Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya,tugas makalah ini dapat
terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Makalah ini berjudul Penilaian Kinerja Puskesmas akan menjadi
referensi dalam Pelatihan ManajemenPuskesmas . Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada para
pihak yang turutserta membantu kelancaran kami.

Tidak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan makalah kami ini masihbanyak hal-hal yang perlu
dibahas dalam mekanisme perencanaan ini.

Semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi pembaca. Kami jugatidak segan-segan untuk
menerima kritik dan saran, agar makalah selanjutnya dapatmenjadi lebih baik dan sesungguhnya semua
itu bersifat membangun.

Terima kasih.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat telah
dibangun Puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wlayah kerja
tertentu. Puskesmas berfungsisebagai (1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan;
(2) Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat (3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan peyelenggaraan upayanya, Puskesmas dilengkapi dengan
instrumen manajemen yang terdiri dari (1) Perencanaan tingkat Puskesmas; (2) Lokakarya mini
Puskesmas; (3) Penilaian Kinerja Puskesmas dan manajemen sumberdaya termasuk alat, obat,
keuangan dan tenaga, serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut
sistem informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan (antara
lain melalui penerapan quality assurance). Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program,
program-program unggulan serta program spesifik daerah, maka area program yang akan menjadi
prioritas di suatu daerah, perlu dirumuskan secara spesifik oleh daerah sendiri demikian pula
strategi dalam pencapaian tujuannya, yang harus disesuaikan dengan masalah serta kebutuhan
setempat.

Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan di masyarakat,


mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut di
atas, maka pedoman stratifikasi Puskesmas yang telah dipergunakan selama ini perlu
disempurnakan, dan selanjutnya digunakan istilah Penilaian Kinerja Puskesmas.

B. Pengertian Penilaian Kinerja Puskesmas

Penilaian Kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja/prestasi
Puskesmas. Pelaksanaan penilaian di mulai dari tingkat Puskesmas, sebagai instrumen mawas diri
karena setiap Puskesmas diminta menilai kinerjanya secara mandiri, baru kemudian Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan verifikasi hasil pencapaian cakupan dan manajemen
kegiatan termasuk mutu pelayanan atas perhitungan seluruh Puskesmas, selanjutnya Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota bersama seluruh Puskesmas menetapkan Puskesmas-Puskesmas kedalam
kelompok (I,II,III). Pada setiap kelompok tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota masih dapat
membedakan tingkat kinerja Puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapaian
kinerjanya masih dapat diketahui.

C. Tujuan Penilaian Kinerja Puskesmas

Tujuan Umum

Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten/kota.

Tujuan Khusus
Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen
Puskesmas pada akhir tahunkegiatan.

Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat kategori
kelompok masing-masing Puskesmas.

Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas danbahan masukan dalam penyusunan rencana
kegiatan Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/ kota untuk tahun yang akan datang.

D. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas :

1.Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target yang
harus dicapainya.

2.Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar
belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan
pencapaian kinerja Puskesmas (out put dan out come).

3.Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/ kota dapat menetapkan tingkat urgensi suatu
kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan berjalan berdasarkan prioritasnya.

4.Dinas kesehatan kabupaten/ kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumberdaya
Puskesmas dan urgensi pembinaan masingmasing Puskesmas.

E. Ruang Lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas

Ruang lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil pelaksanaan
pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian terhadap kegiatan
kegiatan upaya kesehatan wajib Puskesmas yang telah ditetapkan di tingkat Provinsi dan kegiatan
kesehatan pengembangan/inovativ yang ditetapkan oleh Provinsi dan bisa ditambahi oleh
Kabupaten/Kota, apabila diwilayah Puskesmas tersebut mempunyai program unggulan yang sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yang sudah diukur dengan kemampuan sumberdaya termasuk
ketersediaan dan kompetensi tenaga pelaksananya, dengan tetap memperhatikan arahan dan
kebijakan tingkat Provinsi dan Pusat, yang dilandasi oleh kepentingan daerah dan nasional
termasuk konsensus global/ kesepakatan dunia (antara lain penanggulangan penyakit TBC, malaria,
diare, kusta, dan lain-lain).

Secara garis besar lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas tersebut berdasarkan pada upaya-upaya
Puskesmas dalam menyelenggarakan Pelayanan kesehatan yang meliputi:

Upaya Kesehatan Wajib sesuai dengan kebijakan nasional, dimana penetapan jenis pelayanannya
disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Upaya Kesehatan Pengembangan/inovatif antara lain penambahan upaya kesehatan atau sub
variable upaya kesehatan dalam pelaksanaan pengembangan program kesehatan yang dilaksanakan
diPuskesmas.

Pelaksanaan Manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan, meliputi:

Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini dan pelaksanaan penilaian kinerja,

Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat, obat,keuangan, dll.

4. Mutu pelayanan Puskesmas, meliputi:

Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.

Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap standar pelayanan yang
telah ditetapkan.

Penilaian out-put pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang diselenggarakan. Dimana masing-
masing program/ kegiatan mempunyai indikator mutu tersendiri, sebagai contoh angka drop out
pengobatan pada program penanggulangan TBC.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pelaksanaan Penilaian Kinerja Puskesmas


Pelaksanaan penilaian kinerja Puskesmas meliputi serangkaian kegiatan yang dimulai sejak awal tahun
anggaran pada saat penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan Puskesmas. Selanjutnya dilakukan
pengumpulan data yang dipantau dan dibahas melalui forum Lokakarya Mini baik bulanan dengan
lintas program di dalam Puskesmas maupun Lokakarya Mini tribulanan yang melibatkan lintas
sektor di Kecamatan.

Penilaian Kinerja Puskesmas di sini meliputi Puskesmas dan jaringannya yaitu Puskesmas,
Puskesmas pembantu, bidan di desa serta berbagai UKBM dan upaya pemberdayaan masyarakat
lainnya. Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, maka pada proses
pelaksanaannya tetap dibawah bimbingan dan pembinaan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

A. Penetapan target Puskesmas

Target Puskesmas yaitu tolok ukur dalam bentuk angka nominal atau persentase yang akan dicapai
Puskesmas pada akhir tahun. Penetapan besar target setiap kegiatan yang akan dicapai masing-
masing Puskesmas sifatnya spesifik dan berlaku untuk Puskesmas yang bersangkutan berdasarkan
pembahasan bersama antara Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan Puskesmas pada saat
penyusunan rencana kegiatan Puskesmas.

Target Nasional perlu dijabarkan ke dalam target Provinsi, Kabupaten/Kota dan Puskesmas secara
tepat. Penetapan target Puskesmas dengan mempertimbangkan :

Besarnya masalah yang dihadapi oleh masing-masing Puskesmas.

Besarnya masalah yang dihadapi kabupaten/kota.

Keberhasilan tahun lalu dalam menangani masalah.

Kendala-kendala maupun masalah dalam penanganannya.

Ketersediaan sumberdaya termasuk kemampuan sumber daya manusia tahun yang akan datang.

Lingkungan fisik (faktor kesulitan geografis, iklim, transport, dan lain-lain) dan non fisik (sosial budaya,
tingkat pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, dan lain-lain).

2. Pengumpulan data
Hasil kegiatan yang diperhitungkan adalah hasil kegiatan bulan Januari sampai dengan bulan
Desember tahun yang lalu. Penilaian KinerjaPuskesmas merupakan salah satu simpul dari satu
rangkaian kegiatan dalam manajemen Puskesmas. Oleh karena penilaian kinerja adalah kegiatan
untuk menilai kinerja Puskesmas berdasarkan rencana kegiatan yang telah disusun, maka periode
waktu penilaian disesuaikan/disinkronkan pula dengan perencanaan.

Yang dimaksud dengan hasil kegiatan Puskesmas di sini adalah Puskesmas beserta jaringannya yaitu
Puskesmas Pembantu, dan Ponkesdes.

Data untuk menghitung hasil kegiatan diperoleh dari SP2TP dan pencatatan hasil kegiatan yang ada/
dibuat Puskesmas.

3. Pelaksanaan penilaian di tingkat Puskesmas

Dilaksanakan oleh Puskesmas dalam rangka mawas diri mengukur keberhasilan kinerjanya.

Kepala Puskesmas membentuk tim kecil Puskesmas untuk melakukan kompilasi hasil pencapaian (out –
put dan out – come).

Masing-masing penanggung jawab kegiatan melakukan pengumpulan data pencapaian, dengan


memperhitungkan cakupan hasil (out-put) kegiatan dan mutunya bila hal tersebut memungkinkan.

Hasil yang telah dicapai, masing-masing penanggung jawab kegiatan melakukan analisis masalah,
identifikasi kendala/hambatan, mencari penyebab dan latar belakangnya, mengenali faktor-faktor
pendukung dan penghambat.

Bersama-sama tim kecil Puskesmas menyusun rencana pemecahannya dengan mempertimbangkan


kecenderungan timbulnya masalah (ancaman) ataupun kecenderungan untuk perbaikan (peluang)
dengan metoda analisis sederhana maupun analisa kecenderungan dengan menggunakan data yang
ada. 2.5.6 Hasil perhitungan, analisa data dan usulan rencana pemecahannya dilaporkan ke dinas
kesehatan kabupaten/ kota.

BAB III

A. Pedoman Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan kegiatan menghitung data yang diperlukan sesuai dengan pedoman.
Selanjutnya dilakukan pengisian format penilaian kinerja sesuai dengan petunjuk definisii
operasionalnya. Kepala Puskesmas bertanggungjawab dalam proses pengumpulan data.

Adapun pelaksanaan pengumpulan data dilakukan oleh penanggungjawab masing-masing kegiatan/


program dibantu oleh staf Puskesmas lainnya dengan tetap memegang prinsip kerjasama tim.

Cara pengumpulan data

Cara pengumpulan data disesuaikan dengan data yang diperlukan sesuai dengan pedoman
penilaian kinerja Puskesmas serta kesepakatan Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Sesuai dengan fungsi Puskesmas, maka data untuk penilaian kinerja Puskesmas dapat berasal dari
Puskesmas dan jaringannya maupundata yang dikumpulkan dari lintas sektor terkait serta masyarakat.
Pelaksanaan pengumpulan data dibahas dalam forum lokakarya mini Puskesmas maupun
pertemuan lintas sektor kecamatan, untuk mendapatkan masukan dan dukungan dari unit terkait.

Adapun cara pengumpulan data, antara lain melalui :

Data dalam pencatatan dan pelaporan Puskesmas (SP2TP/SP3)

Pemeriksaan/ pengecekan catatan/ notulen

Pengumpulan data melalui survey sederhana

2.Jenis data

Data yang dikumpulkan untuk perhitungan adalah hasil kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan di Puskesmas dan jaringannya, yang terdiri atas :

Data pencapaian hasil kegiatan Puskesmas

Data pelaksanaan manajemen Puskesmas

Data hasil pengukuran/ penilaian mutu pelayanan Puskesmas

3. Variabel Penilaian
Variabel Penilaian Kinerja Puskesmas seyogyanya mewakili/merepresentasikan fungsi, azas, dan
upaya pelayanan Puskesmas besertajaringannya. Ruang lingkup Penilaian Kinerja Puskesmas
dikelompokkan dalam 3 komponen penilaian, yaitu:

Komponen pelaksanaan pelayanan kesehatan yang terdiri dari:

Upaya Kesehatan Wajib

Upaya Kesehatan Pengembangan

Komponen manajemen Puskesmas

Komponen mutu pelayanan Puskesmas

Setiap komponen terdiri dari kegiatan utama yang ditulis dengan Angka Romawi I, II, III, IV, dst
(lampiran). Masing-masing jeniskegiatan utama terdiri dari kelompok variabel yang ditulis dengan
huruf latin besar (A,B,C, … dst), yangmeliputi beberapa sub variabel yang ditulis dengan angka 1,2,3,
…. dst (lampiran) Kelompok variabel jenis kegiatan pelayanan kesehatan yang tercantum dalam
lampiran pedoman ini merupakan “daftar menu“. Penetapan kelompok variabeldan sub-variabel
dilaksanakan oleh Puskesmas bersama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan
mengacu pada kebijakan program. Artinya Puskesmas melaksanakan tidak harus semua kegiatan
yang tercantum dalam pedoman ini, akan tetapi harus sesuai dengan yang ditetapkan bersama
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Khusus untuk Upaya kesehatan wajib, kegiatan utamanya sudah baku
yaitu:

I. Upaya Promosi Kesehatan

II. Upaya Kesehatan Lingkungan

III. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana

IV. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


V. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

VI. Upaya Pengobatan

Akan tetapi Upaya Kesehatan Pengembangan ditetapkan Puskesmas bersama Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota sesuai dengan permasalahan, kebutuhan dan kemampuan Puskesmas.

BAB IV

A. Pedoman Pengolahan Data

Metode Pengolahan Data

Untuk menghitung pencapain kinerja Puskesmas, ada 3komponen penilaian beserta kegiatan utama dan
variable-variabel yang perlu diolah, yaitu:

Komponen hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan Puskesmas Untuk menghitung hasilnya dalam
kelompoknya masing-masing, perlu dihitung hasil rata ratanya secara bertingkat, sebagaimana
tercantum dalam format pengumpulan data dan perhitungannya.

Komponen manajemen Puskesmas Penilaian manajemen disesuaikan dengan kondisi masing-masing


variabel yang sudah ditetapkan berdasarkan skala sumberdaya .

Komponen mutu pelayanan Puskesmas Untuk menghitung penilaian mutu pelayanan berdasarkan
hasil cakupan yang dikelompokkan pada skala-skala yang ditetapkan padasetiap variabel Sesuai
dengan penjadwalan proses manajemen di tingkat Puskesmas dan Kabupaten/Kota, maka untuk
kepentingan perhitungan kinerja Puskesmas ini, proses pengolahan data di tingkat Puskesmas sudah
dimulai sejak awal bulan Desember (Januari tahun selanjutnya) pada saat data mulai dikumpulkan.

B. Penilaian Akhir Kinerja Puskesmas

Kelompok Puskesmas ditetapkan setelah ada verifikasi dan pembahasan Puskesmas bersama Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota, data dan informasi yang dikirimkan oleh Puskesmas telah ditelaah/ diteliti
ulang oleh tim di tingkat Kabupaten/Kota.
Penilaian kinerja Puskesmas mempunyai 3 komponen penilaian, yaitu:

Penilaian kinerja Puskesmas hasil pencapaian pelaksanaan pelayanan kesehatan.

Penilaian kinerja Puskesmas hasil manajemen Puskesmas.

Penilaian kinerja Puskesmas mutu pelayanan kesehatan. Penilaian Kinerja ditetapkan menggunakan
nilai ambang untuk tingkat kelompok Puskesmas, yaitu :

Cakupan Pelayanan

Kelompok I :tingkat pencapaian hasil ≥91 %

Kelompok II : tingkat pencapaian hasil = 81 – 90%

Kelompok III : tingkat pencapaian hasil ≤80 %.

Mutu Pelayanan Kesehatan dan Manajemen

Kelompok I : Nilai rata-rata ≥8.5

Kelompok II : Nilai rata-rata 5,5 – 8,4

Kelompok III : Nilai rata-rata < 5,5

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mengetahui tingkat kinerja Puskesmas di wilayahnya,


maka kinerja Puskesmas akan dikelompokkan menjadi 3 kelompok Puskesmas.

Kelompok I : Puskesmas dengan tingkat kinerja baik

Kelompok II : Puskesmas dengan tingkat kinerja cukup

Kelompok III : Puskesmas dengan tingkat kinerja kurang.

BAB V

A. Penyajian, Analisa Data Dan Pemecahan Masalah


Penyajian Hasil Kegiatan

Perhitungan hasil kegiatan dengan variabel-variabelnya diharapkan dapat memberikan


gambaran kepada masing-masing penanggungjawab dan pelaksana di Puskesmas tentang tingkat
pencapaian hasil dari jenis-jenis kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan sebagai bahan
evaluasi/penilaian pencapaian prestasi kinerjanya yang diperhitungkan sendiri. Untuk memudahkan
dapat melihat pencapaian hasil kinerja Puskesmas, maka hasil cakupan kegiatan pelayanan dan
manajemen Puskesmas dapat disajikan dalam bentuk gambaran “grafik sarang laba-laba “. Hasil
pencapaian cakupan kegiatan pelayanan dan manajemen disajikan dalam bentuk sarang laba-laba
yang berbeda. Setiap jari-jari grafik sarang laba-laba untuk satu kelompok jenis kegiatan
pelayanan/ manajemen Puskesmas. Sedangkan bagi masing-masing penanggung jawab kegiatan,
dapat membuat hal yang sama untuk masing-masing variabel kegiatannya. Hasil pencapaian mutu
pelayanan dan manajemen dapat juga disajikan dalam bentuk grafik sarang laba-laba.

Dengan grafik sarang laba-laba diharapkan pembaca lebih mudah mengetahui tingkat kesenjangan
pencapaian dan ketidak serasian antara hasil kegiatan dengan manajemen, karena antara keduanya
mempunyai keterkaitan yang sejajar.

Cara penyajian grafik tersebut sebaiknya dibuat secara periodik bulanan atau triwulan, sehingga
dapat digunakan sebagai bahan pemantauan dan identifikasi masalah sedinimungkin.

Analisa data

Analisis data merupakan kegiatan untuk mengambil kesimpulan dari data yang sudah diolah, yang
selanjutnya akan menjadi bahan pertimbangan untuk memberikan masukan bagi perencanaan,
monitoring, bimbingan dan pengendalian fungsi Puskesmas. Kesalahan yang sering dilakukan dalam
upaya menetapkan/merumuskan masalah secara benar, ada 3 buah hambatan:

Tidak mendiagnosa masalah dari gejalanya.

Terlalu memfokuskan pada masalah yang relatif kecildaripada masalah yang utama

Kurang dapat menentukan alternatif dalam penyelesaian masalah yang sebenarnya.

3. Langkah-langkah merumuskan masalah dan penyebabnya:


Identifikasi kesenjangan pencapaian hasil cakupan kegiatan pelayanan, manajemen Puskesmas dan
pencapaian mutu kegiatan.

Identifikasi faktor penyebab, pendukung, peluang dan ancaman prioritas masalah kegiatan
pelayanan kesehatan yang dihadapi Puskesmas dalam tahun anggaran berjalan.

Perumusan analisis sebab akibat, menggunakan suatu teknik untuk mengidentifikasikan semua
masalah dalam suatu situasi tertentu sebagai rangkaian hubungan sebab akibat.

Penentuan prioritas masalah kegiatan pelayanan kesehatan dengan menggunakan metoda, untuk
menentukan urutan masalah dari yang paling penting sampai dengan yang kurang penting

BAB VI

A. Pembinaan Penilaian Kinerja Puskesmas

Pembinaan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Manfaat dari penilaian kinerja Puskesmas bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah:

Mendapatkan gambaran tingkat perkembangan prestasi Puskesmas di wilayah kerjanya

Mengetahui masalah dan hambatan dalam penyelenggaraan Puskesmas.

Mendapatkan gambaran kemampuan manajemen Puskesmas.

Dapat dipergunakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai dasar untuk melakukan
pembinaan kepada Puskesmas. Sehingga pembinaan dan dukungan yang diberikan lebih
optimal/fokus, berdasarkan permasalahan dan kondisi Puskesmas.

Ikut melakukan penilaian hasil manajemen Puskesmas dengan cara melakukan peninjauan ke
masing-masing Puskesmas memberi bimbingan dan fasilitasi dalam pelaksanaan penilaian kinerja
Puskesmas. Setelah menerima hasil penilaian kinerja Puskesmas,melakukan:

Rekapitulasi data
Rekapitulasi masalah dan melakukan analisa masalah serta menentukan cara penanggulangannya.
Apabila diperlukan dapat mengajukan fasilitasi dari dinas keehatan provinsi.

Mengirimkan hasil rekapitulasi kepada Dinas kesehatan provisni

Membuat mapping/ pemetaan kinerja Puskesmas.

2. Pembinaan Dinas Kesehatan Provinsi

Manfaat penilaian kinerja Puskesmas bagi dinas kesehatan Provinsi adalah mendapatkan gambaran
prestasi Puskesmas, serta hambatan dan permasalahan yang dihadapi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dalam pembinaan dan pengembangan Puskemas di wilayah kerjanya. Selanjutnya
Provinsi dapat lebih optimal dan fokus dalam memberikan dukungan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dalam upaya peningkatan kinerja Puskesmas.

Melakukan supervisi dan bimbingan teknis kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Puskesmas
Setelah menerima laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota selanjutnya dilakukan:

Membuat rekap dari seluruh Kabupaten/Kota

Membuat rekap permasalahan dan melakukan analisa masalah

Menyusun rencana penanggulangan dan pemecahan masalah, apabila diperlukan dapat mengajukan
fasilitasi dari Pusat

Membuat peta kinerja Kabupaten/Kota

BAB VII

A. PENUTUP

Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas sangat diperlukan untuk dapat mengoptimalkan penyelenggaraan
Puskesmas. Manajemen Puskesmas meliputi Perencanaan, Lokakarya Mini dan Penilaian Kinerja.
Dengan disusunnya Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas ini dapat dijadikan Pedoman daerah
dalam menerapkan dan mengembangkan instrumen manajemen bagi Puskesmas khususnya dalam
Penilaian Kinerja Puskesmas. Buku pedoman ini bersifat dinamis, sehingga daerah dapat melakukan
pengembangan dan penyesuaian berdasarkan kondisi dan kemampuan masing-masing daerah.
Penyusunan Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas diusahakan sebaik-baiknya dengan melibatkan
berbagai unsur terkait antara lain: Lintas Program Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Namun demikian tentu masih terdapat kekurangan dan kekeliruan
dalam penyusunan buku ini, untuk itu saran perbaikan dan penyempurnaan Pedoman Penilaian
Kinerja Puskesmas ini kami harapkan dari berbagai pihak terkait yang melakukan Pelaksanaan
Penilaian Kinerja Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai