Anda di halaman 1dari 11

Agustus 2014/Vol.

16/No 2

ANALISIS TEGANGAN SISTEM PERPIPAAN MINYAK PADA


SISI HISAP POMPA DENGAN PERANGKAT LUNAK CAESAR II

STRESS ANALYSIS OF OIL PIPING SYSTEM ON


THE SUCTION PUMP SIDE USING CAESAR II
Sugeng Haryono1, Mohammad Dhandhang Purwadi2, Basori3
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, 2,3Staf Pengajar Fakultas Teknik dan Sains
Universitas Nasional Jakarta. Jln. Sawo Manila, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta 12520
Email : sg.haryono@gmail.com, m.dhandhang.purwadi@gmail.com,ory_banjarn@yahoo.com

Diterima (received) : 19-05-2014, Direvisi (reviewed) : 27-05-2014


Disetujui (accepted) : 03-07-2014.

Abstrak
Penelitian tugas akhir ini membahas analisis tegangan perpipaan pada suction oil pipeline
pumps dengan metode komprehensif menggunakan perangkat lunak CAESAR II. Dengan
tujuan untuk mengetahui distribusi dan besarnya tegangan, gaya-gaya, momen-momen
dan optimalisasi pada sistem perpipaan. Salah satu metode untuk memberikan
perlindungan terhadap beberapa mode kegagalan dengan melakukan analisis tegangan
perpipaan. Simulasi pemodelan dilakukan untuk menganalisis sistem perpipaan terhadap
respon termal, tekanan, bobot mati, beban angin, dan beban seismik. Analisis ini juga
melibatkan evaluasi gaya-gaya dan momen-momen yang bekerja pada sistem perpipaan
yang terhubung ke nozzle equipment. Dari laporan analisis diperoleh distribusi tegangan,
gaya-gaya, dan momen-momen yang bekerja pada sistem perpipaan dan diperoleh hasil
optimal. Terjadinya pergeseran dan besarnya gaya-gaya dan momen-momen yang bekerja
pada elemen perpipaan tidak tersekap pada beberapa node sehingga tidak menyebabkan
tegangan berkembang menjadi lebih besar. Tegangan tertinggi pada node 460, load case
39 (expansion loads) dengan code stress = 319.8 N/sq.mm, allowable stress = 320.3
N/sq.mm sehingga 319.8 N/sq.mm ≤ 320.3 N/sq.mm. Secara keseluruhan hasil
optimalisasi pada sistem perpipaan akibat dari faktor pembebanan telah memenuhi
persyaratan allowable, yaitu tegangan, gaya-gaya, dan momen-momen yang bekerja pada
sistem perpipaan tidak melebihi dari allowable stress dan allowable nozzle loads
berdasarkan pada ASME Code B31.3 dan API Standard 610.

Kata kunci: analisis tegangan,CAESAR II, optimalisasi, sistem perpipaan

Abtract
The research of this final task discusses the piping stress analysis on suction oil pipeline
pumps with a comprehensive method using CAESAR II software. The purpose is to
determine the distribution and magnitude of the stresses, forces, moments, and
optimization of piping system. One of the methods to provide protection against multiple
failure modes is by performing piping stress analysis. Simulation modeling is done to
analyze piping system reaction to the thermal response, pressure, dead weight, wind
loads, and seismic loads. This analysis also involves evaluation of forces and moments
acting on the piping system that is connected to the nozzle equipment. From the analysis
report, distribution of stresses, forces, and moments acting on the piping system are
obtained, and showed the result has optimized. Occurrence of shift and magnitude of the
forces and moments act on the piping element is not locked up on several nodes so it is
not cause increased the larger stress. The highest stress is on node 460, load case 39
(expansion loads) with code stress = 319.8 N/sq.mm, allowable stress = 320.3 N/sq.mm,
thus 319.8 N/sq.mm ≤ 320.3 N/sq.mm. In general, the optimization result in the piping
system due to the loading factor complied to the allowable requirement, i.e: stresses,

28 JSTI : Analisis Tegangan Sistem...(Sugeng Haryono. dkk)


Agustus 2014/Vol. 16/No 2

forces, and moments acting on the piping system does not exceed the allowable stress and
allowable nozzle loads based on ASME Code B31.3 and API Standard 610.

Key words : stress analysis,CAESAR II, optimalisasi, piping system.

1. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan Penelitian
1.1 Latar Belakang
a. Untuk mengetahui distribusi dan besarnya
tegangan, gaya-gaya, dan momen-momen yang
Pengoperasian fasilitas dan sarana pengolahan
bekerja pada sistem perpipaan dan efek yang
minyak bumi yang berasal dari wellhead ke titik
ditimbulkan oleh berbagai beban.
penyimpanan yang aman dan ekonomis tidak dapat
dipisahkan denganpiping systemdan pipeline sebagai b. Untuk melakukan optimalisasi pada sistem
sarana untuk transportasi dan distribusi minyak dan perpipaan yang berpotensi mengalami
gas bumi (oilfield processing) (Francis S. Manning kegagalan sehingga sistem perpipaan tersebut
and Richard E. Thompson, 1991). Minyak mentah memenuhi persyaratan codes dan standards.
(crude oil) hasil separasi yang dialirkan ke oil
storage tank merupakan suatu senyawa hidrokarbon 2. METODOLOGI
dengan memiliki jenis yang beragam dengan
karakteristik yang berbeda pada berbagai kondisi, 2.1 Sistem Perpipaan
temperatur, dan tekanan. Dalam konteks ini,
terutama pada sistem perpipaan yang mengalirkan Sistem perpipaanadalah suatu pengaturan
crude oil dari oil storage tank ke suction oil pipeline interkoneksi pada komponen perpipaan yang sama
pumps menerima berbagai beban, gaya, dan momen atau pengaturan kondisi desain (ASME B31.3-
dari kondisi operasi dan lingkungan. Berdasarkan 2008). Sistem perpipaan juga merupakan suatu
pada codes dan dokumen proyek yang digunakan, di metode yang paling efisien dan umum digunakan
mana sistem perpipaan dari oil storage tank sebagai sarana untuk mengalirkan suatu fluida, baik
kesuction oil pipeline pumps termasuk salah satu dalam bentuk cairan, gas, semi padatan, dan padatan
kriteria jalur perpipaan kritis yang harus dianalisis atau kombinasi dari fluida tersebut dari satu titik ke
tegangan dan fleksibilitas yang terjadi pada sistem titik lainnya (Liang-Chuan Peng and Tsen-Loong
perpipaan tersebut secara komputerisasi dengan Peng, 2009).
menggunakan softwareCAESAR II yang Pada saat mendesain, setiap pengoperasian
komprehensif. sistem perpipaan perlu dipahami tidak hanya dalam
Analisis ini sangat diperlukan, mengingat kondisi normal tetapi juga pada saat start up,
sistem perpipaan tersebut dapat menyebabkan shutdown, dan pada kondisi yang timbul sebagai
kegagalan akibat tegangan berlebih pada komponen akibat dari gangguan proses. Perihal seperti ini juga
perpipaan. Apabila tidak dianalisis dengan seksama harus ditangani selama HAZOPS (Hazard and
makadapat berpotensi terjadi kebocoran pada Operability Studies), di mana untuk mencegah
sambungan flanges, dapat merusak, dan terjadinya kecelakaan yang dapat menimbulkan
terjadidistorsi pada komponen perpipaan lainnya resiko dan merugikan bagi manusia, fasilitas
termasuk komponen yang terhubung ke tangki pengolahan, dan lingkungan.
penyimpanan dan sisi hisap pompa.
2.2 Hubungan Tegangan dan Regangan
1.2 Batasan Masalah
Dalam range elastis, tegangan berbanding lurus
Batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu: terhadap regangan. Hubungan gaya dan deformasi
mengacu pada hubungan gaya-gaya atau
a. Obyek yang dianalisis hanya pada tegangan
pembebanan yang diterapkan pada deformasi
statis yang bekerja pada sistem perpipaan dari
struktur. Jika gaya tertentu diterapkan, maka
oil storage tankke suction oil pipeline pumps.
deformasi tertentu akan dihasilkan. Daerah yang
b. Analisisdilakukan hanya pada sistem perpipaan menjadi perhatian terbesar pada kurva tegangan-
akibat dari sustained loads, occasional loads, regangan adalah daerah di bawah titik luluh (yield
dan expansion loads. point).

JSTI : Analisis Tegangan Sistem...(Sugeng Haryono. dkk) 29


Agustus 2014/Vol. 16/No 2

2.3 Tegangan Pada Sistem Perpipaan 3. Bending stress karena temperatur, berat
pipa, fluida dalam pipa, beban angin, dan
Sistem perpipaan pada saat beroperasi beban seismik untuk elbows, bends, dan
menerima berbagai beban dan kombinasi straight tee dihitung dengan persamaan
beban.Analisis tegangan sistem perpipaan sebagai berikut:
merupakan perhitungan tegangan statis dan dinamis
yang bekerja pada sistem perpipaan untuk beban ሺ 𝑖𝑖  𝑖𝑖 ሻʹ ൅ሺ 𝑜𝑜  𝑜𝑜 ሻʹ
𝑆𝑆𝑏𝑏 ൌ  (2.4)
operasi normal, seperti: tekanan, berat, ekspansi 
termal, dan occasional loads. Analisis tegangan Di mana:
perpipaan juga melibatkan evaluasi efek gayadan Sb = Resultant bending stress N/mm2).
momen pada perpipaan yang terhubung ke nozzle Ii = in-plane stress intensification
equipment, seperti: bejana tekan, tangki, pompa, dan factor,Appendix D, B31.3.
kompresor.Berikut ini merupakan intensitas Io = out-of-plane stress intensification
tegangan yang dapat mempengaruhi pada sistem factor, Appendix D, B31.3.
perpipaan, yaitu: Mi = In-plane bending moment (N-
mm).
a. Tegangan longitudinal (longitudinal stress) M = Out-of-planebendingmoment(N-
Longitudinal stress adalah tegangan yang o mm).
bekerja dengan arahparallel sepanjang sumbu Z = Section modulus of pipe (mm3).
pipa, ini merupakan
penjumlahanteganganakibatgaya aksial, Sehingga total tegangan longitudinal yang
tekanan internal, danbending stress. bekerja pada sistem perpipaan, yaitu [4]:

1. Longitudinal stressakibat gaya aksial, 𝑆𝑆𝐿𝐿 ൌ  𝑆𝑆𝑎𝑎 ൅  𝑆𝑆𝑝𝑝 ൅  𝑆𝑆𝑏𝑏 (2.5)


misalnya : efek dari tekanan dan berat pada
komponen perpipaan, dinyatakan dengan 4. Tegangan tangensial (hoop stress)
persamaan sebagai berikut: Hoop stress disebabkan disebabkan oleh
tekanan internal, merupakan tegangan yang
𝑎𝑎
𝑆𝑆𝑎𝑎 ൌ  2.1) bekerja di dalam pipa dengan arah
𝐴𝐴
tangensial yang besarnya bervariasi
𝜋𝜋
𝐴𝐴 ൌ  ሺ𝑜𝑜 2−𝑖𝑖 2ሻ(2.2) terhadap ketebalan dinding pipa, dinyatakan
Ͷ dengan persamaan Lame, yaitu:
Dimana: ʹ
𝑟𝑟 𝑟𝑟 𝑜𝑜 ʹ
Sa= Longitudinal stress due to axial 𝑃𝑃 𝑟𝑟 𝑖𝑖 ʹ ൅ 𝑖𝑖 ʹ
𝑟𝑟
force, (N/mm2). 𝑆𝑆𝐻𝐻 ൌ  (2.6)
𝑟𝑟𝑜𝑜 ʹ −𝑟𝑟 𝑖𝑖 ʹ
Fa= Gaya aksial, (N).
A= Luas penampang pipa, (mm2). Untuk perpipaan berdinding tipis (thin
Do= Diameter luar pipa, (mm). walled piping) digunakan dengan
Di= Diameter dalam pipa, (mm). persamaan, yaitu:

2. Longitudinal stressakibat tekanan internal, 𝑆𝑆𝐻𝐻 ൌ 


𝑃𝑃 𝑜𝑜
(2.7)
seperti: tekanan fluida yang bekerja pada ʹ𝑡𝑡
Di mana:
sistem perpipaan, dinyatakan dengan
SH= Hoop stress (N/mm2).
persamaan sebagai berikut:
P = Tekanan internal (N/mm2).
1.
𝑃𝑃 ri= Radius dalam pipa (mm).
𝑆𝑆𝑝𝑝 ൌ  𝑜𝑜 (2.3) ro= Radius luar pipa (mm).
Ͷ𝑡𝑡
r = Radius point of interest (mm).
Di mana: Do= Diameter luar pipa (mm).
Sp=Longitudinal stress due to t = Ketebalan dinding pipa (mm).
internal pressure (N/mm2).
P = Tekanan internal (N/mm2). 5. Tegangan radial (radial stress)
Do = Diameter luar pipa (mm). Radial stress disebabkan karena adanya
t = Ketebalan dinding pipa (mm). tekanan internal, di mana merupakan
tegangan yang bekerja pada dinding pipa
dengan arah radial yang besarnya sama

30 JSTI : Analisis Tegangan Sistem...(Sugeng Haryono. dkk)


Agustus 2014/Vol. 16/No 2

dengan tekanan fluida kerja (internal Di mana:


pressure). Pada dinding luar pipa, tegangan St =Tegangan torsi akibat momen torsi
radial merupakan tegangan yang (N/mm2).
disebabkan oleh tekanan eksternal yang Mt = Momen torsi (Nmm).
besarnya sama dengan tekanan atmosfer Z = Modulus penampang pipa (mm3).
atau tekanan eksternal, dinyatakan dengan
menggunakan persamaan Lame, yaitu: 2.4 Klasifikasi Beban Pada Sistem Perpipaan
ʹ
𝑟𝑟 𝑟𝑟 𝑜𝑜
𝑃𝑃 𝑟𝑟 𝑖𝑖 ʹ − 𝑖𝑖 ʹ
ʹ
Beban yang bekerja pada sistem perpipaan
𝑆𝑆𝑅𝑅 ൌ 
𝑟𝑟
(2.8) terutama beban statis dan dinamis akan diteruskanke
𝑟𝑟𝑜𝑜 ʹ −𝑟𝑟 𝑖𝑖 ʹ
pipe supports dan restraints. Untuk beberapa kasus
dalam pembebanan karena ekspansi termal,
Di mana: pergerakan sistem perpipaan dapat dikendalikan oleh
SR = Radial stress, (N/mm2). pipe supports, restraints, dan anchors. Untuk
P = Tekanan internal, (N/mm2). pergerakan sistem perpipaan yang tidak dapat
ri= Radius dalam pipa, (mm). dikendalikan oleh pipe supports, restraints, dan
ro= Radius luar pipa, (mm). anchors karena ekspansi termal harus tersedia
r = Radius point of interest, (mm). fleksibilitas dengan menggunakan loops, bends, atau
expansion joints untuk menyerap energi. Setiap
6. Tegangan geser (shear stress) beban yang bekerja memiliki nilai yang berbeda di
Shear stress adalah tegangan yang bekerja setiap titik pada sistem perpipaan. Berdasarkan
pada arah penampang pipa karena gaya dan jenisnya, pembebanan pada sistem perpipaan dapat
momen, di mana merupakan hasil dari diklasifikasikan menjadi tiga (Smith, Paul R., and
ekspansi termal, berat, beban internal, dan Van Laan, Thomas J 1987), yaitu :
eksternal.
a. Tegangan geser akibat gaya geser a. Sustained loads
merupakan gaya yang bekerja pada Sustained loads adalah beban yang bekerja
penampang pipa dengan arah tegak secara terus-menerus selama kondisi operasi
lurus pada sumbu pipa. Rasio nilai normal, misalnya: beban berat dan tekanan.
maksimum dan nilai rata-rata disebut Tegangan maksimum dan pembebanan pada
sebagai faktor distribusi geser. Faktor support yang terjadi akibat dari beban berat
distribusi geser untuk penampang pipa dapat dihitung dengan menggunakan
biasanya sebesar = 2. Shear stress persamaan sebagai berikut:
akibat gaya geser pada perpipaan
dirumuskan :  𝐿𝐿ʹ
𝑆𝑆 ൌ  (2.11)
ͳͲ𝑍𝑍
𝑆𝑆𝑠𝑠  ൌ ʹ
𝑠𝑠
(2.9) Di mana:
𝐴𝐴
S = Tegangan Maksimum, (N/mm2).
Di mana:
W = Berat per satuan panjang pipa, (N/mm).
Ss=Tegangan geser akibat gaya
L = Panjang pipa, (mm).
geser (N/mm2).
Z = Modulus penampang pipa, (mm3).
FS= Gaya geser resultan (N).
A= Luas penampang pipa (mm2).
b. Occasional loads
b. Tegangan torsi akibat momen torsi
Occasional loads adalah beban yang
merupakan efek dari tekanan, berat, dan
bekerja sesekali selama operasi normal,
sustained loads, di mana merupakan
misalnya: beban angin dan beban seismik.
tegangan geser yang didistribusikan
Kecepatan angin sangat tergantung pada
secara linear pada arah sepanjang
kondisi lokal dan bervariasi terhadap
diameter pipa. Besarnya nilai tegangan
ketinggian. Untuk beban angin dinyatakan
geser tertinggi dinyatakan
dengan persamaan sebagai berikut:
denganpersamaan:
 𝑑𝑑 “
 𝑡𝑡 𝐹𝐹 ൌ  , untuk satuan SI (2.12)
𝑆𝑆𝑡𝑡  ൌ  (2.10) ͳͲͲͲ
ʹ𝑍𝑍

Sedangkan tekanan dinamik, yaitu:

JSTI : Analisis Tegangan Sistem...(Sugeng Haryono. dkk) 31


Agustus 2014/Vol. 16/No 2

ͳ
𝑞𝑞 ൌ  ρ 𝑉𝑉 ʹ (2.13) a. Stresses due to sustained loads
ʹ
Di mana: Tegangan yang disebabkan oleh beban yang
bekerja secara terus-menerus (Stresses due to
F =Beban angin pada panjang proyeksi pipa,
sustained loads) adalah jumlah dari
(N/m).
longitudinal stresses (SL) karena tekanan, berat,
Cd = Koefisien drag.
dan sustained loads lainnya tidak melebihi dari
q = Tekanan dinamik, (N/m2).
tegangan izin dasar pada temperatur maksimum
D = Diameter luar pipa (termasuk isolasi),
logam (Sh). Batas tegangan yang disebabkan
(mm)
oleh sustained loads dapat dinyatakan, yaitu:
= Massa jenis udara, (kg/m3).
V = Kecepatan udara, (m/s).
𝑆𝑆𝐿𝐿 ≤  𝑆𝑆𝑕𝑕 2.16)
Di mana:
Bilangan Reynolds hubungannya dengan nilai
SL= Longitudinal stresses due to sustained
koefisien drag untuk menghitung beban angin
loads, (N/mm2).
dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai
Sh = Basic allowable stress at maximum metal
berikut:
temperature, (N/mm2).
 Persamman untuk menghitunglongitudinal
 𝑛𝑛  ൌ 𝜌𝜌 , untuk satuan SI (2.14) stress (SL) untuksustained loads,yaitu:
ͳͲͲͲ 𝜇𝜇
Di mana:
= Massa jenis udara, (kg/m3). 𝑆𝑆𝐿𝐿  ൌ  ሺ 𝑎𝑎 ൅ 𝑏𝑏 ሻʹ ൅  ሺʹ𝑡𝑡 ሻʹ (2.17)
V= Kecepatan udara, (m/s).
D = Diameter luar pipa, (mm) Di mana:
µ = Viskositas dinamik udara,
(kg/m.s). Sa=Stress due to axial loads, pada
persamaan (2.1), (N/mm2).
c. Expansion loads Sb =Resultant bending stress, pada
persamaan (2.4), (N/mm2).
Expansion loads adalah beban yang St =Torsional stress, pada
menyebabkan terjadinyadisplacement pada persamaan (2.10), (N/mm2).
sistem perpipaan yang disebabkan oleh thermal
expansion dan thermal anchor movements yang b. Stresses due to occasional loads
bekerja secara paralel sepanjang sumbu pipa
dengan arah aksial, dinyatakan dengan rumus, Stresses due to occasional loads adalah jumlah
yaitu: tegangan longitudinal (SL) yang disebabkan
oleh beban yang bekerja secara terus-menerus,
 𝑕𝑕 𝑜𝑜𝑡𝑡 seperti: tekanan, berat, dan tegangan yang
∆ൌ 𝐿𝐿  𝑐𝑐𝑜𝑜𝑙𝑙𝑑𝑑
𝛼𝛼𝑑𝑑𝑇𝑇 (2.15) dihasilkan oleh occasional loads, seperti:
Di mana: beban angin dan seismik tidak melebihi dari
= Ekspansi termal, (mm). 1.33 dikalikan dengan tegangan izin dasar pada
L = Panjang pipa, (mm). temperatur maksimum logam (< 1.33Sh).
 = Koefisien ekspansi termal,
(mm/(mm0C)). 𝑆𝑆𝑂𝑂 ≤ ͳǤ͵͵𝑆𝑆𝑕𝑕 (2.18)
T = Temperatur pipa, (0C). Di mana:
SO = Stresses due to occasional
loads, (N/mm2).
2.5 Tegangan Izin Pada Sistem Perpipaan
Sh= Basic allowable stress at maximum metal
temperature, (N/mm2).
Persyaratan nilai batas tegangan yang bekerja
pada sistem perpipaan berdasarkan ASME code c. Stresses due to expansion loads
B31.3 untuk process piping tidak boleh melebihi
Stresses due to expansion loads merupakan
dari basic allowable stress.Adapun persyaratan
tegangan yang disebabkan oleh beban ekspansi,
untuk allowable stress yang disebabkan oleh
di mana displacement stress range (SE) tidak
pembebanan berdasarkan pada ASME code B31.3,
melebihiallowable displacement stress range
yaitu:
(SA).

32 JSTI : Analisis Tegangan Sistem...(Sugeng Haryono. dkk)


Agustus 2014/Vol. 16/No 2

𝑆𝑆𝐸𝐸 ≤  𝑆𝑆𝐴𝐴 (2.19) seperti diperlihatkan pada diagram alir pada Gambar
3.1
Displacement stress range terdiri dari
komponen bending stress pada persamaan
(2.22) dan torsional stress pada persamaan
(2.28) sehingga expansion stress akibat dari
ekspansi termal dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut:

𝑆𝑆𝐸𝐸  ൌ  𝑆𝑆𝑏𝑏 ʹ ൅ Ͷ𝑆𝑆𝑡𝑡 ʹ (2.20)

Di mana:
SE= displacement stress range, (N/mm2).
Sb = Resultant bending stress, (N/mm2)
St=Tegangan torsi akibat momen
torsi, (N/mm2).

Allowable displacement stress range (SA)


dihitung dengan persamaan:

𝑆𝑆𝐴𝐴 ൌ 𝑓𝑓 ͳǤʹͷ𝑆𝑆𝐶𝐶 ൅ ͲǤʹͷ𝑆𝑆𝑕𝑕 (2.21)

Allowable displacement stress range (SA) juga


dapat dihitung dengan persamaan, yaitu:

𝑆𝑆𝐴𝐴 ൌ 𝑓𝑓 ͳǤʹͷ 𝑆𝑆𝐶𝐶 ൅  𝑆𝑆𝑕𝑕 −  𝑆𝑆𝐿𝐿 (2.22)

Di mana:
SA= Allowable displacement stress
range, (N/mm2).
SC = Allowable stress at minimum
temperature, (N/mm2),Table A-1
ASME B31.3, 2008.
Sh = Allowable stress at maximum
temperature (N/mm2),Table A-1,
ASME B31.3, 2008.
SL = Longitudinal stresses due to
sustained loads, (N/mm2),
F= Stress range factor,Fig. 302.3.5, Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian
ASME B31.3, 2008.
3.2 Studi Literatur
3. METODOLOGI
Sebelum melakukan simulasi pemodelan
3.1 Metode Analisis dan Penyelesaian sistem perpipaan, perlu adanya serangkaian tahapan
kegiatan dalam penelitian, yaitu:
Tata kerja dalam melakukan analisis tegangan a. Studi codes, standardsdan specifications.
pada sistem perpipaan yang mengalirkan fluida b. Studi handbooks, manual books (CAESAR II,
crude oil dari oil storage tank TK-8500 ke suction Version 5.10, 2008) dan website.
oil pipeline pumps PP-8420, PP-8425, dan PP-8500 c. Studi beberapa dokumen proyek yang
adalah dengan metode analisis secara komprehensif diperlukan.
dengan menggunakan perangkat lunak CAESAR II.
Metode analisis dan penyelesaian masalah
dalam penelitian terbagi menjadi beberapa tahapan,

JSTI : Analisis Tegangan Sistem...(Sugeng Haryono. dkk) 33


Agustus 2014/Vol. 16/No 2

3.2.1 Pengumpulan Dokumen Proyek Data lain dari kondisi desain yang dibutuhkan
dalam analisis teganganperpipaan, antara lain:
Dokumen dan gambar proyek (drawings)
yang dibutuhkan dan digunakan untuk melakukan  Wind load, kecepatan angin maksimum 28 m/s
analisis tegangan sistem perpipaan meliputi, antara dengan wind shape factor 0.70.
lain:  Seismic data, data seismik dari regulasi lokal
 P & I D, yaitu Piping and Instrumentation atau data geoteknik, di mana acceleration pada
Diagram. arah horizontal 0.15g dan vertikal 0.168g.
 Piping Isometrics.
3.3 Metode Observasi
 Piping Material Specification.
 Critical Line List. Kegiatan observasi di area oilfield processing,
penulis melakukan pengamatan, pengecekan,
3.2.2 Pengumpulan Data Desain verifikasi data lapangan dengan data desain
termasuk gambar proyekdari engineering Jakarta
Pengumpulan data desain didapatkan dari dan pengambilan beberapa photo. Observasi di area
studi literatur, dokumen proyek, gambar proyek,dan oilfield processing ini diperlukan dan digunakan
perhitungan.Pengumpulan data sebagai bahan sebagai masukan dalam menganalisis dan
analisis tegangan sistem perpipaan sebagian besar mengevaluasi tegangan dan efek yang terjadi pada
didapatkan dari dokumen dan gambar proyek milik jalur perpipaan tersebut. Photo berikut sebagai
PetroChina International Companies in Indonesia gambaran kondisi jalur perpipaan yang dianalisis.
terutama di wilayah kerja Jabung Block pada area
North Geragai Oilfield Processing [8].Data desain
yang digunakan, antara lain:
a. Data desain fungsional dan data properti
mekanik perpipaan, seperti pada Tabel 3.1 dan
Tabel 3.2.

Tabel 3.1. Data Desain Fungsional Perpipaan

Gambar 3.2. Jalur Pipa yang Dianalisis

3.4 Thermal Displacement Tank

Thermal expansion tank yang menyebabkan


displacement pada nozzle 2 (N2), seperti
diperlihatkan pada Tabel 3.5.

b. Data property mekanik perpipaan Tabel 3.5. Thermal Displacement Tank N2 Sumbu
X, Y, dan Z
Tabel 3.2. Data Properti Mekanik Perpipaan

3.5 Input Data dan Simulasi Pemodelan

Setelah semua data-data selesai dievaluasi dan


diverifikasi, tahapan selanjutnya adalah input
c. Data oil pipeline pumps
datapemodelan pada nozzle untuk node 10 - 20 pada
d. Data oil storage tank
spreadsheet.
e. Pengumpulan data pendukung

34 JSTI : Analisis Tegangan Sistem...(Sugeng Haryono. dkk)


Agustus 2014/Vol. 16/No 2

3.6 Running and Checking Analysis

Pada tahapan ini dilakukan optimasi jalur


perpipaanexisting. Dalam konteks ini, dilakukan
analisis tegangansistem perpipaanuntuk memastikan
tegangan dan fleksibilitas akibatsustained loads,
occasional loads, dan expansion loads pada sistem
perpipaanmampu untuk tetap beroperasi dengan
aman pada berbagai kondisi pembebanan
berdasarkan pada ASME Code B31.3.

3.6.1 Analisis Jalur Perpipaan Existing


Gambar 3.4. Pipe Stopper Pada Node 1480
Running analysis pada load cases jalur
3.6.4 Analisis Gaya dan Momen PadaFlanges
perpipaan existing untuk mengetahui stresses,
forces, dan moments yang terjadi pada sistem
Analisis pada elemen perpipaan khususnya
perpipaan. Pada tahap ini, penulis melakukan
analisis loads pada flange joint, di mana pada
analisis tegangan pada sistem perpipaan,
penelitian ini menggunakan opsi global element
pembebanan pada restraint, forces, dan
forces extended. Opsi ini memberikan data gaya-
momentspada elemen perpipaan.
gaya dan momen-momen digunakan untuk
perhitungan equivalent pressure untuk mengevaluasi
3.6.2 Analisis Tegangan Pada Sistem Perpipaan
flange joint.
Analisis tegangan dilakukan pada setiap node
3.6.5 Pelaksanaan Optimalisasi Jalur Perpipaan
dalam pemodelan. Opsi stress summary untuk
Existing
menganalisis tegangan tertinggi pada setiap node
pada load cases.
Pada tahapan analisis jalur perpipaan existing,
dalam penelitian ini mendapatkan beberapa catatan
3.6.3 Analisis Pembebanan Pada Restraint
kegagalan (failure) dan tidak optimalnya pada
beberapa load cases, seperti:
Tahapan ini, penulis menganalisis gaya dan
momen yang terjadi pada setiap restraint yang dapat  Kegagalan dengan stress tertinggiterjadi pada
memperngaruhi kasus pembeban pada elemen node 1100, load case 39 (EXP), L39 = L2-L8
perpipaan. Opsi restraint summary memberikan data dan load case 41 (EXP), L41 = L4-L8, seperti
gaya dan momen untuk semua load cases yang diperlihatkan pada Gambar 3.6.
dipilih dalam satu report.
 Penempatan restraints yang tidak tepat dan
sesuai mengakibatkan beban berlebih pada
beberapanodessehingga tidak optimal, seperti
pada Gambar 3.7 dan Gambar 3.8.

Optimalisasi secara menyeluruh dilakukan


dengan opsi yang paling memungkinkanpada jalur
perpipaan dalam kondisi beroperasi, yaitu opsi
memperbaiki penempatan restraints yang tepat dan
sesuai. Hasil optimalisasi, seperti diperlihatkan pada
Tabel 4.1, Tabel 4.2, Tabel 4.3, dan Tabel 4.4.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambar 3.3. Pipe Stopper Pada Node 520
4.1 Evaluasi dan Hasil Optimalisasi

Penyelesaian dan hasil analisis tegangan sistem


perpipaandisajikan dalam bentuk Summary Reports.
Untuk beberapa cases dan hasil analisis tegangan
sistem perpipaan dievaluasi pada pembahasan ini.

JSTI : Analisis Tegangan Sistem...(Sugeng Haryono. dkk) 35


Agustus 2014/Vol. 16/No 2

Persyaratan untuk pembahasan ini mengacu pada hasil analisis yang sudah memenuhi persyaratan
ASME Code B31.3 dan API Standard 610. allowable stress yang disebabkan oleh faktor
pembebanan berdasarkan pada ASME code B31.3
4.1.1 Evaluasi Tegangan Tetinggi (Highest Process Piping, untuk cases, yaitu:
Stresses)
a. Stresses due to sustained loads, seperti
diperlihatkan pada rumus (2.16).
Kegagalan pada sistem perpipaan terjadi pada
b. Stresses due to occasional loads, seperti
node 1100,load case 39 (EXP) sebesar = 576.8
diperlihatkan pada rumus (2.18).
N/sq.mm, di mana ini melebihi persyaratan
c. Stresses due to expansion loads, seperti
allowable stress, yaitu = 332.1 N/sq.mm dan untuk
diperlihatkan pada rumus (2.19).
load case 41 (EXP) sebesar = 582.7 N/sq.mm
sedangkan allowable stress= 332.1 N/sq.mm.
4.1.2 Evaluasi Beban Pada Nozzle Tank
Kegagalan ini disebabkan oleh expansion loads, ini
merupakan efek dari thermal expansion dan tank
Hasil analisis beban pada nozzle tank (N2)
settlement.
TK-8500 dengan node 30 pada sistem perpipaan,
Setelah dilakukan analisis pada pipe supports
seperti diperlihatkan pada Tabel 4.2.
danrestraints diperoleh adanya distribusi tegangan,
gaya-gaya, dan momen-momen yang bekerja pada
Tabel 4.2. Loads on Nozzle Tank (N2)
sistem perpipaan. Distribusi ini memberikan efek
pada perubahan nilai tegangan, gaya-gaya, dan
momen-momen yang signifikan. Dalam hal ini,
tegangan, gaya-gaya, dan momen-momen yang
bekerja pada sistem perpipaan tidak tersekappada
beberapa node sehingga tidak berkembang menjadi
lebih besar. Untuktegangan tertinggi terjadi dengan
load case 39pada node 460, ini merupakan akibat
dariexpansion loads, yaitu :
𝟑𝟑𝟏𝟏𝟗𝟗Ǥ 𝟖𝟖𝑵𝑵Ȁ𝒔𝒔𝒒𝒒Ǥ 𝒎𝒎𝒎𝒎 ≤ 𝟑𝟑𝟐𝟐𝟎𝟎Ǥ 𝟑𝟑𝑵𝑵Ȁ𝒔𝒔𝒒𝒒Ǥ 𝒎𝒎𝒎𝒎
Sedangkan untuk load case 41 pada node 460,
yaitu:

𝟐𝟐𝟔𝟔𝟕𝟕Ǥ 𝟑𝟑𝑵𝑵Ȁ𝒔𝒔𝒒𝒒Ǥ 𝒎𝒎𝒎𝒎 ≤ 𝟑𝟑𝟐𝟐𝟎𝟎Ǥ 𝟑𝟑𝑵𝑵Ȁ𝒔𝒔𝒒𝒒Ǥ 𝒎𝒎𝒎𝒎

Ringkasan hasil analisis tegangan tetinggi


sistem perpipaan setelah dilakukan modifikasi pada Reports summary untuk nozzle loads pada node
restraints, seperti diperlihatkanTabel 4.1. 30, seperti diperlihatkan pada Tabel 4.2 telah
memenuhi persyaratan standar, di mana tidak
Tabel 4.1 Maximum Stress Summary Reports melebihi dari allowable nozzle loads yang mengacu
pada NORSOK Standard, R-001, Rev. 3, November
1997. Sedangkan lokasi untuk node 30, seperti
diperlihatkan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Lokasi Node 30 Pada Nozzle Tank (N2)


Hasil analisis tegangan pada sistem perpipaan,
TK-8500
seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4.1 merupakan

36 JSTI : Analisis Tegangan Sistem...(Sugeng Haryono. dkk)


Agustus 2014/Vol. 16/No 2

4.1.3 Evaluasi Beban Pada Nozzle Pumps tertinggi hasil analisis terjadi pada node 440 dengan
load case: L14 (OPE) = W + D2 + D4 + T2 + P1 –
Evaluasi beban yang bekerja pada suction U1. Berdasarkanpadapersamaanequivalent pressure
nozzle pumps PP-8420, PP-8425, dan PP-8500 (Peq) [12], maka evaluasi tekanan pada flange joint
adalah dengan cara membandingkan data restraints untuk node 440 dengan load case: L14 (OPE) = W +
summary reports terhadap allowable nozzle D2 + D4 + T2 + P1 – U1, yaitu:
pumps.Ketentuan dan persyaratan allowable forces
dan moments pada nozzle centrifugal pumpsadalah2 ͷͲͻʹͻ͸𝑥𝑥𝑀𝑀𝑏𝑏 ͳʹ͹𝑥𝑥𝐹𝐹𝑎𝑎
x Tabel 4 API Standard 610[11].Hasil analisis 𝑃𝑃𝑒𝑒𝑞𝑞 ൌ  ͵
൅
𝐺𝐺 𝐺𝐺 ʹ
pembebananpada suction nozzle pumps pada node Di mana:
850, node 1110, dan node 1370, seperti
Data-data dari global element forces extended
diperlihatkan pada Tabel 4.3. di mana nilai gaya-
reports dan piping specification, yaitu:
gaya dan momen-momen yang bekerja tidak
melebihi dari nilai allowable nozzle loads yang Line No. = 10”-HL-4505-1B
terdapat pada Tabel 4 API Standard 610. Node = 440
Load Case = 14
Tabel 4.3. Loads on Suction Nozzle Pumps Flange Size = 10 inci
Rating Class = 150 lbs.
Operating Pressure = 0.34 barg.
Allowable Pressure (PMAWP) = 17.93 barg.
Mb = 8834 N.m. = 883.4 DaN.m
Fa = 6742 N = 674.2 Da.N
G = 302.42 mm (effective gasket diameter)
1 Da.N = 10 N

ͷͲͻʹͻ͸𝑥𝑥ͺͺ͵ǤͶ ͳʹ͹𝑥𝑥͸͹ͶǤʹ
𝑃𝑃𝑒𝑒𝑞𝑞 ൌ  ൅
ሺ͵ͲʹǤͶʹሻ͵ ሺ͵ͲʹǤͶʹሻʹ

= 17.20 barg

Untuk mengevaluasi tekanan yang bekerja pada


flange joint akibat dari kondisi pembebanan supaya
tidak terjadi leakage, yaitu:
𝑃𝑃𝑒𝑒𝑞𝑞  ൅ 𝑃𝑃𝑜𝑜𝑝𝑝𝑒𝑒  ≤  𝑃𝑃𝑀𝑀𝐴𝐴𝑊𝑊𝑃𝑃 

𝟏𝟏𝟕𝟕Ǥ 𝟓𝟓𝟒𝟒𝐛𝐛𝐚𝐚𝐫𝐫𝐠𝐠 ≤ 𝟏𝟏𝟕𝟕Ǥ 𝟗𝟗𝟑𝟑𝐛𝐛𝐚𝐚𝐫𝐫𝐠𝐠

Tekanan yang terjadi pada flange disebabkan


oleh pembebanan, selain dari faktor tekanan internal,
di mana tidak melebihi dari allowable pressure
(PMAWP). Nilai rasio tekanan pada flange, yaitu:
ͳ͹ǤͷͶ𝑏𝑏𝑎𝑎𝑟𝑟𝑔𝑔
𝑅𝑅𝑎𝑎𝑡𝑡𝑖𝑖𝑜𝑜 ൌ  ൌ 𝟎𝟎Ǥ 𝟗𝟗𝟖𝟖
ͳ͹Ǥͻ͵𝑏𝑏𝑎𝑎𝑟𝑟𝑔𝑔
Tekanan yang bekerja pada flange joint node
440 dengan load case L14 telah memenuhi
persyaratan code dan standard dengan nilai rasio
tidak melebihi dari nilai 1.
4.1.4 Evaluasi Gaya dan Momen Pada Flanges
4.2 Optimalisasi Pada Sistem Perpipaan
Evaluasi flange connection yang disebabkan
oleh pembebanan dengan menggunakanpersamaan Hasil analisis pada sistem perpipaan, seperti
equivalent pressure (Peq).Hasil analisis untuk opsi diperlihatkan pada Gambar 3.6belum mendapatkan
global element forces extended reportdigunakan hasil yang optimal. Faktor yang sangat berpengaruh
untuk perhitungan equivalent pressure untuk pada kegagalan sistem perpipaan disebabkan oleh
mengevaluasi flange joint.Gaya dan momen penempatan restraints yang tidak tepat dan sesuai,

JSTI : Analisis Tegangan Sistem...(Sugeng Haryono. dkk) 37


Agustus 2014/Vol. 16/No 2

seperti penempatan pipe stoppers pada node 520 dan DAFTAR PUSTAKA
node 1480, seperti diperlihatkan pada Gambar 3.7
dan Gambar 3.8. API Standard 650, 2007. Welded Steel Tanks for Oil
Setelah dilakukan optimalisasi dengan Storage, 11th Edition, 1220 L Street, N.W.,
menghilangkan pipe stoppers (+LIM) pada node Washington, D.C.
520, node 1480, dan u-bolt pada node 80diperoleh
API Standard 610, 2004. Centrifugal Pumps for
hasil yang optimal pada sistem perpipaan tersebut,
Petroleum, Petrochemical and Natural Gas
seperti diperlihatkan pada Tabel 4.1, Tabel 4.2,
Industries, 10th Edition, 1220 L Street, N.W.,
Tabel 4.3, dan Tabel 4.4. Dengan demikian, secara
Washington, D.C.
keseluruhan hasil optimalisasi pada sistem perpipaan
akibat dari sustained loads, occasional loads, dan ASME B31.3-2008: Process Piping, The American
expansion loads telah memenuhi persyaratan Society of Mechanical Engineers, Three Park
allowable, yaitu tegangan, gaya-gaya, dan momen- Avenue, New York, NY, U.S.A.
momen yang bekerja pada sistem perpipaan tidak
CAESAR II, Version 5.10, 2008. Applications
melebihi dari allowable stress dan allowable nozzle
loads berdasarkan pada ASME code B31.3 dan API Guide, COADE, Inc.
Standard 610. CAESAR II, Version 5.10, 2008. Technical
Reference Manual, COADE, Inc.
5. KESIMPULAN
Francis S. Manning and Richard E. Thompson,
Dari hasil analisis tegangan sistem perpipaan 1991. Oilfield Processing of Petroleum:
yang mengalirkan fluida crude oil dari oil storage Natural Gas, Volume one, PennWell Books,
tank ke suction oil pipeline pumps dengan perangkat Tulsa, Oklahoma.
lunak CAESAR II, dapat disimpulkan sebagai Helguero M., Victor, 1986. Piping Stress Handbook,
berikut: 2nd Edition, Gulf Publishing Company,
Houston, Texas.
 Diperoleh distribusi tegangan, gaya-gaya, dan
momen-momen yang bekerja pada sistem Liang-Chuan (L.C.) Peng and Tsen-Loong (Alvin)
perpipaan. Terjadinya pergeseran dan Peng, 2009. Pipe Stress Engineering, Peng
perubahan gaya-gaya dan momen-momen yang Engineering, Houston, Texas, U.S.A.
bekerja pada elemen perpipaan tidak
tersekappada beberapa node dalam sistem M. W. Kellogg Company, 1956. Design of Piping
perpipaan sehingga tidak menyebabkan System, 2nd Edition.
tegangan berkembang menjadi lebih besar. NORSOK Standard, R-001, 1997. Techanical
Tegangan tertinggi terjadi padaload case 39, Equipment, Rev. 3.
node 460 dengan code stress sebesar = 319.8
N/sq.mm sedangkan allowable stress = 320.3 PetroChina International Companies in Indonesia:
N/sq.mm. Sehingga 319.8 N/sq.mm ≤ 320.3 Engineering Procedure, Specification Piping
N/sq.mm. Material Class, Specification Piping Stress
Analysis, Standard Piping Design, and
 Secara keseluruhan hasil optimalisasi, seperti Standard Drawing.
diperlihatkan pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, Tabel
Smith, Paul R., and Van Laan, Thomas J 1987.
4.3, dan Tabel 4.4 telah memenuhi persyaratan
Piping and Pipe Support Systems, The
allowable, yaitu tegangan, gaya-gaya, dan
McGraw-Hill Companies, Inc, 1987.
momen-momen yang bekerja pada sistem
perpipaan tidak melebihi dari allowable stress
dan allowable nozzle loads berdasarkan pada
ASME code B31.3 dan API Standard 610.

38 JSTI : Analisis Tegangan Sistem...(Sugeng Haryono. dkk)

Anda mungkin juga menyukai