkinan penyelenggaraannya,
menurut pertimbangan Menteri Agraria.
(4) Dalam Peraturan Pemerintah diatur biaya-biaya yang
bersangkutan dengan pendaftaran termaksud dalam ayat 1
diatas, dengan ketentuan bahwa rakyat yang tidak mampu
dibebaskan dari pembayaran biaya-biaya tersebut.
Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 :
“Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh Pemerintah secara terus menerus, berke-sinambungan dan
teratur, meliputi pengumpulan, pengo-lahan, pembukuan, dan
penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam
bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan
satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda
bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya
dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu
yang membebaninya”.
Pendaftaran tanah dilakukan dalam bentuk peta dan daftar. Salah
fisik dan data yuridis yang dilakukan dalam bentuk peta dan daftar
yang memuat data fisik dan data yuridis dari bidang-bidang tanah
menentukan bahwa :
8
Arba, 2015, Hukum Agraria Indonesia, Penerbit Sinar Grafika, Jakarta, Hal. 148.
13
menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan
Pemerintah”.
Menurut Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
menentukan bahwa :
14
merupakan dasar dan perwujudan tertib administrasi di
bidang pertanahan.9
bahwa :
sendiri.
9
Akbar Prihadi Manggala Putra, 2015, Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Kantor
Pertanahan Kabupaten Sleman Dalam Pemeliharaan Data Pendaftran Tanah (hak milik)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 (Untuk Mewujudkan Tertib
Administrasi Pertanahan), Universitas Atmajaya Yogyakarta, Hal.39.
15
ekonomi lemah. Pelayanan yang diberikan dalam rangka
lapangan.
10
Ibid. Hal. 151-152.
16
b) tanah hak pengelolaan
c) tanah wakaf
d) hak milik atas satuan rumah susun
e) hak tanggungan
f) tanah negara
adalah bidang-bidang tanah yang dibebani oleh hak milik, hak guna
usaha, hak guna bangungan, dan hak pakai serta tanah hak
pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun, hak
ditentukan :
17
Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
menentukan bahwa :
dilakukan apabila ada perubahan data fisik dan / atau data yuridis
obyek pendaftarannya.
18
didaftarkan di wilayah desa/kelurahan dalam rangka memberikan
diatur pada Pasal 2 ayat (2) Peraturan Menteri Agraria dan Tata
konflik pertanahan.
Pasal 3 ayat (1) dan (2) Peraturan Menteri Agraria dan Tata
19
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 12 Tahun 2017
menentukan bahwa :
lengkap (PTSL) meliputi baik bidang tanah yang sudah ada tanda
pelaksanaan PTSL.
menentukan bahwa :
20
h. Penerbitan keputusan pemberian atau pengakuan Hak atas
Tanah;
i. Pembukuan dan penerbitan Sertipikat Hak atas Tanah;dan
j. Penyerahan Sertipikat Hak atas Tanah.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
hukum dalam artian nyata dari realita dan fakta yang ada dilingkungan
sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder.12
2. Sumber Data
sekunder.
11
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI Press, 1986, Hal. 250
12
Masri Singarimbun, 1981, Metode Penelitian dan Survei, Penerbit LP3 ES. Hal. 1-2.
21
a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber
b. Data sekunder terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder.14
Pendaftaran Tanah;
13
Soerjono Soekanto, Op. Cit, Hal. 12.
14
Mukti Fajar, Yulianto Achmad, Op. Cit, Hal. 157.
22
e) Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
15
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Kencana Prenadamedia Group,
Jakarta, Hal. 195-196.
23
narasumber dengan membatasi aspek dari permasalahan yang diteliti
dilakukan.
4. Lokasi Penelitian
5. Metode Analisis
24
hasil wawancara (dari narasumber). Penarikan kesimpulan dilakukan
khusus.16
16
Soerjono Soekanto, 1981, Pengantar Penelitian Hukum, Univeristas Indonesia, Jakarta,
Hal. 11.
25
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku :
Adrian Sutedi, 2010, Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya, Cetakan
Keempat, Sinar Grafika, Jakarta.
Akbar Prihadi Manggala Putra, 2015, Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Kantor
Pertanahan Kabupaten Sleman Dalam Pemeliharaan Data Pendaftran
Tanah (hak milik) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 (Untuk Mewujudkan Tertib Administrasi Pertanahan), Universitas
Atmajaya Yogyakarta.
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, 2004, Hak-hak atas tanah, Kencana,
Jakarta.
Masri Singarimbun, 1981, Metode Penelitian dan Survei, Penerbit LP3 ES.
Urip Santoso, 2005, Hukum Agraria dan Hak-hak Atas Tanah, Kencana, Jakarta.
Peraturan perundang-undangan
Undang-Undang Dasar Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
26
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3
Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 12 Tahun 2017 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2001 tentang Desa Pakraman
Juncto Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2003 tentang Desa
Pakraman.
27