Anda di halaman 1dari 6

Pembangunan Pilar 3H jidoushi dan tadoushi

(filsafat kependidikan)

Rizal Dwi Prasetyo

19020104040

Negara Jepang sangatlah menekankan pendidikan di negaranya sejak usia dini, pada
anak-anak yang berumur 6 tahun saja sudah bisa untuk berangkat sekolah sendiri dengan
tahapan-tahan yang sudah ditentukan oleh gurunya yang pasti. Dalam belajar bahasa di negara
Jepang, sejak anak-anak sudah di berikan pengetahuan bahasa yang memungkinkan anak-
anak sudah paham dengan beberapa pengetahuan, sedangkan jidoushi dan tadoushi dapat
diajarkan sendiri oleh orang tua mereka secara tidak langsun, mengapa ternyata jidoushi dan
tadoushi dapat menimbulkan rasa tanggung jawab.
Pendidikan untuk anak-anak di usia dini sangatlah penting, pada tahap ini anak kedepannya
akan memahami dan menerapkan serta dapat memilah mana yang benar atau yang salah
dengan baik, Di Jepang juga menerapkannya bahkan di seluruh dunia sudah mengerti kalau
pendidikan dasar sebaiknya dikasihkan ke anak pada usia dini agar mereka kelak dewasa
dapat memahami suatu pendidikan yang telah dikasih saat usia dini dengan mudah. Tanggung
jawab yang menjadi milik semua manusia juga harus diajarkan pada usia dini, di negara Jepang
anak-anak sudah mendapatkan pembelajaran tentang tanggung jawabnya di rumah, orang
tuadi negara Jepang mendidik dengan cara menyuruh mereka untuk membelikan sesuatu di
tempat yang dekat, membantu pekerjaan rumah, dan masih banyak lagi.

Jidoushi dan tadoushi merupakan salah satu pembelajaran yang dapat menimbulkan rasa
tanggung jawab pada diri sendiri. Jidoushi dan tadoushi merupakan pembelajaran tentang
bahasa yang menyangkut pada kata kerja, di dalam bahasa jepang biasanya kata kerja di taruh
di belakang kalimat dan biasanya juga berbentuk akhiran masu yang menandakan bahwa
katanya merupakan kata kerja.
Jidoushi dan tadoushi merupakan 2 jenis kata kerja yaitu kata kerja intransitif dan keta
kerja transitif. Jidoushi adalah kata kerja intransitif, kata kerja yang tidak memerlukan objek dan
partikel yang digunakan adalah partikel ga sedangkan Tadoushi adalah kata kerja transitif, kata
kerja yang memerlukan objek, partikel yang digunakan adalah partikel wo.

Dalam sebuah situs Web di jelaskan bahwa jidoushi dan tadoushi memiliki sebuah makna
contohnya. こ れ は こ わ れ た じ ゃ な く 、 こ わ し た で し ょ 。 Ini sih bukan rusak, tapi kamu
rusakkan ada perbedaan dari kedua kata kerja yang pertama 壊 れ る berarti alat itu rusak
dengan sendirinya. Sedangkan 壊す berarti ada sesuatu yang menyebabkan alat itu rusak dan
karena itulah sesuatu itu harus bertanggung jawab. Pada kalimat intransitif bendanya
melakukan sesuatu dengan sendirinya atau ada orang yang melakukannya tapi itu sudah lama
dan tidak tahu yang melakukannya siapa, sedangkan kalimat transitif kalimat yang
membutuhkan objek memiliki makna bahwa ada sesuatu yang mlakukannya (dengan sengaja)
orang itu melakukan tindakan itu belum lama danbiasanya orang Jepang berkata jujur ketika
suatu masalah tentang tanggung jawab ditanyakan kepadanya.

Orang Jepang sangatlah serius jika ada kaitannya dengan tanggung jawab seseorang,
sesuatu yang dikerjakan oleh orang-orang jepang kebanyakan menghasilkan hasil yang luar
biasa mengapa bisa seperti itu?, karena orang-orang Jepang sangatlah bertanggung jawab
dengan pekerjaannya, jika sudah dikasih pekerjaan maka orang-orang Jepang akan
melakukannya dengan berhati-hati dan juga dengan perfect.

Biasanya orang Jepang melakukan tindakan bunuh diri disebabkan akan tanggung jawab
mereka tidak bisaterlaksana dengan benar, contohnya ada siswa di Jepang yang bunuh diri di
akibatkan bermasalah dengan nilai pelajarannya dalam sekolah, ada juga orang-orang Jepang
yang ketahuan korupsi bunuh diri, orang-orang korupsi yang ketahuan di Jepang sangatlah
malu sampai-sampai dirinya bunuh diri, dari rasa tanggung jawab yang tidak terpenuhi dan
malu karena tanggung jawabnya tidak benar maka kebanyakan orang-orang Jepang bunuh diri.

Oleh karena itu orang Jepang pada masa anak-anak diajarkan jidoushi dan tadoushi dasar
agar anak-anak mereka dissat sudah dewasa dapat mempertanggung jawabkan masalah
mereka. Bagaimana di negara kita indonesia? Apakah seperti itu juga?, jawabannya tidak.
Setiap negara memiliki cara mendidik anak-anak mereka untuk memahami apa iti tanggung
jawab, akan tetapi pada anak usia antara 4-6 atau 5-7 dapat mengerti arti tanggung jawab itu
sendiri dengan melakukan perbuatan langsung, diterapkan langsung kedepannya rasa
tanggung jawab pada anak itu akan terus selalu diterapkannya oleh karena itu orang-orang
Jepang mengajarkannya kepada anak-anak usia dini dengan memberi mereka tugas yang
sederhana

Sama halnya yang dijelaskan oleh Benjamin S. Bloom bahwa ada pilar 3H yang dapat
membuat rasa tanggung jawab itu dimiliki oleh seseorang, 3H itu adalah head, heart, hand
maksud head adalah kognitif kemampuan kita dalam menjalar atau berpikir mana yang tepat
dilakukan mana yang tidak tepat untuk adilakukan, yang kedua ada heart yaitu bertujuan untuk
merasa dan melaksanakan sesatu yang telah di pikiran, lalu hand yang bermaksud melakukan
yang telah dipikirkan otak dan dihayati oleh hati, sehingga terwujudlah manusia yang
berpendidikan, kenapa bisa disebut orang berpendidikan?, karena telah memahami sedalam-
dalamnya dengan pikiran dan hati llu mewujudkannya dengan tindakan itulah yang disebut
orang berpendidikan.

Dan sesungguhnya belajar itu tidak selalu praktek terus ataupun teori terus harus dibagi
secara rata 50% praktek dan 50% teori agar ilmu yang kita peroleh bermanfaat di masyarakat,
Benjamin S. Bloom juga menjelaskan bahwa belajar dengan cara menghafal itu di tingkatan
yang paling rendah, maksudnya menghafal seluruh materi itu yang paling mudah tapi kurang
maksimal jika dibandingkan yang lainnya, terus yang kedua ada pemahaman jika sudah
menghafal seluruh materi maka waktunya kita untuk memahaminya, dengan menghafal serta
memahi sebuah materi maka lanjut ke tingkatan yang lebih tinggi yaitu penerapan, yaitu
kemampuan untuk menggunakan konsep sebuah materi dalam praktek dengan suasana yang
baru bagi kita, selanjutnya analisis yaitu untuk memperdalam konsep untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih luas, sintesis yaitu menciptakan sebuah konsep baru dari konsep-
konsep yang telah dipelajari dan diperdalam, dan yang terakhir ada evaluasi kemampuan untuk
menilai sesuatu berdasarkan norma, acuan, dan kriteria.

Dalam melakukan pembelajaran yang perlu diperhatikan bukan hanya anaknya saja tapi
juga sekitarnya dukungan dari orang tua ada atau tidak?, lingkungannya bersih dan rapi atau
tidak? Bahkan cuaca juga termasuk jadi jangan melewatkan hal-hal yang kecil, dan jangan
membuatnya remeh, sehingga kita melalaikannya.

Dalam semua hal pendidikan lah yang nomer 1 diantara semuanya, pendidikan dapat
melakukan semua hal bahkan hal-hal yang diluarpemikiran manusia semua dapat terwujud
karena adanya pendidikan, pendidikan juga bukan hanya berasal dari sekolah ataupun buku
pengalamanpun juga bisa menjadi yang mangajari kita tentang suatu hal misalnya tanggung
jawab, sebuah tanggung jawab adalah contoh salah satu pendidikan yang dapat ditemukan
diluar sekolah.

Jidoushi adalah tindakan yang tidak disengaja sedangkan Tadoushi adalah tindakan yang
disengaja. Dengan belajar jidoushi dan tadoushi secara langsung kita juga belajar bagaimana
bertanggung jawab dengan sesuatu jika ada masalah kita harus menyelesaikannya dengan
sungguh-sungguh. Dengan belajar jidoushi dan tadoushi belajar bahasa juga bisa berpengaruh
terhadap ilmu yang lainnya oleh karena itu pendidikan dasar yang seharusnya diberikan kepada
anak-anak usia dini perlu diwujudkan.
https://edukasi.kompas.com/read/2017/03/17/13295031/jidoushi.tadoushi.dan.tanggung.jawab?
amp=1&page=2

https://id.pinterest.com/pin/717620521853475109/

menjelaskan kalau jidoushi secara tiba-tiba


dan tidak disengaja serta tidak ada orang yang melakukannya. Tadoushi ada orang yang
melakukannya dan itu adalah dikarenakan oleh dia maka itu terjadi, di sinilah sisi tanggung
jawab seseorang saat melakukan sesuatu

Anda mungkin juga menyukai