Anda di halaman 1dari 30

PANDUAN KREDENSIAL DAN

REKREDENSIAL RUMAH SAKIT UMUM


NATALIA

RSU NATALIA 2017

JL TERATAI NO. 15 PULISEN BOYOLALI

Telp (0276) 325302

Email : rsunataliaboyolali@gmail.com

1
RUMAH SAKIT UMUM NATALIA

Jl. Teratai No. 15 - Pulisen, Boyolali

Telp. (0276) 325302 Fax. (0276) 325302

Email:rsunataliaboyolali@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM NATALIA


Nomor : 80/SK.KBJ/RSU.N/III/2018

TENTANG
PANDUAN KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL
STAF MEDIS

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM NATALIA

Menimbang : a. Bahwa kredensial dan rekredensial tenaga medis merupakan


proses yang sangat penting untuk menentukan dan
memepertahankan kompetensi tenaga medis
b. Bahwa proses kredensial merupakan salah satu cara
profesitenaga medis mempertahankan standar praktik,
akuntabilitas serta untuk menyusun rencana persiapan pendidikan
anggota komite medis
c. Bahwa untuk menentukan dan mempertahankan kompetensi
tenaga medis di RSU Natalia, maka perlu dilakukan kredensial
dan rekredensial dengan mengacu pada panduan kredensial dan
rekredensial yang sudah ditetapkan
d. Bahwa untuk maksud tersebut diatas maka perlu ditetapkan
Panduan Kredensial dan Rekredensial tenaga kesehatan di RSU
Natalia dengan Surat Keputusan Direktur.
Mengingat : 1. Undang- Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
2. Permenkes Nomor. 755 tentang Penyelenggaraan Komite Medik
di Rumah Sakit
3. Pedoman Kredensial dan Kewenangan Klinis ( Clinical Privilege
) di Rumah Sakit dari Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
Indonesi tahun 2009

2
RUMAH SAKIT UMUM NATALIA

Jl. Teratai No. 15 - Pulisen, Boyolali

Telp. (0276) 325302 Fax. (0276) 325302

Email:rsunataliaboyolali@gmail.com

4. Keputusan direktur PT. Yohanes Berchmans Soekarsono


Boyolali No 03/SK/Y.B.S/IX/2016 Tentang Pengangkatan
Direktur RSU Natalia Boyolali Masa jabatan 2016-2020

MEMUTUSKAN:

Menetapkan
Pertama : Memberlakukan Panduan Nomor 80/SK.KBJ/RSU.N/III/2018
Kredensial Dan Rekredensial Tenaga Kesehatan Lain Di Rumah
Sakit Umum Natalia Sebagaimana Terlampir Dalam Keputusan
Kedua : Ini.
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan apabila ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
keputusan ini, akan diperbaiki sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : BOYOLALI
Pada Tanggal : 10 Maret 2018
Direktur,

dr. Yulika Putri Dasa Panjuis


NIK. 19870710 201606 2 036
Tembusan :
1. PT. Yohanes Brechman Soekarsono

3
KATA PENGANTAR

Dengan disahkannya undang-undang rumah sakit yang baru di indonesia,


salah satunya adalah sumber daya manusia yang mempunyai peran paling utama
dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan adalah tenaga profesi medis. Oleh
karena itu pihak manajeman rumah sakit mengharapkan tenaga medis yang
bekerja harus mempunyai mutu yang baik. Maka dibuatlah “PANDUAN
KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL STAF MEDIS RSU NATALIA”.

Semoga panduan ini bisa digunakan untuk membantu rumah sakit dalam
melakukan upaya melindungi keselamatan pasien melalui mekanisme kredensial
dan rekredensial staf medis yang baik. Panduan ini tidaklah sempurna, jika ada
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi pedoman
yang lebih baik dikemudian hari.

Mengetahui,

Tim Penyusun

4
DAFTAR ISI

SK Direktur RSU Natalia......................................................................................ii

Kata Pengantar......................................................................................................iv

Daftar isi ...............................................................................................................v

BAB I DEFINISI..................................................................................................1

A.................................................................................................Pengertian
...................................................................................................................1
B........................................................................................................Tujuan
...................................................................................................................1

BAB II RUANG LINGKUP................................................................................3

A......................................................................................Gambaran Umum
...................................................................................................................3
B.................Konsep Dasar Kredensial Staf Medis ( Perawat Dan Dokter )
...................................................................................................................3
1............................Konsep Dasar Kredensial Perawat Di Rumah Sakit
.............................................................................................................3
2..............................Konsep Dasar Kredensial Dokter Di Rumah Sakit
.............................................................................................................5
C........................................................Tugas Dan Peran Dalam Mekanisme
...................................................................................................................8
1.............................................................Tugas Sub Komite Kredensial
.............................................................................................................8
2........................................................................................Kewenangan
.............................................................................................................9
3.................................................................................Mekanisme Kerja
.............................................................................................................9
D.............................................................................Peranan Komite Medik
.................................................................................................................10

BAB III TATA LAKSANA................................................................................11

5
A......................................................................................Proses Kredensial
..................................................................................................................11
B......................................................................Penerbitan Surat Penugasan
.................................................................................................................12
C..................................................................................Proses Rekredensial
.................................................................................................................14

BAB IV PENUTUP............................................................................................17

BAB V DOKUMENTASI..................................................................................18

6
7

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................19BAB I

DEFINISI

A. Pengertian
Proses kredensial (credentialing) : proses evaluasi suatu rumah sakit
terhadap seorang untuk menentukan apakah yang bersangkutan layak
diberi kewenangan klinis (kewenangan klinis (clinical privilege)
menjalankan tindakan medis / keperawatan tertentu dalam lingkungan
rumah sakit tersebut untuk suatu periode tertentu. Proses Re-Kredensial
(Re-Credentialing) : proses re-evaluasi oleh rumah sakit terhadap
perawat yang telah bekerja dan memiliki kewenangan klinis
(kewenangan klinis (clinical privilege) di rumah sakit tersebut untuk
menentukan apakah yang bersangkutan masih layak diberi kewenangan
klinis tersebut untuk suatu periode tertentu.

Kewenangan klinis (clinical privilege) : kewenangan klinis untuk


melakukan tindakan medis / keperawatan tertentu dalam lingkungan
rumah sakit tertentu berdasarkan penugasan yang diberikan direktur
Rumah Sakit. Surat Penugasan (clinical Appointment) : surat yang
diterbitkan oleh kepala rumah sakit kepada seorang paramedis untuk
melakukan tindakan medis/keperawatan di rumah sakit tersebut
berdasarkan daftar kewenanganklinis yang ditetapkan baginya. Tenaga
staf medis : perawat dan tenaga professional kesehatan lain melakukan
fungsi tugas keperawatan dan pelimpahan kewenangan dari petugas

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Panduan ini diterbitkan dengan tujuan utama untuk melindungi
kesehatan pasien melalui mekanisme kredensial perawat di rumah
sakit.
8
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan panduan mekanisme kredensial dan re-
kredensial perawat di rumah sakit
b. Memberikan panduan bagi komite keperawatan untuk
menyusun kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap
perawat yang melakukan tindakan medis /keperawatan di rumah
sakit
c. Memberikan panduan badi kepala rumah sakit unruk
menerbitkan kewenangan klinis (clinical privilege) bagi setiap
perawat untuk melakukan tindakan medis/keperawatan di rumah
sakit
d. Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas tenaga
keperwatan dirumah sakit
e. Meningkatkan reputasi dan kredibilitas perawat dan institusi
rumah sakit dihadapan pasien, penyandang dana, dan stake holder
rumah sakit lainnya

9
10
11

BAB II

RUANG LINGKUP

A. Gambaran Umum

Undang-undang tentang Rumah Sakit yang baru ditetapkan menuntut


rumah sakit untuk melindungi keselamatan pasien, antara lain dengan
melaksanakan clinical governance bagi para klinisntya. Setiap dokter
dirumah sakit harus bekerja dalam koridor kewenangan klinis (clinical
privilege) yang ditetapkan oleh kepala rumah sakit. Adapun ruang lingkup
kredensial dan rekredensial staf medis, yaitu :

1. Staf Medis yaitu dokter umum, dokter gigi, dokter spesialis


dan dokter gigi spesialis yang bergabung di RSU Natalia
2. Staf Medis yang sudah bekerja di RSU Natalia yang masa
kewenangan klinisnya berakhir sesuai kebijakan divisi medis yaitu
setiap 3 (tiga) tahun.
B. Konsep Dasar Kredensial Staf Medis ( Perawat Dan Dokter)
1. Konsep Dasar Kredensial Perawat di Rumah Sakit

Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan


tanggung jawabnya untuk menjaga keselamatan pasiennya adalah
dengan menjaga standar profesi dan kompetensi para perawat yang
melakukan tindakan medis dan keperwatan terhadap pasien di rumah
sakit. Upaya ini dilakukan kompeten. Persyaratan dengan cara
mengatur agar setiap tindakan keperwatan yang dilakukan terhadap
pasien hanya dilakukan oleh tenaga paramedis yang benar-benar
kompeten. Persyaratan kompeten ini meliputi dua komponen :

a. Komponen kompetensi keprofesian yang terdiri dari


pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku profesional.
b. Komponen kesehatan yang meliputi kesehatan fisik dan mental.
12

Walaupun seorang perawat telah mendapatkan pendidikan selama


kuliah, namun rumah sakit wajib melakukan verifikasi kembali
kompetensi seseorang untuk melakukan tindakan perawat dalam
lingkup spesialisasi tersebut, hal ini dikenal dengan istilah
credentialing. Proses credentialing ini dilakukan dengan dua alasan
utama :
a. Alasan pertama, banyak faktor yang mempengaruhi
kompetensi setelah seseorang mendapatkan pendidikan.
Perkembangan ilmu dibidang keperwatan untuk suatu tindakan
medis dan / keperwatan tertentu sangat pesat, sehingga
kompetensi yang di peroleh dapat berubah sewaktu waktu, bahkan
dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak aman bagi pasien.
b. Alasan kedua, kesehatan seseorang dapat saja menurun akibat
penyakir tertentu atau bertambahnya usia sehingga mengurangi
keamanan tindakan medis yang dilakukan. Kompetensi fisik dan
mental dinilai melalui uji kelayakan keshatan baik fisik maupun
mental.

Tindakan verifikasi kompetensi profesi medis tersebut oleh rumah


sakit disebut sebagai mekanisme Re-credentialing, dan hal ini dilakukan
demi keselamtan pasien ,tindakan verifikasi kompetensi ini juga dilakukan
pada profesi lain untuk keamanan pasiennya. Misalnya kompetensi profesi
penerbang (pilot) yang senantiasa diperiksa secara teratur dalam periode
tertentu oleh perusahaan penerbangan. Setelah seorang perawat dinyatakan
kompeten melalui sesuatu proses kredensial, rumah sakit menerbitkan suatu
ijin bagi yang bersangkutan untuk melakukan serangkaian tindakan-tindakan
medis rumah sakit tersebut, hal ini dikenal sebagai kewenangan klinis
(clinical privilege).

Tanpa adanya kewenangan klinis (clinical privilege) tersebut seorang


perawat tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan medis dan /
keperawatan dirumah sakit tersebut. Kewenangan klinik ini akan dievaluasi
oleh komite keperawatan dan pantia kredensial setiap 3 tahun sekali. Hal ini
diharapkan tenaga keperawatan maupun memperoleh kewenangan klinis
keperwatan yang lebih tinggi / baik. Setelah perawat mengisi form
pengajuan ini, komite keperawatan dan juga panitia kredensial mengolah
untuk kemudian muncul surat penugasan klinik bagi setiap tenaga

13
keperawatan di RSU Natalia dengan mempertimbangkan masa kerja perawat
dan juga kompetensi melalui panitia kredensial.

Maka tenaga keperawatan di RSU Natalia dikategorikan menjadi 3


tingkat yaitu : Perawat Senior, Perawat Medior, dan juga Perawat Yunior,
kategori ini nantinya akan ditetapkan oleh SK direktur RSU Natalia.

1. Kategori Perawat Senior :


a. Pegawai tetap dengan masa kerja diatas 5
tahun
b. Berijasah minimal D3 Keperawatan
c. Lulus uji kompetensi
d. Karu/PJ Shift dalam tugas dinas
2. Kategori Perawat Medior :
a. Pegawai tetap dengan masa kerja diatas 3-5
tahun
b. Berijasah minimal D3 Keperawatan
c. Lulus uji kompetensi
3. Kategori Perawat Yunior :
a. Pegawai tetap dengan masa kerja diatas 0-3
tahun
b. Berijasah minimal D3 Keperawatan
c. Lulus uji kompetensi
2. Konsep Dasar Kredensial Dokter di Rumah Sakit

Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas


dan tanggung jawabnya untuk menjaga keselamatan pasiennya
adalah dengan menjaga standar profesi dan kompetensi para dokter
yang melakukan tindakan medis dan keperwatan terhadap pasien di
rumah sakit. Upaya ini dilakukan kompeten. Persyaratan dengan cara
mengatur agar setiap tindakan keperwatan yang dilakukan terhadap

14
pasien hanya dilakukan oleh tenaga paramedis yang benar-benar
kompeten.

Persyaratan kompeten ini meliputi dua komponen,

a. Komponen kompetensi keprofesian yang terdiri dari


pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku profesional,
b. Komponen kesehatan yang meliputi kesehatan fisik dan
mental. Walaupun seorang dokter telah mendapatkan brevet
spesialisasi dari kolegium ilmu kedokteran yang bersangkutan,
namun rumah sakit wajib melakukan verifikasi kembali
kompetensi seseorang untuk melakukan tindakan medis dalam
lingkup spesialisasi tersebut,hal ini dikenal dengan istilah
credentialing.

Proses credentialing ini dilakukan dengan dua alasan utama.

a. Alasan pertama, banyak faktor yang mempengaruhi


kompetensi setelah seseorang mendapatkan brevet spesialisasi dari
kolegium. Perkembangan ilmu dibidang kedokteran untuk suatu
tindakan medis tertentu sangat pesat, sehingga kompetensi yang di
peroleh saat menerim brevet bisa kadaluarsa, bahkan dapat dianggap
sebagai tindakan yang tidak aman bagi pasien. Selain itu, lingkup
suatu cabang ilmu kedokteran tertentu senantiasa berkembang dari
waktu kewaktu sehingga suatu tindakan yang semula tidak diajarkan
pada penerima brevet pada periode tertentu, dapat saja belakangan
diajarkan pada periode selanjutnya, bahkan dianggap merupakan
suatu kemampuan yang standar. Hal ini mengakibatkan bahwa
sekelompok dokter yang menyandang brevet tertentu dapat saja
memiliki lingkup kompetensi yang berbeda-beda.
b. Alasan kedua, keadaan kesehatan seseorang dapat saja
menurun akibat penyakir tertentu atau bertambahnya usia sehingga
mengurangi keamanan tindakan medis yang dilakukannya.

15
Kompetensi fisik dan mental dinilai melalui uji kelayakan keshatan
baik fisik maupun mental.

Tindakan verifikasi kompetensi profesi medis tersebut oleh


rumah sakit disebut sebagai mekanisme credentialing, dan hal ini
dilakukan demi keselamatan pasien , tindakan verifikasi kompetensi
ini juga dilakukan pada profesi lain untuk keamanan kliennya.
Misalnya kompetensi profesi penerbang (pilot) yang senantiasa
diperiksa secara teratur dalam periode tertentu oleh perusahaan
penerbangan.

Setelah seorang dokter dinyatakan kompeten melalui sesuatu


proses kredensial, rumah sakit menerbitkan suatu ijin bagi yang
bersangkutan untuk melakukan serangkaian tindakan- tindakan medis
tertentu dirumah sakit tersebut, hal ini dikenal sebagai kewenangan
klinis (clinical privilege). Tanpa adanya kewenangan klinis (clinical
privilege) tersebut seorang perawat tidak diperkenankan untuk
melakukan tindakan medis dirumah sakit tersebut.

Luasnya lingkup kewenangan klinis (clinical privilege)


seseorang dokter spesialis dapat saja berbeda dengan koleganya
dalam spesialisasi yang sama, tergantung pada ketetapan komite
medis tentang kompetensi untuk melakukan tiap tindakan medis oleh
yang bersangkutan berdasarkan hasil proses kredensial. Dalam hal
tindakan medis seorang dokter membahayakan pasien maka
kewenangan klinis (clinical privilege) seorang dokter dapat saja
dicabut sehingga tidak diperkenankan untuk melakukan tindakan
medis tertentu dilingkungan dirumah sakit tersebut.

Pencabutan kewenangan klinis (clinical privilege) tersebut


dilakukan melalui prosedur tertentu yang melibatkan komite medis.
Kewajiaban rumah sakit untuk menetapakan kewenangan klinis
(clinical privilege) tersebut telah diatur dengan tegas dalam Undang-

16
undang tentang Rumah sakit. Dalam Undang-undang Rumah Sakit
pasal 29 ayat (1) butir telah ditetapkan bahwa setiap rumah sakit
wajib menyusun dan melaksanakan hospital bylaws, yang dalam
penjelasan undang- undang tersebut ditetapkan bahwa setiap rumah
sakit wajib melaksanakan tata kelola klinis yang baik (good clinical
governance). Hal ini harus dirumuskan oleh setiap rumah sakit dalam
peraturan staf medis Rumah Sakit (medical staff bylaw) antara lain
diatur kewenangan klinis (clinical privilege).

Kelemahan rumah sakit dalam menjalankan fungsi kredensial


akan menimbulkan tanggung jawab hukum bagi rumah sakit dalam
hal terjadi kecelakaan tindakan medis. Setiap rumah sakit wajib
melindungi pasiennya dari segala tindakan medis yang dilakukan
oleh setiap dokter di rumah sakit tersebut, hal ini dikenal sebagai the
duty of due care. Tanggungjawab rumah sakit tersebut berlaku tidak
hanya terhadap tindakan dokter yang bukan berstatus pegawai
(dokter tamu). Rumah sakit wajib mengetahui dan menjaga
keamanan setiap tindakan medis yang dilakukan dalam
lingkungannya demi keselamatan semua pasien yang dilayaninya
sebagai bagian dari the duty of due care.

C. Tugas Dan Peran Dalam Mekanisme


1. Tugas sub komite kredensial sebagai berikut :
a. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis
b. Menyusun buku putih (white paper) yang merupakan
dokumen persyaratan kompetensi yang dibutuhkan melakukan
setiap jenis pelayanan keperawatan, kebidanan setiap jenis
pelayanan keperawatan dan kebidanan sesuai dengan standar
kompotensinya.
c. Verifikasi meliputi:

1) Ijazah
2) Surat Tanda Registrasi (STR)
3) Sertifikat kompetensi

17
4) Logbook yang berisi uraian capaian kinerja
5) Surat pernyataan telah menyelesaikan program
orientasi rumah sakit atau orientasi di unit tertentu
6) Surat hasil pemeriksaaan kesehatan
d. Merekomendasikan tahapan proses kredensial :

1) Perawat atau bidan mengajukan permohonan untuk


memperoleh kewenangan klinis kepada komite keperawatan
2) Ketua komite keperawatan menugaskan subkomite
kredesial untuk melakukan proses kredensial
3) Sub komite membentuk panitia adhoe untuk
melakukan review
4) Sub komite memberikan laporan hasil kredensial
sebagai bahan rapat menentukan kewenangan klinis bagi
setiap tenaga keperawatan
e. Merekomendasikan pemulihan kewenangan klinis
bagi setiap tenaa keperawatan

f. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang


ditetapkan
g. Sub komite membuat laporan seluruh proses
kredensial kepada ketua komite keperawatan untuk diteruskan
ke direktur rumah sakit.

2. Kewenangan

Sub Komite Kredensial mempunyai kewenangan


memberikan rekomendasi rincian Kewenangan Klinis untuk
memperoleh surat Penugasan Klis (clinical appointment)

3. Mekanisme kerja

18
Untuk melaksanakan tugas sub komite kredensial, maka
ditetapkan mekanisme kerja sebagai berikut :

1. Mempersiapkan Kewenangan
Klinis mencakup kompetensi
sesuai area praktek yang ditetapkan di
rumah sakit.

2. Menyusun Kewenangan Klinis dengan criteria sesuai


dengan persyaratan Kredensial dimaksud
3. Melakukan assesmen Kewenangan Klinis dengan
berbagai metode yang disepakati
4. Memberikan laporan hasil Kredensial sebagai bahan
rekomendasi memperoleh Penugasan Klinis dari
kepala/direktur rumah sakit
5. Memberikan rekomendasi Kewenangan Klinis untuk
memperoleh Penugasan Klinis dari kepala/direktur Rumah
Sakit dengan cara :
a. Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk
memperoleh Kewenangan Klinis kepada Ketua Komit
Keperawatan
b. Ketua Komite Keperawatan menugaskan sub komite
Kredensial untuk melakukan proses Kredensial (dapat
dilakukan secara individu/kelompok)
c. Sub komite melakukan review, verifikasi dan evaluasi
dengan berbagai metode, forto folio, assesmen kompetensi
d. Sub komite memberikan laporan hasil Kredensial
sebagai bahan rapat menentukan Kewenangan Klinis bagi
setiap tenaga keperawatan
6. Melakukan pembinaan dan pemulihan Kewenangan
Klinis secara berkala

7. Melakukan Kredensial ulang secara berkala sesuai


waktu yang ditetapkan.

19
D. Peranan Komite Medik
Komite keperawatan memiliki peran sentral dalam mekanisme
kredensial para perawat karena tugas utamanya menjaga profesionalisme
tenaga perawat dan melindungi pasien rumah sakit untuk hal-hal yang
berkaitan dengan tindakan medis dan keperawtan. Ketua komite
keperawatan bekerjasama dengan sub komite kredensial membentuk
panitia khusus yang berguna menyeleksi dan melakukan proses kredensial
dan re-kredensial terhadap perawat di rumah sakit. Evaluasi setiap 3
tahun dilakukan oleh panitia kredensial untuk mengetahui perkembangan
secara skill maupun attitude seorang perawat. Setiap keputusan yang
diambail akan dilakukan persetujuan langsung oleh direktur rumah sakit.
Lingkup komite keperwatan dan sub komite kredensial ini langsung
dibawah pengawasan direktur. Setiap kegiatan yang dilakukan harus
mendapatkan persetujuan secara tertulis oleh direktur. Harapan yang ingin
dicapai dari panitia ini adalah membantu direktur dalam hal ini rumah
sakit mendapatakan tenaga perawat yang professional dan berkualitas
prima. Rumah sakit melalui komite kperawatan menerapkan berbagai
kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap petugas kesehatan, dalam hal
ini adalah perawat. Penetapan dari komite dan disetujui oleh direktur
menjadikan tenaga keperawatan dirumah sakit baptis secara tertulis
mempunyai kewenangan klinis keperawatan.

20
21

BAB III

TATA LAKSANA

A. Proses Kredensial

Direktur Rumah Sakit Umum Natalia menetapkan berbagai


kebijakan dan prosedur bagi staf medis untuk memperoleh kewenangan
klinis dengan berpedoman pada peraturan internal staf medis ( medical
staff by laws). Selain itu, direktur rumah sakit bertanggung jawab atas
tersedianya berbagai sumber daya yang dibutuhkan agar kegiatan ini
dapat terselenggara.

Untuk melaksanakan kredensial dibutuhkan beberapa instrumen,


antara lain, daftar rincian kewenangan klinis untuk setiap spesialisasi
medis, mitra bestrai yang mempresentasikan tiap spesialisasi medis
dan putih (white paper) untuk setiap pelayanan medis. Setiap rumah
sakit mengembangkan instrumen tersebut sesuai dengan kebutuhannya.
Secara garis besar proses kredensial di Rumah Sakit Umum Natalia, yaitu
sebagai berikut :

1. Staf Medis yang telah dinyatakan baik hasil psikotest, MCU


dan Interview oleh kepala divisi medis diajukan kepada direktur untuk
dilakukan kredensial.
2. Direktur membuat surat kepada Komite Medik dan diteruskan
ke Sub Komite Kredensial perihal permohonan untuk mengkredensial
staf medis.
3. Berkas Permohonan staf medis yang telah lengkap
diasmpaikan oleh direktur rumah sakit kepada komite medik melalui
sekretariat komite medik
4. Dilakukan proses kredensial mulai dari pemberkasan
administrasi dan penilaian kemampuan berdasarkan kewenangan
klinis. Sekretariat komite medik melakukan pengecekan berkas
verifikasi berkas staf medis yang terdiri dari :
22

a. Ijazah Dokter umum dana atau dokter spesialis.


b. Surat Tanda Registrasi (STR) staf medis.
c. Sertifikat ACLS dan atau ATLS dan auatu Resusitasi
Neonatus dan atau Hiperkes (untuk dokter umum).
d. Surat Rekomendasi dari teman sejawat minimal 2 (dua)
orang.
e. Sertifikat Kompetensi kolegium atau sertifikat pendukung
lainnya.
5. Sebelum kredensial dimulai, staf medis mengajukan permohonan
kewenangan klinis kepada direktur dengan mengisi form daftar
kewenangan klinis yang telah disediakan Rumah Sakit Umum Natalia.
6. Pada Saat kredensial, sub komite kredensial menjadwalkan rapat
penilian kredensial terhadap tenaga medis dan membentuk panek atau
panitia ad-hoc dengan melibatkan mitra bestrai dari berbagai disiplin
yang sesuai dengan kewenangan klinis yang diminta.
7. Personalia/ Panitia Rekruitmen mempersiapkan bahan rapat penilaian
kredensial terhadap tenaga tenaga medis.
8. Permohonan kewenangan klinis yang diajukan oleh staf medis
tersebut dikaji oleh sub komite kredensial dan mitra bestrai tersebut
meliputi cakupan derajat kompetensi dan praktik yakni : Keterampilan
(skill) bidang kedokteran, Perilaku (attitude) terhadap pasien dan sesama
teman kerja, Etik dan disiplin profesi selama proses rekruitmrent sampai
dengan proses kredensial.
9. Tahap penilaian kredensial dilakukan di ruang rapat RSU Natalia dan
keputusan rapat penilain kredensial diambil secara musyawarah dan
mufakat. Dalam hal yang tidak mungkin, keputusan dapat diambil
dengan pemungutan suara menurut suara terbanyak.
10. Sub komite kredensial mengajukan rekomendasi kewenangan
klinis staf medis kepada komite medik
11.Komite medis merekomendasikan kewenangan klinis staf medis
kepada direktur.
12. Direktur menerbitkan surat penugasan klinis (clinical
appointment) kepada staf medis tersebut sudah bergabung dengan
Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau
13. Berkas Kredensial dan Rekredensial dokter umum dan
spesialis akan diserahkan kepda staf SDM unuk dimasukan ke dalam
file karyawan.
B. Penerbitan Surat Penugasan

23
Kepala rumah sakit menerbitkan surat penugasan kepada tenaga
paramedis pemohon berdasarkan rekomendasi tersebut. Kepala rumah sakit
dapat saja meminta komite keperawatan untuk mengkaji ulang rekomendasi
tersebut memuat daftar sejumlah kewenangan klinis untuk melakukan
tindakan keperawatan bagi tenaga paramedis yang memohon.

Daftar kewenangan klinis seorang tenaga paramedis dapta


dimodifikasi setiap saat. Seorang tenaga paramedis dapat saja mengajukan
tambahan kewenangan klinis yang tidak dimiliki sebelumnya dengan
mengajukan permohonan kepada kepala rumah sakit. Selanjutnya komite
keperawatan akan melakukan proses kredensial khusus untuk tindakan
tersebut dan akan memberikan rekomendasinya kepada kepala rumah sakit.
Namun sebaliknya, kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan
(clinical appointment) habis masa berlakunya atau dicabut oleh kepala
rumah sakit. Surat penugasan untuk setiap tenaga paramedis memiliki masa
berlakunya untuk periode tertentu, misalnya dua tahun.

Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit


harus melakukan re-kredensial ini lebih sederhana dibandingkan dengan
proses kredensial awal sebagaimana diuraikan diatas karena rumah sakit
telah memiliki informasi setiap perawat yang melakukan tindakan
keperawatan dirumah sakit tersebut. Penerbitan ulang surat penugasan
(reappointment). Surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila tenaga
paramedis tersebut dinyatakan tidak kompeten untuk melakukan tindakan
keperawatan tertentu.

Walaupun seorang tenaga paramedis pada awalnya telah memperoleh


kewenangan itu dapat dicabut oleh rumah sakit berdasarkan pertimbangan
komite keperawatan. Pertimbangan pecabutan kewenangan klinis tertentu
tersebut didasarkan pada kinerja profesi tenaga paramedis yang
bersangkutan terganggu kesehatannya, baik fisik maupun mental. Selain itu,
pencabutan kewenangan klinis juga dapat dilakukan dengan terjadi

24
kecelakaan medis yang di duga karena inkompetensi atau tindakan disiplin
dari komite keperawatan. Namun demikian, kewenangan klinis yang dicabut
tersebut dapat diberikan kembali bila tenaga paramedis tersebut dianggap
telah pulih kompetensinya.

Dalam hal kewenangan klinis tertentu seorang tenaga paramedis


diakhiri, komite keperawatan akan meminta subkoomite peningkatan mutu
profesi untuk melakukan berbagi upaya pembinaan agar merekomendasikan
kepada kepala rumah sakit pemberian kembali kewenangan klinis tertentu
setelah melalui proses pembinaan.

Pada dasarnya kredensial tetap ditunjukan untuk menjaga


keselamatan pasien, sambil tetap membina kompetensi seluruh tenaga
paramedis di rumah sakit. Dengan demikian jelaslah bahwa komite
keperawatan dan staf keperawatan memegang peranan penting dalam proses
kredensial dan pemberian kewenangan knilis untuk setiap tenaga
keperawatan.

C. Proses Rekredensial

Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap staf medis (dokter


umum, dokter gigi umum, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis) yang
telah memiliki kewenangan klinis (clinical privilege) dan suart penugasan
klinis (clinical appointment) untuk menentukan kelayakan kembali
pemberian kewenangan klinis tersebut. Walaupun seorang dokter telah
mendapatkan surat penugasan (clinical appointmen) dari direktur namun
surat penugasan tersebut mempunyai masa berlaku.

Masa berlaku surat penugasan dari Direktur Rumah Sakit Umum


Natalia yaitu selama 3 tahun, hal tersebut sesuai dengan kebijakan divisi
pelayanan medis. Selain itu, surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila
tenaga medis tersebut dinyatakan tidak kompeten utnuk melakukan tindakan
medis tertentu. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut, rumah
sakit harus melakukan rekredensial terhadap tenaga medis. Proses

25
rekredensial ini lebih sederhana dibandingkan dengan proses krednsial awal
sebagaimana diuraikan diatas karena rumah sakit telah memiliki informasi
setiap dokter yang melakukan tindakan medis dirumah sakit tersebut.

Proses Rekredensial mempertimbangkan :

a. Perawatan pasien –prakits menyediakan perawatan pasien dengan


belas kasih, tepat, dan efektif untuk promosi kesehatan, pencegahan
penyakit, pengobatan penyakit, dan perawatan pasien terminal.
b. Pengetahuan medis/klinis akan bidang biomedis, klinis dan ilmu
sosial yang ada dan berkembang serta aplikasi pengetahuan tersebut
pada perawatan pasien dan menyalurkan ilmu kepada orang lain.
c. Pembelajaran dan perbaikan berbasis praktik dengan menggunakan
bukti dan metode ilmiah untuk menyelidiki, mengevaluasi dan
memperbaiki praktik-praktik perawatan pasien.
d. Keterampilan Interpersonal dan komunikasi yang memungkinkan
mereka untuk membangun dan mempertahankan hubungan profesional
dengan pasien, dan anggota-anggota tim perawatan kesehatan lainnya.
e. Profesionalisme tercermin dari komitmen untuk pengembangan
profesional berkelanjutan, praktik etis, pemahaman dan kepekaan
terhadap keragaman, sikap bertanggung jawab terhadap psien, profesi
mereka, dan masyarakat.
f. Praktik berbasis sistem melalui pemahaaman konteks dan sistem
dimana pelayanan kesehatan disediakan.Proses rekredensial
didokumentasikan dalam formulir penilain kinerja dokter spesialis ( On
Going Profesional Review).

Berdasarkan hasil kesepakatan dari komite Medis dan Sub Komite


Kredensial, secaragaris besar proses Rekredensial di Rumah Sakit
Umum Natalia yaitu sebagai berikut :

26
1. Direktur rumah sakit mengajukan permohonan kepada
Komite Medik dan dilanjutkan kepada Sub Komite Kredensial untuk
melakukan rekredensial kepada staf medis.
2. Sub Komite Kredensial dan sekretariat komite medik
mengumpulkan berkas para kandidat rekredensial yaitu :
a. STR yang masih berlaku
b. Surat sehat atau hasil Medical Check Up
c. Surat rekomendasi dari Sub Komite Etik
d. Sertifikat terbaru sesuai kompetensi 3 (tiga) tahun terakhir
e. Salinan asuransi profesi yang dimiliki
f. Kandidat rekredensial mengajukan permohonan kewenangan
klinis kembali kepada direktur dengan megisi formulir daftar
kewenangan klinis yang telah disediakan RSU Natalia
g. Berkas di evaluasi oleh Sub Komite Kredensial dan panitia
mitra bestari (tim rekredensial).
h. Tim rekredensial mengajukan rekomendasi penambahan atau
pengurangan kewenangan klinis staf medis tersebut kepada Ketua
Komite Medik.
i. Komite Medik meneruskan dan merekomendasikan
kewenangan klinis tersebut kepada Direktur RSU Nataliauntuk
dijadikan penugasan klinis.

27
28

Direktur RSU Natalia menetapkan dan menerbitkan kembali surat penugasan klinis
( clinical appointment) kepada para staf medis tersebuBAB IV
PENUTUP

Proses kredensial adalah proses pengakuan profesi yang diberikan kepada


individu atau organisasi dengan mempunyai otoritas atau dianggap kompeten dalam
melakukan suatu tindakan pelayanan medis atau kebijakan. Dengan adanya proses
kredensial dan rekredensial tenaga medis di RSU Natalia diharapkan mampu
memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan standar mutu dan kewenangan
klinis yang berlaku, serta dapat mempertahankan standar pelayanan medis dengan
melaksanakan proses kredensial dan rekredensial yang ada di RSU Natalia. Adanya
sistem kredensial dan rekredensial di RSU Natalia diharapkan masyarakat dapat
merasakan pelayanan kesehatan yang paripurna.
29

BAB V

DOKUMENTASI

Semua proses kredensial dan rekredensial harus tercatat dan di simpan dalam
file masing - masing staf medis.
30

DAFTAR PUSTAKA

PERSI. 2009. Pedoman Kredensial dan Kewenangan Klinis (clinical privilege) di


Rumah Sakit. Jakarta; PERSI.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 755/Menkes/Per/IV/2011


tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit

Dody Firmanda, 2010 workshop Penyusunan Prosedur Kredensial dan Kewenangan


Klinis (Clinical Privilage) diselenggarakan oleh IMRS PERSI di Hotel Sultan Jakarta 4
Agustus 2010.

http:/www.scribd.com/doc/35296534/Dody-Firmanda-2010-PERSI-Workshop-Format-
Prosedur-Kredensial

Herry yudha,dr,2011, Rancangan prosedur kredensial tenaga medis


http://www.dokterbedahherryyudha.com/2011/09/rancangan-prosedur-
kredensialtenaga.html

peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 1796/menkes/per/viii/2011


tentang registrasi tenaga kesehatan

Anda mungkin juga menyukai