03
RUMAH SAKIT TK.IV 04.07.03 dr ASMIR
PANDUAN
SKRINING PASIEN
DI RUMAH SAKIT TK IV.04.07.03 dr.ASMIR
SALATIGA
2017
i
KATA PENGANTAR
Salatiga,
Karumkit Tk. IV. 04.07.03
Agung Siswanto,drg.Sp.KGA
Mayor Ckm Nrp 11010014670275
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
TIM PENYUSUN........................................................................................................................ ii
BAB I DEFINISI......................................................................................................................... 1
A.TUJUAN.......................................................................................................................... 1
B.DEFINISI......................................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP.......................................................................................................... 2
BAB III TATA LAKSANA............................................................................................................. 3
A.TATA LAKSANA SKRINING PENERIMAAN RUJUKAN LUAR RS..................................3
B.TATA LAKSANA SKRINING KENDALA/HAMBATAN PASIEN ATAS PELAYANAN........3
C. TATA LAKSANA SKRINING SAAT PENDAFTARAN PASIEN.........................................3
D. TATA LAKSANA SKRINING PASIEN GAWAT DARURAT (IGD).....................................4
BAB IV DOKUMENTASI.......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TIM PENYUSUN
PANDUAN SKRINING PASIEN
iv
BAB I
DEFINISI
A. TUJUAN
Panduan Skrining ini dibuat untuk tujuan:
1. Memberikan acuan bagi pelaksana unit kerja terdepan dalam melakukan
penapisan kebutuhan pelayanan kesehatan yang diperlukan oleh pasien dan
menyesuaikan dengan kemampuan pelayanan RS.
2. Memberikan acuan bagi seluruh karyawan untuk proaktif melakukan
penapisan atas kendala fisik, bahasa dan budaya yang dimiliki pasien dalam
mendapatkan pelayanan di RS dan memberikan bantuan seperlunya.
3. Memberikan acuan untuk melakukan penapisan atas kondisi klinis pasien dan
menentukan asuhan pelayanan kesehatan selanjutnya.
B. DEFINISI
Di dalam panduan ini terdapat istilah-istilah yang berhubungan dengan
kesehatan. Untuk menyamakan persepsi dalam memberikan dan mengartikan
istilah-istilah yang ada, perlu sekali untuk dibahas istilah sebagai berikut adalah:
1. TPI (Tempat Pendaftaran dan Informasi) adalah unit terdepan yang
melakukan penerimaan pasien dan melakukan pendaftaran terhadap pasien
yang membutuhkan layanan kesehatan di RS.
2. Skrining adalah kegiatan penapisan kebutuhan pasien yang dilakukan
sebelum, segera, dan saat pasien tiba di rumah sakit berdasarkan misi dan
sumber daya rumah sakit, sebagai dasar pengambilan keputusan
penerimaan pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
3. Triage adalah pengelompokan korban yang berdasarkan atas berat
ringannya trauma / penyakit serta kecepatan penanganan / pemindahannya.
4. Pasien Gawat Darurat adalah pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan
gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota
badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
5. Pasien Darurat Tidak Gawat adalah pasien akibat musibah yang datang
tiba – tiba tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya, misalnya
luka sayat dangkal.
6. Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat adalah pasien yang memerlukan
pelayanan kesehatan yang tidak mengancam jiwa dan dapat ditunda
pelayanannya, misalnya pasien dengan ulcus kronis, TBC kulit, dan
sebagainya.
7. Kecelakaan (Accident) adalah suatu kejadian dimana terjadi interaksi
berbagai faktor yang datangnya mendadak, tidak dikehendaki sehingga
menimbulkan cidera fisik, mental dan sosial.
8. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh
alam dan atau manusia yang mengakibatkan korban dan penderitaaan
manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana
dan prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan
masyarakat dan pembangunan nasional yang memerlukan pertolongan dan
bantuan. Kematian dapat terjadi bila seseorang mengalami kerusakan atau
kegagalan dari salah satu sistem / organ di bawah ini, yaitu :
a. Susunan saraf pusat
b. Pernafasan
c. Kardiovaskuler
d. Hati
e. Ginjal
f. Pancreas
1
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Unit Kerja
1. Tempat Pendaftaran Pasien
2. Instalasi Gawat Darurat
3. Ruang Rawat Inap
4. Instalasi Laboratorium
5. Instalasi Radiologi
B. Pelaksana
1. Petugas Pendaftaran
2. Dokter
3. Perawat
2
BAB III
TATA LAKSANA
3
mencarikan alat bantu yang diperlukan dan petugas yang mengantar
pasien.
c. Apabila pasien maenghendaki rawat inap tetapi tidak membawa surat
MRS, maka pasien didaftar ke IGD untuk mendapatkan SPRI (Surat
Perintah Rawat Inap).
4
b. Bedah
1) Abses sub mandibula
2) Amputasi penis
3) Anuria
4) Apendicitis acuta
5) Astresia ani (Anus malformasi)
6) Akut Abdomen
7) BPH dengan retensio urine
8) Cedera kepala berat
9) Cedera kepala sedang
10) Cedera tulang belakang (vertebral)
11) Cedera wajah dengan gangguan jalan nafas
12) Cedera wajah tanpa gangguan jalan nafas antara lain :
a) Patah tulang hidung/nasal terbuka dan tertutup
b) Patah tulang pipi (zygoma) terbuka dan tertutup
c) Patah tulang rahang (maxilla dan mandibula) terbuka dan tertutup
d) Luka terbuka daerah wajah
13) Cellulitis
14) Cholesistitis acut
15) Corpus Alienum pada :
a) Intra cranial
b) Leher
c) Thorax
d) Abdomen
e) Anggota gerak
f) Genetalia
16) CVA Bleeding
17) Dislokasi persendian
18) Drowning
19) Flail chest
20) Fraktur tulang kepala
21) Gastroskikis
22) Gigitan binatang/manusia
23) Hanging
24) Hematothorax dan pneumothorax
25) Hematuria
26) Hemoroid Grade IV (dengan tanda strangulasi)
27) Hernia incarcerate
28) Hidrocephalus dengan TIK meningkat
29) Hirchprung desease
30) Ileus obstruksi
31) Internal bleeding
32) Luka baker
33) Luka terbuka daerah abdomen
34) Luka terbuka daerah kepala
35) Luka terbuka daerah thorax
36) Meningokel/myelokel pecah
37) Multiple trauma
38) Omfalokel pecah
39) Pancreatitis acut
40) Patah tulang dengan dugaan cedera pembuluh darah
41) Patah tulang iga multiple
5
42) Patah tulang leher
43) Patah tulang terbuka
44) Patang tulang tertutup
45) Periappendiculla infiltrate
46) Peritonitis generalisata
47) Phlegmon dasar mulut
48) Priapismus
49) Prolaps rekti
50) Rectal bleeding
51) Ruptur otot dan tendon
52) Strangulasi penis
53) Syok Neuroragik
54) Tension pneumothorax
55) Tetanus generalisata
56) Tenggelam
57) Torsio testis
58) Tracheo esophagus fistel
59) Trauma tajam dan tumpul daerah leher
60) Trauma tumpul abdomen
61) Trauma musculoskeletal
62) Trauma spiral
63) Traumatik amputasi
64) Tumor otak dengan penurunan kesadaran
65) Unstable pelvis
66) Urosepsi
c. Kadioaskuler
1) Aritmia
2) Aritmia dan shock
3) Angina pectoris
4) Cor pulmonale 6ating6nsate yang akut
5) Edema paru akut
6) Henti jantung
7) Hipertensi berat dengan komplikasi (Hipertensi enchephalopati, CVA)
8) Infark Miokard dengan komplikasi (shock)
9) Kelainan jantung bawaan dengan gangguan ABC (Airway Breathing
Circulation)
10)Kelainan katup jantung dengan gangguan ABC (Airway Breathing
Circulation)
11) Krisis hipertensi
12)Miokarditis dengan shock
13)Nyeri dada
14)PEA (Pulseless Electrical Activity) dan Asistol
15)Sesak nafas karena payah jantung
16)Syndrome koroner akut
17)Syncope karena penyakit jantung
a. Kebidanan
1) Abortus
2) Atonia Uteri
3) Distosia bahu
4) Eklamsia
6
5) Ekstraksi Vacum
6) Infeksi Nifas
7) Kehamilan Ektopik Terganggu
8) Perdarahan Antepartum
9) Perdarahan Postpartum
10)Perlukaan Jalan Lahir
11) Pre Eklampsia & Eklampsia
12)Sisa Plasenta
b. Mata
1) Benda asing di kornea mata/kelopak mata
2) Blenorrhoe/Gonoblenorrhoe
3) Endofalmitis/panofalmitis
4) Glaukoma :
a) Akut
b) Sekunder
5) Penurunan tajam penglihatan mendadak :
a) Ablasio retina
b) CRAO
c) Vitreous Bleeding
6) Sellulitis Orbita
7) Semua kelainan kornea mata :
a) Erosi
b) Ulkus/abses
c) Descematolis
8) Semua trauma mata :
a) Trauma tumpul
b) Trauma fotoelektrik/radiasi
c) Trauma tajam/tajam tembus
9) Trombosis sinus kavernosis
10)Tumor orbita dengan pendarahan
11) Uveitis/Skleritis/Iritasi
c.Paru
1) Asma bronchitis moderat severe
2) Aspirasi pneumonia
3) Emboli paru
4) Gagal nafas
5) Injury paru
6) Massive hemoptisis
7) Massive pleural effusion
8) Oedema paru non cardiogenic
9) Open/closed pneumotrorax
10)P.P.O.M Exacerbasi acut
11) Pneumonia sepsis
12)Pneumothorax ventil
13)Recurrent Haemoptoe
14)Status asmaticus
15)Tenggelam
d. Penyakit Dalam
7
1) Demam berdarah dengue
2) Demam Tifoid
3) Difteri
4) Gagal Ginjal Akut
5) GEA dan dehidrasi
6) Hematemesis melena
7) Hematochezia
8) Hipertensi maligna
9) Intoksikasi Opiat
10)Keracunan makanan
11) Keracunan obat
12)Koma metabolic
13)Keto Acidosis Diabetikum (KAD)
14)Leptospirosis
15)Malaria
16)Obsevasi Syol
e. THT
1) Abses dibidang THT & kepala-leher
2) Benda asing laring/trakea/bronkus, dan benda asing tenggorokan
3) Benda asing telinga dan hidung
4) Disfagia
5) Obstruksi saluran nafas atas Gr. II/III Jackson
6) Obtruksi saluran nafas atas Gr. IV Jackson
7) Otalgia akut (apapun penyebabnya)
8) Parese fasilitas akut
9) Pendarahan dibidang THT
10)Syok karena kelainan di bidang THT
11) Trauma (akut) dibidang THT & kepala-leher
12)Tuli mendadak
13)Vertigo (berat)
8
4. Tata Laksana Pelayanan False Emergency
Dalam pelaksanaan pelayanan False Emergency Petugas Penanggung
Jawab di IGD adalah Perawat Admission, Dokter jaga IGD . sedangkan
perangkat yang di perlukan antara lain Stetoscope, Tensi meter, Berkas
Rekam Medis, serta Alat Tulis. Untuk pelaksanaannya adalah sebagai
berikut:
a. Pasien/keluarga pasien mendaftar ke TPI, jika tidak memungkinkan
pasien bisa langsung ditangani terlebih dahulu.
b. Dilakukan triase untuk penempatan pasien di ruang non bedah
c. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik oleh dokter jaga IGD
d. Dokter jaga menjelaskan kondisi pasien pada keluarga/penanggung
jawab
e. Bila perlu dirawat/observasi pasien dianjurkan ke TPI.
f. Bila tidak perlu dirawat pasien diberikan resep dan bisa langsung
pulang
g. Pasien dianjurkan untuk kontrol kembali sesuai dengan saran dokter
b. Prosedur Administratif:
1) Menerima, meneliti dan menandatangani surat rujukan pasien yang
telah diterima untuk ditempelkan di kartu status pasien.
2) Apabila pasien tersebut dapat diterima kemudian membuat tanda
terima pasien sesuai aturan masing-masing sarana.
9
3) Mengisi hasil pemeriksaan dan pengobatan serta perawatan pada
kartu catatan medis dan diteruskan ke tempat perawatan selanjutnya
sesuai kondisi pasien.
4) Membuat informed consent (persetujuan tindakan, persetujuan rawat
inap atau pulang paksa).
5) Segera memberikan informasi tentang keputusan tindakan/ perawatan
yang akan dilakukan kepada petugas/keluarga pasien yang
mengantar.
6) Apabila tidak sanggup menangani, maka harus merujuk ke Rumah
Sakit yang lebih mampu dengan membuat surat rujukan pasien
rangkap 2 kemudian surat rujukan yang asli dibawa bersama pasien,
prosedur selanjutnya sama seperti merujuk pasien.
7) Mencatat identitas pasien di buku register yg ditentukan.
10
BAB IV
DOKUMENTASI
11
DAFTAR PUSTAKA
A.A.Gde Mininjaya, 2004; Manajemen Kesehatan Edisi2, Hal 125, 130, 239.
Resnani, 2002, Pengaruh Komunikasi Dokter Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Jalan
( Study Tentang Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Umum
12