DI PT SIGMA UTAMA
BOGOR
2018
PENDAHULUAN
Industri cat merupakan salah satu sektor industry yang terus berkembang
seiring perkembangan zaman. Para pelaku industri cat di Indonesia terus berlomba-
lomba menciptakan produk cat berkualitas tinggi namun tetap terjangkau oleh
masyarakat. PT Sigma Utama merupakan salah satu industri cat yang berdiri dan
berkembang di Indonesia. PT Sigma Utama merupakan perusahaan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang memproduksi berbagai macam cat dengan kualitas,
mutu, dan ketahanan yang baik.
Pengujian dilakukan dengan cara melapiskan cat pada suatu substrat sebagai
paint system. Paint system sendiri merupakan suatu sistem pelapisan cat dengan
cara melapisi substrat yang dikehendaki menggunakan dua atau lebih jenis cat yang
berbeda untuk memperoleh ketahanan lapisan cat yang lebih lama. Cat jenis epoksi
digunakan sebagai lapisan primer dan cat jenis poliuretan digunakan sebagai
lapisan akhir (finish) pada kedua jenis cat baik cat modifikasi maupun cat standar
produk.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dari cat modifikasi dan
cat standar produk epoksi-poliuretan sebagai paint system di PT Sigma Utama.
Adapun hasil yang diperoleh dibandingkan dengan standar perusahaan dengan
menggunakan metode yang mengacu pada American Society for Testing and
Material (ASTM).
TINJAUAN PUSTAKA
Cat
Definisi Cat
Cat adalah suatu produk suatu produk yang digunakan untuk melindungi
dan memberikan warna pada suatu objek atau permukaan dengan melapisinya
dengan lapisan berpigmen. Cat didefinisikan sebagai tebaran koloid dari pigmen
dalam sarana (resin dan pelarut), dengan demikian sifat cat sangat tergantung pada
ukuran partikel dan permukaan pigmen (KURNIAWAN, 2013). Menurut
RAHMAN & MULANA (2014), cat dapat didefinisikan sebagai suatu cairan yang
dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan dengan tujuan memperindah,
memperkuat, atau melindungi bahan tersebut. Setelah dilapisi pada permukaan dan
permukaan dan mengering, cat akan membentuk lapisan tipis yang melekat kuat
pada permukaan tersebut.
Cat dapat digunakan pada hampir semua objek, antara lain utuk
menghasilkan karya seni (oleh pelukis untuk membuat lukisan), salutan industry
(industrial coating), bantuan pengemudi (marka jalan), atau pengawet (untuk
mencegah korosi atau kerusakan oleh air). Cat dapat digunakan sebagai pelapis
permukaan yang berfungsi untuk melindungi benda seperti besi, seng, kayu, dan
tembok dengan membentuk lapisan tipis (KURNIAWAN, 2013).
Fungsi Cat
Terdapat dua tujuan utama penggunaan cat. Tujuan yang pertama adalah
sebagai aspek dekoratif, yaitu untuk memperindah suatu objek dan mempertinggi
nilai dari segi penampilan objek tersebut. Tujuan kedua adalah kemudahan dari segi
ekonomis untuk melindungi suatu objek dari factor lingkungan seperti sinar
matahari, perubahan suhu, udara, dan factor cuaca (TANK, 1991).
Klasifikasi Cat
1. Cat satu komponen, yaitu cat yang penggunaannya hanya perlu tiner sebagai
pengencer. Contohnya adalah cat alkil dan vinil.
2. Cat dua komponen, yaitu cat yang dikemas menjadi dua bagian terpisah
sebagai base dan hardener. Contohnya adalah cat epoksi dan poliuretan.
3. Cat tiga komponen, yaitu cat yang dikemas sebagai base, hardener, dan
katalis. Contohnya adalah cat poliester.
Paint System
Resin/Binder
Epoksi
Secara komersial hampir semua resin epoksi berasal dari bisphenol A dan
epiklorohidrin dimana akan menghasilkan Diglycidyl ether bisphenol-A
(DGEBA) dalam suasana katalis basa (NaOH). Sifat-sifat resin DGEBA
bergantung pada nilai n, yang umum dikenal sebagai derajat polimerisasi dan
nilai n berkisar antara 0 sampai 25 pada banyak produk komersil.
Poliuretan
Pigmen
Ekstender
Ekstender adalah aditif cat yang tidak larut dalam resin/binder atau pelarut
(solvent) pada formula cat yang memberikan sedikit atau tidak sama sekali sifat
opasitas dan warna pada lapisan cat. Ekstender ditambahkan untuk memodifikasi
aliran serta sifat mekanis cat, serta permeabilitas, gloss, dan menyamaratakan
karakteristik dari lapisan cat (TALBERT, 2008).
Sebagai tambahan selain bahan lainnya, suatu cat dapat mengandung satu
atau lebih aditif (zat tambahan) yang berfungsi untuk meningkatkan performansi
(KURNIAWAN, 2013).
Pelarut
Pelarut digunakan dalam komposisi cat untuk dua tujuan utama, yang
pertama memungkinkan cat untuk dibuat dan yang kedua memungkinkan cat untuk
dapat diaplikasikan ke permukaan substrat (LAMBOURNE, 1999). Menurut
TALBERT (2008), pelarut adalah zat kimia yang melarutkan, menangguhkan, atau
mengekstraksi bahan lain, biasanya tanpa mengubah secara kimia baik pelarut atau
bahan lainnya.
Pelarut memiliki prinsip kerja “like dissolve like”. Oleh karena itu, agar
dapat bekerja, pelarut harus memiliki karakteristik kimia yang sama dengan zat
yang ingin dilarutkan. Air juga merupakan pelarut, yang diklasifikasikan sebagai
pelarut anorganik (tidak mengandung karbon) (TALBERT, 2008).
Kualitas dan mutu cat dapat diketahui dengan melakukan pengujian pada
sifat-sifat dasar dan spesifik yang dimiliki cat. Sifat-sifat dasar ini umumnya
dimiliki oleh semua jenis cat, seperti daya rekat, viskositas, massa jenis, daya kilap,
daya tutup, dan lain-lain. Sedangkan sifat-sifat spesifik digunakan untuk fungsi-
fungsi tertentu cat, seperti ketahanan terhadap cuaca, ketahanan terhadap korosi,
kekerasan, kelenturan, ketahanan terhadap bahan kimia, dan lain-lain.
1. Viskositas
Viskositas adalah sifat cairan yang berhubungan dengan
kemudahannya untuk mengalir. Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk
mengukur kekentalan cat sebelum dikemas. Uji viskositas berpengaruh
pada kestabilan cat pada saat dikemas.
2. Massa jenis
Massa jenis menyatakan jumlah massa per satuan volume dari suatu
material pada temperatur tertentu. Massa jenis cat diukur menggunakan
cawan massa jenis (specific gravity cup). Massa jenis digunakan sebagai
acuan dalam penentuan komposisi volume suatu cat.
3. Daya kilap
Daya kilap adalah jumlah presentase sinar yang dipantulkan oleh
permukaan cat dibandingkan dengan sinar yang dijatuhkan pada permukaan
tersebut. Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk memastikan apakah cat
memiliki daya kilap yang sesuai dengan spesifikasi. Pengukuran daya kilap
menggunakan sudut pandang 60°. Posisi sudut padang yang digunakan pada
pengukuran daya kilap dapat dilihat pada Gambar 2.
8. Kekerasan
9. Kelenturan
Kelenturan pada cat merupakan kemampuan lapisan cat untuk tetap
merekat pada permukaan substrat dan tidak mengelupas ketika mengalami
peregangan. Tujuan pengukuran adalah untuk mengetahui tingkat
kelenturan suatu lapisan cat kering. Kelenturan cat diuji menggunakan dua
metode, yaitu metode bentur (impact test) dan metode bengkok (bending
test). Metode bentur digunakan untuk mengukur ketahanan lapisan cat
untuk menerima beban tumbuk. Semakin besar massa beban yang dapat
ditahan, maka semakin besar tingkat kelenturan lapisan cat. Metode
bengkok dilakukan dengan membengkokan lapisan cat membentuk kerucut
dengan diameter tertentu, apabila tidak ada retakan maka tingkat kelenturan
lapisan dikatakan semakin baik.
10. Ketahanan Bahan Kimia
Ketahanan terhadap bahan kimia (chemical resistance)
merupakan kemampuan suatu zat tidak bereaksi dengan zat kimia lain
dalam konsentrasi tertentu. Cat diuji ketahanan terhadap kimia dibagi
menjadi dua metode, yaitu solvent test dan rub test.
Solvent test dapat diuji dengan cara permukaan media ditetesi zat-
zat kimia lalu ditunggu sampai kering sempurna. Pengamatannya dapat
dilihat ada atau tidaknya pengelupasan pada lapisan cat. Sedangkan rub
test dapat dilakukan dengan cara menggosok permukaan dengan kain
tipis yang telah direndam zat kimia. Setiap gosokan dihitung hingga
bagian dasar permukaan rusak/terlihat.
Kedua metode uji ini digunakan secara luas dalam industri cat
karena memberikan estimasi relatif cepat tanpa harus menunggu hasil
paparan jangka panjang (TALBERT, 2008).
11. Durasi
Uji durasi dapat didefinisikan sebagai kapasitas cat untuk
bertahan dalam waktu yang relatif lama di lingkungan yang berdampak
pada rusaknya lapisan cat permukaan media (besi) (LAMBOURNE,
1999). Pada umumnya uji durasi yang diterapkan pada industri cat terbagi
menjadi dua, yaiu uji ketahanan cuaca dan ketahanan korosi.
Pengujian ketahanan cuaca dilakukan untuk menstimulasikan
ketahanan lapisan cat yang sudah diaplikasikan pada media (besi)
terhadap perubahan cuaca, kelembaban, dan sinar ultraviolet dalam
waktu relatif dipercepat karena menggunakan alat uv test. Hasil dari
pengujian tersebut kemudian diukur perubahan warna yang terjadi.
Tujuan pengukuran salt spray adalah mengetahui kemampuan cat
untuk menghambat terjadinya perluasan korosi pada media pelat besi.
Metode pengujian salt spray yang digunakan adalah metode goresan X
ditengah pelat besi kemudian diuji menggunakan alat salt frog cabinet
dengan konsentrasi air garam yang ditentukan. Tujuan pengukuran ini
adalah mengetahui kemampuan cat untuk menghambat terjadinya
perluasan korosi pada media pelat besi.
PERCOBAAN
Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini berupa bahn uji dan bahan
kimia. Bahan uji adalah sampel cat modifikasi jenis epoksi dan poliuretan, serta cat
standar produk jenis epoksi dan poliuretan. Bahan kimia yang digunakan yaitu
bahan pengeras (hardener), lem araltide biru dan putih, tiner, xilena, metal etil
keton (MEK), metil isobutil keton (MIBK), oxitol, dan larutan natrium klorida 5%.
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah salt fog cabinet,
neraca analitik Sartorius, Conical Mandrell band tester, impact tester Memmert,
Table Xenon tester chamber, Rhopoint novo-glass, pull off adhesion tester, bindle,
hardness tester pensil, micro tri gloss, specific gravity cup 50 mL, colour guide
4510, bar applicator, viskometer KU-2, oven, wadah cat, spatula, spray gun, cutter,
kertas zebra, aluminium foil, perekat bening, penggaris, pipet tetes, panel besi, segel
tutup botol.
Metode Percobaan
Percobaan ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap
pengujian. Tahap persiapan meliputi persiapan sampel uji cat epoksi primer dan cat
poliuretan finish, serta persiapan 4 buah panel besi dan 36 tin plate untuk parameter
aplikasi. Tahap pengujian meliputi pengujian estetika untuk cat cair epoksi primer
dan poliuretan finish yang terdiri dari uji massa jenis, uji viskositas, uji kandungan
bobot padatan total, uji daya tutup, uji daya kilap, uji waktu kering sentuh, dan uji
waktu kering keras (hard dry). Tahap pengujian juga meliputi pengjian aplikasi
untuk cat paint system epoksi-poliuretan yang sudah diaplikasikan pada panel besi
dan tin plate yang terdiri dari uji daya rekat dengan metode pull off, uji ketahanan
bahan kimia dengan metode solvent test dan rub test, uji kekerasan, uji kekerasan
dengan metode bentur dan bengkok, dan uji durasi dengan menggunakan metode
ketahanan cuaca (UV test) dan ketahanan korosi (salt spray). Pengujian estetika dan
aplikasi yang dilakukan mengacu kepada ASTM.
Cara Kerja
Tahap Persiapan
Tahap Pengujian
Uji Estetika
Massa Jenis =
Lembut Keras
Uji Kelenturan
Uji Durasi
Uji Estetika
Cat Standar
Cat Modifikasi Standar Perusahaan
Metode Produk
Parameter Uji Satuan
ASTM Primer Finish
Primer Finish Primer Finish
(Epoksi) (Poliuretan)
Estetika
a. Viskositas D 1200 Poise 5,5 8,1 48,0 19,0 20 – 24 10 – 22
b. Massa Jenis D 1475 g/mL 1,48 1,26 1,72 1,25 1,60 – 1,80 1,10 – 1,30
c. Daya Kilap D 523-89 GU 7,4 91,2 10,9 93,6 2,0 – 5,0 70,0 – 100,0
d. Daya Tutup D 2805-96 % 94,38 99,89 99,44 98,00 > 80,0 > 80,0
e. Padatan Total D 2369 % 80,32 74,19 93,02 77,58 > 75,0 > 60,0
f. Waktu Kering D 1640 menit 135 219 108 290 Maks. 120 Maks. 90
Viskositas
Berdasarkan hasil uji pada Tabel 5, cat primer modifikasi memiliki nilai
viskositas sebesar 5,5 Poise dan cat primer standar produk memiliki nilai viskositas
sebesar 48,0 Poise, sedangkan cat finish modifikasi memiliki nilai viskositas
sebesar 8,1 Poise dan cat finish standar produk memiliki nilai viskositas sebesar
19,0. Dari keempat jenis cat, hanya cat finish standar produk yang nilai
viskositasnya sesuai dengan standar perusahaan, sedangkan tiga lainnya tidak. Nilai
viskositas pada kedua jenis cat modifikasi (primer daan finish) tidak sesuai dengan
standar perusahaan, hal ini menunjukkan bahwa cat modifikasi yang dihasilkan
belum memenuhi standar mutu perusahaan pada parameter viskositas.
Massa Jenis
Berdasarkan hasil uji pada Tabel 5, cat modifikasi primer memiliki nilai
massa jenis sebesar 1,48 g/mL dan cat modifikasi finish memiliki nilai massa jenis
sebesar 1,26 g/mL, sedangkan cat standar produk primer memiliki nilai massa jenis
sebesar 1,72 g/mL dan cat standar produk finish memiliki nilai massa jenis sebesar
1,25 g/mL. Dari keempat jenis cat hanya cat modifikasi primer yang belum
memenuhi standar perusahaan. Data lengkap hasil uji massa jenis dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Daya Kilap
Berdasarkan hasil uji daya kilap paada Tabel 5, cat primer memiliki nilai
daya kilap yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan cat finish. Nilai daya kilap
cat finish sudah memenuhi standar perusahaan namun untuk cat primer, keduanya
memiliki nilai daya kilap yang lebih besar dari standar perusahaan. Data lengkap
hasil uji daya kilap dapat dilihat pada Lampiran 3.
Nilai daya kilap dipengaruhi oleh jenis resin dan pigmen yang digunakan.
Cat finish menggunakan resin jenis poliuretan yang memang memiliki keunggulan
pada daya kilap dibandingkan cat primer yang menggunakan resin jenis epoksi.
Daya Tutup
Berdasarkan data hasil uji daya tutup pada Tabel 5, keempat jenis cat yang
diuji telah memenuhi standar perusahaan. Data lengkap uji daya tutup dapat dilihat
pada Lampiran 4. Nilai daya tutup cat digunakan untuk mengetahui kemampuan
suatu cat untuk menutupi permukaan substrat secara sempurna, semakin besar nilai
daya tutup suatu cat maka semakin tipis lapisan yang dibutuhkan cat tersebut untuk
melapisi permukaan substrat secara menyelurruh, begitu pula sebaliknya. Nilai
daya tutup berbanding lurus dengan viskositas dan padatan total cat, sehingga
semakin besar nilai daya tutup suatu cat maka akan semakin besar pula nilai
viskositas dan padatan total cat tersebut.
Padatan Total
Nilai padatan total suatu cat dipengaruhi oleh jumlah ekstender dan pigmen
yang digunakan dalam formulasi cat, semakin banyak komposisi ekstender dan
pigmen yang ditambahkan, maka akan semakin besar nilai padatan total dari suatu
cat, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan data hasil uji nilai padatan total pada Tabel
5, dapat diketahui bahwa cat standar produk memiliki nilai padatan total yang lebih
besar dibandingkan dengan cat modifikasi. Hal ini menunjukkan bahwa cat standar
produk memiliki komposisi ekstender dan pigmen yang lebih banyak dari
komposisi ekstender dan pigmen yang ditambahkan pada cat modifikasi. Keempat
jenis cat yang diuji telah memenuhi standar perusahaan. Data lengkap hasil uji
padatan total dapat dilihat pada Lampiran 5. Nilai padatan total keempat jenis cat
yang diuji termasuk pada kategori high solid karena memiliki nilai padatan total
lebih dari 60%.
Waktu Kering
Berdasarkan hasil uji waktu kering pada Tabel 5, dari keempa jenis cat yang
diuji, hanya cat primer standar produk yang memenuhi standar perusahaan
sedangkan yang lainnya belum memenuhi. Berdasarkan standar perusahaan, cat
primer memiliki nilai waktu kering sentuh pada temperatur ruang maksimum 120
menit dan finish maksimum 90 menit, sementara pada data hasil uji dapat dilihat
bahwa cat primer modifikasi memiliki waktu kering selama 135 menit dan cat
primer standar produk memiliki waktu kering selama 108 menit, sedangkan cat
finish modifikasi memiliki waktu kering selama 219 menit dan cat finish standar
produk memiliki waktu kering selama 290 menit.
Waktu kering pada cat dipengaruhi oleh jenis resin yang digunakan.
Pengeringan cat dengan jenis resin epoksi dan poliuretan berlangsung secara
kimiawi antara resin dengan bahan pengeras (hardener).
Uji Aplikasi
Pengujian parmeter daya rekat paint system cat modifikasi dan cat standar
produk dilakukan dengan metode pull off. Hasil pengujian daya rekat cat modifikasi
dan standar dapat dilihat pada Tabel 7.
Cat Modifikasi 2
Berdasarkan Tabel 7, nilai daya rekat paint system cat modifikasi sebesar 2
MPa dan cat standar produk juga sebesar 2 MPa. Hal ini menunjukkan bahwa cat
modifikasi epoksi-poliuretan bisa mengimbangi performa dari cat standar produk
epoksi-poliuretan. Semakin tinggi nilai daya rekat suatu lapisan cat, maka kualitas
tersebut semakin baik karena tidak mudah terkelupas. Semakin lapisan cat tidak
mudah terkelupas dari substrat maka kemampuan cat tersebut melindungi substrat
yang dilapisi akan semakin baik karena mampu meminimalisir interaksi antara
substrat dengan lingkungan. Daya rekat suatu lapisan cat dipengaruhi oleh
komposisi resin yang digunakan dalam formulasi cat. Apabila komposisi resin yang
digunakan sesuai, maka komponen cat akan terdispersi secara sempurna sehingga
menghasilkan daya rekat yang baik. Pada parameter pengujian daya rekat terhadap
aplikasi cat sebagai paint system, lapisan cat primer memberikan pengaruh yang
lebih dibandingkan lapisan cat finish karena lapisan cat primer menempel langsung
pada permukaan substrat. Oleh karena itu, kesesuaian komposisi penggunaan resin
pada cat primer merupakan penentu nilai daya rekat yang diperoleh.
Kekerasan
Pengujian parameter kekerasan pada paint system cat modifikasi dan standar
produk dilakukan dengan metode pencil test. Hasil pengujian parameter kekerasan
dapat dilihat pada Tabel 8.
Berdassarkan data hasil percobaan pada Tabel 8, paint system cat modifikasi
tergores dengan pencil 2H, sedangkan paint system cat standar produk tergores
dengan pensil 4H. Hal ini menunjukkan bahwa paint system cat standar produk
memiliki tingkat kekerasan yang lebih tinggi dibanding dengan paint system cat
modifikasi. Jadi dapat dikatakan bahwa paint system cat modifikasi belum mampu
mengimbangi atau bahkan melebihi tingkat kekerasan paint system cat standar
produk. Semakin tinggi tingkat kekerasan suatu lapisan cat maka kualitas cat
tersebut semakin baik karena semakin tidak mudah untuk tergores sehingga akan
semakin maksimal untuk melindungi substrat yang dilapisi. Tingkat kekerasan
lapisan cat dipengaruhi oleh pigmen dan resin yang digunakan. Penggunaan pigmen
yang sesuai akan menghasilkan lapisan cat dengan karakteristik lebih keras. Jenis
resin yang digunakan akan mempengaruhi sifat lapisan cat saat kering dan
memberikan karakteristik lapisan cat yang lebih kuat.
Kelenturan
Berat Beban
Sampel Tampak
Maksimum (kg)
Berdasarkan hasil uji kelenturan metode bengkok (bending test) dan metode
bentur (impact test), dapat dikatakan bahwa paint system cat modifikasi masih
belum mampu mengimbangi atau melebihi unjuk kerja cat standar produk karena
memiliki kelenturan yang rendah dibanding cat standar produk. Uji kelenturan pada
lapisan cat dilakukan untuk mengetahui kemampuan lapisan cat untuk tetap
merekat pada substrat ketika mengalami perenggangan.
Pengujian ketahanan bahan kimia paint system cat modifikasi dan cat
standar produk dilakukan dengan menggunakan dua metode, yaitu solvent test dan
rub test. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 11 dan Tabel 12.
Tabel 11. Hasil Uji Ketahanan Bahan Kimia Metode Rub Test
Cat
>200 >200 >200 >200
Modifikasi
Cat Standar
>200 >200 >200 183
Produk
Berdasarkan hasil pengujian menggunakan metode rub test pada Tabel 11,
dapat dikatakan bahwa baik paint system cat modifikasi dan cat standar produk
memiliki ketahanan yang baik terhadap bahan kimia, karena sebagian besar tidak
terkelupas sedikit pun ketika digosok dengan kain yang sudah dibasahi pelarut.
Namun, terdapat pengecualian pada paint system cat standar produk ketika digosok
dengan kain yang dibsahi pelarut MEK, karena hanya mampu menahan gesekan
sampai 183 kali gesekan. Hal ini menunjukkan bahwa paint system cat modifikasi
lebih tahan terhadap pelarut MEK dibanding paint system cat standar produk,
sedangkan pada tiga pelarut yang lain memiliki ketahanan yang sama. Suatu lapisan
cat dikatakan tahan terhadap bahan kimia dengan metode rub test jika tidak
mangalami perubahan ketika digosok dengan kain yang telah dibasahi pelarut
sebanyak 200 kali.
Tabel 12. Hasil Uji Ketahanan Bahan Kimia Metode Solvent Test
Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa paint system cat modifikasi dan
cat standar produk memiliki ketahanan yang baik terhadap bahan kimia. Hal itu
dibuktikan dengan tidak ada nya perubahan sedikitpun pada lapisan kedua jenis cat
ketika ditetesi bahan kimia dan didiamkan selama waktu tertentu.
Durasi
Pengujian durasi paint system cat modifikasi dan cat standar produk
dilakukan dengan menggunakan metode, yaitu netode UV test dan salt spray.
Pengujian dengan metode UV test dilakukan dengan memaparkan paint system cat
modifikasi dan cat standar produk dibawah sinar UV selama 500 jam, sedangkan
metode salt spray dilakukan dengan cara memaparkan paint system kedua jenis cat
dengan kabut garam menggunakan alat salt spray chamber. Hasil uji durasi dapat
dilihat pada Tabel 13 dan Tabel 14.
Cat
0,37 17,0
Modifikasi
Cat
Standar 3,02 14,7
Produk
Berdasarkan Tabel 13, dapat dilihat bahwa pergeseran warna yang terjadi
pada cat modifikasi sebesar 0,37 sedangkan pada cat standar produk sebesar 3,02.
Pada nilai penurunan kilap, cat midifikasi mengalami penurunan kilap sebsar 17,0
GU, sedangkan cta standar produk mengalami penurunan kilap sebesar 14,7 GU.
Tampak Permukaan
Paint
Terkorosi Grade
System Sebelum Sesudah (%)
Cat
23,09 4
Modifikasi
Cat
Standar 37,58 3
Produk
Berdasarkan Tabel 14, dapat dilihat bahwa paint system cat modifikasi
mengalami korosi sebesar 23,09% dari total permukaan lapisan cat yang tergores
sehingga termasuk dalam grade 4, sedangkan paint system cat standar produk
mengalami korosi sebesar 37,58% dari total permukaan lapisan cat yag tergores
sehingga termasuk dalam grade 3. Hal ini menunjukkan bahwa paint system cat
modifikasi mampu mengungguli unjuk kerja paint system cat standar produk,
karena cat modifikasi mampu menahan perluasan laju korosi pada substrat lebih
baik dibanding cat standar produk.
KESIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
Koleske, editor. Paint and Coating Testing Manual : 15th Edition of the