PERCOBAAN KEKUATAN DAN KETAHANAN OTOT. Tes kekuatan dapat dilakukan pada sebagian besar pasien
dengan artritis. Walaupun, terdapat lingkup gerak sendi yang terbatas akibat kerusakan sendi, dan
keterbatasan ini harus dicatat pada kurav pasien.
Tes kekuatan dapat menggunakan dumbble (3, 5, dan 10 pounds), dinometer tangan diguankan untuk
mengukur kekuatan genggaman, dan tensiometer untuk mengukur kekuatan statis pada beberapa derajat
sudut sendi. Spesialis latihan seharusnya tidak mengguankan beban yang berlebihan pada pasien dengan
artritis, karena dapat menyebabkan cedera yang lebih lanjut.
Tes isometrik disarankan untuk mengetahui data baseline pada tingkatan kekuatan, karena hal ini tidak tidak
mengakitkan keterlibatan respon infalmasi seperti tes isotonik. Walaupun mesin latihanb beban atau
dumbble dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kekuatan pasien dengan artritis derajat ringan atau
sedang (Kelas 1 atau 2). Kewaspadaan penuh selalu harus diperhatikan untuk menghindari cedera oada sendi
dengan artritis. Apabila pasien mengalami nyeri yang lama –lebih dari 24 jam- latihan harus dimodifikasi. Tes
kekuatan yang dijelaskan pada Bab 2, Exhibit A, dapat pula digunakan pada pupulasi ini.
FLEKSIBILITAS (RUANG LINGKU SENDI/ROM). Pergerakan sendi adalah hal yang sangat penting pada pasien
dengan artritis. "Duduk-dan-menjangkau meja" dapat digunakan untuk mengetahui fleksibilitas punggung
dan tungkai. Digunakan juga goniometer (gambar 3.5) untuk mengukur sendi diartrosis lainnya:
KOMPOSISI TUBUH. Komposisi tubuh dapat diukur menggunakan kaliper lipatan kulit untuk memonitoring
pertambahan berat badan selama setahun, yang dapat menambah beban pada sendi. Normogram yang
ditunjukkan pada gambar 3.6 dapat digunakan untuk mengukur persentasi lemak tubuh.
RESEP LATIHAN