Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS KASUS TENTANG HIV/AIDS DALAM KEHAMILAN

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Reproduksi dalam Kebidanan

Dosen Pembimbing : Menik Sri Daryanti, S.ST., M.Kes

Disusun Oleh :
Wiwin Setiyaningsih
1610104042
7A/A3

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2019
Kasus : Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ambon, Maluku menyebutkan
sebanyak tujuh orang ibu hamil posisitf mengidap penyakit HIV/AIDS. "Dari 5.700
orang ibu hamil tujuh diantarnya terindikasi mengidap penyakit HIV/AIDS
berdasarkan hasil pelacakan yang dilakukan sejak tahun 2015 hingga 2018," kata
Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy, di Ambon, Minggu (10/2/2019). Ia
mengakui, potensi penularan Hiv/Aids terbesar ada pada kelompok resiko tinggi
yakni lelaki seks lelaki (LSL), waria, ibu hamil dan PSK

Faktor penyebab masalah, Berdasarkan kasus diatas beberapa penularan umumnya


terjadi sebelum masa kehamilan, misalnya seorang perempuan yang tidak menyadari bahwa
dirinya telah terinfeksi HIV. Cara penularan HIV dapat melalui darah dan cairan tubuh
lainnya misalnya berupa sperma, serta penularan dapat terjadi dari ibu ke janin, bisa juga dari
suami maupun ibu hamil sendiri karena bergonta-ganti pasangan atau penggunaan jarum
suntik untuk napza secara bergantian, Kebanyakan orang mendapatkan virus ini akibat
melakukan seks yang terproteksi dengan orang yang memiliki HIV. faktor yang bisa menjadi
pemicu penyakit HIV/AIDS Beberapa di antaranya seperti Berhubungan seksual tanpa
pengaman, terutama kondom, Memiliki penyakit menular seksual lain. Banyak infeksi
menular seksual menghasilkan luka terbuka pada kelamin. Luka terbuka menjadi pintu HIV
untuk memasuki tubuh, Menggunakan obat suntik. Orang yang menggunakan obat suntik
sering kali berbagi jarum dan suntikan, Pria yang belum disunat.

Epidemiologi Penularan HIV/AIDS terjadi akibat kontak cairan tubuh yang


mengandung virus HIV yaitu melalui hubungan seksual, baik homoseksual maupun
heteroseksual, jarum suntik pada pengguna narkotika, transfusi komponen darah dari ibu
yang terinfeksi HIV ke bayi yang dilahirkannya, Oleh karena itu kelompok risiko tinggi
terhadap HIV/AIDS, misalnya pengguna narkotika, pekerja seks komersil dan pelanggannya,
serta narapidana.Namun infeksi HIV/AIDS saat ini juga telah mengenai semua golongan
masyarakat, baik kelompok risiko tinggi maupun masyarakat umum. Jika pada awalnya,
sebagian besar ODHA berasal dari kelompok homoseksual maka kini telah terjadi pergeseran
dimana persentase penularan secara heteroseksual dan pengguna narkotika semakin
meningkat. Bahwa dari kasus diatas penyebab terbesarnya yaitu karena lelaki seks lelaki
(LSL), waria, ibu hamil dan PSK, besar kemungkinan seorang lelaki yang berhubungan
dengan laki-laki (LSL) salah satu dari mereka ada yang melakukan atau menggunakan jarum
suntik penggunaan napza secara bergantian dimana angka tertular hiv tinggi kemudian
melakukan hubungan seksual dengan laki-laki yang tidak menderita HIV lalu laki-laki
menularkan hiv ke teman lelakinya dan lelaki tersebut juga melakukan hubungan dengan
istrinya dirumah yang sedang hamil dimana ketika melakukan hubungan seksual tidak
menggunakan alat kontrasepsi pelindung seperti kondom, sehingga menularkan hiv tersebut
ke ibu hamil.

Dampak hiv pada ibu hamil : Melemahnya daya tahan tubuh ibu Daya tahan tubuh Ibu
hamil dengan HIV bisa menjadi lebih lemah. Hal ini terjadi karena virus HIV
sudah menyerang sistem imunitas tubuh. Ibu hamil dengan HIV menjadi sangat mudah sakit
dan rentan untuk terjangkit virus lainnya. Selain itu ibu hamil yang terinfeksi HIV/ AIDS
harus lebih banyak mengonsumsi nutrisi untuk asupan pada janinnya, lebih sulit menjalani
trimester kehamilan (terlebih ketika kekebalan tubuh sudah terkontaminasi oleh virus, yang
akan membuat morning sickness terasa semakin menyakitkan. Pada masa seperti ini, ibu
hamil dengan HIV harus banyak beristirahat dan megonsumsi asupan yang dapat menambah,
dapat memburukan kesehatan tubuh ibu hamil ketika virus tersebut terus-menerus menyerang
tubuh, dikhawatirkan ibu hamil dengan HIV tidak memiliki daya tahan tubuh yang kuat
sehingga akan memperburuk kondisi kesehatan ibu dan janinnya, janin berpotensi tertular
virus HIV, bayi beresiko terlahir cacat dan prematur, beberapa obat penderita HIV tergolong
berat dan dikhawatirkan dapat memberikan efek samping pada sang ibu atau janinnya.
Kelainan perkembangan pada janin sangat besar risikonya, sehingga hal ini dapat
menyebabkan bayi lahir cacat atau prematur .

Upaya penanggulangan dari pemerintah : Pemerintah berkewajiban untuk memimpin


dan memberi arah penanggulangan HIV/AIDS (leadership) dengan menetapkan komitmen
kebijakan (political commitment), memberikan prioritas kepada penanggulangan HIV/AIDS,
dan memobilisasi sumber daya penanggulangan. Pemerintah berkewajiban menciptakan
suasana kondusif guna mencegah timbulnya stigmatisasi, penyangkalan (denial), dan praktek
diskriminasi karena HIV/AIDS .Kerjasama internasional melalui badan- badan PBB,
organisasi regional, lembaga donor dan LSM internasional perlu ditingkatkan guna
memperoleh:

1) Manfaat dari mobilisasi sumberdaya internasional,


2) Menerapkan pengalaman dalam menurunkan prevalensi HIV/AIDS dari negara
lain dan
3) Meningkatkan kerjasama penanggulangan penyakit di daerah perbatasan.
Kegiatan didasari kepada asas saling menghormati kedaulatan nasional dan
kesepakatan internasional untuk memperoleh manfaat timbal balik.
Peran bidan : Penanggulangan HIV/AIDS merupakan upaya terpadu dari peningkatan
perilaku hidup sehat (promotif), pencegahan penyakit HIV/AIDS (preventif), serta
pengobatan dan perawatan (kuratif) dan dukungan hidup (support) terhadap pengidap
HIV/AIDS. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya prioritas yang diselenggarakan
secara berimbang dengan upaya kuratif dan dukungan terhadap pengidap HIV/AIDS.
Menurut jurnal Dr Shilpa Karir Sebagian besar perilaku berisiko yang disebabkan infeksi
HIV di kalangan orang dewasa; Namun, seorang anak mendapat infeksi dari ibunya / nya
sebagian besar waktu. UNAIDS menyatakan bahwa penularan ibu ke anak adalah sumber
terbesar dari infeksi HIV pada anak-anak di bawah usia 15 tahun. Bahkan, di negara-negara
di mana darah untuk transfusi dan produk darah secara teratur disaring, dan di mana jarum
suntik bersih dan jarum yang banyak tersedia di pusat-pusat kesehatan dan rumah sakit,
MTCT hampir satu-satunya sumber infeksi pada anak-anak. Wanita tidak hanya pada risiko
yang lebih tinggi tertular infeksi; mereka punya peran unik dalam penularan infeksi HIV
kepada anak-anak. Ia telah mengamati bahwa sebagian besar perempuan di masyarakat tidak
memiliki informasi yang lengkap dan benar tentang pencegahan HIV dan itu. Pencegahan
Induk Untuk Transmisi Anak (PPTCT) program AIDS HIV dimulai di India pada tahun
2002. Tujuan dari program PPTCT adalah untuk menawarkan HIV pengujian untuk setiap
wanita hamil di negara ini sehingga untuk menutupi semua perkiraan ibu hamil yang HIV
positif dan menghilangkan penularan HIV dari ibu ke anak. Layanan PPTCT menyediakan
akses ke semua wanita hamil untuk layanan HIV diagnostik, pencegahan, perawatan dan
pengobatan. Dengan demikian, tujuan utama adalah untuk memastikan pelayanan PPTCT
yang terintegrasi dengan program kesehatan reproduksi dan anak yang ada. Pemerintah India
mengakui keseriusan masalah ini, dan informasi tentang MTCT merupakan bagian dari
keseluruhan strategi pemerintah untuk HIV pertempuran, yang dikenal sebagai National
AIDS. Untuk menyimpulkan pengetahuan terhadap HIV / AIDS dan pencegahannya dapat
dicapai dengan mendorong pendidikan perempuan. Advokasi, kesadaran umum, pendidikan
kesehatan, praktik seks aman, skrining darah dan produk darah adalah yang terbaik langkah-
langkah yang direkomendasikan untuk melawan HIV
Abstract: Globally, around 34 million people are living with HIV in 2010, and 35% of
the pregnant women are tested for HIV in the low and middle income countries. HIV
infection in pregnancy has become a complication of pregnancy in some developing
countries. This has major implications for the management of pregnancy and birth. A cross
sectional study was conducted from December 2018 – February 2019 in tertiary care hospital,
VIMSAR Burla . The present study was conducted to assess the knowledge about HIV/AIDS
and mother to child transmission issues among women seeking antenatal care and visiting
ICTC. A sample of 150 pregnant females was used to accomplish the study. A pre- tested
semi-structured questionnaire was used to gather information on the study variables. The
questionnaire included variables related socio-demographics e.g., age, education status,
occupation, residence, awareness about HIV/AIDS. The study reflected that 83.4% of the
women had heard of the term HIV/AIDS which reflects a relatively high level of awareness
about the term but subsequently dropping levels of awareness about the routes of
transmission, laboratory diagnosis and the availability of drugs. Only 45.3% of the
respondents were aware of ICTC. 42.7% were aware about mother to child transmission of
HIV and only 32% were aware of anti-retro viral therapy for newborn.

DAFTAR PUSTAKA

http://E/SEMESTER%207/kespro/jurnal%20hiv%20aids%20pada%20kehamilan.pdf

Kemenkes RI. 2015. Pedoman, Pelaksanaan perencaan penularan HIV dan sivilisibu dan anak
bagi tenaga kesehatan: Kementrian Kesehatan

Manuaba, I.B.G, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: EGC

Pantikawati, Ika & Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan).Yogyakarta:Nuha


Medika
Prawiroharjo, sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Potter & Perry. 2011. Fundamental Keperawatan.Edisi 7. Jakarta: SalembaMedika
Romauli, Suryati. 2011.Asuhan Kebidanan 1 (Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan).Yogyakarta: Nuha Medika
Maryunani Aeman U.2015. Pencegahan penularan HIV Dari Ibu ke Bayi. Jakarta :Trans Info
Media

https://news.okezone.com/read/2019/02/11/340/2016114/sejumlah-ibu-hamil-positif-hiv-
aids-di-ambon

Anda mungkin juga menyukai