Anda di halaman 1dari 4

Nama : wiwin setiyaningsih

Nim : 1610104042/7A/A3

Kasus Gender : Mahasiswi Jadi Korban Pelecehan Seksual di Busway (kutipan


dari internet) 03 Aug 2010 Jakarta, Pelita Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah dan Trisakti
menjadi korban pelecehan seks oleh PNS BPKP DA, ketika korban naik bus TransJakarta
dari shelter Cempaka Putih menuju Harmoni. Tersangka pada awalnya mencium tangan
korban saat bus melakukan pengereman mendadak, namun melihat korban tak melawan,
tersangka melanjutkan aksinya lebih jauh hingga meraba payudara. Akibat merasa dibiarkan,
DA pun terus saja menggerayangi kedua mahasiswi tersebut. Pelaku adalah seorang pegawai
negeri yang harusnya menjadi panutan masyarakat. kasus ini adalah bentuk kejahatan yang
dikategorikan sebagai kasus kekerasan gender.

Penyebab dari kasus tersebut yaitu karena adanya ketidaksetaraan gender yang sering
terjadi dimasyarakat jadi dilihat dari prospek teori kasus gender dibagi menjadi dua yaitu
Teori Fungsional Struktural dan teori Konflik. Kasus ini bisa dimasukan kedalam dua teori
diatas tetapi lebih utama dan pas terhadap kasus pelecehan ini adalah Teori Konfik mengapa?
Teori konfik itu membahas tentang gagasan atau nilai nilai selalu dipergunakan dalam
menguasai kedudukan laki laki terhadap perempuan yang mengubah tingkatnya bisa menilai
bahwa laki laki lebih tinggi derajatnya dari perempuan. Berdasarkan contoh kasus diatas
menunjukan sikap para laki laki lebih hebat daripada perempuan sehingga laki laki berani
melakukan hal tersebut. Padahal didalam teori konflik memang menjelaskan bagaimana
kepentingan (interest) dan kekuatan (power) yang merupakan hal terpenting dari hubungan
antara laki laki dan perempuan.

Kekerasan terhadap perempuan senantiasa langgeng terjadi sebab perempuan dengan


tubuhnya yang khas dipahami sebagai makhluk sekunder, objek, dapat diperlakukan
seenakknya dan dapat menjadi hak milik. Dalam berbagai kasus kekerasan terhadap
perempuan, kita dapat melihat beberapa faktor yang mendasari tindakan tersebut, antara lain:
a) Karakteristik fisik dan reproduksinya perempuan memang lebih mudah menjadi korban
kekerasan, khususnya kekerasan seksual, seperti perkosaan atau penghamilan paksa; b)
Dalam relasinya dengan laki-laki, pemaknaan sosial dari perbedaan biologis tersebut
menyebabkan memantapnya mitos, streotipe, aturan, praktik yang merendahkan perempuan
dan memudahkan terjadinya kekerasan. Kekerasan dapat berlangsung dalam keluarga dan
relasi personal, bisa pula di tempat kerja atau melalui praktik-praktik budaya; c) Dari sisi
ekonomi, perempuan dapat dijadikan sarana pengeruk keuntungan, sehingga merebaklah
pelacuran, perdagangan perempuan (woman trafficking), atau pornografi; d) Kekerasan
terhadap perempuan sekaligus dapat digunakan sebagai sarana terror, penghinaan, atau ajakan
perang pada kelompok lain. Kesucian perempuan dilihat sebagai kehormatan masyarakat,
sehingga penghinaan atau perusakan kesucian perempuan akan dipahami sebagai penghinaan
terhadap masyarakat.

Oleh sebab itu dampak dari kasus diatas akan menimbulkan konflik yang berakibat
mengubah posisi dan hubungan antara laki laki dan perempuan dua hal besar faktor konflik
yaitu : Kepentingan (interest) : Laki laki terhadap nafsu dan syahwat untuk melecehkan
perempuan itu muncul dari perempuannya itu sendiri karena penampilan atau style nya yang
menimbulkan nafsu syahwat laki laki muncul diantara itu juga faktor atau keadaan didalam
angkutan umum yang penuh sehingga bisa menghidupkan peluang. Kekuatan (power) : Laki
laki pada dasarnya memiliki kekuatan yang lebih dibanding perempuan,tetapi setelah ada
emansipasi wanita muncul argument bahwa perempuan dengan laki laki derajatnya sama
tetapi pada dasarnya power yang menentukna derajat seseorang jaman sekarang, selama para
laki laki mengaggap dirinya paling kuat dan tertinggi wanita akan selalu dilecehkan seperi
yang terjadi didalam kasus diatas perempuan atau mahasiswa selalu terkena kasus pelecehan
seksual karena laki laki merasa memiliki power yang besar terhadap perempuan sehingga
peristiwa itu dapat terjadi apalagi terjadi di dalam busway yang sehari hari digunakan warga
Jakarta jika pergi ke kampus atau kantor sisi padat nya menjadi tameng terhadap "power of
men" itu sendiri. tindakan ini memiliki dampak yang sangat besar terhadap individu,
kelompok maupun kehidupan sosial dalam masyarakat seperti depresi, menyalahkan korban
(kasus kekerasan/pelecehan seksual), stigma sosial, dan meningkatnya ketidaksetaraan
gender.

Upaya yang harus dilakukan pemerintah membuat kebijakan yang memberikan


perlindungan dan jaminan rehabilitasi terhadap korban (dan pelaku), seperti mengesahkan
RUU PKS serta menghapus impunitas kekerasan seksual sehingga dapat memberikan
kepastian hukum bagi korban, salah satunya dengan memastikan aparat peradilan bekerja
secara profesional. Sudah bukan rahasia lagi banyak korban yang memilih tidak melaporkan
kasusnya karena berbelitnya sistem peradilan dan sering mengakibatkan trauma lanjutan.
Kedua, mencabut kebijakan atau peraturan daerah yang diskriminatif karena berpotensi untuk
mengkriminalisasi kelompok rentan seperti perempuan dan lesbian, gay, biseksual dan trans
(LBGT). Ketiga, memasukkan materi Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas
yang komprehensif ke dalam kurikulum pendidikan agar warganya mendapatkan informasi
yang tepat tentang seksualitasnya. Sesuai kasus diatas upaya yang harus dilakukan yaitu
Kenakan pakaian yang sopan, karena pelecehan seringkali terjadi karena Si Pemangsa
melihat calon korban cukup menggoda untuk dilecehkan. Bisa karena pakaian yang
desainnya membuat bagin tubuh tertentu terpamerkan, dan mengundang pikiran kotor laki-
laki. Bisa juga karena posisi duduk/berdiri wanita yang menggoda, Cobalah untuk tidak
duduk menyendiri, cari teman duduk wanita yang lain. Bila tidak ada wanita disitu, cukup
cari tempat yang berjarak dengan dan nyaman, atur posisi duduk yang sopan. Jangan terlalu
takut bila memang penumpangnya banyak, karena disitulah justru peluang minta tolong lebih
besar, Bila ada tanda-tanda orang yang coba melecehkan, jangan diam saja! Karena di saat
diam saja, itu membuat si pelaku merasa ada peluang untuk meneruskan otak mesumnya,
Menciptakan obrolan dengan sekeliling Anda, meskipun sekedar basa-basi, itu akan
mengurangi resiko pelecehan, karena mayoritas korban pelecehan adalah mereka yang pasif /
diam saat berada di dalam alat transportasi umum,Bila dirasa kondisi kurang Aman, cobalah
turun di tempat terdekat. Ini cara termudah untuk menghindari tanpa mengundang keributan.

Peran bidan dalam menangani pelecehan seksual dengan melakukan Melakukan


pendekatan memberikan pengobatan tidak hanya untuk mengobati masalah – masalah
kesehatan mental yang ada pada saat ini, tetapi juga mencegah hal yang sama pada masa yang
akan datang, Membantu anak melindungi diri memberikan pemahaman dan ajarkan untuk
menolak segala perbuatan yang tidak senonoh dengan segera meninggalkan dimana sentuhan
tersebut terjadi. Ingatkan anak untuk tidak gampang mempercayai orang asing dan buat anak
untuk selalu mencerikan jika terjadi sesuatu dengan diri nya, Melakukan penyuluhan
terhadap anak tengtang Pelecehan seksual terhadap anak, Laporkan Pada pihak yang
berwajib.

Menurut jurnal Herbenick debby at all (2019) secara historis, pelecehan seksual
didefinisikan oleh laki-laki, dengan orang-orang yang ditargetkan sebagian besar absen dari
struktur kekuasaan yang memungkinkan fenomena yang didefinisikan dan
ditindaklanjuti.Mereka yang mengalami ketidakadilan selalu mendorong kembali, dan diskusi
masyarakat tentang pelecehan seksual adalah contoh nyata dari ini sekarang. Jadi, sementara
beberapa mungkin berpendapat bahwa klaim pelecehan seksual sebagian besar berlebihan,
histeris, mencela, atau sederhana.
Daftar Pustaka

Muawanah, Elfi. 2012. Pendidikan Gender dan Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: TERAS
Mujiran, Paulus. 2014. Pernik-pernik Pendidikan: Manifestasi dalam Keluarga, Sekolah dan
Penyadaran Gender.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Fakih, Mansour. 2011. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Maryanti.Dwi, Septikasari. Majestika. 2009. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Teori Dan
Praktikum. Yogyakarta. Nuha Medika.
Yanti. 2011. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi (Bagi Mahasiswa DIII Kebidanan). Yogyakarta.
pustaka rihma
Soewondo, Nani. 2011. Kedudukan Wanita Indonesia Dalam Hukum Dan Masyarakat. Ghalia:
indonesia,jakarta
Herbenick Debby at all. 2019. Sexual Harassment in the Field of Sexuality Research.
University School of Public Health.USA

Anda mungkin juga menyukai